You are on page 1of 13

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PRODUKSI

OLEH KELOMPOK 2 :

NI KOMANG RISKA CANDRA RINI 1902612010807 / 02

I MADE HERI SETIAWAN 1902612010821 / 08

NI KADEK AYU CITRA 1902612010823 / 10

I MADE SUPARTA 1902612010831 / 16

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


DENPASAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Anggaran Produksi...............................................................................................4
2.2 Penentuan Jumlah Unit Yang Akan Di Produksi...................................................................5
2.3 Kebijakan Persediaan Produksi..............................................................................................5
2.4 Alokasi Jumlah Produksi Setiap Periode Produksi................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar Belakang Masalah Biaya produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh
terlupakan. Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dari
pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan proses produksi meskipun
seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan dengan baik, namun masalah biaya
produksi terlupakan, maka pengendalian produksi yang dilaksanakan belum dapat mencapai
sasaran dari pengendalian produksi di dalam perusahaan tersebut.
Suatu usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu pengusaha, tentu memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku usaha yaitu memperoleh dan meningkatkan laba usaha.
Disamping itu, pemilik juga mengharapkan hasil dari modal yang ditanamkannya sehingga
mampu memberikan tambahan modal demi kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawan.
Bagi pihak pengusaha keuntungan yang diperoleh merupakan suatu target yang harus
dipenuhi. Pencapaian target sangat penting karena sangat mempengaruhi perkembangan
nasib suatu usaha yang telah dijalankan, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi pihak
pengusaha. Prestasi ini sebagai alat ukur untuk menilai kinerja suatu manajemen apakah
sudah cukup baik atau buruk sama sekali dalam mengelola suatu usaha. Apabila suatu usaha
memperoleh suatu kegagalan maka hal ini dapat menjadi suatu cerminan kedepannya
(Ahmad Juwaini ; 2010).
Agar tidak terjadi kegagalan di masa mendatang diperlukan manajemen yang tersusun
rapi dan jelas agar dapat dikontrol dengan mudah, seperti di bidang penganggaran penjualan.
Penganggaran penjualan dalam mengoperasikan suatu usaha adalah element yang sangat
penting, maka dari itu element penting tersebut harus tersusun benar dan rapi demi
pencapaian suatu target yang telah ditentukan sebelumnya.
Penyusunan anggaran pada suatu usaha sangatlah erat kaitannya dengan manajemen,
khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana (planning), mengkoordinir
kegiatan-kegiatan produksi serta mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut. Anggaran penjualan
dibuat untuk mempermudah pengendalian penjualan, sehingga barang dapat dijual sesuai
dengan yang dianggarkan atau direncanakan.
Anggaran produksi dibuat setelah anggaran penjualan untuk menunjang kegiatan
penjualan, sehingga barang yang disediakan sesuai dengan yang direncanakan dan menjaga
persediaan yang memadai juga mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya
produksi yang ditanggung dapat seminimal mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anggaran produksi/operasi?
2. Bagaimana penentuan jumlah unit yang harus diproduksi?
3. Bagaimana kebijakan persediaan produksi?
4. Bagaimana alokasi jumlah produksi setiap periode produksi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anggaran produksi/operasi
2. Untuk mengetahui penentuan jumlah unit yang harus diproduksi
3. Untuk mengetahui kebijakan persediaan produksi
4. Untuk mengetahui alokasi jumlah produksi setiap periode produksi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Produksi


Anggaran adalah rencana keuangan untuk periode tertentu, baik bulanan, triwulanan, atau
tahunan. Ini memperkirakan berbagai parameter seperti penjualan, pendapatan, pengeluaran, dan
merupakan latihan penting untuk setiap organisasi keuangan.
Anggaran produksi atau production budget adalah rencana atau perkiraan jumlah produk
yang dibutuhkan untuk produksi oleh organisasi selama suatu periode. Ini adalah perkiraan
berdasarkan perkiraan penjualan, atau berapa banyak yang akan dijual perusahaan di periode
mendatang. Ini juga mempertimbangkan tingkat persediaan yang diinginkan perusahaan ingin
mempertahankan untuk memenuhi kontinjensi dan menghindari kehabisan stok.
Anggaran produksi dinyatakan dalam unit fisik (yaitu, bukan biaya). Periode production
budget seringkali tergantung pada siklus produk serta lingkungan operasi organisasi.
Akibatnya, panjangnya bervariasi: kuartal, tahun, tahun produk, siklus produk, dll.
Misalnya, selama masa ekonomi yang sulit, mungkin lebih baik untuk mempersingkat
periode production budget karena ketidakpastian yang lebih tinggi mengenai permintaan produk
(yaitu, penjualan) .
Anggaran produksi tidak hanya memasukkan data penjualan yang dianggarkan tetapi juga
tingkat persediaan akhir yang diharapkan. Saat menentukan tingkat persediaan yang diperlukan,
penting untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat. Beberapa pengertian anggaran produksi
menurut para ahli :
Menurut Nafarin (2015: 182) “Anggaran produksi adalah anggaran untuk membuat
produk jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan dalam periode tertentu”.
Sasongko (2011: 34) “Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun oleh perusahaan
untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan” .
Sedangkan Menurut Puspika (2013:1) dan Mahardika (2013:1) dalam Winanda (2017)
Mengemukakan bahwa persediaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
suatu proses produksi karena berpengaruh langsung terhadap kelancaran proses produksi.
2.2 Penentuan Jumlah Unit Yang Akan Di Produksi
Jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran adalah esimasi jumlah
persediaan barang jadi yang tersisa di tahun sebelumnya. Setelah diperoleh datanya langkah
selanjutnya adalah menentukan jumlah barang jadi yang rencananya akan diproduksi (Sasongko,
2011: 34).
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode
produksi, yaitu:
a. Metode produksi stabil
Suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama
dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjulannya lebih
tinggi. Metode ini mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari
bulan ke bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang sangat
memperhatikan kestabilan produksi.Langkah-langkah penyusunan anggaran
produksi dangan stabilitas produksi.
b. Metode persediaan stabil
Suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang
relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini
mengakibatkan volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
c. Metode kombinasi atau fleksibel
Suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol produksi yang
berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan
dan volume produksi menjadi naik tidak stabil dari bulan ke bulan.

2.3 Kebijakan Persediaan Produksi


Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi yaitu: (1)
stabilitas produksi, (2) stabilitas persediaan, dan (3) kombinasi stabilitas produksi dengan
stabilitas persediaan. Contoh masing-masing pendekatan adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan Stabilitas Produksi
Kebijakan Stabilisasi Produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat
produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun. Konsekuensi dari kebijakan ini
adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang) untuk menyama-ratakan
besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. Pertimbangan untuk
kebijakan ini adalah :

• Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya.
• Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap
bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan.
• Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap
bulannya.
Disamping pertimbangan diatas, kebijakan ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
• penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang
diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang
menganggur pada saat permintaan menurun.
• Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga
kerja, mengurangi perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan
mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.
• Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku,
potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang
lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.
Contoh
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagai dalam triwulan, yaitu penjualan
triwulan 1,2,3, dan 4 adalah 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan swat 60
unit dan persediaan akhir 40 unit. Anggaran produksi dapat disusun sebagai berikut.
Dalam menyusun anggaran produksi dengan pendekatan stabilitas produksi,
seperti contoh di atas, maka produksi setiap triwulan sebesar 1.980 unit dibagi 4 sama
dengan 495 unit; jadi tiap-tiap triwulan divisi pabrik harus memproduksi 495 unit.
Sedangkan persediaan awal dan akhir barangjadi mengikuti kebijakan produksi yang
stabil tersebut. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas produksi, maka
unit persediaan awal dan akhir dibiarkan berfluktuasi menurut penjualan yang telah
ditetapkan secara stabil
Kebijakan stabilisasi produksi ini dapat dilakukan dengan cara :
• Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya.
• Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat produk lama
mulai menunjukkan kecenderungan permintaan menurun.
• Memproduksi produk lain yang dapat dijual (laku) pada saat permintaan
produk utama menurun.
2. Pendekatan Stabilitas Persediaan
Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit
diproduksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil.
Teknik membuat persediaan stabil adalah dengan cara: terlebih dahulu harus kita ketahui
atau kita tentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila
diketahui antar keduanya tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara
bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan stabilisasi
produksi. Jika dalam kebijakan stabilisasi produksi yang diperhitungkan adalah hasil
tingkat produksi barang jadi yang sama tiap periodenya, kebijakan ini lebih cocok
diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi
secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran.
Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan
tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut
melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan
besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan
investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi
permintaan penjualan dan produksi dengan cepat (muncul biaya kehabisan persediaan
yang tinggi).
Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri, yakni :
a) Daya tahan produk yang akan disimpan.
Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu
yang lama, besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat.
b) Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan.
Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka persaingan
untuk memberikan pelayanan untuk memenuhi pesanan menjadi prioritas. Dengan
demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif besar.
c) Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti :
a. Biaya sewa gedung
b. Biaya pemeliharaan
c. Biaya asuransi
d. Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost)
e. Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost)
d) Besarnya modal kerja yang tersedia.
e) Pola permintaan akan produk permintaan.
f) Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.
Resiko ini mencakup :
• Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena
kecerobohan manusia, seperti cara pengangkatan, memindahkan, dan
meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang ada.
• Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana
alam).
• Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.
3. Pendekatan Kebijakan Kombinasi
Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan
persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Dalam membuat kombinasi kebijakan,
hares menggunakan asumsi bahwa hares ado keseimbangan optimum antara tingkat
penjualan, persediaan, dan produksi. Kebijakan kombinasi antara lain adalah: (1) tingkat
produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata-rata produksi, (2) tingkat persediaan
triwulan 1 dart 2 boleh berflutuasi 8 unit dan triwulana 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.

2.4 Alokasi Jumlah Produksi Setiap Periode Produksi


Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana penentuan
besarnya persediaan. Untuk menentukan persediaan barang atau bahan mentah setiap bulannya,
dilakukan perhitungan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
• Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama maka digunakan rata-
rata bulanan atau rata-rata sederhana. Formula yang digunakan :
Tingkat Persediaan = Kebutuhan barang setahun ÷ 12 bulan
Contoh : kebutuhan barang dalam setahun 60.000 unit. Maka, besarnya persediaan
dihitung dengan cara :
Kebutuhan per bulan = (60.000 ÷ 12) × 1 unit = 5.000 unit
• Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan tidak sama (berfluktuasi)
maka digunakan rata-rata bulanan bergerak.
Contoh : kebutuhan bulanan
periode Kebutuhan Barang
Januari 4000 unit
Februari 2000 unit
Maret 3000 unit
April 4000 unit
Mei 5000 unit
Kebutuhan bulanan dihitung dengan metode rata-rata bergerak :
Februari : (4.000 + 2.000 + 3.000) ÷ 3 = 3.000 unit
Maret : (2.000 + 3.000 + 4.000) ÷ 3 = 3.000 unit
April : (3.000 + 4.000 + 5.000) ÷ 3 = 4.000 unit
• Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya persediaan:
Februari : 3.000 x 2 = 6.000 unit
Maret : 3.000 x 2 = 6.000 unit
April : 4.000 x 2 = 8.000 unit
2. Batas maksimum dan minimum
Besarnya tingkat persediaan ditentukan dengan cara menetapkan batas tertinggi
(maksimum) yang diperbolehkan untuk memiliki (menyimpan) sejumlah persediaan, dan batas
rendah (minimum) nya. Penentuan ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pengalaman
sebelumnya tentang besarnya persediaan maksimum dan minimum yang harus dipertahankan.

3. Tingkat Perputaran
Banyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan sebagai dasar
menentukan tingkat persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin
tingginya persediaan berputar selama satu tahun dan menandakan efektivitas manajemen
persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-
manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
Perputaran persediaan dapat dihitung dengan formula ini :
Tingkat Perputaran Persediaan = Rencana Penjualan Setahun ÷ Persediaan Rata-rata
Persediaan Rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) ÷ 2
Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan ini juga menjamin bahwa kenaikan atau
penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki
ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gedung yang tinggi
cocok untuk menerapkan kebijakan ini.
Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih dahulu ditentukan
tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila di antara keduanya tidak
sama, tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang
diinginkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang anggaran produksi. Jadi, bisa kita simpulkan
bahwa Anggaran produksi adalah suatu rencana perusahaan guna menghasilkan produk
perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan keperluan penjualan dengan cara
mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan juga akhir pada periode tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/akuntansi/anggaran-produksi/

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-produksi/pendekatan-dalam-
penyusunan-anggaran-produksi#:~:text=Kebijakan%20Stabilisasi%20Produksi%20adalah
%20kebijakan,dan%20menyesuaikan%20pola%20penjualan%20musiman

https://aksaragama.com/akuntansi/anggaran-produksi/

You might also like