Professional Documents
Culture Documents
Ipa Kartu Indeks
Ipa Kartu Indeks
PENDAHULUAN
Kesejahteraan bangsa tidak hanya bergantung pada sumber daya alam dan
modal yang berisifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial dan
cukup diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan global telah sangat besar
berbasis kompetensi sains dan teknologi tingkat tinggi, dengan demikian bangsa
yang berahasil adalah bangsa yang memiliki standasr komptensi sains dan
Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber
bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir
Salah satu metode untuk membangkitkan apa yang siswa pelajari dalam
menjadikan belajar tidak terlupakan. Metode ini adalah untuk membantu siswa
dalam mengingat materi pelajaran yang telah diterima selama ini. Selain itu
metode ini diterapkan pada akhir semester proses belajar mengajar dengan tujuan
untuk membantu siswa agar siap mengahadapi ujian semester atau ujian akhir.
dalam penelitian ini penulis penulis mengambil judul “Penerapan Cara Belajar
Aktif Model Pencocokan Kartu indeks Dalam Membantu Penguasaan Materi
2003/2004.”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sains setelah diterapkannya cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks
D. Kegunaan Penelitian
berguna sebagai:
pelajaran 2003/2004.
4. Membantu siswa kelas ………. agar siap untuk menghadapi ujian akhir.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
meliputi:
palajaran 2003/2004.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar
merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap
dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir
yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang
yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam
telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar
menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
mengerjakan sesuatu.
dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau
digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa
yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam
faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah
Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan
dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak
diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui
kesulitan.
tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya
fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan
Secara rinci hakikat IPA atau Sains menurut Bridgman (dalam Lestari,
2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
konsep-konsep IPA atau Sains secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA atau
Sains bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan.
Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA atau Sains itu selalu berkembang ke
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA atau Sains
merupakan
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
200: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
mengajar IPA atau Sains meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik
dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.
Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
(dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru
belajar IPA atau Sains adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan
F. Gaya Belajar
bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya
penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang
dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu
oleh kebisingan. Perserta didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori,
mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan
cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka
mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu.
Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tida karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara
belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa
siswanya sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua
lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila
tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka
sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan
siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan koleganya (1993) telah
merupakan salah satu instrument yang paling banyak digunakan dalam dunia
pendidikan dan untuk memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar.
menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang
benar-benar aktif dari pada kegiatan yang reflektif abstrak, dengan rasio lima
banding satu. Dari semua ini, dia menyimpulkan bahwa cara belajar dan mengajar
aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar bisa efektif, guru harus
menggunakan yang berikut ini: diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi
simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroeder menekankan bahwa siswa
masa kini “bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar
bersama.”
dibesarkan dalam dunia yang segala sesuatunya berjalan dengan cepat dan banyak
warna-warna terlihat begitu semarak dan menarik. Obyek, baik yang nyata
maupun yang maya, bergerak cepat. Peluang untuk mengubah segala sesuatu dari
bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan atau kebutuhan yang satu
berupaya untuk tumbuh dan yang lain condong kepada keamanan. Orang yang
Maslow, dan “tiap langkah maju hanya dimungkin akan bila ada rasa aman, yang
mana ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju
Salah satu cara utama untuk mendapatkan rasa aman adalah menjalin
hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok. Perasaan saling
Jerome Bruner membahas sisi sosial proses belajar dama buku klasiknya,
manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna
mencapai tujuan,” yang mana hal ini dia sebut resiprositas (hubungan timbal
bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai berikut, “Di mana dibutuhkan tindakan
belajar kolaboratif yang sedemikian popular dalam lingkup pendidikan masa kini.
Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut
untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang
bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi cenderung
membicarakan apa yang mereka alami bersama teman, yang mengarah kepada
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif dengan
cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang
persyaratan ini. Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong
mereka untuk tidak hanya belajar bersama, namun juga mengajarkan satu sama
lain.
1. Uraian Singkat
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang
pertanyaan itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampuraduk.
d. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan
f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap
3. Variasi
_________.”
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru sebagai peneliti, (b)
penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) adminsitrasi social
eksperimental.
penelitian ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara
penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,
sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data
1. Tempat Penelitian
3. Subyek Penelitian
pelajaran 2004/2005.
B. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
2003: 3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
3. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
pokok bahasan ……….. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Sebelumnya soal-
mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas
pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
b. Reliabilitas
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
d. Daya Pembeda
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama
BAB IV
siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap
siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
model belajar aktif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 653. Harga
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 24)
dengan r (95%) = 0,404. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 20 soal mudah
- 16 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 13 70 √
2 70 √ 14 80 √
3 60 √ 15 60 √
4 70 √ 16 80 √
5 60 √ 17 60 √
6 80 √ 18 80 √
7 70 √ 19 70 √
8 60 √ 20 70 √
9 70 √ 21 60 √
10 70 √ 22 70 √
11 60 √ 23 70 √
12 60 √ 24 60 √
Jumlah 800 7 5 jumlah 830 8 4
Jumlah Skor 1630
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2400
% Skor Tercapai 67,91
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks diperoleh nilai rata-rata
62,50% atau ada 15 siswa dari 24 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih banyak yang
lupa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan hampir satu semester.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 80 √ 13 80 √
2 60 √ 14 60 √
3 80 √ 15 80 √
4 80 √ 16 70 √
5 70 √ 17 70 √
6 60 √ 18 70 √
7 70 √ 19 60 √
8 60 √ 20 90 √
9 70 √ 21 80 √
10 80 √ 22 60 √
11 80 √ 23 70 √
12 70 √ 24 70 √
Jumlah 860 9 3 Jumlah 860 9 3
Jumlah Skor 1720
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2400
% Skor Tercapai 71,67
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
adalah 71,67 dan ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 22 siswa
dari 18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
belajar siswa ini karena siswa sudah mulai mempelajari lagi materi yang
dengan materi yang telah diajarkan selama ini. Selain itu dari permainan
ini siswa tidak tahu menjadi tahu dari jawaban siswa sudah mengetahuai
jawabannya.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 13 80 √
2 80 √ 14 90 √
3 80 √ 15 80 √
4 70 √ 16 70 √
5 70 √ 17 80 √
6 90 √ 18 60 √
7 80 √ 19 80 √
8 60 √ 20 90 √
9 80 √ 21 80 √
10 90 √ 22 70 √
11 70 √ 23 80 √
12 80 √ 24 70 √
Jumlan 910 10 2 Jumlah 930 11 1
Jumlah Skor 1840
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2400
% Skor Tercapai 76,67
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
sebesar 76,67 dan dari 24 siswa yang telah tuntas sebanyak 21 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Juga dari hasil cara
belajar aktif model pencocokan kartu indeks ini murid jadi gampang
mengingat kembali.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik
dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan
proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
C. Pembahasan
daya ingat siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini
(ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing
62,50%, 75,00%, dan 87,50%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
belajar aktif model pencocokan kartu indeks dalam setiap siklus mengalami
materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
pembelajaran Sains dengan cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks
siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat
dikategorikan aktif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini yang
tertarik dan berminat dengan cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks
3. Cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks memiliki dampak positif
terhadap daya ingat siswa, dimana dengan metode ini siswa dipaksa untuk
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Sains lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar
bisa diterapkan dengan cara belajar aktif model pencocokan kartu indeks
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Rineksa Cipta
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:
Aneka Ilmu.
Dayan, Anto. 1972. Pengantar Metode Statistik Deskriptif, tt. Lembaga Penelitian
Hadi, Sutrisno. 198. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi
UGM.
Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya.
KELAS …………………….
…………………………………………………..
TAHUN 2003/2004
KARYA ILMIAH
OLEH
………………………………..
NIP: ……………………………
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan
………..…………………………………………… hasil karya dari:
Nama : …………………….
NIP : ……………………
Unit Kerja : …………………………………………….
Judul : Penerapan Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu
Indeks dalam Membantu Penguasaaan Materi Pelajaran Sains
Pada Siswa Kelas ……………………………………..Tahun
Pelajaran 2003/2004.
Mengetahui
Ketua PD PGRI II …………………………….
…………………….. …………………………….
………………………………. ………………………..
NPA: ……………… NIP: ………………….
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan angka kredit
kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Karya ilmiah ini tidak
dipublikasikan tetapi telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di
perpustakaan ……………………………………….
Tanggal : ……………………
Perpustakawan Kepala
………………………….. ……………………………
………………. ………………….
……………………. …………………
NIP:…………….. NIP: ……………….
KATA PENGANTAR
karya ilmiah dengan judul “Penerapan Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu
Indeks dalam Membantu Penguasaaan Materi Pelajaran Sains Pada Siswa Kelas
ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat
dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga
anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ………………………………..
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................
F. Batasan Masalah………………………………………….
C. Pembahasan .......................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ..................................................................................