Professional Documents
Culture Documents
Vivi Jourding
Vivi Jourding
Kematian akibat
Sindrom Koroner Akut:
Apakah Tempat
Tinggal Penting?
Pembimbing:
dr. Arief Bowo, Sp.JP (K)
Oleh:
Vivi Sintia Dewi
20710161
JOURNAL
01
PENDAHULUAN
Disparitas dalam hasil kesehatan
mempengaruhi kesehatan berbagai
kelompok populasi diwilayah yang
berbeda. Beberapa penelitian telah
menunjukkan pelebaran disparitas
pedesaan-kota di seluruh dunia dalam
kejadian kardiovaskular.
Beberapa faktor individu yang tinggal di daerah
pedesaan mungkin mengalami kejadian
kardiovaskular yang lebih buruk
Angina
STEMI NSTEMI
Unstabil
Pasien simtomatik Pasien simtomatik Pasien dengan gejala
dengan peningkatan dengan peningkatan sugestif iskemia
enzim jantung (troponin enzim jantung tanpa ST miokard tanpa ST
atau CKMB) dan ST elevasi. elevasi dan tidak ada
elevasi. peningkatan enzim
jantung.
Tujuan
Membandingkan angka
kematian di rumah sakit antara
pasien pedesaan dan
perkotaan dengan sindrom
koroner akut (ACS).
02
METODE
Lokasi
Pengambilan Data
Pusat Jantung Teheran (THC), berafiliasi
dengan Universitas Ilmu Kedokteran
Teheran, adalah rumah sakit jantung
tersier rujukan besar yang terletak di ibu
kota Iran, Teheran. THC menerima pasien
dari seluruh negeri. Dirancang
berdasarkan Pendaftaran Pasien THC.
Jenis Penelitian
03 04
Sedang menjalani terapi, atau
Menjadi perokok aktif atau telah kadar kolesterol total ≥200 mg/dL,
berhenti merokok dalam sebulan TG ≥200 mg/dL, HDL ≤35 mg/dl,
terakhir. LDL ≥130 mg/dL.
Dinyatakan sebagai
Dinyatakan sebagai mean
frekuensi dengan
dan standar deviasi (SD)
persentase
Variabel kontinu dan kategorikal terdiri dari demografi, laboratorium, dan data
klinis yang dibandingkan antara pasien pedesaan dan perkotaan menggunakan
uji Student-t dan χ2 tests.
Analisis Statistik
Hubungan antara tempat tinggal dan kematian di
rumah sakit akibat ACS dievaluasi menggunakan
regresi logistik.
Efek dari variabel pada hasil disajikan sebagai
rasio odds (OR) dengan interval kepercayaan
95% (CI).
Semua analisis statistik dilakukan menggunakan
IBM SPSS Statistics for Windows, versi 23.0.
03
HASIL
Antara Mei 2007 dan Januari 2018, total 9088 pasien (rata-rata usia = 61,30 tahun [12,25%], dan
5557 pasien pria [61,1%]) dirawat di THC dengan riwayat ACS pertama kali.
Karakteristik dasar pasien berdasarkan tempat tinggalnya digambarkan pada Tabel 1, yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien pedesaan dan perkotaan mengenai
usia dan jenis kelamin. Sedangkan mengenai faktor risiko kardiovaskular, hipertensi dan diabetes
mellitus antar kelompok juga tidak berbeda secara signifikan. Hasil tersebut:
Riwayat keluarga positif penyakit arteri koroner (P=0,003), merokok (P=0,002), dan hiperlipidemia
(P=0,026) terlihat lebih sering pada pasien perkotaan daripada di pedesaan.
Pasien perkotaan juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain
(P=0,013).
Tingkat pendidikan lebih rendah pada pasien pedesaan dibandingkan individu perkotaan (P<0,001).
Pengangguran juga lebih banyak sering di antara peserta pedesaan (40,9% vs 36,3%; P = 0,009)
Fraksi ejeksi jantung yang lebih tinggi pada pasien yang tinggal di daerah perkotaan (47,1% vs 45,3%;
P=0,003).
Sebagian besar pasien direkomendasikan untuk menerima perawatan medis (62,8%), diikuti oleh
PCI (22,2%) dan CABG (15,0%), Meskipun demikian, perbedaan antara 2 kelompok tidak signifikan
secara statistik (P=0,153).
Selama rawat inap, kematian di rumah sakit terjadi pada 135 pasien (1,5%): 10 penduduk pedesaan
(1,2%) dan 125 penduduk perkotaan (1,5%); perbedaan keduanya tidak merupakan signifikansi
statistik (P = 0,465).
Tabel 1. Karakteristik Pasien yang Diteliti Berdasarkan Tempat Tinggal*
Tabel 2. Pengaruh Tempat Tinggal yang Disesuaikan Terhadap
Mortalitas di Rumah Sakit
Pada Tabel 2, setelah penyesuaian menggunakan model regresi Firth, masih tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik dalam hal kematian di rumah sakit akibat ACS antara pasien pedesaan dan perkotaan (OR, 1,57; 95% CI, 0,376
hingga 7,450; P=0,855 ).
Berdasarkan model ini, pasien yang menjalani CABG memiliki angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi daripada
mereka yang menerima perawatan medis (OR, 5,53; 95% CI, 1,928 hingga 17,482; P=0,002).
Selain itu, seperti yang digambarkan pada Tabel 2, fraksi ejeksi pada pasien adalah berbanding terbalik dengan
mortalitas di rumah sakit (OR, 0,95; 95% CI: 0,923 hingga 0,983; P=0,004).
04
DISKUSI
Temuan dari penelitian ini
Dibandingkan dengan
Menunjukkan tidak ada
pasien dalam perawatan
1 2
perbedaan antara pasien
medis, mereka yang
pedesaan dan perkotaan
menjalani CABG memiliki
mengenai kematian di
angka kematian yang
rumah sakit karena ACS.
cukup tinggi.
3 4
perbedaan angka
hubungan terbalik
kematian antara
dengan kematian di
populasi pedesaan
rumah sakit karena
dan perkotaan.
ACS.
Populasi pedesaan dan perkotaan berbeda dalam
beberapa aspek seperti:
1. Kekayaan 8. Indeks massa tubuh
2. Pendapatan keluarga 9. Tingkat aktivitas fisik
3. Status pekerjaan 10. Profil faktor risiko
4. Tingkat pendidikan
11. Penilaian mandiri
5. Akses ke layanan perawatan kesehatan
kesehatan yang tepat
12. Fasilitas transportasi
6. Gaya hidup
13.Tingkat layanan medis
7. Perilaku
yang tersedia
Selain itu, karena alasan seperti status sosial ekonomi
yang berbeda, pasien pedesaan dan perkotaan dapat
diperlakukan secara berbeda dan dapat diberikan tingkat
pengobatan yang berbeda.
Ini adalah perbedaan utama yang berkontribusi pada
ketidaksetaraan tingkat kematian antara pasien pedesaan
dan perkotaan.
Dalam penelitian ini, tingkat kematian di rumah sakit maupun
pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter yang merawat tidak
dikaitkan dengan tempat tinggal pasien. Tetapi:
Pemantauan
kesehatan yang
Kesadaran yang Pola makan yang
tidak
tidak memadai. buruk.
memuaskan.
Keterlambatan
Aktivitas fisik dalam mencari
waktu luang yang Gaya hidup yang
perawatan
tidak memadai. tidak sehat.
kesehatan.
Beberapa faktor yang mungkin dapat berkontribusi pada prevalensi
dan risiko yang lebih tinggi pada populasi perkotaan seperti
1
Tidak dapat mengumpulkan data tentang pendapatan
pasien, menghalangi untuk menentukan status sosial
ekonomi mereka secara tepat.
2
Hanya mengevaluasi kematian pasien di rumah sakit dan
tidak melakukan tindak lanjut jangka panjang untuk
menilai efek dari variabel independen penelitian pada
hasil jangka panjang dari populasi penelitian.
3
Hanya mempertimbangkan kematian pasien di rumah
sakit dan tidak mengevaluasi kejadian jantung lanjut
utama lainnya di antara para peserta.