Professional Documents
Culture Documents
Minipro Hipertensi
Minipro Hipertensi
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian mini project yang
berjudul “Profil Pengetahuan, Perilaku dan Kepatuhan Berobat Terhadap
Hipertensi Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas nusa penida 1 ”
dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun penelitian ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan Program Dokter Internsip Indonesia, serta
berkontribusi dalam upaya memajukan Puskesmas nusa penida 1 agar dapat
menjadi sarana pelayanan kesehatan yang semakin baik di masa mendatang.
Penelitian ini dibuat selama kegiatan internsip berlangsung di Puskesmas
nusa penida 1 sejak tanggal 10 febuari 2022 hingga 06 agustus 2022. Melalui
serangkaian bimbingan, pengarahan, dan perhatian selama program ini
berlangsung, penulis mencoba menyusun dan menyajikan penelitian berupa
“Profil Pengetahuan, Perilaku dan Kepatuhan Berobat Terhadap Hipertensi Pada
Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas nusa penida 1 ”.
Penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, serta kerjasama
dalam penelitian ini, kepada:
1. dr. I Ketut Apriantara s.ked , selaku Kepala Puskesmas nusa penida 1
yang telah memberikan kesempatan berpartisipasi dalam pelayanan
kesehatan selama Program Dokter Internsip Indonesia berlangsung di
Puskesmas dan atas bantuan moral yang diberikan.
2. dr. I Ketut Apriantara s.ked , selaku dokter pembimbing Program
Dokter Internsip Indonesia di Puskesmas nusa penida 1 yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan
arahan dalam menyusun dan melaksanakan penelitian ini.
3. Pegawai dan staf Puskesmas nusa penida 1 yang tidak bisa kami
sebutkan satu-persatu atas bantuan, dukungan, dan kontribusi selama
menjalani Program Dokter Internsip Indonesia.
4. Kepada seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna serta
membutuhkan masukan dan saran agar dapat menjadi lebih baik lagi. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
penelitian ini serta selama menjalankan Program Dokter Internsip Indonesia di
Puskesmas nusa penida 1 . Kami akan sangat menghargai kritik dan saran yang
membangun untuk membantu penyempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penulis
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Jenis penyakit darah tinggi yang umum terjadi ada 2 yakni tekanan
darah tinggi primer dan sekunder. Sedangkan empat jenis lainnya
sangat jarang terjadi namun tetap perlu diwaspadai. Keempat jenis
hipertensi yang jarang ditemukan adalah Hipertensi Maligna,
Hipertensi Sistolik Terisolasi, White Coat Hypertention, dan
Hipertensi Resisten.
a. Hipertensi Primer
Hipertensi jenis ini hanya terjadi jika pasien sedang berada di pusat
klinik atau rumah sakit. Jenis tekanan darah tinggi ini disebabkan
oleh kegugupan saat akan diperiksa oleh pihak rumah sakit. Di
luar rumah sakit, tekanan darah pasien ini sangat normal. Jika
terjadi hal yang sama dalam pemeriksaan ulang maka jenis
hipertensi ini tidak perlu diobati.
f. Hipertensi Resisten
1. Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah
umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.
Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause. Namun wanita terlindung dari penyakit
kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang
berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya
imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause
wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut
berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami,
yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.16
Dari hasil penelitian oleh Anggraini di Pekan Baru tahun 2009,
didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis
kelamin wanita sekitar 56,5%. 33
2. Umur
1. Obesitas
c. Stroke
b. Terapi farmakologis
KERANGKA KONSEP
- Pencegahan
- penanggulangan
Kepatuhan berobat
Pengetahuan tentang
faktorisiko hipertensi:
- Jenis kelamin
- Umur
- Keturunan
- Obesitas
- Merokok
- Makanan
- Stress
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.2.1 Variabel
- Pengetahuan responden:
Pengertian Hipertensi
Gejala Hipertensi
Komplikasi Hipertensi
-Perilaku responden
-Kepatuhan berobat
- Perempuan (P)
- Tamat SD
- Tamat SMP
- Tamat SMA
- Tamat S1
- Jarang
- Tidak sama sekali
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Keterangan:
Z𝖺 = konversi luas area di bawah kurva normal pada tingkat
kepercayaan tertentu terhadap simpangan baku.
P = menunjukan prevalensi hipertensi
d = derajat ketepatan yang diinginkan
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini didapatkan responden sejumlah 29 pasien. Responden didapatkan dari fasilitas
kesehatan Puskesmas nusa penida 1 pada bulan juni – juli 2021.
Karakteristik dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, Pendidikan, dan pekerjaan
responden.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini yang paling banyak adalah responden dengan jenis
kelamin pria dengan total 18 sampel (62,1%) dan responden wanita 11 orang (37,9%).
b. Usia
Berdasarkan usia, responden menjadi tiga kelompok usia. Kelompok usia terbanyak didapatkan
pada kelompok >60 tahun (75,9%) dan paling sedikit pada kelompok usia 40-49 tahun (6,9%).
Berdasarkan Pendidikan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu tidak sekolah, tamat
SD, tamat SMP, dan tamat SMA. Kelompok terbanyak dalam penelitian adalah responden yang tidak
bersekolah (44,8%) dan paling sedikit responden yang tamat SMA (3,4%).
d. Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bekerja dan tidak bekerja. Jumlah
responden yang tidak bekerja lebih banyak (72,4%) dibandingkan responden yang masih bekerja
(27,6%), hal ini dikarenakan sebagian besar responden juga merupakan lansia.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 16 responden memiliki hipertensi stage I yaitu tekanan
darah >140/90, sedangkan 44,8% responden memiliki hipertensi stage II yaitu tekanan darah >160/100.
Pengetahuan responden terhadap hipertensi yang diukur mencakup tentang arti, kriteria, bahaya,
gejala, komplikasi, faktor risiko, dan pencegahan hipertensi. Dalam tabel 5.6 dapat dilihat bahwa >80%
responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai arti hipertensi, gejala, komplikasi, dan pencegahan
hipertensi. Sedangkan pengetahuan yang baik mengenai kriteria dan faktor risiko hipertensi hanya dimiliki
oleh 60-79% responden. Hanya sedikit responden (37,9%) yang memiliki pengetahuan baik mengenai
bahaya hipertensi.
Berdasarkan tabel 5.6, jika skor masing-masing komponen dijumlahkan untuk setiap responden, maka
didapatkan 55,2% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi, 24,1% memiliki
pengetahuan sedang, dan 20,7% memiliki pengetahuan buruk.
Perilaku responden yang diukur mencakup tentang kepedulian terhadap tekanan darahnya,
pencegahan yang dilakukan terhadap faktor-faktor risiko hipertensi, dan pengobatan hipertensi. Sebanyak
69% responden memiliki kepedulian yang baik terhadap tekanan darahnya, dengan mengontrolnya secara
rutin, mengetahui apakan dirinya memiliki riwayat hipertensi, mengetahui berapa tekanan darah
terakhirnya, dan apakah responden mengontrol rutin pemeriksaan tekanan darahnya. Sebanyak 34,5%
responden memiliki pencegahan yang baik terhadap faktor risiko hipertensi seperti membatasi konsumsi
makanan tinggi garam dan tinggi lemak, berolahraga rutin minimal 2x seminggu, dan mengetahui apakah
keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung, atau stroke. Sebanyak 82,8% responden
mengonsumsi obat untuk hipertensi.
Dalam tabel 5.8. ditemukan bahwa 24 responden mengonsumsi obat hipertensi dan 5 orang tidak
mengonsumsi obat. Dalam tabel 5.9 ditemukan lebih banyak responden yang jarang mengonsumsi obat
hipertensi (44,8%) dibandingkan yang rutin (37,9%).
Tabel 5.10. Distribusi Kepatuhan Berobat Responden terhadap Hipertensi
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat 29 responden yang diteliti. Sebagian besar
responden ada dalam kelompok umur 60-69 tahun. Hal ini sesuai dengan kondisi
umum lansia yang masih aktif dan mampu berkomunikasi dengan baik. Jumlah
responden laki laki yang didapat sebesar 62,1%, jumlahnya lebih banyak daripada
responden perempuan. Menurut Badan Pusat Statistik RI tahun 2012 jumlah populasi
lansia laki laki di Indonesia memang jumlahnya lebih banyak daripada lansia
perempuan. Pendidikan responden yang tidak bersekolah menduduki jumlah yang
paling banyak, yaitu 44,8%, lebih banyak daripada lansia yang tamat SD yaitu
37,9%, sedangakan lansia yang tamat SMP dan SMA menduduki jumlah terendah
dari seluruh responden, hal ini menandakan belum merata nya pendidikan di
Indonesia. Kebanyakan responden lansia sudah tidak bekerja, mengingat usia lansia
>60 tahun bukanlah usia produktif lagi di Indonesia.
Untuk pengetahuan responden terhadap hipertensi yang diukur mencakup
tentang arti, kriteria, bahaya, gejala, komplikasi, faktor risiko, dan pencegahan
hipertensi. Didapatkan >80% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai
arti hipertensi, gejala, komplikasi, dan pencegahan hipertensi. Sedangkan pengetahuan
yang baik mengenai kriteria dan faktor risiko hipertensi hanya dimiliki oleh 60-79%
responden. Hanya sedikit responden (37,9%) yang memiliki pengetahuan baik
mengenai bahaya hipertensi.
48
49
bahwa lansia tamat SMA dan S1 yang berperilaku baik cukup banyak, yaitu sebanyak
78.9% dan 75%. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, namun dijelaskan juga dalam teori Lawrence Green
bahwa tidak hanya pengetahuan (predisposing factor) saja yang menentukan perilaku
lansia, namun ada faktor lain seperti faktor pendukung (enabling factor) yang
mencakup lingkungan fisik, sarana kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain, juga faktor
pendorong (reinforcing factor) yang mencakup dukungan keluarga, tokoh masyarakat
yang menjadi referensi, ataupun sikap petugas kesehatan, yang juga dapat
mempengaruhi perilaku lansia.5
7.1 Simpulan
1. Lansia dengan pengetahuan yang baik tentang pengertian, kriteria, bahaya, gejala,
komplikasi, faktor resiko, dan pencegahan hipertensi pada lansia tidak hipertensi
sebanyak 28%, sedangakan pada lansia hipertensi terkontrol sebanyak 42,1%, dan
pada lansia hipertensi tidak terkontrol sebanyak 5,9%.
Selain itu diperoleh juga informasi bahwa lansia dengan pengetahuan
yang buruk tentang pengertian, kriteria, bahaya, gejala, komplikasi, faktor
resiko, dan pencegahan hipertensi pada lansia tidak hipertensi sebanyak
36%, sedangakan pada lansia hipertensi terkontrol sebanyak 31,6%, dan
pada lansia hipertensi tidak terkontrol sebanyak 64,7%.
2. Lansia dengan perilaku yang baik tentang kepedulian terhadap tekanan darahnya,
pencegahan yang dilakukan lansia terhadap faktor-faktor resiko hipertensi, dan
pengobatan hipertensi pada lansia tidak hipertensi sebanyak 52%, sedangakan
pada lansia hipertensi terkontrol sebanyak 79%, dan pada lansia hipertensi tidak
terkontrol sebanyak 58,8%.
Selain itu diperoleh juga informasi bahwa Lansia dengan perilaku yang
buruk tentang kepedulian terhadap tekanan darahnya, pencegahan yang
dilakukan lansia terhadap faktor-faktor resiko hipertensi, dan pengobatan
hipertensi pada lansia tidak hipertensi sebanyak 48%, sedangakan pada
lansia hipertensi terkontrol sebanyak 21%, dan pada lansia hipertensi tidak
terkontrol sebanyak 41,2%.
51
7.2 Saran
Berdasarkan penelitian pengetahuan dan
perilaku lansia terhadap hipertensi, peneliti
menyarankan untuk dilakukan:
1. Penyuluhan singkat seputar hipertensi oleh
dokter kepada lansia dan kepada
keluarganya / pendamping lansia tersebut ,
agar mereka dapat mencegah timbulnya
hipertensi bagi lansia yang tidak hipertensi,
dan mengobati serta menanggulangi
hipertensi bagi lansia yang sudah menderita
hipertensi.
2. Edukasi bagi pasien hipertensi, agar
mereka lebih sadar menjaga tekanan
darahnya melalui pola hidup sehat dan
minum obat secara teratur.
3. Penyuluhan kepada penduduk dewasa dan
pre lansia agar mereka waspada dan
merubah gaya hidupnya sehingga terhindar
dari hipertensi di masa yang akan datang.
4. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang
pengetahuan dan perilaku lansia terhadap
hipertensi.
5. Memperbaiki keterbatasan penelitian dengan
cara memperbaiki kuesioner dan cara
pengambilan sampel.
LAMPIRAN SPSS
stage
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
artiHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kriteriaHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
bahayaHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
komplikasiHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
faktorrisikoHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
faktorrisikoHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tahu 23 79.3 79.3 79.3
pencegahanHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
skorpengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 16 55.2 55.2 55.2
tahuHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
riwHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tahuTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
batasTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kontrolrutinTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TOTALpeduliHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
olahraga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
makanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keluargastroke
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TOTALpencegahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
berobat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
rutin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TOTALPERILAKU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent