Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sejarah Sejarah Perkembangan Oseanografi Di Indonesia Maupun Dunia Rois Saleh
Makalah Sejarah Sejarah Perkembangan Oseanografi Di Indonesia Maupun Dunia Rois Saleh
Makalah Sejarah Sejarah Perkembangan Oseanografi Di Indonesia Maupun Dunia Rois Saleh
NIM:1121421028
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SEJARAH OSEONOGRAFI ” sebagai tugas dalam mata kuliah Oseanografi
dengan tepat waktu.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu
dari dosen pengajar ataupun dari pihak - pihak lainnya yang turut serta membantu
terselesaikannya makalah ini. Saya menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini
dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saya menanti kritik dan saran pembaca makalah ini untuk kemudian
dapat saya revisi dan saya tulis dengan benar di masa yang selanjutnya, sebab
saya m enyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif.
Akhir kata, saya berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf yang apabila dalam
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
2
DAFTAR ISI
Contents
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Sejarah Singkat Oseanografi....................................................................................5
2.2 Sejarah Oseanografi di Indonesia............................................................................7
2.3 Perkembangan Oseanografi di Indonesia.................................................................7
2.4 Peristiwa dipole moment, el nino dan la nina...........................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................11
3.2 SARAN..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
ekspedisi untuk mengeksplorasi arus laut, dasar laut dan kehidupan laut. Ekspedisi
Challenger tahun 1872-1876 merupakan ekspedisi ilmiah pertama yang menjelajahi
lautan dunia dan dasar lautnya.
A. Pelaut Polinesia
1. Peta Polinesia
Sekitar 30.000 tahun yang lalu, di sepanjang garis pantai barat Samudra Pasifik -
sekarang diantara Australia dan Cina- orang-orang mulai bermigrasi ke arah timur
melintasi hamparan Samudra Pasifik. Migrasi ini dilakukan karena adanya perang suku,
bencana alam dan wabah penyakit. Selanjutnya orang Polinesia ini menjajah pulau-pulau
di selatan dan barat Pasifik, dari New Guinea di barat ke Fiji dan Samoa di tengah sela
ma 25.000 tahun lamanya. Mengapa demikian..? Timbul pertanyaan: “ Bagaimanakan
orang Polinesia dapat berlayar menempuh jarak ribuan mil tanpa kompas atau alat
navigasi yang modern.. ?
Hal ini menunjukkan bahwa orang Polinesia sanagt mengamati oseanografi dan
hidup harmoni dengan laut. Mereka mengamati keadaan laut selama berlayar, seperti
keberadaan burung dan kehidupan yang lainnya. Mereka juga merupakan orang pertama
yang menggunakan astronomi bintang untuk menavigasi mereka mel ewati laut. Mereka
juga merupakan orang pertama yang membuat peta navigasi atau disebut stick chart.
B. Laut Me diterania dan Mitos Kuno tentang Samudra
Orang-orang yang tinggal di sekitar Laut Mediterania mulai menjelajahi laut
Pelaut dari Mesir dan Fenisi a memetakan garis pantai daerah untuk membangun
beberapa rute perdagangan. Pada awal pera daban Mediterania, termasuk orang-orang
Yunani, telah banyak mitos yang berkembang termasuk dewa dan dewi yang memerintah
atas alam, seperti Poseiden dengan tritonnya. Legenda Mediter ania, seperti Jason dan
Argonauts, juga terlibat petualangan di laut besar dan berbahaya. Banyak peta lautan dan
garis pantai yang berasal dari daerah ini. Para pedagang Mediterania membuat peta untuk
membantu mereka mendapatkan jalur pelayaran yang tepat untuk bolak-balik ke berbagai
kota di pantai Mediterania.
Sekitar 2.900 tahun yang lalu, orang Yunani mulai keluar dari Mediterania
melewati Selat Gibraltar di ujung barat Laut Mediterania, yang memisahkan Eropa dari
Afrika, dan Mediterania dari Samudra Atlantik. Hanya di luar Selat Gibraltar, para pelaut
Yunani dapat melihat bagaiman pergerakan arus kuat yang bergerak dari utara ke selatan.
Karena pelaut hanya melihat arus sungai, mereka berpikir arus kuat itu hanya bagian lain
dari sungai yang lebih besar. Kata Yunani untuk sungai adalah okeano, yang merupakan
akar dari kata laut.
C. Eksplorasi Voyages dan Ilmu Pengetahuan
Sekitar 650 tahun yang lalu, penjelajah Eropa berlayar ke laut untuk menemukan
rute perdagangan yang lebih cepat menuju kota-kota di Asia dan Eropa. Pangeran Henry
seorang navigator dari Portugal mengakui pentingnya lautan untuk niaga dan kemudian
mendirikan pusat belajar ilmu kelautan. Ini merupan lembaga oseanografi pertama.
Pada akhir tahun 1400-an Cristopher Columbus menjadi orang Eropa pertama
yang berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Dan pada awal tahun 1500-an
berlanjut dengan pelayaran Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Awal tahun 1700-an
beberapa negara Eropa (Spanyol, Inggris, Prancis) berusaha memperluas kekuasaan
mereka hingga ke Hindia Timur melalui jalur lautan.
6
Perjalanan yang paling terkenal yaitu pada tahun 1768 ketika HMS Endeavour
meninggalkan Inggris dan berlayar dibawah pimpinan Kapten James Cook. Lebih dari 10
tahun James Cook telah memimpin tiga ekspedisi mengelilingi dunia dan membuat peta
dari berbagai daerah termasuk Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Hawaii. Dia
adalah pelaut ulung, navigator dan ilmuwan yang selalu mengamati setiap perjalanan
pelayarannya dengan tajam. Dialah yang menyatakan bahwa kekurangan vitamin C bagi
para nelayan merupakan faktor yang menyebabkan banyak nelayan meninggal selama
pelayaran. Sehingga Cook selalu berlayar dengan membawa bekal berupa acar kubis yang
kaya akan vitamin C.
Selain sejarah para pelaut yang panjang, sejarah lainnyapun ditorehkan oleh
Harrison seorang pembuat lemari berkebangsaan Inggris. Diawali pada tahun 1728,
Harrison membuiat jam pendulum untuk membantu mengetahui waktu, namun jamnya
tidak berfungsi dengan baik pada kapal yang sedang berlayar. Pada 1736 Harrison
membuat jam dengan pegas bukan dari pendulum dan berhasil. Akhirnya dengan alat ini
pelaut dapat mengetahui waktu dan jarak barat atau timur dari meridian utama (0 derajat
bujur). Jam yang terakhir ini telah diuji dalam pelayaran dari Inggris ke Jamaika dan
dapat berfungsi dengan baik.
Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan
dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama
C.W. Thomson (berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (berkebangsaan Kanada).
Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka dalam laporan yang diedit oleh
Murray. Murray selanjutnya menjadi pemimpin dalam studi mengenai sedimen laut.
Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut
dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim
akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya.
Organisasi oseanografi internasional pertama adalah The International Council for the
Exploration of the Sea (1901).
7
2. Ekspedisi Snellius (1929-1930): menguraikan dan mengungkapkan geologi
kelautan dan oseanografi fisik
3. Pada Tahun 1952: orang-orang Denmark dengan Ekspedisi "Galathea" juga
mengunjungi Indonesia. Ekspedisi ini mempelajari aspek-aspek biologis laut
dalam di Indonesia. Veen (1953): pembuatan peta distribusi salinitas di perairan
laut di Indonesia Wyrtki (1957): menemukan gejala naiknya air di Laut Banda
Awal thn 1960 merupakan era baru bagi penelitian laut di Indonesia yang
aktivitasnya baru dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dalam negeri.
Kemudian Tiga badan nasional diberi tugas untuk mengadakan aktivitas dalam penelitian
lautan, berikut:
Pertama, adalah pengganti dari Marine Research Laboratory yang saat ini dikenal dengan
nama Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P30-LIPI) di Jakarta.
Fungsi-fungsi utama P30-LIPI adalah :
1. Melakukan penelitian kelautan tentang keadaan fisik, kimia, biologi, dan aspek-aspek
tentang pembentukan permukaan tanah laut.
2. Mengkoordinasikan pengumpulan data.
3. Memberikan saran-saran ilmiah kepada Badan-badan Nasional dan masyarakat
tentang masalah-masalah ilmiah yang berhubungan dengan lautan.
Kedua, adalah Lembaga Penelitian Perikanan Laut (LPPL) yang saat ini dikenal dengan
nama Balai Penelitian Perikanan Laut (Balit Kanlut) yang mempunyai fungsi pekerjaan
yang sama seperti halnya yang dilakukan oleh P30-LIPI, namun lebih memusatkan
kepada aspekaspek perikanan laut.
Ketiga, adalah badan yang bernama DISHIDROS (Dinas Hidro-Oseanografi) yang juga
mempunyai fungsi yang sama dengan kedua badan yang telah disebutkan diatas tetapi
mempunyai tugas yang khusus yaitu menangani Hidrografi laut seperti kedalaman laut,
pemetaan mengenai arus dan pasang surut.
Indonesia memiliki Kapal Penelitian “Jalanidhi" (1963) dan "Burudjulasad"
(1966), sehingga dapat lebih menggiatkan aktivitas penelitian di bidang kelautan, baik
nasional maupun yang bekerjasama dengan dunia internasional, sebagai berikut:
a. Ekspedisi Baruna I (1964), merupakan Ekspedisi Ilmiah tentang lautan
yang pertama di Indonesia dilakukan oleh ilmuwan dalam negeri,
b. Ekspedisi Baruna II (1966) dan Ekspedisi Cenderawasih (1967),
c. Tahun 1970-1980, Ekspedisi Lautan India Internasional (IIOE), Ekspedisi tentang
kerjasama mempelajari daerah Kuroshio dan sekitarnya (CSK), Koordinasi Komite dari
(WESTPAC) Southeast Asia Tectonic and Resources (SEATAR), Operasi Amindo Jaya
di Selat Makasar antara Republik Indonesia dan Amerika, Ekspedisi Corindon (RI -
Perancis), dan Ekspedisi Snellius II di Perairan Indonesia Timur (RI - Belanda),
d. Ekspedisi Rumphius I, II, dan III. untuk mengadakan penelitian biosistematika.
Kegiatan 1980-sekarang:
1. East Asian Seas Action Plan (Rencana Aksi Laut Asia Timur) yang dilaksanakan oleh
UNEP-COBSEA (Badan Koordinasi mengenai Laut di Asia Timur).
2. South China Sea Forum (Forum Laut Cina Selatan) yang merupakan forum
pemerintah di sekeliling laut Cina Selatan yang dikoordinasikan oleh Indonesia.
8
3. ASEAN Marine Science Programs (Program-program ilmiah kelautan ASEAN).
4. ASEAN-Australia Regional Living Coastal Resources Program (1985-1994) (Program
Sumber-sumberdaya Kehidupan Pesisir ASEAN-Australia).
5. ASEAN-Australia Regional Ocean Dynamics (1985-1995), (Kegiatan laut wilayah
ASEAN-Australia).
6. ASEAN-USA Coastal Resources Management Project (1986-1993), (Proyek
Pengelolaan Sumberdaya Laut ASEAN - Amerika).
7. ASEAN-Canada Marine Polution Criteria (1987 - 1997), (Kriteria pencemaran Laut
ASEAN-Canada).
8. ASEAN-ROK Industrial Use of Marine Biological Resources (1994-1997),
(Penggunaan Sumberdaya Biologi Kelautan dalam Industri ASEAN - ROK).
9. ASEAN-JAPAN Management of Multispacies Resources And Multigear Fisheries.
10. GEF/UNDP/IMO Regional Program for The Prevention and Management of Marine
Pollution in The East Asian Seas, (Program Regional untuk Pencegahan dan Pengelolaan
Pencemaran Laut di laut-laut di Asia Timur GEF/UNDP/IMO).
9
nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel. Berdasarkan kriteria pengujian nilai r hitung
dan r tabel (seperti yang dijelaskan pada metode), hal tersebut berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya korelasi tidak sama dengan nol. Korelasi tidak sama dengan nol artinya
kedua data saling berhubungan. Berarti dapat dikatakan bahwa fenomena ENSO
mempengaruhi kondisi perairan Sumatera Barat. Pengaruh tersebut dapat terlihat ketika
fenomena El-Nino terjadi maka kondisi perairan Sumatera Barat mengalami penurunan
dan saat terjadi fenomena La-Nina, kondisi perairan Sumatera Barat mengalami kenaikan.
Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian Riyadi (2015) dimana dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa awal terjadinya El-Nino ditandai dengan variasi muka
laut yang mulai menurun sedangkan awal terjadinya La-Nina ditandai dengan variasi
muka laut yang mulai naik.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Negara kepulauan Indonesia kaya dengan beragam sumber daya laut dan pesisir.
Bermacan jenis ikan, burung laut, termbu karang, mangrove, dan biota lainnya hidup di
laut yang terbentang di antara ribuan pulau. Berbagai tipe pantai, teluk, angin,
gelombang, mineral dan sumber daya lainnya terhampar luas di pesisir dan laut lepas.
Kekayaan sumberdaya tersebut bukan saja menjadi penghidupan bagi penduduk di sekitar
laut tetapi juga mendatangkan pendapatan dan devisa bagi negara. Dengan demikian laut
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain seperti yang disebutkan di
bawah ini :
1. Bidang transportasi
2. Perikanan
3. Pertambangan
4. Bahan baku obat-obatan
5. Potensi energi
6. Rekreasi dan pariwisata
7. Pendidikan dan penelitian
8. Konservasi alam
9. Pertahanan dan keamanan nasional, dsb
3.2 SARAN
Diharapkan penelitian demi penelitian terus dikembangkan untuk kepentingan
kelautan di Indonesia. Agar Indonesia mampu memaksimalkan potensi kelautan yang
dimiliki.
11
DAFTAR PUSTAKA
12