You are on page 1of 11

TUGAS FARMAKOLOGI

JENIS OBAT ANTI EMETIK

Kelompok 5 :
1. Agus Budiarso
2. Defi Nur Afifah
3. Evi Zuli Rohmawati
4. Nuning Rahmawati

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................

B. Tujuan.................................................................................................................................

C. Rumusan Masalah...............................................................................................................

D. Sistematika Penulisan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

A. Definisi Antiemetik............................................................................................................

B. Penggunaan Antiemetik......................................................................................................

C. Macam-macam Jenis Obat..................................................................................................

D. Mekanisme..........................................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................................

B. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anti-emetika atau obat antimual adalah obat obatan yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu
gejala, maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya(Sri Riyanti,
2014). Obat-obatan tersebut bekerja dengan mengurangi hiperaktifitas reflex muntah.
Antiemetika yang bekerja secara local dapat berupa anastid,anestesi local,adsorben, obat
pelindung yang melapisi mukosa GI, atau obat yang menghindari distensi dan
menstimulasi peregangan saluran GI.
Mual muntah bisa mempengaruhi kualitas nutrisi, asupan makanan dan pada
akhirnya mempengauhi kualitas hidup pasien (Ballatori dan Roila,2003). (MMK) atau
mual muntah oleh kemoterapi merupakan efek samping yang paling ditakuti oleh pasien
kanker yang mendapat kemoterapi atau radioterapi (Schnell, 2003).
Efikasi antiemetika dalam menghindari mual muntah jarak sekitar 70% -80% pada
pasien yang mendapat kemoterapi dengan emetogenik berat (Akal dkk, 2005)
Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering di jumpai pada pasien terkait
pengobatan dan penyakit yang diderita. Obat-obat antiemesis digunakan untuk mencegah
dan menghentikan rasa mual yang di derita pasien setidaknya 24 jam setelah pengobatan
atau operasi. Anti emesis bekerja dengan cara menghambat zat kimia tertentu yang
mengaktivasi pusat mual dan muntah di otak. Diberikan sesaat sebelum tindakan
melakukan kemoterapi atau radiasi.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar para Mahasiswa / I dapat memahami tentang Farmakologi Anti Emetic

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui arti antiemetika ?

2. Untuk mengetahui sistem kerja antiemetika ?

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan antiemetika?


2. Bagaimana sistim kerja antiemetika?

3. Bagaimana cara penggunaan dan system kerja antiemetika yang sesuai?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Antiemetik
Antiemetik atau obat mual merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi
rasa mual dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk
diperjalanan dan efek samping dari analgesic golongan opiat dan kemoterapi yang
digunakan untuk melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) dan
migraine. Antiemetik juga diartikan sebagai obat-obatan yang dugunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu
gejala, maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya (Sri
Riyanti, 2014)

B. Penggunaan Antiemetika
Antiemetika dapat diberikan pada pasien/ klien dengan keluhan sebagai berikut;
1. Rangsangan dari asam lambung- usus ke pusat muntah karena adanya kerusakan
mukosa lambung dan usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan lain-lain
2. Rangsangan tidak langsung melalui Chemo reseptor Trigger Zone (CFZ) yaitu
suatu daerah letaknya berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan disebabkan
oleh obat- obatan (seperti tetrasiklin, digoksin, estrogen, morfin), ganggungan
keseimbangan dalam labirin, gangguan metabolisme (seperti asidosis, uremia,
tidak stabilnya hormone esterogen pada wanita hamil)
3. Rangsangan melalui kulit otak (cortex cerebri) dengan melihat, mencium,
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan (Sri Riyanti, 2014)

C. Macam- macam Jenis Obat


1. Scopolamine,
Indikasi :
a. Kejang pada saluran pencernan dan urogenital
b. Mabuk perjalanan
c. Ulkus peptikum gastritis (radang lambung)

3
Kontra indikasi :
a. Penderita yang memiliki gangguan pada ginjal, hati, jantung
b. Penderita glaucoma
c. Pembesaran prostat
Efek samping :
a. Kemerahan pada wajah dan leher
b. Eritema (kelemahan kulit karna pelebaran pembuluh
c. Mulut kering
d. Kontipasi

2. Antipsikotika
Indikasi :
a. Terapi pada skozefernia akut dan kronik serta kondisi psikotik yang lain
b. Gejala- gejala tambahan (seperti: halusinasi, delusi, gangguan pola piker,
kecurigaan dan rasa permusuhan atau dengan gejala- gejala negative yang
terlihat nyata (seperti: blunted, affect, menarik diri dari lingkungan sosial, dan
emosional, sulit berbicara)
c. Mengurangi gejala afektif (seperti: depresi, perasaan bersalah dan cemas yang
berhubungan dengan skizofrenia
Efek sampingnya terbagi menjadi dua yaitu efek samping neurologis dan non
neurologis, berikut merupakan efek neurologis :
a. Parkinosonisme
b. Reaksi dystonia
c. Sindrom neuropietik
d. Sedasi
e. Efek klogernik (postural)
Efek samping non neurologis :
a. Efek pada jantung
b. Hipertensi ortostatik (postural)
c. Efek hematologi
d. Anti koligernik prifer
e. Endrokrin dermatologis
f. Icterus
g. Overdosis antipsikotika
h. Efek pada mata
i. Overdosis

3. Metoklopramid
Indikasi :
Untuk meringankan (mengurangi simpotom diabetik gastroparesis akut dan yang
kambuh kembali). Juga digunakan untuk menganggungi mual, muntah metabolik
karena sesudah operasi rasa terbakar yang berhubungan dengan refluk esofagitis
tidak untuk mencegah montion sickness.

Kontra indikasi :
a. Penderita gastrointestirol
b. Obstruksi mekanik atau perforasi
c. Penderita phechromocytoma
d. Penderita epilepsi atau pasien yang menerima obat-obatan yang dapat
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal

Efek Samping :
a. Efek ssp : kegelisahan,kantuk,kelelahan,dan kelemahan
b. Reaksi ekstrapiramidal : reaksi distonik akut
c. Gangguan endokrin : galaktore,aminore,ginekomastia,impoten
sekunder,hiperprolak tinemia
d. Efek pada kardivaskuler :hipotensi,hipertensi,supraventrikular
takikardia,bradikardia
e. Efek pada gastrointestinal: mual,dan gangguan perut terutama diare
f. Efek pada hati : hepatotoksisitas
g. Efek pada ginjal : sering buang air, inkotinensi
h. Efek lain : gangguan poriferia, penglihatan,neuroleptik,maligant
syndrome(NMS)
4. Domperidone
Indikasi :

Indikasi untuk pengobatan gejala dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk


pemberian jangka lama. Untuk mual dan muntah akut. Tidak dianjurkan untuk
pencegahan rutin pada muntah setelah operasi. Untuk mual dan muntah yang
disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari 12
minggu(Medidata, 2017)

Kontra indikasi :

penderita hipersensitif terhadap domperidone. Penderita dengan prolaktinoma


tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin. Anak-anak (kecuali untuk mencegah
mual dan muntah sehubungan dengan kemoterapi kanker dan irradiasi)

Efek Samping :

Efek samping domperidone berikut ini mungkin terjadi, namun cenderung jarang

a. Asi keluar dari puting susu


b. Mulut kering
c. Pembesaran payudara
d. Sakit kepala
e. Gatal-gatal
f. Serangan rasa panas
g. Kulit gatal
h. Mata gatal, merah, nyeri, atau bengkak

Efek samping domperidone berikut yang cenderung langka

a. Sering buang air kecil


b. Perubahan nafsu makan
c. Konstipasi
d. Diare
e. Sulit buang air kecil, atau buang air kecil perih atau nyeri
f. Sulit bicara
g. Pusing
h. Mengantuk
i. Heatburn

5. Ondansetrom
Indikasi :

a. Mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi.

b. Pencegahan mual dan muntah pasca operasi

Kontra indikasi :

a. Hipersenitivasi

b. Sindroma perpanjangan interval QT bawah

Efek Samping :

a. Sakit kepala dan pusing

b. Kepanasan

c. Pusing ketika berdiri

d. Mudah lemah

e. Konstipasi

f. Sakit perut

D. Mekanisme

Obat masuk kedalam tubuh melalui beberapa cara, ada yang melalui mulut
dan ditelan atau melalui suntikan dan infuse. Setlah obat masuk kedalam tubuh, maka
obat akan diserap oleh tubuh dan masuk kedalam aliran darah. Seberapa cepat obat
diserap oleh tubuh tergantung oleh beberapa faktor. Ada obat yang lebih cepat diserap
dan keadaan perut kosong, ada yang lebih cepat diserap pada waktu perut terisi
makanan. Faktor ukuran, kekerasan dan bentuk obat juga mempengaruhi kecepatan
penyerapan. Untuk obat suntik, begitu obat disuntuik maka akan langsung masuk
kedalam darah. Didalam aliran darah, obat akan dibawa menuju tempat kerja obat
sesuai dengan khasiat. Tetapi, perlu diingat obat akan bekerja efektif jika dosis obat
yang tersedia mencukupi untuk beraksi pada reseptor obat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Muntah didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut


dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada
pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla berdekatan
dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area
postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf.
Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan
mual. Antiemesis bekerja dengan cara menghambat zat kimia tertentu yang
mengaktivasi pusat mual dan muntah di otak. Obat-obatan antimuntah terdiri dari
antagonis serotonin, antagonis dopamin, antagonis histamin, antikolinergik,
kanabinoid, dan benzodiasepin.
B. Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui cara
pemberian obat maupun cara kerja obat di dalam tubuh. Walaupun telah ada tenaga
apoteker yang lebih mengkhususkan diri pada obat-obatan, tidak ada salahnya
sebagai calon perawat kita mempelajari obat-obatan walaupun hanya secara umum
saja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Kirana. (2007). Obat-obat Penting. Elex Media Komputindo: Jakarta


Tambayong, Jan. (2014). Farmakologi Keperawatan. Buku Kedokteran EGC:
Jakaeta

You might also like