You are on page 1of 11

MAKALAH

MASALAH PENGANGGURAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Makro

Oleh :

JOSHUA LEWERISSA NPM: 211020116

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM

2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayah-NYA. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “
MASALAH PENGANGGURAN “.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah EKONOMI MAKRO. Makalah
ini disusun mengacu pada referensi-referensi yang relevan.

Harapan saya makalah yang masih sangat singkat ini dapat membantu teman-teman
dalam memahami tentang MASALAH PENGANGGURAN. Dalam penyusunan makalah ini
masih begitu banyak kekurangan, maka diharapkan kepada para pembaca khususnya dosen
untuk memberikan kritik dan sarannya demi kebaikan penyusunan makalah saya.

Batam , Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PERMASALAHAN ............................................................................. 3
A. Pembahasan......................................................................................... 3
B. Sebab sebab terjadinya pengangguran................................................. 3
C. Dampak dampak pengangguran.......................................................... 4
BAB III SOLUSI ............................................................................................... 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini Pemerintah telah berhasil mengurangi jumlah Pengangguran, Tingkat
Pengangguran terbuka sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pebruari 2008, turun dari
10.547.917 orang pada Februari 2007 menjadi 9.427.590 orang pada Februari 2008. Namun
dengan terjadinya krisis keuangan Global saat ini, diperkirakan jumlah pengangguran akan
meningkat akibat banyaknya terjadi PHK, para penganggur ini dapat dimanfaatkan oleh
Kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas keamanan, guna mencapai tujuan
mengambil alih Pemerintahan secara Inkonstitusional.
Melemahnya pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada
sektor riil Indonesia terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga
kerja, seperti industri garmen, sepatu, elektronik, pertambangan industri kayu, minyak kelapa
sawit mentah (GPO), dan karet. Dewasa ini sektor industri nasional tidak hanya menghadapi
masalah penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga menghadapi masalah peningkatan
biaya bahan baku khususnya impor akibat merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan
bagi industri nasional selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada
pengurangan tenaga kerja baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara
karyawan.
Berdasarkan data yang tercatat di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga
5 Januari 2009, jumlah karyawan yang telah di PHK dan rencana untuk di PHK, serta
karyawan yang telah dirumahkan, maupun rencana untuk dirumahkan, cenderung meningkat
dibanding November 2008. Pada 5 Januari 2009 jumlah PHK diseluruh Indonesia tercatat
24.425 orang atau meningkat dari 16.988 orang pada November 2008 dan jumlah karyawan
yang direncanakan terkena PHK 25.577 atau meningat dari 23.927. Sedangkan jumlah
karyawan yang telah dirumahkan sebanyak 11.703 atau meningkat dan 6.597 dan rencana
karyawan yang dirumahkan pada 5 Januari 2009 mencapal 19.391 orang atau meningkat dan
19.091 pada November 2008. Karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan tersebar di
beberapa daerah antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan dll. Ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apkindo), Sofyan Wanandi mengatakan hingga pertengahan 2009 diperkirakan
akan terjadi PHK sekitar 500.000 s.d. 1 juta orang, dan PHK massal akan terjadi mulai
Januari hingga Pebruari 2009. Sektor industri yang paling terkena dampak krisis global
adalah industri padat karya, seperti industri tekstil, sepatu, UKM serta industri makanan dan
minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan industri sepatu sudah mengkalkulasi
pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dan total sekitar 2,5 juta pekerja. Rencana PHK juga
akan terjadi pada industri makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri otomotif.
Banyaknya PHK ini tentu saja akan sangat berpengaruh bagi peningkatan terjadinya
pengangguran. Mencermati berbagai fakta tersebut tampak jelas bahwa industri nasional saat
ini dihadapkan pada masalah sepinya order, pembatalan kontrak ekspor, turunnya harga
komoditas, serta persaingan usaha. Sektor manufaktur juga dihadapkan pada kenaikan harga
bahan baku, sulitnya mendapatkan kredit perbankan, dan kenaikan komponen biaya produksi
dll. Bahkan Kondisi sektor riil yang kandungan impornya tinggi seperti industri baja,
otomotif, dan elektronik semakin terjepit akibat melemahnya kurs rupiah. Ditengah berbagai
permasalahan tersebut rencana pemerintah untuk menambah dana stimulus ekonomi sekitar
Rp 16 s.d. 20 tniliun pada tahun 2009, merupakan langkah positif dalam mengatasi dampak
krisis ekonomi global terhadap PHK.
Jika alokasi dana stimulus ekonomi tersebut tepat sasaran, tidak hanya mencegah
meluasnya PHK tetapi juga dapat membuka kesempatan kerja baru serta mendorong
pertumbuhan ekonomi sesuai yang ditargetkan. Dilatarbelakangi oleh permasalah tersebut
maka makalah ini disusun untuk mengetahui penyebab terjadinya pengangguran dan dampak
akibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia serta cara mengatasinya.

B. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah DASAR DASAR ILMU SOSIAL.


2. Supaya makalah ini memberi manfaat kepada pembaca untuk memperoleh tambahan
pengetahuan/informasi mengenai masalah masalah pengangguran.
3. Lebih paham dan mengerti akan masalah masalah menyangkut pengangguran, baik apa
penyebabnya dan bagaimana solusi dan cara mengatasinya.
BAB II

PERMASALAHAN

A. PEMBAHASAN
Sebelum membahas tentang pengangguran, ada baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang
ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap
melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang
mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun
yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu
panen,karyawan yang sedang sakit,dsb). Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja
adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh
pendapatan. Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN

Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan
kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara
tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,
sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu
negara ke negara lainnya.
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di
Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang
didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
6. Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di
Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.

C. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN

a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara


Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran
berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
 Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

 Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
 Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-
barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.

b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat


Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
1) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
2) Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
3) Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
4) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
5) Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan
BAB III

SOLUSI

Cara mengatasi pengangguran yaitu antara lain dengan:

a. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu,
pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila
muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Fakta
memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil. Meskipun demikian, wiraswasta
pun bukanlah hal yang mudah.

b. Untuk mendorong pengembangan usaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga, perlu
menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga di bawah 15% per tahun.

c. Untuk membantu usaha keluarga miskin, perlu menyediakan dana pinjaman dengan tingkat
bunga cukup menutupi biaya adminstrasi bank, misalnya 7%, yang dapat diperoleh tanpa
agunan.

d. Bantuan kepada keluarga miskin seperti beras untuk si miskin (raskin) sedapat mungkin
diganti menjadi penciptaan kesempatan kerja.

e. Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha keluarga di sektor
informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.

f. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja


Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil
dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau
keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara kita mengingat sejumlah
penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Untuk
mengatasi masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi
siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian
program dengan kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya pendapatan per kapita suatu negara.
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak
tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi
paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak
mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik
perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.

SARAN
Jadi untuk mengurangi pengangguran kita bisa mendorong para pengganggur untuk
berwiraswasta seperti ukm, usaha keluarga dll serta memaksimalkan progam pendidikan dan
pelatihan kerja. Tak luput pula pemerintah harus memberikan bantuan seperti peminjaman modal
kepada masyarakat untuk membuka usaha mandiri maupun kecil kecilan. Dalam memulai
berwiraswasta hilangkanlah rasa malas, rasa takut rugi intinya kita harus fokus dengan usaha yang
akan kita tekuni. Jangan jadi orang yang suka di gaji tetapi jadilah orang yang suka menggaji
DAFTAR PUSTAKA.

Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi Untuk SMA kelas XI. Jakarta : PT Phibeta Aneka Gama
Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak, dalam artikelnya “ Pemerintah Baru; Isu Ketenagakerjaan
yang Mendesak “ , Media Indonesia Online, 20 Oktober 2004.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/1/4/ Koran KOMPAS tanggal
21Februari2010http://72.14.235.132/search?
q=cache:Cd1seoMYF7kJ:murti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10303/
PENGANGGURAN%2BDAN
%2BKEMISKINANok.doc+pengangguran&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id

You might also like