Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH KELAS FILICINAE KELOMPOK 4 I
MAKALAH KELAS FILICINAE KELOMPOK 4 I
“KELAS FILICINAE”
Untuk memenuhi tugas pada matakuliah Botani Tumbuhan Rendah dosen pengampu
DISUSUN OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”kelas felicinae (paku sejati)” dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Rendah. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ” kelas felicinae (paku sejati)” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pada matakuliah Botani Tumbuhan Rendah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
2
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
2.1 Klasifikasi Kelas Felicinae (paku sejati)..................................................................................5
2.2 Family yang terdapat pada kelas Felicinae (Paku Sejati).........................................................6
2.3 Habitat, Spesimen, Dan Manfaat dari masing-masing family felicinae..................................15
BAB III..................................................................................................................................................19
PENUTUP.........................................................................................................................................19
3.1 kesimpulan.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan paku hidup tersebar luas dari tropika yang lembab sampai melampaui
lingkaran Arktika. Jumlah yang teramat besar dijumpai di hutan-hutan hujan tropika dan
juga tumbuh dengan subur di daerah beriklim sedang, di hutan-hutan, padang rumput
yang lembab, sepanjang sisi jalan dan sungai (Tjitrosomo, 1989).Tumbuhan paku banyak
dijumpai di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang. Tumbuhan paku ada yang hidup
sebagai saprofit dan ada pula yang epifit. Jones dan Luchsinger (1986) melaporkan di
muka bumi ini terdapat 13.000 jenis Tumbuhan paku. Menurut Loveless (1999), paku
diwakili oleh kurang dari 10.000 jenis yang hidup, tetapi karena ukurannya yang besar
dan penampilannya yang khas, tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi yang
menonjol.
Kelas Filicinae merupakan kelompok tumbuhan paku yang mendominasi kepulauan
Indonesia, Filipina, Guinea dan Asutralia Utara (Whitten dan Whitten, 1995).Kelas
filicinae dikenal sebagai paku sejati karena memiliki daun sempurna.Ditinjau dari
lingkungan hidupnya dibedakan menjadi tiga golongan paku, yaitu paku tanah, paku air
dan paku epifit.Ciri khas tumbuhan paku kelas ini daunnya besar, daun muda
menggulung, daun menyirip, spora dihasilkan dalam dalam sporangium yang tersusun
membentuk sorus terletak pada bagian bawah daun.Tumbuhan paku banyak dimanfaatkan
sebagai tanaman hias, bahan dasar obat, pupuk hijau dan sayuran. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan
berkormus.Tumbuhan paku di Indonesia memiliki keragaman jenis dan memiliki manfaat
dalam memelihara ekosistem hutan, tanaman hias, sayuran, dan bahan obat-obatan
(Steenis, 2013).Keragaman jenis Tumbuhan paku dapat diketahui melalui kegiatan
identifikasi.Identifikasi Tumbuhan paku oleh peneliti maupun mahasiswa mengacu pada
referensi yang merupakan salah satu jenis buku nonteks pelajaran.Pada umumnya
referensi yang digunakan dalam identifikasi tumbuhan paku berbentuk narasi.
4
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Famili Gleicheniaceae
1. Gleichenia Truncata
Ciri-cirimorfologi:
1. Teresterial
2. Gleichenia Hirta
Ciri-ciri morfologi:
1) Rimpang menjalar panjang
7
4) tidak berstipulae seperti leaflets
Ciri morfologi:
1) Tinggi tumbuhan dapat mencapai hingga 5 m
2) daun 3-pinnate
3) batang dan pangkal stipe membentuk serasah, batang, stipe dan rachis
berbulu
8) pangkal pinnule sessile, truncate, apex membulat, margin rata, lobe mencapai
costule, lobe yang berdekatan membentuk sinus, tunggal
9
Contoh tumbuhan paku dari family Polypodiaceae
1. Belvisia Sp 1
Ciri morfologi:
1) Rimpang bersisik, menjalar
2) stipe ramping
3) panjang 0,5 – 1 cm
4) daun steril panjang 4 – 10 cm, lebar 0,2 – 0,5 cm,
5) secara bertahap mengecil ke pangkal dan apex, vein utama tidak terlihat,
vein lateral terkadang terlihat, midrib tidak terlihat jelas
2. Belvisia Sp 2
Ciri morfologi:
1) Rimpang menjalar pendek
3) stipe panjang 12 cm
3. Drynaria sparsisora
Ciri morfologi:
1) Rimpangnya tegak bersisik
2) mengecil pada pangkal, kaku, kemudian akan gugur setelah dewasa,
padat
10
3) Daunnya dimorfik, foliage, pinnatifid, panjang dapat mencapai 60-70
cm termasuk stipe
4. Crypsinus trilobus
Ciri morfologi:
1) Lamina mendelta
2) biasanya bercuping agak jarang yang sederhana atau tegak bengacap
menyirp
3) menggulung pada pangkal
4) berangsur sedikit agak melancip pada ujungnya
5) rakis dan kosta dengan jelas terlihat di bawah
6) urat daun utama jelas pada kedua permukaan
7) Daun subur lebih Panjang, sori pada sebuah garis tunggal pada setiap sisi
kosta
11
1. Asplenium nidus
Ciri-ciri morfologi:
1) Frond tunggal, panjang mencapai 2 m
2) Stipe pendek, ± 5 cm, coklat gelap, glabrous
3) Rachis hijau kecoklat, glabrous. Pinna steril dan fertil dengan bentuk
dan ukuran sama
4) ujung acute atau circinate pada frond muda , tapi entire, tulang daun
bebas, saling menyatu sebelum mencapai tepi
5) Sorus atau sorus linier, menempel pada salah satu sisi tulang daun
sekunder, panjangnya hampir setengah dari lebar lamina
6) dilindungi oleh indusium ketika masih muda; indusium bentuk
lembaran sempit, tipis, hijau
2. Asplenium pellucidum
Ciri morfologi:
12
5. Famili Athyriaceae
1. Athyryum japonicum
Ciri morfologi:
4) stipe panjang 40 cm
7) vein 4-6 pasang tiap lobe, tunggal atau bercabang, bulu kasar
tersebar di costa dan kedua permukaan vein, teksture halus, sorus
terdapat dibagian tengah vein
13
8) dengan sporangium lebar tipis, berwarna putih pucat.
6.Family Blechnaceae
Kebanyakan terrestrial, terkadang menempel di batu atau epifit,
rimpang menjalar hingga sedikit tegak atau melengkung, memanjat, ramping
hingga kokoh, dictyostelic, bersisik, daun monomorfik hingga dimorfik, besar
atau kasar, umumnya hingga 30 cm hingga lebih dari 100 cm, stipe tidak
tersambung, umumnya tersusun lebih dari 2 jaringan pembuluh dalam
lengkungan, bersisik di pangkal, lamina kemerahan ketika muda, pinnatifid
hingga pinnate – pinnatifid atau 2-pinnate, gundul atau terkadang bersisik atau
berkelenjar capitate, rachis sering beralur di adaxial, vein – vein di daun steril
bebas, vein – vein di daun fertil tergabung ke dalam sorus, terdapat vein
sekunder paralel ke costa atau costule, sorus memanjang sepanjang vein
sekunder, indusium ada, terbuka sepanjang sisi margin vein, tersembunyi oleh
sporangim, spora mololete, bentuk hati. Frond pinnate, pangkal stipe bersisik.
Sorus di kedua sisi tulang daun utama dari pangkal sampai hampir ke ujung
pinna (pericostal), dilindungi indusium, atau tersebar di seluruh permukaan
abaksial pinna fertil, tanpa indusium.
1. Blechnum vestitum
Ciri-ciri morfologi:
1) Rimpang tegak
2) tumbuh beberapa daun, bersisik dan dipenuhi akar
3) beralur di abaxial menyambung dengan rachis, dan imparipinnate, dimorfik
4) daun steril panjang 40 cm, lebar 14 cm, 12 pasang pinnam pinna panjang 7
cm, lebar 1,4 cm
5) tepi pinna rata, bertangkai pendek, pangkal obtuse, apex acuminate, pinna
berbulu hingga pada rachis
14
7. Famili Stenochlaea
Rimpang menjalar atau memanjat, hjau dan bersisik ketika dewasa,
pertumbuhan akhir hanya ditutupi dengan sisik coklat imbricating membulat
peltate, menghasilkan daun atau akar di semua sisi, stipe memiliki jarak dengan
rimpang, gundul, daun tunggal pinnate, dimorfik, pinna lateral umumnya
tersambung, daun steril memiliki pinna eliptic mengecil, tepi sedikit bergerigi,
vein – vein membentuk baris tunggal dari areoles memanjang mengecil dekat
dengan costa, sebagian bebas, oblique, bercabang, tanpa vein utama, kelenjar
hadir di tepi pinna dekat dengan pangkal, daun fertil dengan pinna linear
mengecil, permukaan bawah tertutup sporangium.
1. Stenochlaena palustris
Ciri-ciri morfologi:
1. Family Gleicheniaceae
Glihenia truncate
15
- Habitat : teresterial, tumbuh di tempat terbuka, ditemukan
diketinggian 1500 mdpl.
- Specimen : Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah, 15 maret 2020
- Manfaat : bahan baku kerajinan tangan, hiasan untuk dekorasi,
obat cacing, dan obat kulit
Glihenia hirta
2. Family Cyatheaceae
Cyathea sp
16
Belvisia Sp 2
- Habitat : epifit, di tempat ternaungi, ditemukan diketinggian 1000
mdpl
- Specimen : Hutan Penggaron Semarang, Gunung Lawu
Kabupaten Karangayar,Provinsi Jawa tengah, Februari 2020.
Drynaria sparsisora
Crypsinus trilobus
- Habitat : hutan pegunungan, epifit pada batang pohon
- Specimen : Kebunraya Baturradeb, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah
Asplenium pellucidum
- Habitat : teresterial di daerah tertutup, ditemukan diketinggian
1000 m dpl
- Specimen : Hutan Penggaron, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
- Manfaat : sebagai obat luka
17
5. Famili Athyriaceae
Athyryum japonicum
7. Famili Stenochlaea
Stenochlaena palustris
- Habitat : rawa gambut (lahan basah)
- Manfaat : penambah darah, menunda penuaan,anti diare,dan
sayuran yang lezat
18
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
19
Singh Gurracharan. 2009. Plant Systematics Third Edition. Science
publisher, India.
20