You are on page 1of 4

TUGAS AGAMA

NAMA : Ibnu Erza Farandy


KELAS : XI EI 1

1. Memandikan Jenazah
Hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah, artinya jika sudah ada
satu orang yang memandikan jenazah, maka tidak ada kewajiban lagi bagi
yang lain untuk melaksanakannya. Tapi, jika belum ada yang melakukannya,
maka semua orang di daerah tersebut berkewajiban melakukannya.
Tata cara memandikan jenazah sesuai syariat islam adalah :

 Menggunakan sarung tangan sebelum memandikan jenazah.


 Menutup aurat jenazah menggunakan kain.
 Membersihkan gigi, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiak, celah jari
tangan, kaki, dan rambut jenazah.
 Bersihkan kotoran jenazah dengan menekan perutnya perlahan agar kotoran
dapat keluar.
 Menyiram seluruh badan jenazah menggunakan air sabun.
 Menyiram jenazah menggunakan air bersih sambil beniat sesuai dengan jenis
kelamin jenazah.
 Niat memandikan untuk jenazah perempuan: Nawaitu ghusla adaa’an hadzihil
mayyitati lillahi ta’aalaa (Aku berniat memandikan untuk memenuhi
kewajiban dari jenazah (perempuan) ini karena Allah Ta’ala).
 Niat memandikan untuk jenazah laki-laki: Nawaitu ghusla adaa’an hadzal
mayyiti lillahi ta’aalaa (Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban
dari jenazah (laki-laki) ini karena Allah Ta’ala).
 Siram dan basuh jenazah dari kepala hingga ujung kaki menggunakan air
bersih, mulai dari sebelah kanan kemudian kiri masing-masing tiga kali.
 Miringkan jenazah ke kiri untuk membasuh bagian lambung kanan sebelah
belakang, kemudian miringkan jenazah ke kanan untuk membasuh bagian
lambung kiri sebelah belakang.
 Siram menggunakan air bersih kemudian siram lagi menggunakan Kapur barus
 Wudukan jenazah seperti orang berwudu sebelum salat.
 Buka sanggul rambut perempuan dan biarkan rambut terurai untuk dibersihkan
kemudian keringkan dengan handuk dan kepang.
 Setelah jenazah dimandikan beri wangi wangian yang tidak mengandung
alkohol sebelum mulai dikafani.
2. Mengkafani Jenazah
Dalam islam urusan mengkafani jenazah antara mayit laki laki dan
perempuan itu berbeda, salah satu contoh perbedaannya ialah tentang
jumlah kain kafan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para ulama
menganjurkan untuk jenazah laki-laki sebaiknya menggunakan kain kafan
sebanyak tiga lembar. Sedangkan untuk jenazah perempuan bisa
menggunakan sebanyak lima lembar kain kafan. Namun sebenarnya, hadist
yang menyebutkan penggunaan lima lembar kain kafan untuk perempuan
tersebut, sifatnya masih lemah. Dengan begitu, jumlah kain kafan yang
digunakan untuk membungkus jenazah tidak terikat. Boleh menggunakan
tiga helai, atau lima helai sesuai jumhur ulama. Bagi jenazah perempuan
disunahkan untuk menambahkan jilbab, gamis, dan sarung. Ini juga menjadi
poin penting yang harus dipahami dalam tata cara mengkafani jenazah laki-
laki dan perempuan sesuai syariat Islam.
Berikut tata cara mengurus jenazah laki-laki:

 Siapkan tali pengikat kafan secara vertikal di bawah kain kafan lapis pertama yang
sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
 Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama lalu bentangkan kain kafan lapis
kedua.
 Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua lalu bentangkan kaki kafan lapis
ketiga.
 Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga kemudian letakkan jenazah di
tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
 Tutup jenazah menggunakan kain kafan dari kanan lalu kiri.
 Ikat kain menggunakan tali pengikat yang sudah disediakan.

Berikut tata cara mengurus jenazah perempuan:

 Sediakan 3-5 utas tali pada bagian bawah kain kafan.


 Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong kemudian letakkan sarung
pada badan antara pusar sampai lutut.
 Siapkan baju gamis dan kerudung untuk jenazah.
 Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian dan letakkan di anggota
badan tertentu.
 Baringkan jenazah di atas kain kafan.
 Pakaikan kain sarung, gamis, dan kerudung pada jenazah dan kepang rambut
jenazah.
 Tutup jenazah menggunakan kain kafan dari kanan lalu kiri dan ikat menggunakan
tali.

3. Menshalatkan jenazah

Berikut adalah langkah-langkah untuk menyalatkan jenazah:

 Berniat di dalam hati.


 Berdiri bagi yang mampu berdiri.
 Melakukan empat kali takbir.
 Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
 Takbir kedua, membaca selawat.
 Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah yaitu:
Allahummagfirla-hu warham-hu wa’aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu wa
wassimadkhola-hu waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa
kamma naqqoitats tsaubal abdyadho minad danaas wa abdil-hu daaron khoirom min daa-ri
wa ahlan khoirom min ahli-hi wa zawjan khoirom min zawji-hi wa ad-khilkul jannata, wa
a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa’adzabin naar

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkan dia (dari
beberapa hal yang tidak disukainya), maafkanlah dia dan tempatkan dia di Surga, luaskan
kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan,
sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih
baik dari rumahnya (di dunia), pasangan yang lebih baik dari pasangannya (di dunia), dan
masukanlah dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka” (HR. Muslim no.963)

 Setelah takbir keempat, membaca doa sebagai berikut:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu wagfir lanaa wa la-hu (–
haa untuk perempuan)

4. Menguburkan Jenazah
1.Memperdalam lubang kubur, supaya tidak tercium bau jenazah dan tidak dimakan oleh
binatang pemakan bangkai.
2. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan
kayu atau semacamnya dengan posisi agak miring, supaya jenazah tidak langsung
tertimpa tanah.
3. Kemudian di atasnya ditaruh semacam bata posisi mendatar untuk menahan tanah
timbunan, sehingga tidak mengenai jenazah langsung. Khusus kondisi tanah gembur
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Meletakkan jenazah dengan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur, atau
dari posisi selatan jika di Indonesia.
5. Letakkan jenazah posisi miring ke kanan menghadap kiblat dengan menopang tubuh
menggunakan batu atau papan kayu, supaya jenazah tidak kembali terlentang.
6. Para ulama menyarankan untuk meletakkan tanah di bawah pipi jenazah sebelah
kanan setelah kain kafan dan semua tali dibuka, pipi menempel langsung ke tanah.
7. Ketika memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca
doa berikut :
"BISMILLAHI WA'ALAA MILLATI ROSUULILLAAH"
Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah." (HR. At-Tirmidzi dan Abu
Daud), atau doa seperti di atas tadi.
8. Khusus jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kuburnya
pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedangkan untuk mayat laki-laki tidak
dianjurkan.
9. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam
keadaan junub atau tidak menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.
10. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga
kali dari arah kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
11. Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah.

You might also like