You are on page 1of 12

MODEL PEMBELAJARAN MENGGIRING SEPAKBOLA PADA SISWA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

JETRA VIKTORIA, S.Pd., M.Pd.


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sungai Penuh
Email : Jetraviktoria17@gmail.com

ABSTRACT
The purphose of research and development is to produce a model of the dribble skill
junior high school. In addition, research and development is carried out to obtain in-depth
information on: the development and application of model of the dribble skill junior high
school Basic and examine the effectiveness, efficiency and attractiveness of the model created
child. Research and development of this method development Research Research&
Development (R & D) from Borg and gall. The subjects in research and development are
junior high school students consisting of 30children.
Instruments used in research and development are the questionnaire, questionnaires, as
well as a dribble skill test that is used to collect the data rate of the dribble skill of junior
high school, while the stages in the research and development is, at this stage: (1) analysis
needs, (2) expert evaluation (initial product evaluation); (3) small group limited (small group
testing); and (4) the main trial (field testing). Test the effectiveness of the model using the
dribble skill test to determine the level of the dribble skill before giving treatments in the form
of models developed dribble and to determine the dribble skill level of junior high school
children after treatment or treatments that balance model to development. From the initial
tests conducted by the students obtained the degree of dribble in 1584, then after a given
treatment in the form of dribble models of junior high school age students obtained the
dribble skill of 1381. Thus dribble model effective at junior high school age to improve the
dribble skill of junior high school age.
Based on the results of the development can be concluded that: (1) the dribble junior
high school age models can be developed and applied in Physical Education and improve
dribble skill. (2) The dribble of junior high school age models that have been developed, data
showed the effectiveness and development results dribble models of junior high school.

Keywords: Developmentmodel, Junior high school student, dribble football.

Pendahuluan
Olahraga secara umum merupakan kebutuhan bagi masyarakat dunia khususnya
masyarakat indonesia. Hal ini dapat kita ketahui hampir diberbagai lapisan masyarakat baik
dipedesaan maupun perkotaan melakukan aktifitas olahraga. Di sisi lain olahraga bukan
hanya sebagai suatu kegiatan yang ingin mendapatkan kesenangan saja tapi di jadikan
sebagai ajang untuk mencapai suatu pertandingan dunia antara negara-negara. Olahraga dapat
dijadikan sarana utama sebagai alat untuk menjadikan manusia orang yang sehat. Seperti
halnya olahraga sepakbola semua orang tentu mengenal olahraga sepakbola. Sepakbola
merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia, Hal ini terbukti
dengan banyaknya orang melakukan aktifitas olahraga. Disamping itu dapat dilihat disetiap
lapangan sepak bola selalu dipenuhi oleh hampir semua kalangan baik kalangan muda
maupun tua, kaya atau miskin dan juga dilakukan oleh kalangan atas, menengah bahkan
rakyat yang hidup pas-pasan pun ikut melakukan kesiapan permainan sepak bola.
Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari penerapan
pendekatan sistem dalam kegiatan pembelajaran yang notabene adalah suatu proses
sistematis yang menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang siap untuk digunakan dengan
tepat. Model pembelajaran merupakan rangkaian komponen-komponen strategi pembelajaran
yang terintegrasi dalam beberapa komponen diantaranya yaitu: (1) Pentahapan dan urutan ide
isi materi; (2) Penggunaan contoh; (3) Penggunaan praktik; dan (4) Penggunaan strategi yang
berbeda-beda
Dalam hal situsi perkembangan pembelajaran sepakbola harus diperhatikan dengan
tujuan tercapainya kapasitas anak didik perlu diperhatikan untuk tercapainya menggiring
sepakbola dengan baik lagi, maka para guru atau pelatih sepakbola perlu mengembangkan
model sepakbola dengan pencapaian menggiring sepakbola dengan proses variasi permainan
sepakbola tersebut khususnya untuk melakukan menggiring bola dengan lebih evektif lagi,
untuk siswa SMP Khususnya SMP Negeri 16 Kota Jambi.iliki oleh anak didik tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka dianggap perlu adanya perbaikan,
kreativitas dan inovasi dalam proses pengembangan model untuk siswa Sekolah menengah
pertama.Pada dasarnya pembelajaran pada siswa sekolah menengah pertama harus mengacu
pada kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, aman, nyaman dan
menyenangkan.Dari uraian di atas maka peneliti berinisiatif mengembangkan model
pengembangan sepak bola untuk siswa SMP.

Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
pengembangan. Penelitian pengembangan menurut (Nana syaodid sukmadinata : 2010)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang telah dapat di pertanggung jawabkan.
(Menurut Sugiono : 2010:164) terdapat produk-produk pendidikan seperti kurikulum yang
spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode pembelajaran, media pembelajaran,
buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi,
penataan ruang kelas untuk pembelajaran tertentu dan lain-lain.

1. Model Borg and Gall


Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah
penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan.Prosedur penelitian pengembangan
pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu mengembangkan produk, dan menguji
keefektifan produk dalam mencapai tujuan.Tujuan pertama disebut sebagai fungsi
pengembang sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validitas.Dengan demikian, konsep
penelitian pengembangan lebih cepat dapat diartikan sebagai upaya pengembangan yang
sekaligus disertai dengan upaya validitasinya.
Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah
umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gallsebagai berikut:
1) Research and information collecting, 2) Planning, 3) Develop preminary
form of product, 4) Preliminary field testing, 5) Main product revision, 6) Main
field testing, 7) Operational product revision, 8) Operational field testing, 9)
Final product revision, dan 10) Dissemination and implementation.

1
Atau dapat juga digambarkan dalam bentuk skema tahapan pengembangan seperti
pada gambar dibawah ini:

Research and Planning Develop preminary Preminary field


information form of product testing

Operatinal field Operational Main field testing Main product


testing product revition revision

Final product Dissemination and


implementation
revision

Gambar 2.4Instructional Design R and D


Sumber: Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction,
4th Edition. (New York: Longman Inc., 1983)

Rancangan pengembangan modelpembelajaran menggiring sepakbola dengan pola


pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani yang dikutip dari Sadiman adalah sebagai
berikut :
1) Pertama kali yang ditentukan adalah sebuah ide-ide yang akan dikembangkan, dengan
mengumpulkan informasi sebagai landasan pemikiran untuk membuat konsep.
2) Pembuatan model pembelajaran (rancangan produk), bentuk rancangan tersebut adalah
model permainan.
3) Revisi produk I, revisi dilakukan oleh ahli yang bersangkutan.
4) Produksi prototipe, dilakukan dengan mempraktekkan model permainan di lapangan.
5) Uji coba prototipe, pengujian terhadap subyek lapangan baik dalam uji coba tahap I
maupun uji coba tahap II.
6) Revisi produk kedua, revisi dilakukan oleh ahli, guna memperoleh hasil yang sempurna.
7) 7)Reproduksi, penyempurnaan produk untuk menuju produk akhir yang diharapkan pada
pengembangan.

Metodologi
Desainpenelitianinidirancangdenganmenggunakanpenelitianpengembanganyang
akanmenghasilkanmodel pembelajaran menggiring sepakboladengan pola pendekatan
bermain untuk pendidikan jasmani pada
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Kota Jambi. Waktu pelaksanaan
penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu pada rentang antara februari-april 2015.

Subjek penelitian
Teknik pengambilan subyek yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan
sampling purposif, yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan atau berdasarkan
pertimbangan tertentu.

2
Pendekatan dan MetodePenelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
pengembangan. Penelitian pengembangan menurut (Nana syaodid sukmadinata : 2010)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang telahdapat di pertanggung jawabkan.
(Menurut Sugiono : 2007), terdapat produk-produk pendidikan seperti kurikulum yang
spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode pembelajaran, media pembelajaran,
buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi,
penataan ruang kelas untuk pembelajaran tertentu dan lain-lain.
Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan adalah model pembelajaran
khususnya pembelajaran pendidikan jasmani pada materi pembelajaran menggiring
sepakboladengan pola pendekatan bermain untuk pendidikan jasmaniuntuk siswa kelas
satuSMP Negeri 16 Kota Jambi.Tentunya hasil akhir penelitian pengembanganini akan
menghasilkan desain model pembelajaran baru yang lengkap dengan spesifikasi produknya,
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan dalam proses belajar mengajar.

PerencanaanPengembangan Model
Model pembelajaran menggiring bola yang direncanakan:
1) Item Model 1 : Meniru Gerakan Menggiring Bola
2) Item Model 2 :Sepak Bola Kelereng
3) Item Model 3: Ambil alih
4) Item Model 4 : menggiring bola Lingkaran Satu
5) Item Model 5: Menggiring Bola Luar Lingkaran Dan Menipu Lawan
6) Item Model 6: Lari Berantai Melewati Bendera (Kerucut)
7) Item model 7: Menggiring Bola Dengan Mengelilingi Patokan 1 x
8) Item model 8: Menggiring Bola Dengan Mengelilingi Patokan 2 X
9) Item Model 9 : Lomba slalom menggiring bola.
10) Item Model 10 : Menggiring bola dengan huruf romawi (III)
11) Item Model 11 : Menggiring bola dengan huruf abjat (II)
12) Item Model 12 : Menggiring bola bergantian pemain mengikuti cone/pancang kerucut
13) Item Model 13 : Menerobos jaringan dan mencetak gol
14) Item Model 14 : Menggiring Zig-Zak Dan Mencetak Gol.
15) Item Model 15 : Menciptakan bilangan bulat atau nol (O)
16) Item Model 16 : Menggiring Membuat Cone Segitiga
17) Item Model 17 : Menggiring bola dan membentuk kotak SegiEmpat
18) Item Model 18 : satu lawan satu (1 lawan 1)
19) Item Model 19: menggiring silang (X)
20) Item Model 20 : Bilangan garis bulat, petak, segitiga
21) Item Model 21 : Pola kotak dan lingkar
22) Item Model 22 : Bola MatematikaPola 1+2
23) Item Model 23 : pola lingkar (bulat)
24) Item Model 24 : Menggiring bola dan menendang kearah cone bergantian
25) Item Model 25 : VariasiPola Menggiring Balik Arah
26) Item Model 26 : Menggiring zig-zag Run
27) Item Model 27 : Menggiring zig-zag Sprint

3
28) Item Model 28 : Pola zig-zag segitiga
29) Item Model 29 : menggiring bola zig-zag dan Shutle RUN
30) Item Model 30 : MenggiringDengan Pola Zig-Zag Serong Dan Mencetak Gol
31) Item Model 31 : Menggiring Bola Dengan Satu Arah Dan Bergilir
32) Item Model 32 : Menggiring Bola adu sprint 1+1
33) Item Model 33 : Menggiring bentuk angka (2)
34) Item Model 34 : Menggiring bentuk angka (2)
Validasi, Evaluasi, danRevisi Model
Revisi Produk 1
Untuk memperbaiki kekurangan pada model pembelajaran yang dibuat sebelumnya,
maka model pembelajaran tersebut diberikan kepada 1 ahli pembelajaran pendidikan jasmani
dan 1 orang ahli/ pelatih sepakbola dan 1 guru pendidikan jasmani untuk direvisi.

Produksi Prototipe
Setelah model pembelajaran direvisi oleh ahli dengan benar, maka langkah
berikutnya adalah memperkenalkan dan mempraktekkan model pembelajaran dengan
permainan tersebut. Pada produksi prototipe ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan bentuk permainan.
2. Pembuatan lapangan permainan sesuai dengan bentuk permainan.
3. Mempraktekkan model permainan yang telah dibuat oleh peneliti

Uji Coba Prototipe


Kemudian tahap selanjutnya adalah uji coba prototipe, ini dimaksudkan untuk
mencari masukan, saran dan penilaian terhadap produk yang akan dikembangkan.
Pelaksanaan uji coba dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu:
1. Menetapkan desain uji coba
2. Menetapkan subyek uji coba
3. Menyusun instrumen penyusunan data
4. Menetapkan teknik analisis data.

Revisi produk II
Setelah produk awal diujicobakan, untuk mengetahui tingkat keefektifannya maka
dilakukan revisi, dari ahli/ pelatih sepakbola dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani serta
guru pendidikan jasmani, maupun para siswa (uji coba tahap I dan uji coba tahap II).

Reproduksi
Kemudian pada tahap terakhir yaitu reproduksi. Pada tahap ini dilakukan perbaikan
kembali terhadap produksi prototipe yang sudah direvisi dengan sempurna. Sehingga
produk akhir dari model pembelajaran menggiring bola melalui pendekatan bermain
bagisiswakelas1SMP adalah modelpembelajaran yang sudah dapat digunakan serta dipakai
siswa untuk menambah penguasaan tehnik menggiring bola dalam sepakbola.

Uji Coba Kepada Kelompok Kecil (Small Group Try-out)


Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan ada 34
produk sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan produk yang dikembangkan peneliti.
Tahap-tahap dalam uji coba produk ini antara lain:

4
1. Menetapkan desain uji coba.
2. Menetapkan subyek uji coba.

Desain Uji Coba


Tujuan dari desain uji coba adalah untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna
memperbaiki produk secara lengkap. Desain uji coba dilakukan melalui dua tahap, yaitu
evaluasi tahap pertama dan evaluasi tahap kedua. Kedua tahap ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang kebermaknaan produk yang dikembangkan.

Evaluasi Tahap Pertama


Tujuan dari evaluasi tahap pertama iniadalahuntukmengetahuikesesuaian model
yang hendakdiproduksidandikembangkan. Evaluasitahappertamaterdiridari :
1) Tinjauan dan analisa ahli, yang meliputi ahli/ pelatih sepak bola, dan ahli pembelajaran
pendidikan jasmani. Untuk ahli/ pelatih sepak bola berfungsi memberikan informasi dan
penilaian tentang kesesuaian materi pembelajaran sepak bola, sehingga nantinya akan
terhimpun saran-saran dari kedua ahli. Untuk ahli pembelajaran pendidikan jasmani
berfungsi memberikan informasi dan penilaian model latihan yang dikembangkan.
2) Ujicobatahap I (kelompokkecil). Pada tahap ini menggunakan subyek 10 orang siswa,
yang digunakan sebagai subyek pada tahap ini adalah siswa SMP Negeri 16 Kota Jambi.
Tujuan dari uji coba tahap I ini untuk mendapat masukan dengan jalan mengidentifikasi
dan menyempurnakan produk yang dikembangkan setelah ditinjau oleh beberapa ahli.
Langkah-langkahujicobainimeliputi:
a. Penjelasan tentang konsep produk kepada subyek (siswa).
b. Memberikan contoh model pembelajaran menggiring bola melalui pendekatan
bermain dengan permainan yang telahdibuat.
c. Meminta siswa untuk mempraktekkanmodel permainan yang telahdibuat.
d. Hasil belajar siswa dari pengembangan model pembelajaran menggiring bola nilai
diambil.
3) Revisiprodukpertama, hasildaritinjauandananalisisbeberapaahliakanmemunculkanrevisi-
revisipadaprodukpengembangan. Sehinggahasilrevisiparaahliakanmenjadiproduk II
berupamodelpembelajaran menggiring bola melalui pendekatan bermain
dalamsepakboladengan permainan siapproduksi yang akandiujicobakan di lapangan.
Selainitujugauntukmerevisiinstrumen yang telahdiujicobakan,
sehinggahasilnyadapatdigunakanuntukmenilaisiswapadatahapujicobalapangan.

Uji Coba Lapangan (Field Try-out)


Kegiatan selanjutnya dalam penelitianiniadalahmengujicoba model pembelajaran
menggiring bola padasubyekujicoba yang menjadisasaranpenelitian. Ujicobainidilakukan di
SMP Negeri 16 Kota Jambi, denganjumlah subyekpenelitianadalah30 orang,
dimanaujicobalapanganinidilakukanselama 1 sampai 2 bulanatau 4 kali pertemuan.
Implementasi Model
Penelitiakanmenyebarkanproduk (desiminasi) yang sudahmengalamirevisidansudah
final kepadasubjek penelitian yakni siswa kelas satu di SMP Negeri 16 Kota jambi untuk
membantu dribblingsepakbola.
Penelitimengimplementasikandanmenyebarkanproduk(desiminasi) yang
sudahmengalamirevisidansudah final kepadaparapenggunaseperti guru-guru SMP

5
negerimelalui forum pertemuandalamsuatu seminar
danmenuliskandalamjurnal.Sebagaievaluasisumatifmakaprodukakan di desiminasipadasmp-
smp negeri di wilayah Kota jambidalamkurunwaktusatu semester (6 bulan),
sehinggakemudianpenelitidapatmelihatkefektifandankeefisienanprodukdalam proses
pembelajaran.

Jenis Data
Data yang digunakan pada pengembangan model pembelajaran menggiring bola
melalui pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani padasiswakelassatu SMP Negeri 16
Kota Jambiini adalah data kualitatif, karena data yang diperoleh dinyatakan dengan kalimat
dan bukan dengan angka.

Instrumen Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukandalampenelitianrisetdanpengembangan model
inimelaluitahapan-tahapansebagaiberikut:Tahapevaluasipertama yang
dilakukanpadatahaprancanganbentuk model olehpakar,
evaluasiawalmerupakanpenilaianpertamadariparaahliuntuk: (1)
menentukanapakahmaterisudahsesuaidengankurikulumpembelajaranpendidikan jasmani
sekolah menengah pertama negeri 16 kota Jambi, (2) apakah model pembelajaranmenggiring
bola dalam sepak bolasudah tepat utuksiswasekolahdasarsebelum di ujicobakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengembangan Model
Pengembangan model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan
bermain gerak ini tertulis dalam bentuk naskah atau storyboard script yang menyajikan
bentuk-bentuk model pembelajaran menggiring bola dalam bentuk pembelajaran yang
dimodifikasi dengan pola pendekatan bermain yang diaplikasikan dalam permainan.

Analisis Kebutuhan
Secara keseluruhan terdapat tiga tujuan umum yang hendak diungkap dalam studi
pendahuluan, yaitu:
1) Seberapa intens pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya pada materi menggiring
bola sejalan dengan karakteristik implementasi kurikulum seperti yang telah dirumuskan.
2) Seberapa penting pengembangan pembelajaran menggiring bola dengan menggunakan
peralatan sederhana untuk siswa Sekolah Menengah.
3) Kendala dan dukungan apakah yang dijumpai dalam model pembelajaran.
Tujuan umum diatas kemudian menjadi dasar peneliti melakukan studi pendahuluan
dengan menggunakan instrumen wawancara yang mendalam (in-depth interview) kepada
guru pendidikan jasmani dan serta melakukan survey karena tujuan utamanya adalah
melakukan persiapan teknis dengan menjajaki lebih dahulu karakteristik subyek penelitian
dan tempat yang akan dilakukan penelitian dan pengembangan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui seberapa penting model pembelajaran yang akan dikembangkan peneliti.
Hasil dari data yang telah dikumpulkan peneliti melaui wawancara dan angket
kepada 30 siswa kemudian di olah dan dideskripsikan.dimana analisis kebutuhan bentuk
angket di Sekolah Mengengah Pertama Negeri 16 Kota Jambi. Hasil analisis kebutuhan

6
tersebut dapat diketahui bahwa: (1) Pembelajaran menggiring bola diajarkan di Sekolah, (2)
siswamengelami kesulitan dalam mempelajari materi menggiring bola dalam sepak bola, (3)
siswa belum pernah diberikan model-model pembelajaran menggiring bola dalam sepakbola
dengan pendekatan bermain, (4) siswa membutuhkan model-model pembelajaran menggiring
bola dengan pendekatan bermain, (5) siswa setuju apabila dikembangkan model-model
pembelajaran menggiring bola dalam sepakbola dengan pendekatan bermain untuk Sekolah
Menengah Pertama.

Kelayakan Model
Setelah melakukan tahap pengumpulan data dan pembuatan draf model pembelajaran
menggiring bola dalam sepak bola, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji ahli
dimana tujuan yang ingin dicapai yaitu mendapatkan kelayakan atau validitas model yang
dibuat dengan penilaian langsung dari ahli.
Berdasarkan evaluasi ujicoba kelompok kecil yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya semua variasi dapat diterapkan, akan tetapi harus disesuaikan
daritingkatan yang mudah ke yang sulit agar kemampuan anak dapat meningkat.
2. Penjelasan guru serta pemberian contoh gerakan harus jelas supaya anak mudah untuk
melaksanakan tugasnya.
3. Pada saat melakukan model-model pembelajaran menggiring bola anak cenderung berlari
untuk secepat mungkin menyelesaikan tugasnya, maka guru harus memberikan
pengarahan supaya anak melakukan tugasnya dengan benar dan tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.

Hasil tahap kedua/Ujicoba kelompok besar


Setelah model pengembangan menggiring bola diujicobakan dalam skala kecil dan
telah direvisi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan ujicoba kelompok besar.
Berdasarkan hasil ujicoba terbatas (ujicoba kelompok kecil) yang telah dievaluasi oleh para
ahli, kemudian peneliti melakukan revisi produk awal dan memperoleh 34 model
pembelajaran menggiring bola yang akan digunakan dalam ujicoba kelompok besar.
Langkah selanjutnya setelah model mengalami revisi tahap II dari ahli maka
dilanjutkan dengan mengujicobakan produk kepada kelompok besar dengan menggunakan
subyek penelitian sebanyak 30 siswa sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Jambi.
Data penilaian dari 34 peserta terhadap efektifitas model pembelajaran menggiring
bola dalam sepakboladitunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7Hasil keterampilan menggiring bola (Pre Test)dan (Post Test) dalam waktu detik
Nama Pre Test Post Test
X1 49 44
X2 47 42
X3 50 46
X4 53 48
X5 55 48
X6 40 37
X7 58 45

7
X8 60 55
X9 53 48
X10 56 50
X11 48 43
X12 53 47
X13 56 50
X14 55 51
X15 60 53
X16 64 50
X17 65 58
X18 54 45
X19 48 42
X20 47 40
X21 51 45
X22 55 46
X23 53 45
X24 47 40
X25 42 36
X26 49 41
X27 57 48
X28 46 40
X29 58 51
X30 55 47
JUMLAH 1584 1381

Berdasarkan keterangan tabel di atas terdapat perbedaan antara hasil Pre Test dan
hasil Post Test yang diperoleh dari uji coba kelompok besar. Sebelum penerapan
pengembangan model pembelajaran menggiring bola di terapkan kepada peserta didik
peneliti melakukan Pre Test atau tes awal untuk mengetahui tingkat keterampilan menggiring
bola siswa sekolah menengah pertama yang akan diteliti, dari hasil Pre Test diperoleh jumlah
hasil tingkat keterampilan menggiring bola siswa sekolah menengah pertama sebesar 1584.
Setelah itu treatment di berikan kepada peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran menggiring bola yang telah di kembangkan. Setelah treatment diberikan maka
subjek di tes lagi dengan tes yang sama dengan tes menggiring bola dari Nurhasan yang
sebelumnya tes ini diberikan pada tes awal atau pre test dan kemudian digunakan lagi pada
post testyang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan keterampilan
menggiring bolasiswa sekolah menengah pertama negeri 16 kota Jambi, maka diperoleh
angka sebesar 1381. Berdasarkan keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran menggiring bola dalam sepakbola siswa sekolah menengah pertama yang
dikembangkan efektif dan dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam
sepakbola siswa sekolah menengah pertama negeri 16 kota Jambi.

8
Berikut perbandingan hasil dari tingkat keterampilan menggiring bola siswa sebelum
pemberian treatment dan sesudah pemberian treatment dengan model pembelajaran
menggiring bola yang dikembangkan dengan diagram batang:

Pre Test Post Test


Gambar 4.1Diagram batang
(Uji Coba Kelompok Besar)

Hasil ujicoba kelompok kecildan ujicoba kelompok besar dapat disimpulkan


bahwamodel pembelajaran menggiring bola dalam sepakbola dapat digunakan dalam
pembelajaran pendidikan jasmanisekolah menengah pertama serta layak dan efektif untuk
meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam sepak bola sekolah menengah pertama
nenegri 16 kota Jambi.

Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini telah diupayakan secara maksimal sesuai dengan kemampuan
dari peneliti, namun dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan yang harus
diakui dan dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggeneralisir hasil dari
penelitian yang dicapai. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Ujicoba lapangan penelitian ini hanya dilakukan pada satu wilayah, yaitu salah satu SMP
Negeri 16 kota jambi.
2. Adanya faktor-faktor psikologis yang diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian yang
tidak dapat dikontrol, antara lain: minat, percaya diri, dan faktor psikologis lainnya.
Adanya faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian yang tidak dapat
terkontrol seperti dari faktor kondisi fisiknya, antara lain tinggi badan, kekuatan, kelentukan
dan koordinasi gerak, serta kondisi fisik.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil ujicoba lapangan dan pembahasan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahwa model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan bermain untuk
pendidikan jasmani siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.
2. Bahwa model pembelajaran yang telah peneliti kembangkan, siswa lebih termotivasi serta
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

9
Implikasi
Jika pengembangan model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan
bermain untuk pendidikan jasmani dilaksanakan pada siswa kelas 1 sekolah menengah
pertama maka akan memberikan kontribusi baik dalam proses belajar mengajar secara efektif
dan efesien. Penggunaan alat yang dimodifikasi dalam model ini lebih dilihat dengan baik
misalnya peralatan seperti : cone, bola kaki yang ukuran nya sesuai dengan kebutuhan anak
serta fasilitas lapangan yang mendukung sehingga lebih mudah diterapkan di sekolah bahkan
dimanapun.

Saran Dan Rekomendasi


Pada bagian ini dikemukakan beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti
sehubungan dengan model pembelajaran yang dikembangkan.Adapun saran-saran yang
dikemukakan meliputi saran pemanfaatan, saran deseminasi, dan saran pengembangan lebih
lanjut.
1. Saran Pemanfaatan
Produk pengembangan ini adalah model pembelajaran menggiring bola dengan pola
pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani yang dapat digunakan sebagai model
mengajar oleh guru sekolah dasar, dimana dalam pemanfaatannya perlu mempertimbangkan
situasi, kondisi dan sarana prasarana
2. Saran Deseminasi
Dalam penyebarluasan pengembangan ke sasaran yang lebih luas, peneliti memberikan
saran, antara lain:
a. Sebelum disebarluaskan sebaiknya model pembelajaran menggiring bola dengan pola
pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani ini disusun kembali menjadi lebih baik,
antara lain tentang kemasan maupun isi dari materi model pembelajaran yang
dikembangkan.
b. Agar model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan bermain untuk
pendidikan jasmani ini dapat digunakan oleh para guru Sekolah Dasar, maka sebaiknya
dicetak lebih banyak lagi, sehingga nantinya para guru sekolah dasar dapat memahami
dengan baik, sehingga dapat mengaplikasikannya.

3. Saran Pengembangan Lebih Lanjut


Dalam mengembangkan penelitian ini ke arah lebih lanjut, peneliti mempunyai
beberapa saran, sebagai berikut :
a. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas, baik itu
dari jumah subyek maupun jumlah sekolah dasar yang digunakan sebagai kelompok
ujicoba.
b. Hasil pengembangan model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan
bermain untuk pendidikan jasmani ini dapat disebarluaskan ke seluruh guru sekolah
dasar di Indonesia.
Demikian saran-saran terhadap pemanfaatan, deseminasi, maupun pengembangan
produk lebih lanjut terhadap pengembangan model pembelajaran menggiring bola dengan
pola pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani ini.

DAFTAR PUSTAKA
Andri Irawan, Teknik Dasar Modern Sepakbola (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2009.

10
Clife Gilfod, Keterampilan Sepakbola. Yogyakarta : Pt : Intan Sejati, 2007.

Joseph A. Luxbacherher,Sepakbola, Terjemah G. Wibawa. Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Nana Syaodih Sukmadinata “Metode Penelitian Pendidikan” Bandung: PPS UPI, 2010.

Robert Koger, Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Klaten : Macana Jaya Cemerlang,
2007.

Sumber: Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta, 2008,.

Sudjana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya, 1990,.

Sugiono, “Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D” .Bandung: Alfabeta, 2008.

Yulifri dan Arsil, Permainan Sepakbola, Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang, 2011.

11

You might also like