You are on page 1of 30

JOURNAL READING

Kematian akibat
Sindrom Koroner Akut:
Apakah Tempat
Tinggal Penting?
Pembimbing:
dr. Arief Bowo, Sp.JP (K)

Oleh:
Vivi Sintia Dewi
20710161
JOURNAL
01
PENDAHULUAN
Disparitas dalam hasil kesehatan
mempengaruhi kesehatan berbagai
kelompok populasi diwilayah yang
berbeda. Beberapa penelitian telah
menunjukkan pelebaran disparitas
pedesaan-kota di seluruh dunia dalam
kejadian kardiovaskular.
Beberapa faktor individu yang tinggal di daerah
pedesaan mungkin mengalami kejadian
kardiovaskular yang lebih buruk

1. Kualitas rendah dari perawatan rawat inap di rumah sakit


pedesaan.
2. Akses yang lebih buruk ke layanan kesehatan.
3. Tingkat faktor risiko perilaku dan psikososial yang lebih tinggi.
4. Status sosial ekonomi yang lebih rendah.
5. Profil klinis yang berbeda.
6. Tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Definisi
ACS (Acute Coroner Syndrome) adalah serangkaian keadaan iskemik miokard
akut yang meliputi infark miokard dengan ST elevasi (STEMI), infark miokard
tanpa ST elevasi (NSTEMI), dan angina tidak stabil.

Angina
STEMI NSTEMI
Unstabil
Pasien simtomatik Pasien simtomatik Pasien dengan gejala
dengan peningkatan dengan peningkatan sugestif iskemia
enzim jantung (troponin enzim jantung tanpa ST miokard tanpa ST
atau CKMB) dan ST elevasi. elevasi dan tidak ada
elevasi. peningkatan enzim
jantung.
Tujuan
Membandingkan angka
kematian di rumah sakit antara
pasien pedesaan dan
perkotaan dengan sindrom
koroner akut (ACS).
02
METODE
Lokasi
Pengambilan Data
Pusat Jantung Teheran (THC), berafiliasi
dengan Universitas Ilmu Kedokteran
Teheran, adalah rumah sakit jantung
tersier rujukan besar yang terletak di ibu
kota Iran, Teheran. THC menerima pasien
dari seluruh negeri. Dirancang
berdasarkan Pendaftaran Pasien THC.
Jenis Penelitian

Penelitian cross-sectional dengan


merekrut pasien ACS pertama kali yang
dirawat di THC antara Mei 2007 dan
Januari 2018.
Karakteristik Data
--> Dilihat dari karakteristik demografis,
temuan klinis dan laboratorium, dan
data medis di rumah sakit.
--> Kematian ACS di rumah sakit dianggap
sebagai titik akhir penelitian, dan
hubungannya dengan tempat tinggal
(pedesaan/perkotaan) juga dinilai.
Variabel Penelitian
Variabel Dependen Variabel Independen

Mortalitas ACS Tempat Tinggal


di Rumah Sakit (Pedesaan/Perkotaan)
Sebagai kematian Lama tinggal pasien di
pasien selama tempat tinggal mereka
perjalanan rawat inap (selama 10 tahun
untuk ACS pertama kali. terakhir).
Variabel Independen Lain (1)
Riwayat Keluarga
Usia & Jenis Penyakit Arteri Koroner
Kelamin 01 Penyakit arteri koroner prematur
pada usia laki-laki <45 tahun dan
perempuan<55 tahun.
02
Merokok Hiperlipidemia

03 04
Sedang menjalani terapi, atau
Menjadi perokok aktif atau telah kadar kolesterol total ≥200 mg/dL,
berhenti merokok dalam sebulan TG ≥200 mg/dL, HDL ≤35 mg/dl,
terakhir. LDL ≥130 mg/dL.

Hipertensi Diabetes Melitus


05 06
Sedang menggunakan obat Sedang menjalani pengobatan
antihipertensi atau tekanan darah antidiabetes, atau GDP ≥126 mg/dL,
≥140/90 mmHg. GD2 PP ≥200 mg/dL, HbA1C ≥6%.
Variabel Independen Lain (2)

Fraksi Ejeksi Kadar


Jantung 07 Kreatinin Serum 08
Indeks Masa Tubuh Tingkat Pendidikan
Berat badan dibagi kuadrat
tinggi badan.
09 Rendah/buta huruf ≤5 tahun
pendidikan vs lebih tinggi >5 tahun
pendidikan.
10
Rekomendasi Pengobatan
Status Pekerjaan
11 12
3 rekomendasi berbeda oleh
Bekerja vs menganggur. dokter yang merawat (tindak lanjut
medis, PCI, dan CABG).
Variabel Penelitian
Variabel Kontinu Variabel Kategori

Dinyatakan sebagai
Dinyatakan sebagai mean
frekuensi dengan
dan standar deviasi (SD)
persentase
Variabel kontinu dan kategorikal terdiri dari demografi, laboratorium, dan data
klinis yang dibandingkan antara pasien pedesaan dan perkotaan menggunakan
uji Student-t dan χ2 tests.
Analisis Statistik
 Hubungan antara tempat tinggal dan kematian di
rumah sakit akibat ACS dievaluasi menggunakan
regresi logistik.
 Efek dari variabel pada hasil disajikan sebagai
rasio odds (OR) dengan interval kepercayaan
95% (CI).
 Semua analisis statistik dilakukan menggunakan
IBM SPSS Statistics for Windows, versi 23.0.
03
HASIL
Antara Mei 2007 dan Januari 2018, total 9088 pasien (rata-rata usia = 61,30 tahun [12,25%], dan
5557 pasien pria [61,1%]) dirawat di THC dengan riwayat ACS pertama kali.
Karakteristik dasar pasien berdasarkan tempat tinggalnya digambarkan pada Tabel 1, yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien pedesaan dan perkotaan mengenai
usia dan jenis kelamin. Sedangkan mengenai faktor risiko kardiovaskular, hipertensi dan diabetes
mellitus antar kelompok juga tidak berbeda secara signifikan. Hasil tersebut:
 Riwayat keluarga positif penyakit arteri koroner (P=0,003), merokok (P=0,002), dan hiperlipidemia
(P=0,026) terlihat lebih sering pada pasien perkotaan daripada di pedesaan.
 Pasien perkotaan juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain
(P=0,013).
 Tingkat pendidikan lebih rendah pada pasien pedesaan dibandingkan individu perkotaan (P<0,001).
 Pengangguran juga lebih banyak sering di antara peserta pedesaan (40,9% vs 36,3%; P = 0,009)
 Fraksi ejeksi jantung yang lebih tinggi pada pasien yang tinggal di daerah perkotaan (47,1% vs 45,3%;
P=0,003).
 Sebagian besar pasien direkomendasikan untuk menerima perawatan medis (62,8%), diikuti oleh
PCI (22,2%) dan CABG (15,0%), Meskipun demikian, perbedaan antara 2 kelompok tidak signifikan
secara statistik (P=0,153).
 Selama rawat inap, kematian di rumah sakit terjadi pada 135 pasien (1,5%): 10 penduduk pedesaan
(1,2%) dan 125 penduduk perkotaan (1,5%); perbedaan keduanya tidak merupakan signifikansi
statistik (P = 0,465).
Tabel 1. Karakteristik Pasien yang Diteliti Berdasarkan Tempat Tinggal*
Tabel 2. Pengaruh Tempat Tinggal yang Disesuaikan Terhadap
Mortalitas di Rumah Sakit

 Pada Tabel 2, setelah penyesuaian menggunakan model regresi Firth, masih tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik dalam hal kematian di rumah sakit akibat ACS antara pasien pedesaan dan perkotaan (OR, 1,57; 95% CI, 0,376
hingga 7,450; P=0,855 ).
 Berdasarkan model ini, pasien yang menjalani CABG memiliki angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi daripada
mereka yang menerima perawatan medis (OR, 5,53; 95% CI, 1,928 hingga 17,482; P=0,002).
 Selain itu, seperti yang digambarkan pada Tabel 2, fraksi ejeksi pada pasien adalah berbanding terbalik dengan
mortalitas di rumah sakit (OR, 0,95; 95% CI: 0,923 hingga 0,983; P=0,004).
04
DISKUSI
Temuan dari penelitian ini

Dibandingkan dengan
Menunjukkan tidak ada
pasien dalam perawatan

1 2
perbedaan antara pasien
medis, mereka yang
pedesaan dan perkotaan
menjalani CABG memiliki
mengenai kematian di
angka kematian yang
rumah sakit karena ACS.
cukup tinggi.

Fraksi ejeksi pasien


Tidak adanya
menunjukkan

3 4
perbedaan angka
hubungan terbalik
kematian antara
dengan kematian di
populasi pedesaan
rumah sakit karena
dan perkotaan.
ACS.
Populasi pedesaan dan perkotaan berbeda dalam
beberapa aspek seperti:
1. Kekayaan 8. Indeks massa tubuh
2. Pendapatan keluarga 9. Tingkat aktivitas fisik
3. Status pekerjaan 10. Profil faktor risiko
4. Tingkat pendidikan
11. Penilaian mandiri
5. Akses ke layanan perawatan kesehatan
kesehatan yang tepat
12. Fasilitas transportasi
6. Gaya hidup
13.Tingkat layanan medis
7. Perilaku
yang tersedia
Selain itu, karena alasan seperti status sosial ekonomi
yang berbeda, pasien pedesaan dan perkotaan dapat
diperlakukan secara berbeda dan dapat diberikan tingkat
pengobatan yang berbeda.
Ini adalah perbedaan utama yang berkontribusi pada
ketidaksetaraan tingkat kematian antara pasien pedesaan
dan perkotaan.
Dalam penelitian ini, tingkat kematian di rumah sakit maupun
pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter yang merawat tidak
dikaitkan dengan tempat tinggal pasien. Tetapi:

Rumah sakit pedesaan, Untuk pasien dengan


Perbandingan hasil bahkan di negara maju, ACS di daerah
pasien yang dirawat di mungkin tidak pedesaan,
rumah sakit yang menyediakan prosedur revaskularisasi adalah
berbeda dengan tingkat penyelamatan jiwa rekomendasi yang lebih
fasilitas yang berbeda seperti: sebagai PCI kecil kemungkinannya
menunjukkan bahwa atau CABG mendesak oleh dokter yang
mereka yang dirawat di karena berbagai alasan merawat, yang
daerah pedesaan seperti tidak umumnya lebih suka
mungkin lebih tersedianya staf merawat pasien mereka
menderita. spesialis dan peralatan dengan obat-obatan.
yang diperlukan.
Beberapa faktor yang mungkin dapat berkontribusi pada prevalensi
dan risiko yang lebih tinggi pada populasi perdesaan seperti

Pemantauan
kesehatan yang
Kesadaran yang Pola makan yang
tidak
tidak memadai. buruk.
memuaskan.

Keterlambatan
Aktivitas fisik dalam mencari
waktu luang yang Gaya hidup yang
perawatan
tidak memadai. tidak sehat.
kesehatan.
Beberapa faktor yang mungkin dapat berkontribusi pada prevalensi
dan risiko yang lebih tinggi pada populasi perkotaan seperti

Konsumsi Gaya hidup


Keramaian
makanan cepat menetap dan
saji yang lebih perumahan di
dan polusi Stres.
tinggi. bawah standar. udara.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan:

1
Tidak dapat mengumpulkan data tentang pendapatan
pasien, menghalangi untuk menentukan status sosial
ekonomi mereka secara tepat.

2
Hanya mengevaluasi kematian pasien di rumah sakit dan
tidak melakukan tindak lanjut jangka panjang untuk
menilai efek dari variabel independen penelitian pada
hasil jangka panjang dari populasi penelitian.

3
Hanya mempertimbangkan kematian pasien di rumah
sakit dan tidak mengevaluasi kejadian jantung lanjut
utama lainnya di antara para peserta.

4 Memiliki CI yang luas sebagai akibat dari kejadian


penyakit jantung yang jumlahnya kecil.
05
KESIMPULAN
Penelitian ini menyelidiki perbedaan sehubungan
dengan kematian di rumah sakit dari ACS antara
daerah perkotaan dan pedesaan di Iran. Tidak
ditemukannya perbedaan dalam tingkat kematian
antara pasien perkotaan dan pedesaan. Namun,
kami merekomendasikan bahwa penelitian
selanjutnya dengan tindak lanjut jangka panjang,
pasien dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan
perbedaan hasil kelangsungan hidup ACS
antara penduduk daerah pedesaan dan perkotaan.

You might also like