You are on page 1of 6

RS KRIOPANTING

KABUPATEN FLUOR ALBUS


BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 1/6

Tanggal Terbit Ditetapkan,


01 Maret 2019 Direktur
STANDAR Rumah Sakit Kriopanting
PROSEDUR Kabupaten Bangka Selatan
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Helen Sukendy
NIP : 19810520 200804 2 001
Fluor albus/Vaginal discharge atau keluarnya duh tubuh
dari vagina secara fisiologi mengalami perubahan sesuai
dengan siklus menstruasi. Cairan kental dan lengket pada
seluruh siklus namun lebih cair dan bening ketika terjadi
PENGERTIAN ovulasi. Masih dalam batas normal bila duh tubuh vagina lebih
banyak terjadi pada saat stres emosi, kehamilan atau aktivitas
seksual.
Vaginal discharge yang patologis bila terjadi perubahan-
perubahan pada warna, konsistensi, volume, dan baunya.
Sebagai acuan penatalaksaaan fluor albus
TUJUAN

SK Direktur RS Kriopanting Kab. Bangka Selatan Nomor : 188.4 /


KEBIJAKAN
/RSK/2019 Tentang Kebijakan Standar Pelayanan Berfokus
pada pasien di RS Kriopanting Kabupaten Bangka Selatan
Alat:
1. Ginecology bed
2. Spekulum vagina
3. Lampu
PROSEDUR
Bahan:
1. Kertas lakmus
RS KRIOPANTING
KABUPATEN FLUOR ALBUS
BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 2/6

1. Petugas memanggil pasien


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medis
3. Petugas melakukan anamnesa
Keluhan
a. Biasanya terjadi pada daerah genitalia perempuan yang
berusia diatas 12 tahun, ditandai dengan adanya perubahan
pada duh tubuh disertai salah satu atau lebih gejala
rasa gatal, nyeri, disuria, nyeri panggul, perdarahan
antar menstruasi atau perdarahan pasca-koitus.
PROSEDUR
b. Terdapat riwayat koitus dengan pasangan yang
dicurigai menularkan penyakit menular seksual
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas memakai sarung tangan
7. Petugas memeriksa tanda tanda vital
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
Penyebab discharge terbagi menjadi masalah infeksi dan non
infeksi.
Penyebab Vaginal discharge terdiri masalah non infeksi dan
infeksi
Masalah non infeksi dapat karena benda asing, peradangan
akibat alergi atau iritasi, tumor, vaginitis atropik, atau prolaps
uteri, sedangkan masalah infeksi dapat disebabkan oleh bakteri,
jamur atau virus seperti berikut ini:
a. Kandidiasis vaginitis, disebabkan oleh Candida
Albicans, duh tubuh tidak berbau, pH < 4,5 , terdapat
eritema vagina dan eritema satelit di luar vagina
RS KRIOPANTING
KABUPATEN FLUOR ALBUS
BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 3/6

b. Vaginosis bakterial (pertumbuhan bakteri anaerob, biasanya


Gardnerella vaginalis), memperlihatkan adanya duh
putih/abu-abu yang melekat disepanjang dinding vagina
dan vulva, berbau amis dengan pH > 4.5
c. Cervisitis yang disebabkan oleh chlamydia, dengan
gejala inflamasi serviks yang mudah berdarah dan disertai
duh mukopurulen
d. Trichomoniasis, seringkali asimtomatik, kalau
bergejala, tampak duh kuning kehijauan, duh berbuih,
bau amis dan pH > 4,5
e. Pelvic inflammatory disease (PID) yang disebabkan
oleh Chlamydia, ditandai dengan nyeri abdomen
bawah, dengan atau tanpa demam.Servisitis bisa
ditandai dengan kekakuan adneksa dan serviks
PROSEDUR
pada nyeri angkat palpasi bimanual.
f. Liken planus
g. Gonore
h. Infeksi menular seksual lainnya
i. Atau adanya benda asing (misalnya tampon atau kondom
yang terlupa diangkat)
Periksa klinis dengan seksama untuk menyingkirkan
adanya kelainan patologis yang lebih serius.
Pasien yang memiliki risiko tinggi penyakit menular
seksual sebaiknya ditawarkan untuk diperiksa Chlamydia,
gonorrhoea, sifilis dan HIV. Swab vagina atas (high vaginal
swab) tidak terlalu berarti untuk diperiksa, kecuali pada
keadaan keraguan menegakkan diagnosis,
RS KRIOPANTING
KABUPATEN FLUOR ALBUS
BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 4/6

gejala kambuh, pengobatan gagal, atau pada saat


kehamilan, post partum, post aborsi dan post
instrumentation.
9. Petugas melakukan penegakan diagnosa berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan spekulum, palpasi
bimanual, uji pH duh vagina dan swab (bila diperlukan)
10. Petugas memberikan penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Pasien dengan riwayat risiko rendah penyakit menular seksual
dapat diobati sesuai dengan gejala dan arah
diagnosisnya.Vaginosis bakterial:
a. Metronidazole atau Clindamycin secara oral atau per
vaginam.
PROSEDUR
b. Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria.
c. Bila sedang hamil atau menyusui gunakan
metronidazole 400 mg 2x sehari untuk 5-7 hari atau
pervaginam. Tidak direkomendasikan untuk minum 2 g
peroral.
d. Tidak dibutuhkan peningkatan dosis kontrasepsi
hormonal bila menggunakan antibiotik yang tidak
menginduksi enzim hati.
e. Pasien yang menggunakan IUD tembaga dan
mengalami vaginosis bakterial dianjurkan untuk
mengganti metode kontrasepsinya.
Vaginitis kandidiosis terbagi atas:
a. Infeksi tanpa komplikasi
b. Infeksi parah
RS KRIOPANTING
KABUPATEN PARTUS LAMA
BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 5/6

c. Infeksi kambuhan
d. Dengan kehamilan
e. Dengan Diabetes atau imunokompromi
Penatalaksanaan vulvovaginal kandidiosis:
a. Dapat diberikan azole antifungal oral atau pervaginam
b. Tidak perlu pemeriksaan pasangan
c. Pasien dengan vulvovaginal candidiosis yang berulang
dianjurkan untuk memperoleh pengobatan paling lama 6
bulan.
d. Pada saat kehamilan, hindari obat anti-fungi oral,
dan gunakan imidazole topikal hingga 7 hari.
e. Hati-hati pada pasien pengguna kondom atau
kontrasepsi lateks lainnya, bahwa penggunaan antifungi
lokal dapat merusak lateks
PROSEDUR
f. Pasien pengguna kontrasepsi pil kombinasi
yang mengalami vulvovaginal kandidiosis
berulang, dipertimbangkan untuk menggunakan
metoda kontrasepsi lainnya
Chlamydia:
a. Doxycycline 100 mg 2x sehari untuk 7 hari
b. Ibu hamil dapat diberikan Amoxicillin 500mg 3x perhari
untuk 7hari atau eritrimicin 500mg 4x sehari untuk 7hari
Trikomonas vaginalis:
a. Obat minum nitromidazole (contoh metronidazole)
efektif untuk mengobati trikomonas vaginalis
b. Pasangan seksual pasien trikomonas vaginalis harus
diperiksa dan diobati bersama dengan pasien
c. Pasien HIV positif dengan trikomonas vaginalis
RS KRIOPANTING
KABUPATEN PARTUS LAMA
BANGKA SELATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
440/ /RSK/2019 0 6/6

lebih baik dengan regimen oral penatalaksanaan


beberapa hari dibanding dosis tunggal
d. Kejadian trikomonas vaginalis seringkali berulang,
namun perlu dipertimbangkan pula adanya resistensi
obat
11. Petugas menulis resep
12. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
PROSEDUR
13. Petugas menanyakan kepada keluarga pasien apakah ada hal
lain yang ingin diketahui/ tidak dimengertinya
14. Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnosis, dan terapi kedalam rekam medis pasien secara
lengkap
15. Petugas menandatangani rekam medis
16. Petugas mencuci tangan
- Poli Kebidanan dan Kandungan
UNIT TERKAIT - IGD Kebidanan
- Rawat Inap Kebidanan
- Ruang Bersalin

You might also like