You are on page 1of 9
PRAKTIKUM I ALAT-ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM, 1. Alat-Alat Berikut di bawah ini dipaparkan beberapa peralatan yang digunakan di laboraiorium: A. Labu takar Labu takar biasenya digunakan untuk pembuatan larutan dengan kadar tertentu. Caranya masukkan senyawa dengan bobot tertentu yang ditimbang saksame dan secara kuantitatif ke dalam gelas piala, kemudian larutkan dalam air atau pelarut lain sampai seluruh senyawa tadi larut. Masukkan secara kuantitatif larutan tersebut ke dalam labu takar dengan bantuan batang gelas, corong dan botel percuci, dengan cara sebagai berikaut: Pegang gelas piala dengan tangan kanan dan tuangkan pelan- pelan melalui batang gelas yang dipegang dengan tangan kiri ke dalam corong yang ditompatkan di mulut abu takae Pindahkan gelas piala ke tangan kiri dengan tetap dijungkir dan dipegeng diatas corong. Cuci gelas piala dan batang gelas dengan sliran air dari botol pencuci yang dipegang tangan ® kanan. Cuei eorong, goyangkan labu takar untuk mencampur isinya dan tambahkan pelarut hingga tanda. enone Ketika meniskus larutan sudah dekat leher labu. terapi belum masuk leher goyangkan sekali lagi sehingga larutan bercampur dengan baik. Biarkan beberapa saat agar air di dinding dalam leher labu mengalir ke bawah. Tepatkan pada tondanya dengan menambah pelarut tetes demi tetes dari pipet tetes, selanjutnya gojog homogen. Jika senyawa tersebut mudah larut dalam air masukkan langsung ke dalam tabu takar melalui corong yang diletakican di mulut Inbu. Senyawa padat itu harus mudah melewati corong dan cuci sisanya yang melekat pada corong dengan air ke dalam labu sehingga labu terisi kurang lebih setengahnya. Goyangkan labu sampai senyzwa larut 15 ddan tepatkan volume sampai tanda dengan cara seperti diuraikan di atas. Tutup labu dan balik seria gojog schinggs larutan tereampur dengan sempurna. Untuk analisis yang sangat telit, subu larutan harus dibuat menjadi 20 ° sebelum ditetapkan sampai tanda, Jika larutan baku ini perlu disimpan, pindahkan ke dalam botol penyimpanan, Bilas dulu botol penyimpanan 2-3 kali dengan sedikit larutan kemudian pindahkan larutan. Jika larutan hendak digunakan kocok terlebih dahulu. Pengocokan bertujuan untuk mencampur kembali tetes air yang mengembun di dinding dalam wadah di atas Jarutan dengan seluruh larutan, Pengenceran larutan baku dapat dilakukan dengan memipet larutan baku menggunakan pipet volume lalu di masukkan ke dalam tabu taker, lalu diencerkan dengan air sampai tanda, Misalnya 100 mL larutan 0,2 N dapat dari memipet 20,0 mL Tarutan 1,0N ke dalam labu takar 100 mL dan mengencerkannya dalam air sampai tanda, B. Pipet volume Sebelum digunakan pipet volume yang sudah bersih dibilas dulu pipet 2-3 kali dengan sedikit farutan yang akan dipipet. Setiap kali membilas basahkan sefuruh bagian dalam pipet sebelum larutan dikeluarkan. Hisap cairan ke dalam pipet sampai di atas tanda tera, tutup ujung atas pipet dengan ujung jari telunjuk. ‘Angkat pipet dari larutan dan seka hati-hati bagian luar pipet dengan kertas tissue hingga bersih dari cairan yang menempel. Pegang pipet tegak lurus dan tandanya terletak setinggi mata, lepaskan hati-hati tekanan pada jati sehingga cairan mulai menetes. Jika miniskus bawah tepat pada tanda tambahkan tekanan pada jari sehingga cairan tidak kefuar lagi. Kenakan ujung pipet pada bagian dinding dalam labu Erlenmeyer untuk ‘menghilangkan tetesan yang ada pada ujung pipet. Masukkan pipet ke dalam labu penerima, alirkan dengan ujung pipet menyentuh dinding dalam bejana dengan membentuk sudut 80°, 16 Perhatikan jangan celupkan ke dalam larutan yang telah dipindahkan. Jika semua cairan telah keluar, tunggu selama 5 detik lalu angkat pipet. Sedikit eairan yang masib tersisa pada ujung pipet jangan ditiup keluar untuk ditambabkan pada cairan dalam bejana penerima, sebab adanya sedikit cairan itu sudah diperhitungkan pada saat peneraan pipet. Jika digunakan pada cairan yang lebih kental atau yang tegangan permukeannya jauh lebih besar dari pada air, misalnya tarutan iodium, diperlukan wwaktu tunggu 25 detik. Setelah digunakan cuci pipet dan biarkan kering. C. Buret ‘Ada dua jenis buret, yaitu buret dengan kran dan buret dengan karet penjepit (buret Mohr), Buret Mohr biasanya digunakan untuk larutan baku natrium hidroksida, Periksa apakh kran buret telah dilumuri lapisen pelican (grease) sebelum digunakan, Bilas buret 2 kali dengan sedikit larutan yang akan diisikan, Lebih kurang $ mL setiap pengambilan biarkan buret tuntas dulu sebelum dibilas untuk kedua kalinya. Isi buret dengan larutan hingga sedikit di atas tanda 0. Buka kran agar semua ujungnya terisi dan gelembung udara terdesak keluar sementara mata sejajar dengan titik 0. Keluarkan cairan dengan hati-hati sampai cairan dalam miniskus tepet pada tanda nol/angke. Salah Benae i Pengaruh paralak pada pembacaan buret. Hilangkan tetesan pada ujung buret dengan menyentuhkan pada bagian luar geles, Sctelah lapisan tipis larutan yang melekat pada dinding buret di atas permukaan cairan turun ke bawah, baca burct dengan saksama untuk menghindarkan kesalahan paralak waktu membaca buret, mata 7 harus sejajar dengan miniskus. Untuk mempertajam pembacaan, dapat digunakan kertas hitam putih. Tempatkan sisi atau bagian yang hitam + 1 mm di bawah miniskus. Dengan demikian bagian bawah miniskus menjadi gelap dan terhadap latar belakang yang berwama putih menjadi tampek jelas sehingga miniskus cairan cepat dibaca dengan lebih telit D. Gelas ukur Gelas ukur ada yang bertutup gelas dan ada yang tidak bertutup. Geles ukur bertutup digunakan untuk mengukur cairan yang mengeluarkan uap misalnya asam Klorida pekat. Jenis gelas ukur terdapat dengan berhagai kapasitas dari volume 5 mL. sampai 2 liter, Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan yang tidak memerluken ketelitian tinggi, tidak seperti pipet volume maupun pipet ukur. Gelas ukur sering digunakan untuk mengukur volume cairan. Gelas ukur secara umum lebih akurat dan lebih presisi dibandingkan gelas kimia ataupun Erlenmeyer (hanya digunakna untuk wadeh zat/ menampung zat), tetapi gelas ukur semestinya tidak dapat digunakan dalam analisisvolumettik, alatalat gelas_ volumetrik, seperti abu ukur atau pipet ukur, dapat digunakan, karena lebih akurat dan lebih presisi ” H. Bahan-bahan Kimia Behan kimia merupakan Kebutuhan mutlak bagi suatu laboratorium, bahan kmmia yang biasa dikenal dalam perdagangan dan penelitian terdiri dari: 1. PA (pro-analyze) AR (analar) 3. GR (guaranted reagent) 4. CP (chemical pure) Teknis (technical grade) 6. GPRS (general purpose) Pada prinsipnya, semua bahan kimia yang ada di laboratorium harus dianggap berbahaya dan memiliki polensi loksisitas. Beberapa bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati sekali karena silutnya yang berbahaya ataupun bersifat racun. imbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbshays (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adakah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamaten kerja, Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia. SIMBUL BAHAYA (HAZARD SYMBOL) Legislasi pada pengepakan dan pelabelan zat berbahaya menentukan tingkat bahaya bahan kimia (hazardous chemicals) di bawah kategori berikut: [7 Torix (beracun), Produk it yang serius bila sedikit bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui dapat menyebabkan kematian atau sakit pernapasan, menghirup wap, baw atau debu atau penyerapan melalui ulit, Contoh = Senyeowa logam dan metalloid (Pb, Hg, Cd, Cr, As, P), 19 + Bahan pelarut: hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah) hidrokarhon terhalogenasi (Kloroform, CCl, ~ Gas-gas heracun: argon, HCN, H:8, CO, NOx, - Karsinogen: benzene, ashes, bensidin, krom, naftit amin, vinil Horida ~ Pestisida Corrosive (korosi). Produk ini dapat merusak jaringan hidup, mata paling mudah kena. Contok: Asai sulfat (3804), asam nitrat (HINOs), asam Klorida (HCL), natrium hiroksida (NaOH), kalium hivoksida (Ca(OH)2), dan gas belerang dioksida (SO2). Explosive (mudah meledak). Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guneangan atau gesekan, Beberapa senyawa membentuk garan yang explosive pada kontak (singgungan) dengan metal/logam. Conioh: = Trinitrotoluena (TNT), nitrogliserin, ammonium nitrat. = Campuran bahan : (KCIO:, NaNO: dgn karbon, belerang), (Asam nitrat dgn etanol), (Kalium permanganat dgn gliserol), (krom trioksidla dgn hid Oxidizing (Pengoksidasi). Senyawa ini dapat _menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasitkan panas pada koniak dengan in). bahan orgnaik dan agen pereduksi (redukter). Comoh : permanganat (MnO|, perklorat (ClO}), dikromat (C207), hydrogen peroksida (A202, periodat (103), persulfat (S20s), peroksida arganik. Flammeble (mudah terbakar). Senyawa ini memuluki titik mala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (herkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misainya hydrogen). dari hidrida metal. Sumber nvala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik dan lain- Jain. Coniah: pelarut-pelarut organik seperti eter, alcohol, aseton, benzena, ‘heksana, dan lain-lain Harmful (berbahaya). bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar ucla kelit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan Kimia iritam mempunyai sifat seperti ini, harmful (berbahaya) khusus bila kontak dengan kulit, dihirup atau divelan, Contoh: semua asam ‘tuat pekat (asam sulfa, asam Klorid, asam nitrat). Iritan, Bahan iritan adalah bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab sperti kulit, mata dan saluran pernafasan. Kerusakan yang terjadi dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal), dan sensitisasi (Jaringan menjadi peka terhadap bahan kimia). Rahan iritan pada umumnya korosif. Contoh = Bahan iritan padas : NaOH, KOH, fenol, kalshum hidroksida + Bahan iritan cair (asam sulfa, asam nitrat, asam Hlorida, asm asetat, karbon dlisulfida) = Bahan iritas gas : gas yang larut dalam air (ammonia, format dehid, «asain florida), Klar, krom, sulfur dioksida, nitrogen dioksida Reaktif terhadap air, Bahan kimia yang bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Contoh = alkali : Na, K. dan atkati tanah : Ca = logam halida anhidrat (aluminium tribromida) + Logam oksida ankidvat (CaO) = Ohsida non-logam hallide (sulfuril Korida) Reaktif terhadap asam. Bahan reaktif terhadap asam akan menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas heracun dan korosif, Contoh: semua hakan reaktif terkadap air, kalium Horatipertlorat, kalium permanganat, asam kromat. 21 IIL, Prosedur Kerja 1. Silahkan isi tabel dengan alat-alat lahoratorium yang Anda ketahui (tidak teriatas, sebanyak-banyaknya yang ada di lab). dst 2 2. Silahkan isi tabel dengan bahan-bahan kimia laboratorium yang Anda ketahui (tidak terhatas, sebanyak-banyaknya yang ada di lab), ‘Asam sulfat, FESO« merupekan | - Asam sulfat pro analisis 95 asam mineral yang kuat. Za ni ce Jarut dalam air pada sensua 08 perbandingan. Asam suitit | - Merk: EMSURE ‘mempunyai banyak kegunasn ddan merupakan Salah satu produk utama industri kimia urs H3S0,. Nama IUPAC Sulfurie acid. Massa molar: 98,079 wimol. Kepadatan: 1.84 sicnr’. Rumus molekul: #:S0. Viskostas: 26,7 P (20°C), + Bersifat korosif dst 23

You might also like