You are on page 1of 16

PENGANTAR MANAJEMEN

Dosen: Kadek Listyawati, SE, MM

Disusun Oleh:

Ni Putu Siskayanti 2202612010783 (04)

Ni Luh Putu Juni Antari 2202612010788 (09)

A.A Ngurah Yuda Prasetya Utama 2202612010794 (15)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen Kadek
Listyawati, SE, MM serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik
bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian
kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi maupun
teman-teman

Denpasar, 10 Oktober
2022

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................
2.1 Penjelasan Tentang Materi Pengambilan Keputusan Manajer..................................
2.2 Proses Pengambilan Keputusan ....................................................................................
2.3 Tipe – Tipe Pengambilan Keputusan...........................................................................
2.4 Bagaimana Seorang Manejer Sebagai Pengambil Keputusan..................................
BAB III.....................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya sering kali
masalah juga datang. Karena tidak ada masalah yang tidak terduga dalam
melaksanakan proses untuk mencapai tujuan. Ketika sedang ada masalah harus bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik. Dapat diselesaikan melalui
komunikasi dan kerja sama yang baik untuk mengambil keputusan yang tepat. Karena
permasalahan yang ada tidak hanya dari internal tetapi juga ada yang dari eksternal.
Ketika menyelesaikan masalah itu juga bisa menjadi tolak ukur keberhasilan karier
manajemen.
Pengambilan keputusan juga termasuk ke dalam cara untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi. Di sini seorang individu
harus mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Karena dalam menyelesaikan
masalah sangat dibutuhkan individu yang berpikir kritis untuk dapat menganalisis
masalah tersebut. pengambilan keputusan juga tidak hanya dipikirkan oleh satu
individu saja tetapi juga bisa dalam berkelompok dengan membangun komunikasi
yang baik. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam setiap pengambilan keputusan.
Dengan ini di harapkan dapat mengambil keputusan secepatnya tetapi juga tepat.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. apa yang di maksud dengan pengambilan keputusan manajer?


2. bagimana perkembangan proses pengambilan keputusan ?
3. Apa saja tipe – tipe pengambilan keputusan?
4. bagaimana perkembangan seorang Manajer Sebagai Pengambil Keputusan?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian dan perkembangan Penjelasan materi tentang


pengambilan keputusan manajer.
2. untuk mengetahui pengertian dan perkembangan proses pengambilan keputusan.
3. untuk mengtahui tipe- tipe pengambilan keputusan.
4. untuk mengtahui pengertian dan perkembangan bagaimana seorang manajer sebagai
pengambil keputusan.é

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan Manajer

Pengambilan keputusan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi


fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), staffing (memenuhi kebutuhan dan mengatur Sumber Daya
Manusia), controlling (melakukan kontrol), directing (mengarahkan), dan decision
making (pengambilan keputusan). Perencanaan adalah serangkaian petunjuk dan
ketetapan apa yang dibutuhkan untuk dicapai, menetapkan prioritas dan target kinerja.
Pengorganisasian adalah semua rancangan organisasi atau devisi khusus, unit, atau
pelayanan yang menjadi tanggungjawab manajer, merancanghubungan pelaporan dan
pola interaksi yang diinginkan. Menetapkan posisi, memberi tugas pada team work,
mendistribusikan wewenang dan tanggungjawab adalah komponen yang sangat penting
dari fungsi pengorganisasian.
Staffing adalah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dan
mempertahankannya, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja melalui berbagai
strategi dan taktik. Controling adalah mengontrol aktivitas dan kinerja, serta
melakukan tindakan yang tepat untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja.
Directing adalah memulai tindakan di dalam organisasi melalui kepemimpinan yang
efektif, motivasi, dan komunikasi dengan bawahan. Decision making adalah fungsi
yang sangat penting untuk semua fungsi manajemen yang telah disebutkan sebelumnya
dan cara-cara fungsi manajemen pengambilan keputusan yang efektif berdasarkan pada
pertimbangan manfaat dan ditarik dari berbagai alternative. (Thompson et al., n.d.)
Manajer pelayanan kesehatan ditunjuk pada posisi otoritas dimana mereka
membentuk organisasi dengan membuat keputusan penting. Keputusan tersebut
berhubungan, misalnya untuk merekrut dan mengembangkan staff, mengakuisisi
teknologi, tambahan pelayanan atau menguranginya, dan mengalokasikan dan
membelanjakan sumber daya keuangan. Manajer pada semua tingkatan organisasi
membuat keputusan, dengan demikian mereka membuat pilihan. Misalnya manajer
puncak membuat keputusan tentang tujuan organisasi mereka, dimana menempatkan
fasilitas perusahaan atau pasar baru apa yang akan dimasuki. Manajer tingkat
menengah membuat keputusan tentang jadwal produksi, masalah kualitas  produk,
meningkatkan pembayaran dan disiplin pegawai. Pengambilan keputusan bukan hanya
pekerjaan manajer, tetapi pekerjaan semua orang yang berpengaruh terhadap pekerjaan
dan organisasinya, terutama untuk memperbaiki kinerjanya.

Turpin dan Marais membandingkan Antara teori dan praktek pembuatan


keputusan dengan melakukan penelitian pada enam orang pengambil keputusan
terkemuka tentang gaya pengambilan keputusannya dan teknologi pendukung dalam
pengambilan keputusannya. Ditemukan variasi yang signifikan dalam gaya
pengambilan keputusan secara individual, tetapi ada tema sentral yang muncul yaitu
6
pentingnya sensitivitas dalam konteks pengambilan keputusan, informasi yang dapat
dikumpulkan dan penggunaan intuisi. Ada beberapa model dalam pengambilan
keputusan (Turpin and Marais, 2004).

1. Rasional Model (The Rational Model)

Manajer yang rasional melihat asumsi bahwa seorang pengambil keputusan yang
rasional dan dengan informasi yang lengkap. Proses pengambilan keputusan yang
rasional terdiri dari beberapa langkah sebagaimana diberikan oleh Simon pada tahun
1977 (Turpin and Marais, 2004):

Intelligence: menemukan kesempatan untuk membuat keputusan

Design: menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan jalur-jalur


untuk melakukan tindakan.

Choice: memilih jalur tertentu untuk melakukan tindakan dari alternative yang tersedia;
dan

Review: menilai pilihan-pilihan yang lalu.

Di dalam rasionalitas yang sempurna atau klasik, metode analisis keputusan digunakan
untuk menilai  manfaat pada setiap pilihan selama fase pemilihan dengan
menggunakan nilai numerik. Alternatif dengan manfaat yang paling tinggi yang dipilih
(Turpin and Marais, 2004). Dengan demikian manajer harus mempunyai informasi
yang lengkap tentang semua alternative, tentang manfaat dan konsekuensinya,
kemudian dihitung mana alternative yang lebih baik, dan urutan prioritasnya.

2. The Model of Bounded Rationality (Model Rasional yang Terbatas)


(Simon’s, 1979)

Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Model of Bounded


Rationality. Manajer yang rasional tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan
pilihan yang optimal tidak selalu diperlukan. Menurut Simon (1979) “perilaku rasional
manusia dibentuk oleh sebuah gunting yang mempunyai dua pisau  yang terbentuk dari
lingkungan tugas dan kemampuan menghitung dari aktornya”. Gunting ini memotong
masalah yang besar menjadi masalah yang jauh lebih kecil yang ketika dicari nampak.
Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) ditandai dengan aktivitas mencari dan
memuaskan. Alternatif dicari  dievaluasi secara berurutan. Jika sebuah alternative telah
memenuhi kriteria minimum secara implisit maupun eksplisit, maka dikatakan
memuaskan dan pencarian selesai. Proses pencarian  mungkin lebih mudah dengan
mengidentifikasi aturan di lingkungan tugas. Meskipun Simon telah mengklaim
teori  bounded rationality (rasionalitas yang terbatas), tetap saja perilaku rasionalitas.
7
Untuk alasan ini, sejumlah peneliti seperti Huber (1981) dan Das dan Tang (1999)
tidak memisahkan antara rationalitas sempurna dan rasionalitas yang terbatas di dalam
klasifikasi model –model pengambilan keputusan (Turpin and Marais, 2004).

3. The Incrementalist View

Pandangan incremental logis melibatkan proses langkah demi langkah tindakan


incremental (sedikit demi sedikit) dan tetap menggunakan strategi yang terbuka untuk
menyesuaikan.

4. The Organisational Procedures View

Pandangan prosedur organisasional  mencari untuk mengerti keputusan-keputusan


sebagai output dari standard operating procedures (SOP) yang diminta oleh subunit
organisasi.

5. The political view

Pandangan politik melihat pengambilan keputusan sebagai proses tawar-menawar


secara pribadi, digerakkan oleh agenda-agenda partisipan dari pada proses rasional.
Orang dibedakan berdasarkan pada tujuan organisasi, nilai-nilai dan relevansi dari
informasi. Proses pengambilan keputusan  tidak pernah berakhir, tetapi peperangan
tetap berlangsung antara koalisi yang berbeda.  Setelah satu kelompok menang dalam
peperangan itu, partai –partai lainnya mungkin membentuk kelompok baru  atau
bahkan menjadi lebih menentukan untuk menang pada perputaran berikutnya. 
Pengaruh dan kekuatan memegang dengan cara yang disengaja  dan lebih jauh untuk
kepentingan sendiri. Tujuan dari koalisis didefinisikan oleh kepentingan diri sendiri
dari pada oleh apa yang bagus untuk organisasi secara keseluruhan.

6. The garbage can model

Pandangan kaleng sampah (The garbage can view) menjelaskan pengambilan


keputusan di dalam sebuah anarkhi yang terorganisir dan didasarkan pada karya
Cohen, March and Olsen (1972) (Turpin and Marais, 2004). Semacam pandangan
politik, model itu diasumsikan lingkungan yang pluaris dengan berbagai jenis actor,
tujuan dan pandangan.  Model tong sampah menekankan pada frakmentasi dan sifat
alamiah yang membingungkan dari pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi, dari pada manipulasi yang disengaja sebagai implikasi dari pandangan
politik.  Di dalam model tong sampah sebuah pengambilan keputusan adalah sebuah
luaran atau intepretasi dari beberapa arus independent yang relative di dalam sebuah
organisasi.  Arus-arus penyelesaian masalah  mencari solusi dan kesempatan untuk
mendapatkan udara. Model tersebut (mencari isu yang dengannya mereka memberikan
jawaban) dan partisipan (yang perhatiannya terbagi dan siapa yang datang dan siapa
yang pergi), bertemu satu sama lain pada kesempatan pilihan, yang digambarkan
8
dengan tong sampah. Ketika keputusan dibuat, tong sampah dipindahkan. Hal ini
mungkin terjadi tanpa semua masalah mendapatkan solusinya atau beberapa masalah
yang terkait  di dalam tong sampah. Karena partisipan adalah mereka yang
menghasilkan sampah atau masalah dan solusi, pembuat keputusan secara total
dependent atau tergantung pada perbaikan dari tim partisipan  di dalam tong itu (Turpin
and Marais, 2004).

7. The individual differences perspective

Perspektif perbedaan individu focus perhatiannya pada perilaku pemecahan masalah


manajer secara individual, dipengaruhi oleh gaya pengambilan keputusan manajer,
latar belakang dan kepribadiannya.  Perspektif perbedaan indinidu ini mencoba
menjelaskan  bagaimana manajer mungkin menggunakan cara-cara yang berbeda atau
menghasilkan luaran yang berbeda karena kepribadian yang berbeda(Turpin and
Marais, 2004).

8. Naturalistic decision-making

Pembuatan keputusan yang natural konsen dengan investigasi dan pemahaman


pengambilan keputusan di dalam konteks yang natural (alamiah). Fondasi empiris
pembuatan keputusan naturalis yang berbeda dengan model yang lain  seperti the
organisational procedures, garbage can or political views. Model pengambilan
keputusan naturalis ini dikenal juga dengan Recognition-Primed Decision (RPD)
model menurut Klein’s (1998) yang telah melakukan penelitian terhadap 600
keputusan yang dibuat orang dalam berbagai situasi  seperti pada pemadam kebakaran,
perawat dan tentara. Hal yang utama dari RPD adalah mengenal situasi yang mirip
dengan pengalaman sebelumnya. Bagian yang harus dikenali terlebih dahulu adalah
tujuan yang berhubungan dengan situasi itu, isarat penting dan apa yang diharapkan.
Selain itu juga jalur yang digunakan untuk bertindak dan kemungkinan
keberhasilannya (Turpin and Marais, 2004).
 
2.2 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah hal yang biasa dihadapi manusia sehari-hari dari yang
sederhana hingga paling rumit. Kita dihadapkan untuk membuat keputusan setiap hari,
segala sesuatu yang kita katakana dan lakukan adalah hasil dari keputusan, apakah kita
membuatnya dengan sadar atau tidak. Untuk setiap pilihan, besar atau kecil, tidak ada
rumus mudah untuk membuat keputusan yang tepat. Keputusan yang terbaik yang
dapat dilakukan adalah untuk mendekatinya dari berbagai perspektif sebanyak
mungkin dan kemudian memilih tindakan yang tampaknya masuk akal dan seimbang
pada waktu itu. Mungkin ada beberapa pertanyaan, masalah dan keinginan yang ada
pada diri kita dan tentu kita ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan

9
dengan benar. Di dalam pengambilan keputusan ada beberapa alternative untuk
memecahkan masalah.

Proses pengambilan keputusan sebagai usaha untuk menentukan satu alternative dari
berbagai alternative untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Salusu (2006),
pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu alternative cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal
yang sama juga dinyatakan oleh Handoko (2014), pengambilan keputusan sebagai
proses di mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah
tertentu.

Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan manajerial. Kegiatan ini


memegang peranan penting, terutama melaksanakan fungsi perencanaan. Dalam proses
perencanaan, pimpinan memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumberdaya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut.
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan sering
didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses
berpikir dalam menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah dengan
langkah-langkah yang berurutan (Marquis dan Huston 2010). Dalam mengambil suatu
keputusan sering terjadi pergolakan di dalam jiwa seseorang dalam mengambil
keputusan. Hal itu dapat dipengaruhi oleh rasa intuisi, rasional, dan gejolak emosional.
Berdasarkan beberapa teori yang ada, keputusan yang baik adalah suatu keputusan
yang diambil setelah melalui beberapa tahapan dan proses dari mengidentifikasi
masalah, menyusun berbagai alternatif,  menganalis alternatif yang ada dengan pikiran
yang jernih dan logis kemudian mengambil keputusan secara rasional dan berdasarkan
intuisi. Setelah melalui beberapa tahapan dan proses tersebut hasilnya merupakan
keputusan yang baik.

Rasional adalah cara berpikir menggunakan penalaran atau logis berdasarkan data yang
tersedia untuk mencari kebenaran faktual, keuntungan dan tingkat kepentingan.
Memiliki kemampuan untuk berpikir rasional adalah suatu keinginan bagi banyak
orang, karena cara berpikir rasional dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang memiliki kemampuan berpikir rasional dengan baik, akan memiliki
motivasi yang kuat terhadap segala sesuatu, baik saat belajar, bekerja, beraktivitas
maupun saat mengalami kegagalan atau suatu tekanan.

Proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnya meliputi
tahapan sebagai berikut:

- Pemahaman Dan Perumusan Masalah


- Pengumpulan dan analisa data yang relevan
- Pengembangan Alternatif-alternatif
- Evaluasi Alternatif-alternatif
- Pemilihan alternatif terbaik
- Implementasi keputusan, dan
- Evaluasi Hasil-hasil keputusan

10
2.3 Tipe – Tipe Pengambilan Keputusan

tipe-tipe proses pengambilan keputusanTipe Pengambilan keputusan (Decision


making) : adalah tindakan manajemen dalampemilihan alternative untuk mencapai
sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe:

a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur:Keputusan yang berulang-ulang dan


rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusanterstruktur terjadi dan dilakukan
terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh: keputusanpemesanan barang,
keputusan penagihan piutang, dll.

b. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur:keputusan yang sebagian


dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin danSebagian tidak terstruktur.
Keputusan ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan -perhitungan
serta analisis yang terperinci. Contoh: Keputusan membeli sistem Komputer
yanglebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

c. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur:keputusan yang tidak terjadi


berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadidi manajemen tingkat
atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudahuntuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

2.4 Bangaimana Seorang Manajer Mengambil Keputusan

Meskipun setiap orang dalam organisasi membuat keputusan, pengambilan


keputusan sangat penting untuk manajer. Ini bagian dari keempat fungsi manajerial.
Bahkan, itu sebabnya kita mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari
manajemen. Dan itulah mengapa manajer ketika mereka merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengontrol disebut sebagai pembuat keputusan.
Fakta bahwa hampir semua hal yang dilakukan manajer melibatkan
pembuatan keputusan tidak berarti bahwa pembuatan keputusan selalu memakan
waktu, rumit atau jelas bagi seorang pengamat dari luar. Kebanyakan pengambilan
keputusan adalah hal yang rutin. Sebagai contoh, setiap hari sepanjang tahun Anda
membuat keputusan tentang apa yang harus dimakan untuk makan malam. Ini bukan

11
masalah besar. Anda telah membuat keputusan ini ribuan kali sebelumnya. Ini adalah
keputusan yang cukup sederhana dan biasanya dapat ditangani dengan cepat. Ini
adalah jenis keputusan yang mungkin Anda tidak sadari (bahwa kegiatan ini
tergolong pengambilan keputusan). Dan manajer juga membuat puluhan keputusan
rutin setiap hari, seperti, misalnya, siapa karyawan yang akan bekerja pada shift di
minggu depan, informasi apa yang harus dimasukkan dalam laporan, atau bagaimana
cara mengatasi keluhan pelanggan. Perlu diingat bahwa meskipun keputusan
tampaknya mudah atau telah dihadapi oleh manajer beberapa kali sebelumnya, itu
masih tergolong sebuah keputusan yang melalui sebuah proses. Marilah kita lihat
empat perspektif tentang bagaimana cara manajer membuat keputusan.

1. Membuat Keputusan: Rasionalitas


Kami berasumsi bahwa manajer akan menggunakan pengambilan keputusan
rasional, yaitu, mereka akan membuat pilihan logis dan konsisten untuk
memaksimalkan nilai. Manajer memiliki segala macam alat dan teknik untuk
membantu mereka menjadi pengambil keputusan yang rasional. Akan tetapi, manajer
tidak selalu rasional. Apa artinya menjadi pengambil keputusan yang "rasional"?

Asumsi dari Rasionalitas


Seorang pembuat keputusan yang rasional akan sepenuhnya obyektif dan logis.
Masalah yang dihadapi akan menjadi jelas dan tidak ambigu, dan pengambil
keputusan akan memiliki tujuan yang jelas dan spesifik dan mengetahui semua
alternatif yang mungkin dan konsekuensinya. Akhirnya, membuat keputusan secara
rasional akan secara konsisten mengakibatkan pemilihan alternatif yang
memaksimalkan kemungkinan untuk mencapai tujuan tersebut. Asumsi ini berlaku
untuk setiap pengambilan keputusan, pribadi ataupun manajerial. Namun, untuk
pengambilan keputusan manajerial, kita perlu menambahkan satu tambahan asumsi:
bahwa keputusan dibuat untuk kepentingan terbaik organisasi. Asumsi rasionalitas ini
mungkin tidak sangat realistis, tapi konsep berikutnya dapat membantu menjelaskan
bagaimana sebagian besar keputusan dibuat dalam organisasi.

2. Membuat Keputusan: Rasionalitas yang Terbatas

12
Sebuah pendekatan yang lebih realistis untuk menggambarkan bagaimana
manajer membuat keputusan adalah konsep pengambilan keputusan dengan
rasionalitas yang terbatas, yang mengatakan bahwa manajer membuat keputusan
rasional, tetapi terbatas (dibatasi) oleh kemampuan mereka untuk memproses
informasi. Karena mereka tidak mungkin menganalisis semua informasi tentang
semua alternatif, manajer cenderung satisfice (membuat dirinya merasa puas),
daripada memaksimalkan nilai dari keputusannya. Artinya, mereka menerima solusi
yang "cukup baik." Mereka itu rasional, akan tetapi dibatasi oleh kemampuan mereka
untuk memproses informasi.

3. Membuat Keputusan: Peran dari Intuisi


\
Manajer sering menggunakan intuisi mereka untuk membantu membuat
keputusan. Apa itu pengambilan keputusan secara intuitif? Itu artinya membuat
keputusan atas dasar pengalaman, perasaan dan akumulasi penilaian. Seberapa sering
pengambilan keputusan secara intuitif dilakukan oleh manajer? Sebuah survei
menemukan bahwa hampir setengah dari yang disurvei menggunakan intuisi lebih
sering daripada analisis formal untuk menjalankan perusahaan mereka.
Pengambilan keputusan secara intuitif dapat melengkapi pengambilan keputusan
rasional dan pengambilan keputusan dengan rasionalitas yang terbatas. Pertama-tama,
seorang manajer yang telah memiliki pengalaman terhadap tipe masalah yang sama
atau situasi yang sama sering dapat bertindak cepat berdasarkan dengan apa yang
tampaknya merupakan sebuah informasi yang terbatas karena dari pengalaman masa
lalu. Selain itu, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang mengalami
perasaan dan emosi secara intens ketika membuat keputusan sebenarnya mencapai
kinerja pengambilan keputusan yang lebih tinggi, terlebih lagi apabila mereka
mengerti perasaan mereka ketika mereka membuat keputusan. Keyakinan lama bahwa
manajer harus mengabaikan emosi saat membuat keputusan mungkin bukan saran
terbaik.

4. Membuat Keputusan: Peran Evidence-Based Management/Manajemen


Berbasiskan Bukti

13
Misalkan Anda menunjukkan beberapa gejala fisik yang aneh dan
membingungkan. Dalam rangka untuk membuat keputusan terbaik mengenai diagnosa
dan pengobatan yang tepat, inginkah Anda agar dokter mendasarkan keputusannya
pada bukti terbaik yang tersedia? Sekarang anggaplah bahwa Anda seorang manajer
yang dihadapkan pada permasalahan dalam organisasi anda. Inginkah Anda agar
keputusan Anda didasarkan pada bukti terbaik yang tersedia? "Setiap proses
pengambilan keputusan kemungkinan akan ditingkatkan melalui penggunaan bukti
yang relevan dan dapat diandalkan, apakah itu membelikan seseorang sebuah hadiah
ulang tahun atau bertanya-tanya mesin cuci baru apa yang cocok untuk dibeli." Itulah
alasan di balik adanya evidence-based management (EBMgt)/manajemen berbasiskan
bukti, yang merupakan "penggunaan bukti terbaik yang tersedia secara sistematis
untuk meningkatkan praktek manajemen." EBMgt kini cukup relevan terhadap
pengambilan keputusan-keputusan manajerial.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan manajerial. Kegiatan ini


memegang peranan penting, terutama melaksanakan fungsi perencanaan. Dalam
proses perencanaan, pimpinan memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan
dicapai, sumberdaya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan tugas
tersebut.
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang kompleks dan sering
didefinisikan sebagai suatu upaya memutuskan serangkaian tindakan tertentu.
Meskipun setiap orang dalam organisasi membuat keputusan, pengambilan keputusan
sangat penting untuk manajer. Ini bagian dari keempat fungsi manajerial. Bahkan, itu
sebabnya kita mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen.
Dan itulah mengapa manajer ketika mereka merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengontrol disebut sebagai pembuat keputusan.

3.2 Saran

Besar harapan kami bagi mahasiswa setelah membahas tentang materi bagaimana
seseorang manajer dalam mengambil keputusan serta beberapa materi yang telah di
sampaikan agar menambah wawasan kita untuk mengetahui serta mengembangkan isi
dari penyampaian yang telah di sampaikan dan dapat menjadi bekal untuk masa
mendatang.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/pengambilan-keputusan-teori-dan-praktek/

https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/artikel/4424-proses-pengambilan-keputusan

https://id.scribd.com/document/364570168/Tipe-Tipe-Pengambilan-Keputusan

https://www.academia.edu/37841148/Manajer_sebagai_Pembuat_Keputusan

16

You might also like