You are on page 1of 5

KANKER OVARIUM

PENGERTIAN

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan
pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium (Nugroho,
2014).

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian tertinggi dari kanker alat genitai perempuan. Di
USA sekitar 22.220 kasus baru didiagnosis setiap tahun, dan sekitar 16.210 kematian terjadi
setiap tahun akibat penyakit ini. Kanker ovarium dari seluruh kanker pada perempuan dan
penyakit ini timbul 1 orang pada setiap 68 perempuan.

FAKTOR RISIKO

1. Faktor Lingkungan
Insidens kanker ovarium tinggi pada negara-negara industri. Penyakit ini tidak ada
hubungannya dengan obesitas, minum alkohol, merokok, maupun minum kopi. Juga udak
ada kaitannya dengan penggunaan bedak talkum ataupun inuhe lemak yang berlebihan.
2. Faktor Reproduksi
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan meningkatnya risiko
timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan pertumbuhan aktif permukaan
ovarium setelah ol'ulasi. Induksi siklus ovulasi mempergunakan klomifen sitrat
meningkatkan risiko 2 sampai 3 kali. Kondisi yang menyebabkan turunnya silkus ovulasi
menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian pil Keluarga Berencana menurunkan
risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 5 tahun atau lebih; Multiparitas, dan riwayat
pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker ovarium.
3. Faktor Genetik
5% - 10% penyakit ini karena faktor heriditer (ditemukan di keluarga sekurang-
kurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).
Ada 3 jenis kanker ovarium yang diturunkan yakni:
 Kanker ovarium site specific familial.
 Sindrom kanker parrdara-ovarium, yang disebabkan oleh mutasi dari gen BRCA 1
dan berisiko sepanjang hidtp (lifetime) sampai 85% timbul kanker payudara dan
risiko lifetime sampai 50% timbulnya kanker ovarium pada kelompok tertentu.
Walaupun mastektomi profilaksis kemungkinan menurunkan risiko, tetapi
persentase kepastian belum diketahui. Ooforektomia profilaksis mengurangi
risiko sampai 2% .
 Sindroma kanker Lynch tipe II, di mana beberapa anggota keluarga dapat timbul
berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal nonpoliposis, endometrium,
dan ovarium.
TANDA ,GEJALA, DAN DIAGNOSIS

Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan-keluhan yang timbul tidak
spesifik seperti perut membesar/ada perasaan tekanan, dispareunia, berat badan meningkat
karena ada asites atau massa. Pada kenyataannya pengukuran CA-125 dan ultrasonografi
transvaginal tidak menurunkan angka morbiditas ataupun mortalitas kanker ovarium di dalam
populasi pada umumnya. Pada pasien dengan kanker ovarium heriditer, pengukuran CA-125,
pemeriksaan pelvis, ultrasonografi transvaginal dapat dilakukan setiap 6 bulan. Pada kelompok
yang sangat berisiko tinggi tersebut dapat direkomendasikan ooforektomia profilaksis pada usia
35 tahun setelah memiliki cukup anak. Diagnosis dilaksanakan dengan anamnesis lengkap serta
pemeriksaan fisik. Untuk jenis kanker ovarium jenis epitel penanda tumornya CA-125, tumor sel
germinal LDH, hCG, AFP, dan tumor stroma sex cord, inhibin. Pemeriksaan darah tepi, tes
fungsi hati, tes fungsi ginjal, serta biokimia darah lainnya perlu dilakukan. Perneriksaan
radiologik berupa foto paru-paru, untuk rnengevaluasi metastasis paru, efusi pleura serta
pemeriksaan CT-scan abdomen pelvis. Bila ada &eluhan simtomatik, perlu dilakukan pielografi
inrravena dan/atau barium enema untuk evaluasi kandung kemih dan perluasan ke usus.

PATOFISIOLOGIS KANKER OVARIUM


Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan
dalam tumor, ruptur, atau torsi ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama
pemeriksaan pelvis rutin. Pada perempuan premenopause, kebanyakan massa adneksa yang
teraba bukanlah keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau folikular. Namun pada
perempuan menarche pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun, disarankan untuk
evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi adalah
prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis, cara-cara kurang invasif (CT-
Scan, Sonografi abdomen dan pelvis) sering dapat membantu menentukan stadium dan luasnya
penyebaran.

STADIUM
Stadium surgikal pada kanker ovarium (FIGO 1988 )

Tumor terbatas pada ovarium.


 I A : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan
luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan
peritoneum.
 I B : Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor pada
permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau bilasan
peritoneum.
 I C : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tanda-tanda sebagai
berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker
positif pada cairan asites atau bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis.


 II A : Perluasan dan/implan ke uterus dan/atar tuba fallopii. Tidak ada sel kanker di
cairan asites atau bilasan peritoneum.
 II B : Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites atau
bilasan peritoneum.
 II C : Tumor pada stadium IIA/IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik di luar pelvis danlatau metastasis ke kelenjar getah bening regional.
III A : Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis.
III B : Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter terbesar 2
cm atau kurang.
III C : Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm
dan/atar metastasis kelenjar getah bening regional.
IV : Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat effusi pleura, maka
cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada
prrcnkim hati.

HISTOPATOLOGI
Jenis epitel (65% dari kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai 50%), musinosum
(15% sampai 25%),yang dapat tumbuh sangat besar (permagna), endometrioid(5%, dan kira-kira
10% bersamaan dengan endometriosis), sel jernih (57%, prognosis buruk) dan Brenner (2%
sampai 37%, sebagian besar jinak). Kira-kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan potensi
keganasan rendah (low potential malignant).Tumor sel germinal (25% dari semua kanker
ovarium) dan yang tersering disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya
adalah teratoma itnatur,koriokarsinoma, tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional.
Tumor srroma sex cord (5% dari semua kanker ovarium). Yang tersering adalah tumor sel
granulosa. Tipe lainnya tumor sel Sertoli-Leydig. Jenis lainnya sarkoma, tumor metastasis.

PENGOBATAN
Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium surgikal. Terapi
pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi, pemeriksaan asites,
bilasan peritoneum, dan mengupayakan d.ebulking optimal (kurang dari 1 cm tumor residu),
limfadenektomi (pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi) pada stadium awal,
stadium I A sampai stadium I B derajat L dan 2, atau semua stadium pada jenis tumor potensial
rendah pada ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan pengamatan lanjut dengan
pemeriksaan CA-125. Pasien dengan Stadium I A derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai
kesintasan hidup 5 tahun 95o/o dengan atau pemberian kemoterapi.3s Beberapa klinikus akan
memberikan kemoterapipada kanker ovarium derajat 2 stadium I A dan I B derajat 3, stadium II
sampai IV: Kemoterapi: paclitaxel (taxol) dengan carboplatin atau cisplatin. Setelah selesai
pengobatan dengan kemoterapi, ada 3 pilihan yang ditetapkan pada pasien: Observasi, teruskan
pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya dan terapi konsolidasi dengan
kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine secara terus-menerus untuk menekan
agar tidak timbul residif.

Kanker Ovarium Residif

Pasien dengan tersangka residif kanker ovarium bila ada gejala gangguan gastrointestinal,
obstruksi partialis, atau diketahui ada massa baru dari pemeriksaan CT-scan. Evaluasi dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan daerah abdomen, adanya effusi pleura. Pengobatan untuk kanker
ovarium residif dengan cara operasi (debwlking) sangat tidak efektif terutama bila tumor resisten
terhadap kemoterapi. Bila residifnya lebih dari 6 bulan setelah selesai kemoterapi berbasis
platinum, dapat dipertimbangkan pemberian ulang kemoterapi berbasis platinum.Akan tetapi,
bila residifnya kurang dari 6 bulan setelah kemoterapi berbasis platinum, dipertimbangkan
kemoterapi topotecan dan doxorubicin, ifosfamid, cyclofosphamide, atau paclitaxel per minggu.

Kanker Ovarium Sel Germinal

Kanker ini banyak dijumpai pada usia muda sehingga preservasi fertilitas perlu dipertimbangkan.
Tindakan pembedahan pada jenis tumor sel germinal berupa laparotomi eksploratif, bilasan
peritoneum, salpingo-ooforektomia unilateral, omentektomi, biopsi kelenjar getah bening pelvis
dan para-aorta, biopsi multipel dara daerah peritoneum (usus diafragma, anterior/posterior
kar,.um Douglasi). Pastikan biopsi ovarium dengan sediaan beku. Bila biopsi ovarium jenisnya
disgerminoma, maka perlu dibiopsi ovarium sisi kontralateral, karena jenis disgerminoma 10%
bilateral. Di sisi lain tumor sel germal lainnya jarang bilateral (kurang dari 5%). Bila biopsi
sediaan beku menunjukkan bukan disgerminoma, dan ovarium kontralateral tampaknya normal,
n-raka ovarium yang sehat dapat ditinggalkan tanpa dibiopsi. Semua pasien dengan tumor sel
germinal perlu mendapat ajuvan kemoterapi kecuali disgerminoma stadium I A, atau teratoma
imatur stadium I deralat 1. Tumor teratoma imatur stadium I derqat 1 kesintasan hidupnya
85o/o.36 Standar pengobatan pada tumor sel germal adalah pembedahan dan dilanjutkan dengan
kemoterapi bleomycin, etoposid, dan platinum (BEP) untuk semua stadium. Pertumbuhan tumor
sinus endodermal cepat, oleh karena itu, pasien harus segera mendapatkan pengobatan
kemoterapi (BEP) setelah pembedahan. Ajuvan BEP diberikan tambahan 2 seri setelah penanda
tumor AFP normal. Setelah kemoterapi tumor sel germal residif, dapat diberi gabungan
vincristine, dactinomycin, cyclofosphamide (VAC), atau paclitaxel, ifosfamid. Pengobatan pada
tumor ganas jenis sex cord stromal twrnor stadium I, setelah pembedahan dan penetapan stadium
surgikal, hanya diobservasi. Bila hanya ovarium yang diangkat, maka 25% pasien dengan tumor
sel granulosa jrga didapati hiperplasia endometrium yang berisiko menjadi kanker endometrium.
Pasien dengan lebih dari stadium I, pascapembedahan perlu diberi kemoterapi yang mengandung
BEP. Radiot erapi dapat memperbraiki prognosis dan memperpanjang remisi pada pasien dengan
persisten atau residif pada tumor sel granulosa.

FAKTOR PROGNOSIS

Faktor-faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah, sta dium awal,
tumor ganas potensi rendah, debwlking optimal, dan usia muda. Sementara itu faktor yang
memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih, jenis serosum, stadium lanjut, adanya
asites, debulbing yang tidak optimal, derqat diferensiasi tinggi/ buruk, dan usia tua.

RUTE PENYEBARAN PENYAKIT

Kanker menyebar perkontinuetatumf organ di sekitarnya. Sel-sel kanker menyebar mengikuti


aliran cairan peritoneum dan terimplantasi ke organ dalam rongga peritoneum.

You might also like