Professional Documents
Culture Documents
Joki Intan
Joki Intan
Disusun oleh :
B.131.19.0322
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha susu di Indonesia sudah lama dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat. Hal ini di dorong oleh meningkatnya permintaan susu dan olahannya yang
terhadap gizi berimbang serta perbaikan sistem pendidikan nasional. Oleh sebab itu perlu
dilakukan inovasi –inovasi dibidang peternakan seperti pengolahan pada produk susu .
Adopsi inovasi merupakan suatu upaya meningkatkan produktivitas usaha, karena dengan
adopsi inovasi diharapkan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang kemudian
juga akan memberikan efek terhadap pendapatan dan kemajuan usaha. Demikian juga pada
usaha sapi perah, peternak harus dapat melakukan adopsi inovasi yang secara empiris dapat
meningkatkan produktivitas ternak (Mulatmi et al., 2016). Di zaman modern seperti sekarang
ini Produk olahan susu menjadi incaran masyarakat karena memiliki rasa yang lebih. Telah
banyak jenis inovasi yang di berikan oleh pemerintah, akademisi dan pihak swasta. Salah
inovasi yang diberikan yaitu tentang pengolahan susu pasteurisasi menjadi produk yang
Salah satu jenis usaha dan inovasi produk olahan susu yang telah ada di semarang,
khususnya di tembalang adalah Susu Sedunia. Susu Sedunia merupakan produk minuman
kekinian yang berasal dari Semarang. Bahan utamanya menggunakan susu sapi dari peternak
lokal sekitar. Menggunakan bahan campuran dari buah asli dan bahan baku yang berkualitas
tinggi, tujuannya agar calon pembeli tertarik untuk membeli Susu Sedunia dan diminum
Internet pada era digital saat ini dapat dikatakan begitu praktis, mudah dan efisien
ditengah padatnya rutinitas sehari-hari. Dalam sebuah pemasaran produk baik melalui screen
to face maupun pemasaran secara face to face diperlukan adanya strategi komunikasi
dapat menghindarkan perusahan dari kerugian promosi yang tidak efektif dan efisien. Internet
marketing merupakan alat sebagai perantara komunikasi pemasaran yang saat ini banyak
digunakan media sosial dalam memperkenalkan produk atau jasa di dunia modern, salah
Digital marketing adalah salah satu media pemasaran yang saat ini sedang banyak
diminati oleh masyarakat untuk medukung berbagai kegiatan yang dilakukan. Masyarakat
komunikasi dan transaksi dapat dilakukan setiap waktu/real time dan bisa mengglobal atau
mendunia. Digital marketing atau pemasaran digital akhir-akhir ini menjadi salah satu hal
yang banyak dilakukan oleh para pebisnis. Baik bisnis besar maupun kecil mulai
mendapatkan pangsa pasar digital yang lebih luas dan dapat menjangkau pelanggan potensial
dari berbagai bagian di wilayah mana pun. Ditulis oleh Ridwan Sanjaya & Josua Tarigan
(2009: 47), pemasaran digital adalah kegiatan pemasaran yang melibatkan branding dengan
menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, situs web, email, iklan, dan jejaring
sosial. Tentu saja, pemasaran digital bukan hanya tentang pemasaran internet.
Media sosial kini menjadi tren dalam komunikasi pemasaran. Menurut Kaplan dan
Heinlein (2010), media sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis Internet yang didasarkan
pada ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan pengguna Internet untuk berbagi
konten informasi. Web 2.0 adalah dasar dari media sosial (Carlsson, 2010). Menurut We Are
Social, agensi pemasaran digital di Amerika Serikat, platform media sosial terpopuler di
Indonesia per Januari 2017 adalah Youtube (49%) dan Facebook (48%). Instagram (39%),
Twitter (38%), Whatsapp (38%) dan Google (36%) adalah yang berikutnya. Sisanya adalah
Persaingan bisnis melalui media sosial semakin meningkat. Hal itu dapat terlihat dengan
meningkatnya jumlah sosial pengguna media. Perkembangan ini dapat dilihat dari munculnya
pengguna media sosial dalam waktu yang relatif singkat waktu, Indonesia mengalami
peningkatan yang signifikan, riset pada April 2014 menunjukan pengguna internet sebanyak
88 Juta dan pada 2016 mengalami peningkatan sebanyak 132,7 Juta meningkat sebanyak 44
juta pelanggan dalam kurun waktu dua tahun. Salah satu media sosial yang juga fokus pada
bisnis adalah Instagram, pertengahan tahun 2016 Instagram secara resmi mengumumkan
Peluncuran fitur baru ini didasarkan dengan beberapa keberhasilan para pebisnis yang
dengan para konsumen. Komunikasi pemasaran menggunakan media sosial ini merupakan
salah satu perpaduan New Media dan Marketing Communication, Melalui sosial media
perusahaan bisa menjangkau konsumen lebih luas, selain itu komunikasi pemasaran
menggunakan Instagram yang dilakukan oleh pembeli dan penjual sangat membantu didalam
pengambilan keputusan dan dapat memberikan masukan kepada penjual untuk lebih baik
kedepannya.
Selain citra produk hal yang dapat mempengaruhi konsumen sebelum memutuskan
membeli suatu produk yaitu harga, Harga dalam kehidupan bisnis merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu barang atau jasa. Citra sebuah
perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga yang dimana akan membentuk
persepsi harga bagi konsumen. Menurut Campbell pada Cockril dan Goode (2015:368)
persepsi harga merupakan faktor psikologis dari berbagai segi yang mempunyai pengaruh
yang penting dalam reaksi konsumen kepada harga. Karena itulah persepsi harga menjadi
Persepsi harga ialah bagaimana cara konsumen melihat harga sebagai harga yang tinggi,
rendah dan adil. Hal ini mempunyai pengaruh yang kuat baik kepada minat beli dan kepuasan
dalam pembelian. Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami
Mengetahui pengaruh reputasi, persepsi harga, kualitas jasa seller, dan kepercayaan
terhadap minat pembelian produk kosmetik juga dapat membantu perusahaan maupun
pebisnis untuk mengetahui strategi branding yang cocok untuk digunakan. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran bagaimana reputasi dan persepsi harga
dilihat dari sisi pembeli dan dapat digunakan untuk menentukan strategi pemasaran
Dari beberapa faktor tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh reputasi
dan persepsi harga terhadap minat beli produk skincare pada aplikasi shopee khususnya pada
1. Apakah reputasi berpengaruh terhadap minat beli pada produk skincare di Shopee?
2. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli pada produk skincare di
Shopee?
3. Apakah reputasi dan persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli pada
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh reputasi dan persepsi
1. Bagi Peneliti
bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur dari terkait reputasi, persepsi
harga, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
konsumen skincare.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Reputasi
Reputasi adalah sebuah konsep dalam public relation (PR) yang sulit didefinisikan secara
tegas. Reputasi dapat didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada
di dalam benak seseorang. Reputasi adalah sebuah aset tidak nyata yang sulit diukur dan
dijelaskan karena reputasi bukanlah suatu produk yang dapat dilihat. Walaupun demikian,
keberadaan reputasi yang kokoh dapat memperkuat posisi perusahaan diantara banyaknya
persaingan. Pada dasarnya, reputasi perusahaan merupakan penghargaan yang didapat oleh
Keunggulan perusahaan yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk
mengembangkan dirinya terus menerus untuk menciptakan hal-hal baru bagi pemenuhan
kebutuhan pembeli.
untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh calon pembeli dalam
memilih akun penjual untuk transaksi di platform e-commerce tersebut. Dharmaadi dan
Supangkat (2014) menyebutkan bahwa sistem reputasi yang digunakan dalam platform C2C
e-commerce umumnya sangat sederhana. Sistem akan menilai reputasi akun penjual
berdasarkan feedback atau kepuasan dari pembeli setelah berhasil melakukan transaksi.
pada pihak yang terlibat, pihak penjual dan pembeli, untuk memberikan penilaian (rate) satu
sama lain setelah mereka berhasil melakukan transaksi. Sistem akan melakukan perhitungan
atas jumlah penilaian positif dan negatif yang diberikan dan menjadikannya sebagai trust
values yang dapat dimiliki oleh pihak penjual ataupun pembeli (Wu, Li & Kuo, 2010).
Pada aktivitas belanja online melalui platform C2C e-commerce reputasi seorang akun
penjual, salah satunya dapat terbentuk dari online review dan online rating yang diberikan
oleh pembeli sebelumnya. Dalam hal ini, informasi yang ada pada online review dan online
rating dijadikan acuan oleh calon pembeli yang ingin mengetahui reputasi seller. Klein
(2017) menjelaskan bahwa dengan adanya sistem reputasi penjual dalam platform C2C e-
commerce, para pengguna platform sebagai pembeli, bisa mendapatkan gambaran atau
pengetahuan terkait perilaku penjual dari penilaian para pembeli sebelumnya. Sistem reputasi
penjual secara online yang hadir dalam bentuk online review dan online rating memberikan
akses kepada calon pembeli untuk melihat dan membaca hasil penilaian dan ulasan yang
Menurut Fombrun dalam (Ardianto, 2009), beberapa aspek dalam membentuk reputasi
aspek dimensi tersebut merupakan indikator untuk menciptakan dan membangun reputasi
yang baik di mata konsumen. Masing-masing dari setiap aspek harus bisa diterapkan oleh
perusahaan agar dapat terbentuk citra yang positif terhadap publik. Kredibilitas lebih
berfokus kepada pelayanan yang diberikan, kepercayaan dan keterandalan lebih berfokus
Menurut Shanthi dan Kannaiah (2015:19) harga adalah faktor yang paling berpengaruh
pada setiap keputusan yang diperhatikan oleh konsumen ketika melakukan pembelian secara
daring. Sedangkan menurut (Kotler dan Armstrong, 2012:314) harga merupakan sejumlah
nilai uang yang akan dibebankan atas suatu produk sesuai jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat yang ingin diperoleh karena memiliki atau menggunakan
produk tersebut. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran konsumen
terhadap harga akan membentuk sebuah persepsi. Persepsi harga yang muncul mempengaruhi
minat konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya
dan juga persepsi tersebut akan mendukung konsumen dalam mengaktualisasikan apa yang
Persepsi harga adalah faktor yang secara positif dapat mempengaruhi minat beli seorang
konsumen dimana hal tersebut menunjukkan bahwa harga yang terdapat didalam benak
konsumen dapat diterima dan sesuai sehingga menyebabkan peningkatan minat beli
konsumen terhadap pembelian suatu produk. Persepsi harga dapat mempengaruhi minat
pembelian, karena konsumen akan mempertimbangkan harga pada produk tertentu, dimana
persepsi harga yang dimiliki konsumen akan mempengaruhi minat beli mereka (Ivoni et al.,
2015:900).
Indikator persepsi harga menurut Kotler dan Armstrong (2008:278), terdapat 4 indikator
a. Keterjangkauan harga
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Pendapat lain dari Howard
dalam (Durianto, 2004), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan
pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli adalah pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2002), motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri
individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai
motivasi yang tinggi terhadap objek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku
berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
Ferdinand (2002) mengidentifikasi minat beli berdasarkan empat indikator, yaitu minat
transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif (perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut) adalah minat transaksional, minat
Indikator minat beli menurut Adji dan Semuel (2014) minat beli dapat diidentifikasikan
produk.
memiliki preferensi utama pada produk tertentu. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
d. Minat Eksploratif: yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang akan
keputusan pembelian. Informasi yang dicari mengenai produk yang diminatinya akan
2.1.2 E-Commerce
penjualan, pemasaran barang ataupun jasa dengan memanfaatkan sistem elektronik, seperti
internet dan jaringan komputer. E-commerce juga melibatkan aktivitas yang berhubungan
dengan proses transaksi secara elektronik, seperti transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem pengolahan data inventori, dan lain-lain. Menurut Laudon (2015), e-
commerce melibatkan tiga tema utama, yaitu teknologi, bisnis, dan masyarakat.
Menurut Kalakota dan Whiston (1997), e-commerce adalah aktivitas belanja online
dengan menggunakan jaringan internet, serta cara transaksinya melalui transfer uang secara
digital. Mereka meninjau pengertian e-commerce dari empat perspektif, yaitu perspektif
komunikasi, perspektif proses bisnis, perspektif layanan, dan perspektif online. Dari segi
informasi, serta pembayaran melalui peralatan elektronik atau jaringan komputer, sedangkan
dilihat dari segi proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari sebuah teknologi transaksi
bisnis dan aliran kerja. Jika dilihat dari segi layanan, e-commerce adalah alat yang dapat
untuk membeli dan menjual barang atau jasa melalui internet dan sarana online lainnya.
Komponen e-commerce memiliki alur kegiatan yang tidak lepas dari adanya komponen
yang sangat berpengaruh pada kegiatan e-commerce. Pratama (2015:6) menyatakan bahwa e-
commerce memiliki beberapa kegiatan secara umum yang melibatkan empat komponen yaitu
sebagai berikut:
a. Penjual: dapat berupa pemilik toko daring atau sejumlah perilaku usaha
jaringan e-commerce.
penjual dan pembeli sehingga pelaku bisnis daring mampu melayani seluruh pengguna di
seluruh dunia.
Penelitian terdahulu berperan sangat penting sebagai dasar acuan dalam melakukan
penyusunan penelitian ini. Salah satu kegunaannya yaitu dapat digunakan untuk hipotesis
atau jawaban sementara, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai sumber
perbandingan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Dibawah ini adalah
harga terhadap minat beli produk skincare agar dapat diketahui persamaan dan
2. Idris (2017) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas e-WOM atau review
Ulang (Studi Kasus pada Industri Kecil di Pelabuhan Batu) oleh: Sumitro (2011).
Berdasarkan uji parsial Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang
Pada variabel kualitas produk (X1) memiliki nilai t hitung 3,209>nilai t tabel
Sedangkan nilai signifikansi (0,002) di bawah (lebih kecil dari) 0,05 artinya H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk
4. Živilė dan Gulevičiūtė (2015) yang menyimpulkan bahwa terdapat empat faktor
yang mempengaruhi pembelian online, dimana dua dari empat faktor tersebut
meningkatkan reputasi baik penjual. Jurnal yang dibuat oleh Katawetawaraks dan
penjual.
5. Jurnal oleh Ahmad Farki, Imam Baihaqi, dan Berto Mulia (2016) yang berjudul
minat beli.
commerce untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh calon pembeli
dalam memilih akun penjual untuk transaksi di platform e-commerce tersebut. Dharmaadi
dan Supangkat (2014) menyebutkan bahwa sistem reputasi yang digunakan dalam
platform C2C e-commerce umumnya sangat sederhana. Sistem akan menilai reputasi
akun penjual berdasarkan feedback atau kepuasan dari pembeli setelah berhasil
melakukan transaksi.
Živilė dan Gulevičiūtė (2015) yang menyimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang
mempengaruhi pembelian online, dimana dua dari empat faktor tersebut termasuk dalam
informasi di website). Kedua faktor tersebut dapat meningkatkan reputasi baik penjual.
Persepsi harga yang rendah akan berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam
pencarian harga dan minat beli pada promosi di toko daring Shopee sehingga
pengorbanan yang dilakukan konsumen atas suatu pembayaran dapat diminimalisir oleh
persepsi penghematan harga yang berasal dari selisih harga referensi dan jumlah
penurunan harga (Khare et al., 2014). Selain itu, adanya flash sale pada jangka waktu
tertentu akan menyebabkan adanya tekanan waktu yang diberikan akan berpengaruh
terhadap hubungan nilai emosional yang dirasakan konsumen terhadap minat pembelian.
penilaian secara objektif dari harga suatu produk (Peng et al., 2019:317- 328).
mempertimbangkan harga pada produk tertentu, dimana persepsi harga yang dimiliki
Reputasi
X1
H1
Minat Beli
Y
Persepsi Harga
H2
X2
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, dimana daftar pertanyaan tersebut harus dijawab oleh
responden. Kuesioner dalam penelitian ini berhubungan dengan pengaruh reputasi dan
persepsi harga terhadap minat beli produk
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi
yaitu pengumpulan data dari buku, surat kabar, majalah yang relevan dengan penelitian. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Fakultas Ekonomi Universitas Semarang dan
jurnal-jurnal yang berhubungan dengan pengaruh reputasi dan persepsi harga terhadap minat
beli produk.
3.3.2. Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner tentang pengaruh
reputasi dan persepsi harga terhadap minat beli produk skincare di Shopee.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang yang merupakan pengguna shopee:
1) membagikan kuesioner,
2) Responden diminta mengisi kuesioner pada lembar jawaban yang telah
disediakan,
3) kemudian lembar kuesioner dikumpulkan, diseleksi, diolah, dan kemudian
dianalisis.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah analisis yang memberikan informasi hanya mengenai yang
dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang
digeneralisasikan untuk data yang lebih besar dari populasi (Nurgiyantoro, dkk, 2004;8).
Analisis Deskriptif hanya dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar
lebih bermakna dan komunikatif dan disertai perhitungan – perhitungan sederhana yang
bersifat lebih memperjelas keadaan dan atau karakteristik data yang bersangkutan
(Nurgiyantoro, dkk, 2004; 8).
Analisis Deskriptif merupakan pertanyaan skala Likert dari pertanyaan yang diberikan
kepada responden, yaitu (Durianto, dkk, 2001; 42):
3.5.3.2 Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009; 125).
Deteksi ada tidaknya problem Heteroskedastisitas adalah dengan media grafik,
apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat Heteroskedastisitas (Ghozali,
2009; 126).
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik (point – point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai
Sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1 – k) / (n – k). Jika k > 1, maka adjusted R²
1.
2.
3.
4.
Hotel Crown Plaza Semarang berdiri pada Tanggal 1 agustus 2011 adalah
hotel bintang lima yang berlokasi di Jalan pemuda No. 188, Sekayu Semarang
Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah . Pada mulanya Hotel Crown Plaza
Semarang hanya memiliki 34 kamar, kini hotel ini telah berkembang dan menambah
kapasitasnya menjadi 100 kamar. Beberapa kamar juga direnovasi agar menjadi
hotel sekarang ini dari sekedar tempat menginap menjadi tempat pertemuan kerja
bahkan tempat rekreasi membuat hotel ini merasa perlu untuk menyediakan
laundry dan beberapa fasilitas lainnya. Berikut adalah beberapa fasilitas yang
1. Ballroom
2. Breakfast
3. Swimming Poll
4. Gym
restaurant, tukang kebun dan lain- lain. Segala kegiatan yang berkaitan dengan
utama.Sebagaimana perusahaan lain, hotel ini juga mempunyai visi dan misi. Visi
hotel ini adalah untuk menjadi salah satu hotel yang berkualitas di Semarang,
sedangkan misi hotel ini adalah menjadi tempat singgah yang nyaman dengan
pelayanan yang memberikan kesan di hati para tamu. Dengan visi dan misi tersebut
diharapkan dijadikan pedoman bagi para karyawan dalam melayani setiap tamu
yang menginap di hotel ini. Target pasar dari hotel ini adalah untuk kalangan
Tabel 4.1
Superior 2.500,000
Deluxe 2.700,000
Club room 5.555,000
Executive suite 8.000,000
President suite 13.000,000
Sumber: Arsip Hotel Crown Plaza Semarang 2017
minimal 10 kamar apa saja, selain itu disediakan juga potongan sebesar 10 % untuk
setiap tamu yang menginap minimal selama 5 hari berturut-turut. Strategi ini
penerapan diskon ini adalah salah satu strategi promosi yang diberikan oleh pihak
Responden dari penelitian ini adalah tamu yang menginap di hotel crown
plaza semarang. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari dua
(facility), Harga (cosh) dan variabel dependen penelitian yaitu keputusan menginap.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai identitas responden berdasarkan jenis
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden
berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.2
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap
paling banyak adalah laki-laki yaitu 67,5 % dari total responden, sedangkan
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Usia
Jumlah Persentase
Kelompok Umur
(orang) (%)
Sumber: Data
Kurang dari 20 Tahun 8 10
20 sampai dengan 30 22 27,5 primer yang
Tahun
30 sampai dengan 40 38 47,5 diolah, 2017
Tahun
Lebih dari 40 Tahun 12 15
Total 80 100
sebesar 47,5 % dari total responden diikuti dengan golongan umur 20 – 30 tahun
dengan persentase sebesar 27,5 %. Sisanya adalah untuk golongan umur lebih dari
yang berasal dari empat jenis pekerjaan, yaitu mahasiswa, TNI/POLRI, swasta /
Tabel 4.4
Mahasiswa/pelajar 8 10 Data
TNI/POLRI 16 20
PNS 19 23,75 primer
Pegawai Swasta/Wiraswasta 29 36,25
Lainya 8 10 yang
Total 80 100
diolah,
2017
Berdasarkan Tabel 4.4 yang tersaji di atas dapat dilihat bahwa responden
wiraswasta dengan persentase sebesar 36,25 %. Untuk PNS berada pada posisi
kedua yakni 23,75% diikuti dengan TNI/POLRI dengan jumlah 20% dan untuk
Analisis ini bertujuan untuk mencari jawaban dari responden terhadap masing-
masing pertanyaan yang menjadi instrument penelitian ini. Dalam hal ini
akan dapat diketahui intensitas kondisi masing-masing variabel. Intensitas ini diisi
dengan jumlah item pertanyaan yang ada setiap variabel yang kemudian dibagi
Analisis deskriptif tersebut di jabarkan ke dalam rentang skala (RS) sebagai berikut
m−n
RS = k
Keterangan :
RS = Rentang Skala
m = Skor Maksimal
n = Skor Minimal
k = Jumlah Kategori
5−1
RS = 5
RS = 0,80
1. 1,00-1,80 : sangat rendah atau sangat tidak baik yang menunjukan kondisi variabel yang
2. 1,81-2,60 : rendah atau tidak baik yang menunjukkan kondisi variabel yang masih rendah
atau kecil.
3. 2,61-3,40 : sedang atau cukup yang menunjukan kondisi variabel yang sedang atau
cukup.
4. 3,41-4,20 : tinggi atau baik yang menunjukkan kondisi variabel tinggi dan baik.
5. 4,21-5,00 : sangat tinggi atau sangat baik yang menunjukan kondisi variabel yang sangat
4.3.
Tabel 4.5
Skor
NO Pertanyaan STS TS (2) N S SS (5) Indeks
(1) (3) (4) Jml
Karyawan Hotel Crown
Plaza cepat dan tepat - - 7 31 42 80
1 dalam memberikan 4,44
pelayanan kepada para - - (21) (124) (210) 355
tamu
- - 12 29 39 80
Karyawan Hotel Crown 4,34
2 Plaza ramah dan sopan
saat melayani para tamu - - (36) (116) (195) 347
responden untuk variabel Kualitas Pelayanan adalah 4,38 masuk kategori sangat
merasa Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh Hotel Crown Plaza Semarang
adalah sudah sangat baik. Karyawan Hotel cepat dan tepat dalam memberikan
pelayanan kepada para tamu, ramah dan sopan saat melayani para tamu, mengerti
akan kebutuhan para tamu, dan Keluhan dari para tamu selalu direspon dengan baik
pertanyaan tentang: Kamar Hotel Crown Plaza bersih dan nyaman, Tersedia lobi
yang nyaman untuk tempat menunggu, Fasilitas keluarga (kolam renang, restoran,
cafe) yang nyaman, Tersedia fasilitas parkir yang memadai. Adapun hasil jawaban
Skor
NO Pertanyaan STS TS N S SS Indeks
(1) (2) (3) (4) (5) Jml
Fasilitas keluarga - 1 22 20 37 80
(kolam renang, 4,16
3 - (2) (66) (80) (185)
restoran, cafe) yang 333
nyaman.
- - 16 26 38 80
Tersedia fasilitas parkir 4,28
4 - - (48) (104 (190)
yang memadai 342
)
Total Rata-rata : 17,01 / 4 4,25
Sumber data primer yang diolah 2017
responden untuk variabel Fasilitas adalah 4,25 masuk kategori sangat tinggi
merasa Fasilitas yang diberikan oleh Hotel Crown Plaza Semarang adalah sangat
tentang: Harga Hotel Crown Plaza Semarang terjangkau, Harga yang ditawarkan
sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang di dapat, Harga dibanding manfaat yang
di peroleh sangat seimbang, Selalu ada pemberian discount atau potongan harga
Tabel 4.7
Tanggapan Responden HARGA (X3)
Skor
STS TS N S SS Indek
NO Pertanyaan
(1) (2) (3) (4) (5) Jml s
- - 11 31 38 80
Harga Hotel Crown 4,34
1 Plaza semarang - - (33) (124 (190 347
terjangkau ) )
Harga yang ditawarkan - - 13 32 35 80
sesuai dengan 4,28
2 - - (39) (128 (175
pelayanan dan fasilitas 342
yang di dapat ) )
Harga dibanding - - 20 29 31 80
manfaat yang di 4,14
3 - - (60) (116 (155
peroleh sangat 331
seimbang ) )
- - 17 30 33 80
Selalu ada pemberian 4,2
4 discount atau potongan - - (51) (120 (165
harga kamar 336
) )
Total Rata-rata : 16,96 / 4 4,24
responden untuk variabel Harga adalah 4, 24 masuk kategori sangat tinggi (rentang
merasa Harga Hotel Crown Plaza semarang terjangkau, harga yang ditawarkan
sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang di dapat, harga dibanding manfaat yang
di peroleh sangat seimbang, selalu ada pemberian discount atau potongan harga
kamar sehingga pelanggan merasa nyaman dan pingin kembali ke Hotel Crown
Plaza Semarang.
rekomendasi kepada orang lain, Serta Hotel yang sesuai dengan kebutuhan saya.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden
Skor
Indek
NO Pertanyaan STS TS N S SS
s
(1) (2) (3) (4) (5) Jml
Hotel Crown Plaza - - 15 33 32 80
menjadi Prioritas 4,21
1 utama saya dalam - - (45) (132 (160) 337
memilih tempat )
menginap.
Saya merasa nyaman - - 11 40 29 80
menginap di Hotel 4,23
2 Crown Plaza dan - - (33) (160 (145) 338
enggan berpindah ke )
tempat lain.
Saya akan memberikan - - 14 34 32 80
rekomendasi kepada 4,23
3 - - (42) (136 (160)
orang untuk menginap 338
di Hotel Crown Plaza )
Saya menginap di Hotel - 1 17 28 34 80
Crown Plaza karena 4,18
4 - (2) (51) (112 (170)
hotel ini sesuai dengan 335
kebutuhan saya )
Total Rata-rata : 16,85 / 4 4,21
Variabel Keputusan Menginap (Y)
Sumber Data Primer Yang Diolah 2017
responden untuk variabel Keputusan Menginap adalah 4,21 masuk kategori sangat
merasa Puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hotel Crown Plaza Semarang
harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan
valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
3 = 77 didapati r tabel = 0,224 Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom
Corrected Item – Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka
butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai dari r hitung keseluruhan
indikator yang diuji bernilai positif dan lebih besar daripada nilai r tabel. Maka dapat
dalam penelitian ini lolos dalam uji validitas dan dinyatakan valid.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Dari tabel 4.10 diatas terlihat bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai koefisien Alpha lebih besar daripada 0, 60 (Nunnaly,
1967; dalam Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat
nilai koefisien Alpha lebih besar dari pada 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.4.
4.4.1.
4.4.2.
4.4.3.
Uji ini di pergunakan untuk menguji dalam sebuah produk regresi variabel
keputusan:
Jika nilai signifikansi > 0, 05 maka model dari regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Jika nilai signifikansi < 0, 05 maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Tabel 4.11
Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kualitas Pelayanan Fasilitas Harga Keputusan Menginap
N 80 80 80 80
Mean 17,53 17,00 16,95 16,85
Normal Parameters a,b
Std. Deviation 2,074 2,733 2,550 2,620
Absolute ,141 ,143 ,147 ,135
Most Extreme Differences Positive ,116 ,136 ,116 ,117
Negative -,141 -,143 -,147 -,135
Kolmogorov-Smirnov Z 1,257 1,278 1,317 1,210
Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 ,076 ,062 ,107
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan data spss maka dapat
normal.
berdistribusi normal.
Selain pengujian kolmogrof – smirnov test, normalitas juga dapat dilihat atau
dideteksi dengan menggunakan grafik normal probability plot (P-Plot). Pada grafik
normal probability plot diatas terlihat titik menyebar berhimpit disekitar garis
disimpulkan bahwa dari ketiga grafik tersebut dapat dinyatakan bahwa model regresi
Gambar 4.1
Hasil Uji P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Menurut Ghozali
(2006) nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk multikolonieritas adalah tidak
melebihi 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Hasil uji multikolonieritas tertera pada
Tabel 4.12
Multikolonieritas
Variabel Penelitian VIF Tolerance
Kualitas Pelayanan (X1) 1,573 0,636
Sumber: Data primer
Fasilitas (X2) 2,554 0,392
yang diolah Harga (X3) 2,105 0,475 dengan
Dari tabel 4.12 diatas terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10% yang berarti bahwa
tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95 %, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam
model regresi. Atau dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini terbebas
1. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui scatter plot pada Gambar dibawah :
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Dari gambar scatterplot di atas dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak baik diatas maupun di bawah nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu
heteroskedastisitas pada model regresi, oleh karena itu model regresi dalam
Harga.
Tabel 4.13
Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
-1,018E- 1,251 ,000 1,000
(Constant)
013
Kualitas ,000 ,084 ,000 ,000 1,000 ,636 1,573
1 Pelayanan
Fasilitas ,000 ,081 ,000 ,000 1,000 ,392 2,554
Harga ,000 ,079 ,000 ,000 1,000 ,475 2,105
a. Dependent Variable: Abslt
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
Berdasarkan output diatas diktahui bahwa nilai signifikan variabel Kualitas Pelayanan
adalah (X1), Fasilitas (X2) dan Harga (X3) lebih besar dari 0,05 artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas pada variabel Kualitas Pelayanan adalah (X1), Fasilitas (X2) dan Harga
(X3).
Besarnya perubahan pada faktor dependen (Y) akibat perubahan pada faktor
independen (X) secara parsial dapat dijelaskan melalui persamaan regresi yang
diperoleh. Dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 diperoleh hasil seperti
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
-1,359 1,251 - ,281
(Constant)
1,086
Kualitas ,300 ,084 ,237 3,584 ,001 ,636 1,573
1 Pelayanan
Fasilitas ,483 ,081 ,504 5,968 ,000 ,392 2,554
Harga ,280 ,079 ,272 3,553 ,001 ,475 2,105
a. Dependent Variable: Keputusan Menginap
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
Keterangan:
Y = Keputusan Menginap
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Fasilitas
X3 = Harga
a) Koefisien regresi pada variabel Kualitas Pelayanan (X1) sebesar 0,237 adalah
positif. Artinya bila terjadi peningkatan variabel Kualitas Pelayanan dimana variabel
b) Koefisien regresi pada variabel Fasilitas (X2) sebesar 0,504 adalah positif. Artinya
bila terjadi peningkatan variabel Fasilitas (X2) dimana variabel lain konstan akan
c) Koefisien regresi pada variabel Harga (X3) sebesar 0,272 adalah positif. Artinya
bila terjadi peningkatan variabel Harga (X3) dimana variabel lain konstan akan dapat
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat dan
4.4.4.
4.4.5.
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
Tabel 4.15
Hasil Uji t
dependen
1. Dari Tabel 4.15 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel Kualitas Pelayanan
adalah sebesar 3,584 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai t hitung
lebih besar dari t tabel yaitu (3,584) > (1,664) dan nilai signifikansinya 0,001 < 0,05
Keputusan Menginap.
2. Dari Tabel 4.15 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel Fasilitas adalah
sebesar 5,968 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung lebih besar
dari t tabel yaitu (5,968) > (1,664) dan nilai signifikansinya 0,000 < 0, 05 maka H0
Menginap.
3. Dari Tabel 4.15 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel Harga adalah sebesar
3,553 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Karena nilai t hitung lebih besar dari t
tabel yaitu (3,553) > (1,664) dan nilai signifikansinya 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima.
Menginap.
Tabel 4.16
uji Model
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 427,180 3 142,393 94,087 ,000b
1 Residual 115,020 76 1,513
Total 542,200 79
a. Dependent Variable: Keputusan Menginap
b. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Pelayanan, Fasilitas
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
sebesar 94,087 dengan tingkat signifikan 0,000 jika di nilai dari tingkat signifikansi F
tersebut di peroleh bahwa nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau
variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi
dapat dijelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen.
Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel
koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada analisis regresi
berganda.
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,888a ,788 ,779 1,230
a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Pelayanan, Fasilitas
b. Dependent Variable: Keputusan Menginap
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS 21.0, 2017
sebesar 0,779 Hal ini berarti 77,9% Keputusan Menginap (Y) yang dapat dijelaskan
Harga (X3). Sedangkan sisanya (100 % - 77,9% )= 22,1% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
4.8. Pembahasan
dan keluhan dari para tamu selalu di respons dengan baik untuk semakin
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
koefisien regresi sebesar 0,504. Artinya, bahwa responden lebih dominan memberi
tanggapan sangat setuju, diantaranya dalam indikator Kamar Hotel Crown Plaza
bersih dan nyaman, Tersedia lobi yang nyaman untuk tempat menunggu, Fasilitas
keluarga (kolam renang, restoran, cafe) yang nyaman, untuk makin meningkatkan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yanuar Pristanto (2012) yang
pelayanan dan fasilitas yang di dapat, Harga dibanding manfaat yang di peroleh
Semarang.
penjualan. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada
terbatas. Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, terutama
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yanuar Pristanto (2012) yang
Bintang Mulia Jember” bahwa variabel harga berpengaruh signifikan secara positif
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
5.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, dapat ditarik beberapa
1. Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel Kualitas Pelayanan
Menginap.
3. Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel Harga terhadap
Fasilitas
5.2. Saran
ditingkatkan terutama Karyawan Hotel Crown Plaza harus ramah dan sopan
5.3. Keterbatasan
Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi hanya 0,779% hal ini
Harga hanya bisa menjelaskan 77,9% saja dari variabel Keputusan Menginap. Maka
dari itu masih terdapat sisa yaitu 22,1% (100% -77,9% = 22,1%) dijelaskan oleh
variable-variabel lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
2. Menambah variabel independen yang lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Yaitu variabel Tangibless atau bukti fisik, Reliability atau kehandalan, Responsiveness
atau ketanggapan, dan Assurance atau jaminan dan kepastian.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, J dan Semuel, H. 2014. “Pengaruh Satisfaction dan Trust Terhadap Minat Beli
Konsumen (Purchase Intention) Di Starbucks The Square Surabaya,” Journal
Management Pemasaran Petra,Vol. 2, 1-10.
Ansori, S, M., Mansur, M., & Wahono, B. (2022). Pengaruh harga, citra merek dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian iphone di kota malang (studi kasus pada
konsumen iphone fineapple_id). e – Jurnal Riset Manajemen. (1) 1, ISSN 2733-8710
Bruun, P., Jensen, M., & Skovgaard, J. (2002). e-Marketplaces: Crafting A Winning Strategy.
European Management Journal, 20(3), 286-298
Cockrill, Antje dan Mark M.H. Goode. (2015). Perceived Price And Price Decay In the DVD
Marke. The Journal of Product And Brand Management. 19 (5).
Durianto, D., & Liana, C. (2004). Analisi Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft & Fresh di
Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumen Decision Model. Jurnal
Ekonomi Perusahaan, 11(1), 35-55.
Ferdinand. (2002). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman penelitian untuk Skripsi, Tesis,
dan Desertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Idris,C.A. 2017. “Analisis pengaruh kualitas online Word-Of-Mouth dan keamanan terhadap
minat beli dengan kepercayaan sebagai variabel intervening pada pembelian produk
fashion di situs zalora Indonesia di semarang,” Diponegoro Journal of Management, Vol
6(3), 1–11. Islam,Vol. 7 (2), 143- 160.
Ivoni, Dzara., Santika, I.W., & Alit Suryani. 2015. “Pengaruh Persepsi Harga, Orientasi
Merek, dan Orientasi Belanja Terhadap Niat Beli Fashion Online,” E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 4 (4). 898-911.
Kalakota, R and Whinston, A.B. 1997. Electronic Commerce: A Manager’s Guide. New
Jersey: Addison-Wesley Professional
Khare, A., Achtani, D., & Khattar, M. 2014. “Influence of price perception and shopping
motives on Indian consumers’ attitude towards retailer promotions in malls,” Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 26(2), No. 272–295.
Klein, B.D. (2017). On the Development and Application of a Framework for Understanding
the Properties of Information Quality of Online Reputation Systems. Journal of the
Midwest Association for Information Systems, 17(1), 35-52
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi 13 jilid 1. Jakarta.
Erlangga.
Laudon, K.C., Traver, C.G. (2015). E-commerce 2015. (11th Edition). United State of
America: Pearson.
Peng, L., Zhang, W., Wang, X., & Liang, S. 2019. Moderating effects of time pressure on the
relationship between perceived value and purchase intention in social E-commerce sales
promotion: Considering the impact of product involvement. Information and
Management, Vol. 56(2), 317–328.
Pratama, I.P.A.E. 2015. E-commerce, E- Business dan Mobile Commerce Berbasiskan Open
Source. Penerbit Informatika. Bandung.
Purbo, O., W. & Wahyudi, A., A. (2001). Mengenal eCommerce. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Schiffman & Kanuk. (2008). Perilaku Konsumen. (Edisi 7). Jakarta: Indeks.
Wu, F., Li, H. H., & Kuo, Y. H. (2011). Reputation Evaluation for Choosing a Trustworthy
Counterparty in C2C e-Commerce. Electronic Commerce Research and Applications,
10(4), 428-436
Wulansari, Anette. (2013). Pengaruh Brand Trust dan Perceived Quality terhadap Keputusan
Pembelian Ulang. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 1 Nomor 2, 2 Maret, P.388-48.