Professional Documents
Culture Documents
Makalah Islam Dan Keragaman - 2102030083 - Roziana Nur Aini - Akuntansi S1
Makalah Islam Dan Keragaman - 2102030083 - Roziana Nur Aini - Akuntansi S1
Disusun oleh :
KELAS B
JURUSAN AKUNTANSI S1
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehihngga saya dapat
menyusun makalah ini. tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Islam dan
Keberagamannya”.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca serta selluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin dala menyusun
makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL.................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. KESIMPULAN.............................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
3
BAB 1 PENDAHULUAN
4
BAB II PEMBAHASAN
5
3. Akibat proses perubahan kultural dan politik, dari masyarakat tradisional ke
modern dan dari poitik regional ke dunia.
Islam memberikan beberapa prinsip dasar dalam menyikapi dan memahami
pluralisme ini.
1. Prinsip keberagaman yang lapang
Salah satu masalah yang serius dalam menyikapi keberagaman adalah
masalah klaim kebenaran. Padahal untuk mencapai kepasrahan yang tulus
kepada tuhan (makna generik dari kata islam) diperlukan suatu pemahaman
yang sadar dan bukan hanya ikut – ikutan. Oleh karena itu sikap kelapangan
dalam mencapai kebenaran ini bisa dikatakan sebagai makna terdalam
keislaman tersendiri.
6
4. Menjadikan keberagaman agama tersebut sebagai kompetisi positif dalam
kebaikan
Ketika ada pemeluk agama lain berbuat amal sosial dengan semisal
melakukan advokasi terhadap masyarakat tertindas seperti kaum buruh,
pelecehan seksual dan sebagainya maka kita tidak boleh begitu mencurigainya
sebagai gerakan permutadan atau bahkan berusaha menggagalkan tetapi hal
tersebut haruslah menjadi pemacu bagi kita kaum muslimin untuk berusaha
menjadi llebih baik dari mereka dalam hal amal sosial.
Kalau keempat prinsip ini bisa kita pegang insya Allah akan tercipta
hubungan yang lebih harmonis antar umat beragama, hubungan yang dilandasi
oleh sikap saling menghargai, menghormati dan saling membantu dalam
kehidupan sosial. Manusia terbaik adalah yang bermanfaat terhadap yang
lainnya.
7
Kedua, pendekatan sistem budaya. Dalam pendekatan ini menegaskan bahwaa
masyarakat majemuk dapat bersatu melalui penganutan nilai – nilai umum yang
berlaku bagi semua anggota masyarakat. Nilai – nilai umum itu bersumber pada
budaya dominan masyarakat etnik yang menjadi acuan perilaku yang terpola. Melalui
kedua pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan toleransi untuk
memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Berbagai konflik yang terjadi di Indonesia selama ini selalu di tarik ke arah isu agama
atau suku. Dua hal ini sangatlah efektif untuk mengkapitalisasi konflik lebih besar
dan menarik keterlibatan berbagai pihak, baik lokal maupun regional, baik langsung
maupun tidak langsung. Pada dasarnya tidak ada konflik yang murni berbasis agama.
namun guna memudahkan proses mobilisasi resource untuk berkonflik, maka agama
pilihan yang tepat untuk dipolistir menjadi pemicu konflik, sehingga menarik
lingkaran – lingkaran pihak luar untuk terlibat di dalamnya (Efendi, 2007:55).
Persoalannya, mengapa agama sering dijadikan kata kunci yang efektif untuk
mengembangkan dan memperluas konflik? Menurut Johari Efendi, ada beberapa hal
yang mungkin dapat menjawab pertanyaan ini, yaitu :
1. Kegagalan agama – agama di Indonesia dalam mencapai visinya (Efendi,
2007:56)
Dari fakta dilapangan di mana terjadi konflik menunjukan bahwa agama
efektif menjadi alat pembunuh bagi mereka yang beragama lain. Faktanya pada
saat terjadi konflik, pemimpin agama berperan besar memberi semangat dan
mengobarkan konflik. Walaupun disadari bahwa pada daerah konflik semua orang
yang ada di daerah tersebut adalah aktor, namun posisi pemimpin agama dengan
institusinya mempunyai kapasitas untuk memilih menjadi agen untuk conflict
building ataupun peace building. Pada kenyataannya mereka cenderung menjadi
conflict building. Ini semua menunjukan bahwa agama – agama yang ada di
Indonesia sudah gagal mengembang visi dan misi agama, yaitu perdamaian dan
keselamatan serta perlindungan terhadap umat manusia.
8
2. Sisi formal lebih dominan dari pada sisi fungsional (Efendi, 2007:57)
Ajaran agama, baik pada sisi teologi maupun ritual mempunyai fungsi tertentu.
Aspek teologi dan ritual telah dirumuskan secara formal oleh ajaran agama
tertentu, yang kemudian menjadi pembeda agama bersangkutan dengan agama
yang lainnya. Dalam kenyataannya, aspek formal pelaksanaan agama lebih
dipentingkan daripada aspek fungsional yang ada pada umumnya sama pada
semua agama. Dengan mendorong pelaksanaan yang berimbang pada dua aspek
tersebut, maka relasi sosial kehidupan antar agama bisa lebih rukun dan toleran.
Sudah saatnya mengubah strategi pengajaran agama, tidak hanya melulu pada
aspek formalnya saja, tetapi berusaha mensinergikan antara aspek formal dan
fungsionalnya.
3. Agama masih menjadi survival unit dari sebagian besar masyarakat Indoenesia
(Efendi, 2007:58)
Pada diri manusia melekat berbagai macam identitas. Identitas dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang bisa berubah dan yang tidak bisa berubah. Agama adalah
salah satu identitas yang bisa berubah sekalipun sangat sulit. Indonesia masih
ditempatkan sebagai survival unit dari identitasnya. Artinya, sebagian besar
masyarakat Indonesia masih menjadikan agama sebagai salah satu unsur yang ikut
memperkokoh dan menghidupkan identitasnya. Survival unit inilah yang
membangun solidaritas yang mendalam. Dalam keadaan tertentu, manusia
terkadang bertindak tanpa berpikir panjang ketika ada ancaman atas survival unit.
9
dibangun adalah model toleransi yang tidak hanya hidup berdampingan secara
damai (peacefull co-existence), tetapi juga hidup saling menghormati
(mutualrespect) dengan saling menjalin komunikasi sosial dan kerjasama dalam
mengatasi berbagai problem kemanusiaan.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan identitas kini masih
menjadi suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan. Hal ini terkait adanya
berbagai pemahaman yang saling silang sangkarut seputar keberagaman. Dalam
membangun persatuan di tengah keberagaman dalam perspektif islam memerlukan
tindakan konkrit yang nyata. Ajaran islam telah mengajarkan umatnya untuk hidup
dalam toleransi. Untuk menjaga persatuan ini maka umat harus menjaga tali
silaturahmi antar manusia dan juga menjunjung tinggi toleransi.
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam
Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain meninggalkan agamanya dan
masuk islam dengan terpaksa. Maka sudah seharusnya kita mampu menyikapi
perbedaan dari sudut pandang yang berbeda, saling menghargai adanya keberagaman
maka akan terjadi keharmonisan dalam hubungan masyarakat, sehingga kedamaian
akan terus berjalan dan perpecahan tidak akan terjadi.
B. Saran
Makalah yang berjudul Islam dan Keragamannya ini telah saya selesaikan dengan
semaksimal mungkin. Namun, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka pasti
ada kekurangan dari isi makalah ini. kami dengan terbuka menerima berbagai saran
dan kritik yang kami perlukan untuk bahan evaluasi makalah saya selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.iainkediri.ac.id/186/2/BAB%20I.pdf
12