You are on page 1of 12

MAKALAH

ISLAM DAN KERAGAMAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Prof. Dr Tukiran Taniredja

Disusun oleh :

Roziana Nur Aini (2102030083)

KELAS B

JURUSAN AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehihngga saya dapat
menyusun makalah ini. tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Islam dan
Keberagamannya”.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca serta selluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin dala menyusun
makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 16 Desember 2021

Roziana Nur Aini

2
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL.................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar belakang masalah.................................................................................4


B. Rumusan masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Masalah.............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. Konsep Islam tentang Keragaman dan Keberagaman ..................................5


B. Keberagaman di Indonesia : Pemicu Konflik?..............................................7
C. Implementasi Keragaman dalam Keberagaman ............................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

A. KESIMPULAN.............................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Perbedaan adalah kodrat makhluk. Sejak pertama, Tuhan menciptakan makhluk
dengan membawasifat masing – masing yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Bahkan dalam jenis makhluk yang sama pun, Tuhan telah menciptakan perbedaan.
Misalnya umat manusia yang diciptakan dengan latar belakang suku bangsa (etnis) yang
berbeda – beda (QS.Al-Hujurat :13). Perbedaan ini dengan tujuan agar mereka saling
berkenalan dan saling memahami. Dalam bahasa lain, umat manusia diperintahkan oleh
Tuhan untuk saling menghormati perbedaan yang ada di antara mereka, karena perbedaan
adalah pembawaan dasar mereka. Karenanya, tata nilai universal yang ada pada manusia
sejak dulu sampai sekarang tetap memiliki kesamaan.
Namun dalam realita kehidupan yang sudah diperankan umat manusia, kodrat
manusia yang semestinya bisa dipahami ini, selalu mengalami ‘kebuntuan’ kalau tidak
bisa dikatakan mengalami ‘kegagalan’ sampai saat ini. Fenomena ini membuat sebagian
orang pesimis atas fungsi dan peran agama, sehingga semakin mempersulit upaya untuk
mendekatkan agama dengan keberagaman (perbedaan). Akan tetapi, dalam kenyataannya
posisi agama tentunya akan lebih kuat dari pada pesimisme. Kondisi yang demikian ini
dampaknya sangat relevan dengan sebuah keterangan ‘siapa yang mempersulit agama
maka dia akan dikalahkannya’ (An-Nadwi,1994:304).
Namun demikian, ternyata ada sebagian ahli yang menentang terhadap sikap pesimis ini.
Nilai – nilai fundamental agama – agama, seperti persaudaraan, perdamaian, kasih
sayang, menghormati keberagaman (kemajemukan), kebersamaan dan saling
bekerjasama , tetap menjadi pedoman dasar umat manusia sampai sekarang.
2. Rumusan Masalah
a. Konsep Islam tentang Keragaman dan Keberagaman
b. Keberagaman Agama Di Indonesia : Pemicu Konflik?
c. Implementasi Keragaman dalam keberagaman
3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini saya buat untuk lebih mengetahui bagaimana islam dengan
keberagamannya.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Islam tentang Keragaman dalam Keberagaman


Dalam kaitannya dengan agama, Islam merupakan petunjuk bagi umat manusia
menuju jalan yang lurus, benar dan sesuai dengan tuntunan kitab suci Al Qur’an yang
tekah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau dikaitkan dengan konteks
perubahan zaman sekarang, bagaimana islam memandang keberagaman/pluralitas
yang ada dinegeri ini, bahkan di dunia. Sebagaimana yang telah disebutkan berkali –
kali oleh Allah SWT didalam Al Qur’an. Islam sangat menjunjung
keberagaman/Pluralitas, karena Keberagaman/Pluralitas merupakan sunnatullah, yang
harus kita junjung tinggi dan kita hormati keberadaannya.

Dengan adanya keberagaman ini, bukan berarti menganggap kelompok, madzab,


ataupun keberagaman yang lain sejenisnya menganggap kelompoknyalah yang paling
benar. Yang harus kita ketahui disini adalah, keberagaman sudah ada sejak zaman
para sahabat, yaitu ketika Nabi Wafat, para sahabat saling mengklaim dirinyalah yang
pantas untuk menjadi pengganti nabi.

Ajaran islam mengutamakan persaudaraan atau ukhuwwah dalam menyikapi


keberagaman, istilah ukhuwwah dijelaskan dalam Qs Al-Hujurat, 49:10.
“sesungguhnya orang – orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat”

Ketegasan syariah islam memberikan gambaran betapa perhatiannya islam terhadap


permasalahan keberagaman, ddengan mengutamakan persaudaraan, keharmonisan,
dan perdamaian.
Penyebab munculnya perbedaan aliran anatara lain :
1. Adanya pergolakan politik dalam negeri
2. Mengalirnya pemikiran non muslim

5
3. Akibat proses perubahan kultural dan politik, dari masyarakat tradisional ke
modern dan dari poitik regional ke dunia.
Islam memberikan beberapa prinsip dasar dalam menyikapi dan memahami
pluralisme ini.
1. Prinsip keberagaman yang lapang
Salah satu masalah yang serius dalam menyikapi keberagaman adalah
masalah klaim kebenaran. Padahal untuk mencapai kepasrahan yang tulus
kepada tuhan (makna generik dari kata islam) diperlukan suatu pemahaman
yang sadar dan bukan hanya ikut – ikutan. Oleh karena itu sikap kelapangan
dalam mencapai kebenaran ini bisa dikatakan sebagai makna terdalam
keislaman tersendiri.

2. Keadilan yang obyektif


Dalam konteks pluralisme, keadilan mencakup pandangan maupun tindakan
kita terhadap pemeluk agama lain. Islam mengajarkan bahwa kita harus
menengakkan keadilan dalam sikap dan pandangan ini dengan obyektif
terlepas dari rasa suka atau tidak suka. Seperti yang diterangkan dalam Qs. Al
– Maidah ayat 8
“hai orang – orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi yang adil. Dan
janganlah kebencian pada suatu kaum mendorong kamu untu berlaku tidak
adil. Berlakulah adil karena adil itu lebih dekat kepada taqwa“

3. Menjauhi kekerasan dalam berinteraksi dengan pemeluk agama lain


termaasuk ketika melakukan dakwah
Dalam berdakwah kita harus mengutamakan dialog, kebijaksanaan dan cara –
cara argumentatif lainnya (interfaith dialogue). Tiap agama mempunyai
logikanya sendiri dalam memahami Tuhan dan firmannya, kedua bahwa
dialog bukanlah dimaksudkan untuk saling menyerang tetapi adalah upaya
untuk mencapai kesepahaman, dan mempertahanlan keyakinan kita.

6
4. Menjadikan keberagaman agama tersebut sebagai kompetisi positif dalam
kebaikan
Ketika ada pemeluk agama lain berbuat amal sosial dengan semisal
melakukan advokasi terhadap masyarakat tertindas seperti kaum buruh,
pelecehan seksual dan sebagainya maka kita tidak boleh begitu mencurigainya
sebagai gerakan permutadan atau bahkan berusaha menggagalkan tetapi hal
tersebut haruslah menjadi pemacu bagi kita kaum muslimin untuk berusaha
menjadi llebih baik dari mereka dalam hal amal sosial.

Kalau keempat prinsip ini bisa kita pegang insya Allah akan tercipta
hubungan yang lebih harmonis antar umat beragama, hubungan yang dilandasi
oleh sikap saling menghargai, menghormati dan saling membantu dalam
kehidupan sosial. Manusia terbaik adalah yang bermanfaat terhadap yang
lainnya.

B. Keberagaman Agama Di Indonesia : Pemicu Konflik?


Pada Era Reformasi, Keberagaman masyarakat cenderung menjadi beban dari pada
modal Bangsa Indonesia. Hal itu terbukti dengan munculnya berbagai persoalan yang
sumbernya berbau kemajemukan, terutama bidang agama. Dalam perspektif
keagaman, semua kelompok agama belum yakin bahwa nilai dasar setiap agama
adalah toleransi. Akibatnya, yang muncul intoleransi dan konflik. Padahal agama bisa
menjadi energi positif untuk membangun nilai toleransi guna mewujudkan negara
yang adil dan sejahtera. Seharusnya pada era reformasi ini, kita menjunjung tinggi
demokrasi dan toleransi.
Toleransi perlu dikembangkan, dan cara mengembangkan toleransi dilakukan melalui
dua pendekatan, yaitu pendekatab sistem sosial dan sistem budaya. Pendekatan sistem
sosial melalui inter-group relation, yaitu hubungan antara anggota – anggota dari
berbagai kelompok, karena setiap anggota kelompok tidak akan memiliki loyalitas
tunggal dalam suatu kelompok tertentu, namun sebaliknya loyalitas mereka ganda
berdasarkan kelompok – kelompok yang mereka masuki.

7
Kedua, pendekatan sistem budaya. Dalam pendekatan ini menegaskan bahwaa
masyarakat majemuk dapat bersatu melalui penganutan nilai – nilai umum yang
berlaku bagi semua anggota masyarakat. Nilai – nilai umum itu bersumber pada
budaya dominan masyarakat etnik yang menjadi acuan perilaku yang terpola. Melalui
kedua pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan toleransi untuk
memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Berbagai konflik yang terjadi di Indonesia selama ini selalu di tarik ke arah isu agama
atau suku. Dua hal ini sangatlah efektif untuk mengkapitalisasi konflik lebih besar
dan menarik keterlibatan berbagai pihak, baik lokal maupun regional, baik langsung
maupun tidak langsung. Pada dasarnya tidak ada konflik yang murni berbasis agama.
namun guna memudahkan proses mobilisasi resource untuk berkonflik, maka agama
pilihan yang tepat untuk dipolistir menjadi pemicu konflik, sehingga menarik
lingkaran – lingkaran pihak luar untuk terlibat di dalamnya (Efendi, 2007:55).
Persoalannya, mengapa agama sering dijadikan kata kunci yang efektif untuk
mengembangkan dan memperluas konflik? Menurut Johari Efendi, ada beberapa hal
yang mungkin dapat menjawab pertanyaan ini, yaitu :
1. Kegagalan agama – agama di Indonesia dalam mencapai visinya (Efendi,
2007:56)
Dari fakta dilapangan di mana terjadi konflik menunjukan bahwa agama
efektif menjadi alat pembunuh bagi mereka yang beragama lain. Faktanya pada
saat terjadi konflik, pemimpin agama berperan besar memberi semangat dan
mengobarkan konflik. Walaupun disadari bahwa pada daerah konflik semua orang
yang ada di daerah tersebut adalah aktor, namun posisi pemimpin agama dengan
institusinya mempunyai kapasitas untuk memilih menjadi agen untuk conflict
building ataupun peace building. Pada kenyataannya mereka cenderung menjadi
conflict building. Ini semua menunjukan bahwa agama – agama yang ada di
Indonesia sudah gagal mengembang visi dan misi agama, yaitu perdamaian dan
keselamatan serta perlindungan terhadap umat manusia.

8
2. Sisi formal lebih dominan dari pada sisi fungsional (Efendi, 2007:57)
Ajaran agama, baik pada sisi teologi maupun ritual mempunyai fungsi tertentu.
Aspek teologi dan ritual telah dirumuskan secara formal oleh ajaran agama
tertentu, yang kemudian menjadi pembeda agama bersangkutan dengan agama
yang lainnya. Dalam kenyataannya, aspek formal pelaksanaan agama lebih
dipentingkan daripada aspek fungsional yang ada pada umumnya sama pada
semua agama. Dengan mendorong pelaksanaan yang berimbang pada dua aspek
tersebut, maka relasi sosial kehidupan antar agama bisa lebih rukun dan toleran.
Sudah saatnya mengubah strategi pengajaran agama, tidak hanya melulu pada
aspek formalnya saja, tetapi berusaha mensinergikan antara aspek formal dan
fungsionalnya.

3. Agama masih menjadi survival unit dari sebagian besar masyarakat Indoenesia
(Efendi, 2007:58)
Pada diri manusia melekat berbagai macam identitas. Identitas dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang bisa berubah dan yang tidak bisa berubah. Agama adalah
salah satu identitas yang bisa berubah sekalipun sangat sulit. Indonesia masih
ditempatkan sebagai survival unit dari identitasnya. Artinya, sebagian besar
masyarakat Indonesia masih menjadikan agama sebagai salah satu unsur yang ikut
memperkokoh dan menghidupkan identitasnya. Survival unit inilah yang
membangun solidaritas yang mendalam. Dalam keadaan tertentu, manusia
terkadang bertindak tanpa berpikir panjang ketika ada ancaman atas survival unit.

4. Tingkat kecurangan yang tinggi antara umat beragama ( Efendi, 2007:59)


Agama sebagai survival unit memunculkan solidaritas, tapi sekaligus melahirkan
jarak dan kecurangan yang tinggi di anatara berbagai kelompok agama. untuk
membangun toleransi antar agama, kita tidak bisa menyamaratakan dan atau
menyederhanakan permasalahan yang muncul di permukaan. Kita perlu melihat
tingkat toleransi yang dimiliki agama dalam ruang teritorial yang lebih spesifik,
karena setiap daerah akan berbeda besar toleransinya. Toleransi yang harus

9
dibangun adalah model toleransi yang tidak hanya hidup berdampingan secara
damai (peacefull co-existence), tetapi juga hidup saling menghormati
(mutualrespect) dengan saling menjalin komunikasi sosial dan kerjasama dalam
mengatasi berbagai problem kemanusiaan.

C. Implementasi Keragaman dalam Keberagaman


Mencermati berbagai ulasan mengenai keragaman dan keberagaman dalam perspektif
islam dan juga agama sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa
diatas, maka langkah konkrit untuk menyikapi itu semua adalah membangun tali
silaturahmi yang mengedepankan toleransi intern umat islam .
Dengan terjalinnya tali silaturahmi maka banyak peluang kerja sama dalam berbagai
aspek kehidupan dan janji Allah melalui sabda Nabi SAW, akan mnegundang rezki
material dan spiritual. Maka dari itu sesama muslim dilarang untuk memutus tali
silaturahmi, jika terjadi pertikaian harus segera berdamai.
Jalinan silaturahmi dengan mengedepankan toleransi tidak hanya saat berhubungan
antar umat beragama saja, namun bagaimana sesama muslim mampu hidup damai,
rukun, saling menghormati antar golongan keislaman berbeda mahdzab. Istilah
roleransi maka menghargai setiap pendapat maupun perbedaan hal yang dimiliki oleh
seseorang maupun kelompok.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rapuhnya tali persatuan dan kesatuan
di kalangan umat antara lain (Sudarto, 2014;100) :
1. Munculnya sifat kecurangan atau prasangka buruk yang berlebiha terhadap
kelompok lain
2. Munculnya interpretasi yang juga menjadi penyebab adanya kecurigaan tanpa
bukti yang berujung pada konflik
3. Mencari kejelekan – kejelekan orang lain

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan identitas kini masih
menjadi suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan. Hal ini terkait adanya
berbagai pemahaman yang saling silang sangkarut seputar keberagaman. Dalam
membangun persatuan di tengah keberagaman dalam perspektif islam memerlukan
tindakan konkrit yang nyata. Ajaran islam telah mengajarkan umatnya untuk hidup
dalam toleransi. Untuk menjaga persatuan ini maka umat harus menjaga tali
silaturahmi antar manusia dan juga menjunjung tinggi toleransi.
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam
Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain meninggalkan agamanya dan
masuk islam dengan terpaksa. Maka sudah seharusnya kita mampu menyikapi
perbedaan dari sudut pandang yang berbeda, saling menghargai adanya keberagaman
maka akan terjadi keharmonisan dalam hubungan masyarakat, sehingga kedamaian
akan terus berjalan dan perpecahan tidak akan terjadi.

B. Saran
Makalah yang berjudul Islam dan Keragamannya ini telah saya selesaikan dengan
semaksimal mungkin. Namun, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka pasti
ada kekurangan dari isi makalah ini. kami dengan terbuka menerima berbagai saran
dan kritik yang kami perlukan untuk bahan evaluasi makalah saya selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH KONSEP ISLAM TENTANG KERAGAMAN DALAM KEBERAGAMAN


https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-konsep-islam-tentang-keragaman-dalam-
keberagaman/

E - journal iain pekalongan


http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/jhi/article/view/589/881

http://etheses.iainkediri.ac.id/186/2/BAB%20I.pdf

12

You might also like