You are on page 1of 32

MAKALAH BIOLOGI

STRUKTUR JARINGAN DAN STRUKTUR DAN

ORGAN PADA TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

1. DEA RANTANI (202201306)


2. DELA FEBIYANA (202201307)
3. DWI ARRIANTI (202201038)
4. EDELIA SUCI ATI (202201309)
5. NICOLAS DIAZ MARZAI (202201310)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA

BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebagai bagian dari tugas dari mata Kuliah Biologi Struktur Jaringan Dan Struktur
Organ Pada Tumbuhan, Adapun makalah ini membahas mengenai penjelasan Struktur
Jaringan Dan Struktur Organ Pada Tumbuhan. Makalah ini telah kami buat dan
kerjakan dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
dan juga bimbingan dari Ibu Ritma Dewanti, S.GZ.MGZ selaku dosen Mata Kuliah
Struktur Jaringan Dan Struktur Organ Pada Tumbuhan Sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi penyusunan makalah dan
segi lainnya. Oleh karena itu, kami akan menerima bagi yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami , baik kepada Ibu Ritma Dewanti, S.GZ.MGZ selaku Dosen
Mata Kuliah Struktur Jaringan Dan Struktur Organ Pada Tumbuhan dan teman –
teman, sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberi hikmah dan manfaat, sehingga dapat memberikan inpirasi
bagi semua orang.

Bandar Lampung, Oktober 2022

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................1

DAFTAR ISI............................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN....................................................................3
A. Latar belakang................................................................3
B. Rumusan masalah...........................................................3
C. Tujuan ...........................................................................3
D. Manfaat .........................................................................3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Tabu dan Pantangan..........................................4
B. Kepercayaan Agama dan Budaya..................................4
C. Timbulnya Tabu dan Pantangan Makanan.....................5
D. Berbagai Pantangan dan Tabu Makanan........................5
E. Pantangan Makanan di Tinjau dari Gizi.........................6

BAB III
PENTUP...................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................7
B. Saran....................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri.


Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel
menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus
tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik
ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula berlangsung
pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi
pembelahannya sangat terbatas. Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan
tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang
tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan
dewasa.

B. Rumusan masalah
a. Bagaimana Jaringan Tumbuhan?
b. Bagaimana macam-macam jaringan?
c. Bagaimana jenis jaringan pada tumbuhan?
d. Bagaimana sifat dan fungsi jaringan pada tumbuhan?

C. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian jaringan tumbuhan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam jaringan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jaringan pada tumbuhan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui sifat dan fungsi jaringan pada tumbuhan. 

D. Manfaat
a. Menjelaskan Jaringan Tumbuhan.
b. Menjelaskan macam-macam jaringan.
c. Menjelaskan jenis jaringan pada tumbuhan.
d. Menjelaskan sifat dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan


fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang
lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan
adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai
struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan
(Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan,
dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).

Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan
struktur yang sama. Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti
sempit, pengertian jaringan tumbuhan adalah apabila sel-sel berkumpul pada
tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai sekumpulan sel-sel yang masing-
masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif berfotosintesis,
aktif mengadakan metabolisme, aktif berkembang biak.

Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan


diri, tetapi degan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut,
pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan.
Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Tumbuhan
embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat
berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks
batang, namun jumlah pembelahan ini sangat terbatas.

Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara


morfologi dan fisiologi membentuk berbagai macam jaringan dan tidak
mempunyai kemampuan untuk membelah diri, jaringan ini disebut jaringan
dewasa.

4
Macam-Macam Jaringan Pada Tumbuhan :
1. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan

Gambar 1.1 Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan

Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda. Jaringan
meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. berfungsi sebagai
pembelahan, dan terletak pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang.

Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1) Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.


2) Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel sel-sel meristem.
3) Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang .
4) Masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti
sel

ciri-ciri jaringan meristem sebagai berikut :

1) Memiliki dinding sel yang tipis,


2) Bentuk selnya isodiametris,
3) Kaya akan protoplasma,
4) Tidak mengandung makanan cadangan,
5) Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada,
6) Ukuran selnya kecil,
7) Mempunyai nukleus yang relatif besar,
8) Banyak mengandung sitoplasma,
9) Selnya berbentuk kubus.

Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kiteria yaitu posisinya dalam
tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan fungsi.

Berdasarkan letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:

1) Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,

5
2) Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3) lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya:
kambium dan kambium gabus (felogen).

Gambar 1.2. Meristem apical, Meristem interkalar, Meristem lateral

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:

1) Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih berada
dalam masa embrional.
2) Meristem primer adalah sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik
(meristem apikal), Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan
ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan.
Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan
demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
3) Meristem sekunder adalah apabila sel-selnya berkembang dan jaringan dewasa yang
sudah mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).

Gambar 1. 3 Macam-Macam Jaringan Meristem

Jaringan meristem primer berasal dan sel-sel initial yang disebut promeristem, yang berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Haberlandr akan berkembang menjadi protoderm adalah jaringan
6
yang akan menjadi epidermis adalah prokambium bagian yang dibentuk untuk menjadi jaringan
dasar, dan Prokambium adalah jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele (silinder pusat). Dan
meristem dasar.

Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi


menjadi sistem jaringan pengankut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi
parenkim (jaringan dasar). Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah yaitu:

1. Dermatogen, akan berkembang menjadi epidermis,


2. Periblem, akan berkembang menjadi korteks, dan
3. Plerom akan berkembang menjadi stele.

Gambar 1.4 Dermatogen- Epidermis, Periblem- Korteks, Plerom- Stele.

7
Sementara, schmidt membagi ujung batang menjadi dua bagian yaitu korpus dan
tunika. Korpus merupakan bagian pusat dan titik tumbuh. Daerah ini mempunyai area
yang luas dan sel-selnya relatif besar. Sel-sel daerah korpus akan membelah secara
tak beraturan. Tunika merupakan bagian paling luar dan titik tumbuh, terdiri dari satu
atau beberapa lapis sel, dengan sel-selnya relatif lebih kecil dan mengalami
pembelahan ke samping (ke arah lateral).

Jaringan meristem sekunder tumbuhan sel-sel dewasa yang berubah keadaannya


menjadi meristematik(jaringan pertumbuhan dan lokasi pembelahan sel). Sel-sel
meristem sekunder tumbuhan memiliki bentuk pipih atau prisma yang di bagian
tengahnya terdapat vakuola yang besar contohnya adalah kambium dan kambium
gabus. Kambium dapat kita temukan di dalam batang dan akar dari tumbuhan dan
kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus
yang tidak dapat dilalui air, sel-sel gabus umumnya bersifat mati.

2. Jaringan Dewasa

Gambar 1.5. Jaringan Dewasa 

Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat


jaringan dewasa sebagai berikut:
1) Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
2) Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem.
3) Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan
selapuit yang menempel pada dinding sel.
4) Kadang-kadang selnya telah mati.
5) Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
8
6) Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar sel.

Terbentuknya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat diakibat oleh:
1) Sisogen, yaitu sel-sel saling memenuhi sehingga terbentuk ruang diantaranya,
terjadi pada sel tangkai daun teratai (Nymphaea).
2) Lisigen, yaitu ruang antar sel yang terbentuk karena sel beserta isinya larut.
Dapat anda temukan pada ruang minyak daun jeruk (Citrus sp).
3) Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi berasal dari larutnya sel tertentu diikuti
oleh saling menjauhi sel sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem.
4) Reksigen yaitu ruang antar sel yang terbentu karena sel sel mengalami
robekan disebabkan oleh pertumbuhan yang menarik sel tersebut. Dapat anda
lihat pada berkat pengangkut batang jagung (Zea mays).

Menurut asal meristem, jaringan dewasa pada tumbuhan ada dua macam yaitu
jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan meristem primer apabila sel sel nya
berasal dari meristem primer dan jaringan sekunder apabila sel sel nya berasal dari
meristem sekunder.

Gambar 1.6 Jaringan Pelindung

Jaringantingkat tinggi antara lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar


(parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut (vaskuler), dan
jaringan sekretoris.

1. Jaringan Pelindung (epidermis)

Jaringan epidermis adalah jaringan tumbuhan yang merupakan lapisan sel yang
berada paling luar, pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis sering disebut jaringan
pelindung. Fungsi Jaringan epidermis sebagai berikut:

9
a) Melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan
merugikan pertumbuhannya ,
b) Berperan dalam membatasi penguapan, menyokong, penyerapan, dan
penyimpanan air.
Ciri khas sel epidermis sebagai berikut :
1) Tidak memiliki klorofil,
2) Sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar
sel.,
3) Dinding sel epidermis ada yang tipis,
4) Terdiri dari satu lapis,
5) Vakuola besar,
6) Mengandung antosianin,
7) Temukan pada biji dan daun pinus,
8) Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid
yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk
lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula.

Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Hal ini
disebabkan karena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar

Permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis


velamen pada akar anggrek.
Sel-sel epidermis mempuyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis berbentuk
tubular dapat dijumpai pada helalan daun dikotil dan berbentuk memanjang dijumpai
pada helaian daun Monokotil Pada helaian daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk
heksagonal- Sel-sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan
berbagai hasil metabolisme.
 Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan yang
sering disebut derivat epidermis bisa juga disebut modifikasi jaringan epidermis,
seperti stoma, trikoma, sel kipas. Sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a) Stomata
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau
berbeda dengan sel sel epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. 
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang
mengatur dalam lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat
terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat
lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi
dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai sel penutup tipe menonjol. 
Fungsi stomata sebagai berikut:
 Sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada
tumbuhan. Oleh karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan
dibawah permukaan daun. Khusus untuk daun mengapung stomata lebih
banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada tumbuhan darat,
stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi
dalam mengurangi penguapan,

10
 Mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal
ini diperlukan dalam mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan
respirasi anaerobik dalam sel tumbuhan. Apabila terdapat air pada sel penjaga.
Saat sel penjaga “tergenang” oleh air, akan menekuk dan membuka celah
diantara-Nya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata yang
memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar
asam absisat yang larut dalam selnya dan mengalami “kekeringan” , celah
yang ada akan tertutup karena sel penjaga merapat satu sama lain. 

Tipe-tipe Stomata dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada


tumbuhan dicotyledooneae dapat dikelompok kan menjadi 4 tipe berdasarkan letak
dan jumlah sel tetangganya yaitu:
1) Tipe anomositik (Ranuculaceae),adalah tipe sel tatangga yang memiliki
kesamaan bentuk dan ukuran dengan sel epidermis disekitarnya.
2) Tipe anisositik (Cruiferae) yatiu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel yang
tidak berukuran sama.
3) Tipe parasitik (Rubiceae), yaitu tipe sel penutup yang didampingi oleh sel
tetangga

Atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga senga sumbu sel penutup serta celah.
4). Tipe diasitik yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Dinding dari
dua sel tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah.
Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya.
Tipe-tipe stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutup sebagai berikut:
- Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
- Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
- Mesoperigen, yaitu apabila sel tetngga sedikitnya satu memliki asala yang sama
dengan sel penutup
Tipe stomata berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta
arah membukanya stomata

Hal yang perlu diketahui tentang stomata tumbuhan adalah penyebaran stomata. Pada
tumbuhan monokotil, penyebaran stomata tersusun secara longitudinal sedangkan
tumbuhan dikotil letak stomata tidak beraturan.

b) Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk
rambut. Ada juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi
tumbuhan sebagai berikut:
1) Mengurangi penguapan
2) Meneruskan rangsang
3) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
4) Membantu penyebaran biji
5) Membantu penyerbukan bunga
6) Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

Macam-macam trikoma dibagi dua sebagai berikut:

11
1. Trikoma Glandular (berkelanjar) adalah trikoma yang dapat menghasilkan
sekret. Trikoma glanduler dapat bersel satu.
Biasanya  terdiri  dari  tangkai  dan  kepala  bersel  banyak  dinamakan  koleter.
Trikoma seperti ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang
dihasilkannya menjaga tunas dari kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah
kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan pemakan serangga sepertiNephenthes.
Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya tembakau (Nicotiana
tabacum) terletak pada daun. Macam-macam trikoma galnduler antara lain:
 aTrikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala, serta
mengeluarkan larutan yang berisi asam organik.
 Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang
kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel.
 Kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang
pendek.
 Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan
ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.

2. Trikoma Nonglanduler (tidak berkelenjar) adalah trikoma yang tidak


menghasilkan sekret.

Macam-macam trikoma nonglandular antara lain:

 Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, misalnya pada daun
durian(Durio zibethinus)
 Rambut bercabang bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya
pada daun waru (Hibiscus tiliaceus)
 Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak
lurus permukaan akar seperti jarum. Sel bebrbentuk bulat panjang, mencapai
panjang 80 – 1500 mikrometer dengan garis tengah 5 – 17 mikrometer.
Rambut akar memiliki vakuola besar dan biasanya berdinding tipis. 

a. Sel kipas (buliform cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk
seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri
dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan
diselubungi kutikula. Plasma sel berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan
berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel
kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas
permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi
penguapan lebih lanjut

b. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti
sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma,
setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel
(pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang
dindingnya mengandung zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus
12
yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin
lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar tampak
sebagai bintik-bintik.
c. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis
akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk
menyimpan air atau menyimpan udara.Epidermis beserta velamen ada yang
menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple epidermis.

2.  Jaringan Dasar (parenkim)

Gambar 1.7 Jaringan Dasar

Jaringan parenkim adalah jaringan tumbuhan yang terdapat hampir seluruh organ
tumbuhan membentuk jaringan. Jaringan parenkim memiliki struktur serta fisiologis
yang bermacam macam. Jaringan parenkim masih melakukan segala kegiatan proses
fisiologis, hal ini berbeda dengan jaringan tumbuhan yang lain khususnya jaringan
yang dewasa (tua).

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar tumbuhan karena dijumpai hampir di
setiap bagian tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim ditemukan
diantara  jaringan epidermis dan pembuluh angkut, sebagai korteks.

13
Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:

 memiliki bentuk bervariasi,


 anyak terdapat vakuola,
 dinding sel tipis,
 ukuran sel besar dan hidup,
 banyak terdapat ruang antar sel.
 jaringan parenkim dapat membelah, baik secara meristematik maupun secara
embrional.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5


macam yaitu:

1. Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit
sebagai penimbun air untuk melewati musim kering.

2. Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses


pembuatan makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.

3. Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan.


Jaringan parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. Sebagai tempat
menyimpan udara.

4. Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan


cadangan makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar
rimpang, empulur batang, umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan
parenkim ini disimpan dalam bentuk gula, tepung, protein, dan lemak.

5. Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu
makanan maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah
pengangkutan. 

Jaringan parenkim tumbuhan dapat juga dibedakan berdasarkan bentuknya. Berikut


pembagiannya:

 Jaringan parenkim palisade. Merupakan jaringan yang menyusun mesofil pada


daun. Jaringan parenkim ini dapat juga ditemukan pada biji dengan bentu sel
panjang, tegak dan mengandung banyak kloroplas.
 Jaringan Parenkim lipatan. Jaringan ini dijumpai pada mesofil daun pinus dan
padi. Terjadi perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan
mengandung banyak kloroplas.
 Jaringan parenkim bunga karang. Jaringan ini menyusun mesofil daun dan
ukurannya tidak beraturan serta ruang antar ser yang lebar.
 Jaringan parenkim bintang (aktinenkim). Jaringan ini dapat ditemukan pada
tangkai daun Canna sp. Dengan bentuk seperti bintang bersambungan pada
bagian ujung.

14
1. Jaringan Penyongkong (penguat)

Gambar 1.8 Jaringan Penyongkong

Jaringan Penguat tumbuhan berfungsi dalam memberikan kekuatan bagi tubuh


tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penguat tumbuhan dibagi atas dua
berdasarkan sifat dan bentuknya yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

1.Jaringan Kolenkim Tumbuhan

Kolenkim adalah jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai jaringan penguat


terutama pada organ organ tumbuhan yang masih aktif membelah dan tumbuh serta
berkembang. Jaringan kolenkim tersusun atas sel sel yang masih hidup. Jaringan
kolenkim tumbuhan memiliki bentuk sel yang sedikit memanjang, dan hanya
memiliki dinding primer dengan penebalan yang tidak teratur yang lunak serta lentur.
Hal ini disebabkan karena jaringan kolenkim tumbuhan tidak mengandung lignin
melainkan kloroplas dan tanin.Jaringan  kolenkim tumbuhan dapat dijumpai ada
batang, daun, bunga dan buah. Jaringan tumbuhan ini dapat juga dijumpai pada akar
yang terkena matahari. Jaringan kolenkim pada tumbuhan monokotil
(monocotyledoneae) tidak ditemukan jaringan kolenkim apabila telah terjadi
pembentukan sklerenkim sejak tumbuhan masih muda.Jaringan kolenkim tumbuhan
terbagi atas 4 menurut penebalan dinding selnya yaitu kolenkim anguler, kolenkim
lameler, kolenkim tubular, dan kolenkim tipe cincin.

A.Koloenkin sudut ( angular kolenkim)

Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang
melintangnya penebalan ini tampak terjadi pada tempat pertemuannya tiga sel atau
lebih.contohnya yang terdapat pada batang solanum tuberosum.

B.Kolenkim lamela ( lamelar kolenkim)


15
Penebalan dinding sel terjadi pada dinding tangesial sel.kolenkim lamela terdapat
pada korteks batang Sabucus nigra dan tangkai Cochlearia armoracia.

C.Kolenkim lakuna ( lacunar kolenkim)

Penebalan dinding sel terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang
antar sel. Terdapat pada tangkai salvia

D Kolenkim cincin ( anular kolenkim)

Pengamatan kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara
terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

2. Jaringan Sklerenkim Tumbuhan

Sklerenkim adalah jaringan penguat tumbuhan yang memiliki dinding sekunder yang
tebal, dan mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim pada tumbuhan memiliki sel
sel yang kenyal dan tidak mengandung protoplas. Dengan kata lain, jaringan
sklerenkim tersusun atas sel sel yang telah mati dengan dinding sel yang tebal. Hal ini
membuat mudah untuk menemukan jaringan sklerenkim yaitu pada bagian tumbuhan
yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. 

Jaringan sklerenkim terbagi atas dua yaitu serabut dan sklereid (sel sel batu).

1.Serabut

Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan yang mungkin
terdapat sebagai idioblas ( pada daun Cycas) tetapi lebih sering berbentuk pita atau
silinder kosong yang tidak terputus.

Menurut tempatnya serabut dikelompokan menjadi dua tipe dasar :

1). Serabut xilem

Merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang
sama seperti pada unsur xilem lain. Serabut ini bentuknya sangat beragam,
berdasarkan ketebalan dinding, tipe maupun jumlah noktah.

2). Serabut ekstraxilem

Serabut kormersial di bedakan menjadi dua tipe :

3. Keras

Serabut keras adalah serabut yang berisi likmin tinggi dan bersrektur kaku.serabut
keras ini terdapat pada monokotil.serabut keras dari monokotil merupakan bahan
mentah dalam pembuatan kertas,yaitu dari Zea mays, Saccharum officinarum dan
Stipa tenacissima
16
A. lunak

Sersbut lunak ada yang berisi liknin tetapi ada juga yang tidak,fleksibel,dan elastis.sel
lunak terdapat pada dikotil,misalnya pada Linum usitatissimum,Canabis
sativa,Bochmeria nivea,Corchorus capsularis ( jute),Hibiscus canabinus ( kenaf), dan
Ceiba pentandra ( kapuk).

Serabut juga dikelompokan berdasarkan penggunaannya yaitu :

1). Serabut Tekstil

Digunakan dalam produksi pabrik. Pada industri tekstil,serabut yang terutama di


gunakan adalah serabut kapas dan sejumlah kecil flaks, rami dan hemp. 

2). Serabut Cordage

Untuk tali. Pabrik pemintalan biasanya menggunakan jute,kapas, dan hemp. Utnuk
mengurangi peredangan digunakan flaks dan beberapa serabut keras lain

3). Serabut Sikat

Digunakan dalam produksi sikat dan sapu kebayakan dibuat dari serabut
Agave,serabut dari batang dan daun Palmae, dan karangan bunga dari Sorgum
vulgare.

4). Serabut Pengisi

Digunakan untuk perkakas rumah misalnya matras,wall plate. Beberapa serabut


pengisi antara lain serabut kapuk, kapas, jute dan serabut dari Tillandsia usneoides ,
serta beberapa serabut kasar lain.

2.Sklereida ( sel batu)

Terdapat di tempat yang berbeda dalam tubuh tumbuhan, biasanya sklereida


merupskan masa yang keras dan terdapat di dalam jaringan parenkim yang lunak.

Menurut Tschirch ( 1889) sklereida di bedakan menjadi 4 tipe yaitu :

1. Sel batu ( Brakisklereida)

Sel batu berbentuk isodiametris,biasanya terdapat pada floem.korteks dan kulit


kayu batang dan daging buah pir ( Pyrus communis)
1.Makrosklereida
2.Leguminosae yang berbentuk tangkai,sering membentuk lapisan dalam testa
dari biji
3.Osteosklereida
17
Sklereida berbentuk tulang, ujungnya membesar, berongga bahkan sering kali
bercabang. Sklereida ini sering ditemukan dalam kulit biji dan dalam daun
dikotil tertentu, misalnya pada kulit biji kacang merah ( Phaseolus vulgaris)
4.Asterosklereida
Sklereida yang bercabang,sering kali berbentuk bintang. Terdapat pada daun
the ( Camellia sinensis)
3.Jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan ada dua yaitu floem dan xilem. Floem terdiri
atas buluh tapisan, sel penggiring dan parenkim floem. Jaringan pengangkut tipe
xilem  yaitu trakea dan trakeida serta serabut dan parenkim xilem.

1.Floem

18
Gambar 11. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke


seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-
unsur tapis, sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur
utama adalah pembuluh  tapis dan parenkima floem. Parenkima floem
berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering
kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh
tumbuhan.                              

Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm


dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti.
Dinding sel  komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis
daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada
jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai
ke ujung tumbuhan.

2. Xilem

19
Gambar 12. xilem

Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen
xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur
pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan
trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa
dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk
pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh
karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas
pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan,
tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.

Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga,


trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena
adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan
pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid.
Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea
hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak
terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota
Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil,
walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid
ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat
pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat
lubang seperti saringan.

2.2 Organ Pada Tumbuhan


20
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa
jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan
menjadi organ sebagai alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi
(organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun,
sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat
pada bunga.

Gambar 13. Organ Pada Tumbuhan

1, Akar 

Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat
pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar
memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ
lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer
dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa
selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang. 

Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran


berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan
pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan
berukuran relatif sama. 

Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang
paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar
(kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan
sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut
21
meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona
pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh
kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung
akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan
akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel
jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya. 

Gambar 14. Akar

Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur
sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks,
endodermis dan stele (silinder pusat). Lapisan terluar dari akar adalah
epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama lain
tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar.
Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang
menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis
sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar. Korteks
akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit.

Jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat


selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut
hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan
lignin. 

Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk


silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah
22
dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk
pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat
adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya. 

Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini
dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan
dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenkim
berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering
disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal
terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium
gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel
terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil
mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang,
sedangkan pada tumbuhan monokotil, xylem dan floem letaknya berselang
seling.

3. Batang 

Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran


sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian
dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam
lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.

 Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam


pertumbuhan sekunder. 

Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan


dikotil, yaitu: 

a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem


sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar, 

b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras


dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar. 

Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung


kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas
perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer
di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa
pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan
floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke
arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis
halus yang membentuk lingkaran tahun. 

23
Gambar 15. Batang

4. Daun 

Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh


karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun
(menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk
helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat
telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk
ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan
berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata,
dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik). 

Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk


transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati
preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian
penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut.
Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan
pengangkut. 

Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus


sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya
stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel
penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya
stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan
jalan keluarnya uap air. 

Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan
parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade
(parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga
24
karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel
bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat
pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung. 

Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai


tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem
dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air
dan hasil fotosintesis pada daun.

Gambar 16. Daun

4. BIJI

Fase generatif pada tumbuhan diawali dengan proses penyerbukan dan


kemudian proses pembuahan. Pada proses pembuahan bakal buah tumbuh
menjadi buah dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Di dalam biji terdapat
lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji merupakan alat perkembangbiakan
utama pada tumbuhan biji. Biji sendiri terdiri dari beberapa bagian. Apa saja
bagian-bagian biji tersebut? Berikut pembahasannya!

Bagian-Bagian Biji

Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk setelah
proses penyerbukan dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan baru
yang akan tumbuh jika kondisi lingkungan mendukung. Umumnya biji pada
tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian biji tersebut yaitu kulit biji, tali
pusar, dan inti biji

25
Gambar 17. Biji

1.Kulit biji (spermodermis)

Bagian-bagian biji yang pertama adalah kulit biji. Kulit biji atau spermodermis
berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Umumnya kulit biji pada
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu:

• Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama dari
bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang
tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang keras seperti kayu atau batu.

• Lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih
dikenal dengan kulit ari.

Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji,
yaitu:

• Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami
perubahan warna dari muda hingga tua.

• Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan
menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu

• Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian
bagian biji dan berbentuk seperti selaput tipis.

2. Tali pusar (funiculus)


26
Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai
tangkai yang menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya
biji akan terlepas dari tali pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya
saja, atau yang lebih dikenal dengan istilah pusar biji.

3. Inti biji (nucleus seminis)

Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti
pada biji yang dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:

a. Lembaga (embrio)

Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon
akar (radicula), daun lembaga (kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan
putih lembaga (albumen).

b. Calon akar (radicula)

Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada
tumbuhan dikotil, akar ini akan tumbuh terus hingga membentuk akar
tunggang.

c. Daun lembaga (kotiledon)

Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat


perkecambahan setelah keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga
ini adalah sebagai tempat penimbunan makanan, sebagai alat untuk
melakukan fotosintesis, dan sebagai alat penghisap makanan dari putik
lembaga untuk lembaga.

d. Batang lembaga (cauliculus)

Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


ruas batang lembaga yang terletak di atas daun lembaga (internodium
epicotylum) dan ruas batang lembaga yang terletak di bawah daun lembaga
(internodium hypocotylum).

e. Putih lembaga (albumen)

Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan
untuk waktu awal pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat
membuat makanannya sendiri. Tidak semua tumbuhan berbiji mempunyai
putih lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-polongan
(Leguminosae), cadangan makanan disimpan pada daun lembaga
(kotiledon).

27
Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan,
keberadaan putih lembaga dapat dibedakan menjadi:

• Putih lembaga dalam (endospermium). Biji dengan putih lembaga dalam


biasanya terdapat pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Jaringan ini
terdiri dari sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang
setelah dibuahi akan terbelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan.
Misalnya biji pada jagung (Zea mays L.), rerumputan (Graminae)

• Putih lembaga luar (perispermium). Bagian ini berasal dari bagian luar biji di
luar kandung lembaga. Misalnya biji pada lada (Piper nigrum L.)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Str
organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami
pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa
adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami
diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi
menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim),
jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).
28
DAFTAR FUSTAKA

Prof.Dr.Sri Mulyani E.S, 2006. Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Kenisius


Yogyakarta

Dra.Turrini Yudiarti, MSc, 2004. Buku Ajar Biologi, Semarang: UNDIP Press

Prof.Dr.Issirep Sumardi, 2014. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Depok:


Penebar Swadaya

Hidayat, esteti b. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung. Itb

Soerokoesoemo,wibisono,dkk. 1993. Anatomi dan fisiologi tumbuhan. Jakarta.


Universitas terbuka
29
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari:
Biology. 5th ed. Oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga. Mader, S.S. 2004. Biology.
Boston: McGraw-Hill. Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga. 

www.cartage.org.lb http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/

www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-fungsi.html

belajarbiologi.com/2014/07/jaringan-tumbuhan-dan-macam-macam-jaringan-
tumbuhan.html

www.biologipedia.com/jaringan-parenkim-pada-tumbuhan.html

www.biologipedia.com/jaringan-penguat-pada-tumbuhan-kolenkim-sklerenkim.html

www.softilmu.com/search?q=jaringan+tumbuhan&x=19&y=19

www.zonasiswa.com/2015/03/jaringan-tumbuhan-dan-keterangannya.html

www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-fungsi.html

biologiunnes.blogspot.co.id/2013/10/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html

aplikatifilmu.blogspot.co.id/2014/01/sifat-tumbuhan_1848.html

30

You might also like