Professional Documents
Culture Documents
Kelompok Fixs
Kelompok Fixs
Laporan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktek klinik Keperawatan Medikal Bedah 1
DISUSUN OLEH :
2022/2023
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Vertigo sering dinyatakan sebagai sensasi pusing, sempoyongan,
perasaan seperti melayang dan tubuh atau lingkungan sekitar seperti
berputar dan jungkir balik (Putri et al., 2016). vertigo adalah sensasi
gerakan tubuh ataupun lingkungan disekitar dengan gejala lainnya yang
bisa timbul yang utama pada sistem otonom yang timbul karena ada
gangguan pada sisten keseimbangan tubuh oleh kondisi ataupun
penyakit. Oleh karena itu vertigo bukan sekedar gejala pusing saja. Tapi
merupakan suatu sindrom yang terdiri dari gejala somatik dan gejala
psikiatrik (Sutarni et al., 2018). Vertigo adalah perasaan bahwa benda
disekitar orang tersebut bergerak atau berputar. Biasanya dirangsang
oleh cedera kepala (Harding & Kwong, 2019). Vertigo didefinisikan
sebagai sensasi gerak ilusi diri atau lingkungan tanpa adanya gerakan
yang sebenarnya. Vertigo didefinisikan sebagaigerakan (Bhattacharyya
et al., 2017).
2. Etiologi
Menurut (Victorya et al., 2016) vertigo di bedakan menjadi 2
berdasarkan penyebabnya, vertigo perifer berhubungan dengan gejala
patologis pada telinga sedangkan vertigo sentral disebabkan oleh
gangguan vaskuler :
a. Vertigo sentral merupakan vertigo yang disebabkan karena kelainan
sentral, penyebab dari vertigo sentral adalah stroke, perdarahan
cerebelum, trauma, migren basilar, neoplasma (Jusuf & Wahidji,
2016).
b. Vertigo perifer merupakan yang disebabkan oleh kelainan pada
labirin dan N.Vestibular. Penyebab dari vertigo perifer adalah post
vertigo
Otak kecil
Gangguan sistem
syaraf pusat Ketidakcocokan
informasi yang
disampaikan ke
otak
Gangguan
Mual dan muntah keseimbangan
Nyeri akut
Pengolahan
informasi
Defisit nutrisi Risiko jatuh
terganggu
Ketidakteraturan
kerja otot
Intoleransi
aktivitas
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2016)
pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah ini dapat
menggambarkan kondisi kesehatan.
b. CT Scan atau pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan yang
menggunakan komputer atau mesin yang memancarkan sinar x.
Hasil dari pemeriksaan ini akan menampilkan gambar struktur dan
jaringan tubuh.
7. Komplikasi
apabila vertigo tidak segera ditangani dan dilakukan pengobatan,
penderita bisa saja mengalami gagar otak ringan maupun berat, itu
merupakan akibat yang ditimbulkan karena vertigo pada penderita yang
sering kambuh (Yulianto et al., 2016). Vertigo akan menyebabkan
komplikasi berupa penurunan kualitas hidup karena gangguan
mobilitas. penderita vertigo juga akan mengalami penurunan fungsi
individu sebagai pekerja. Vertigo apabila terjadi saat berkendara juga
akan mengakibatkan kecelakaan (Benecke et al., 2013)
8. Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan vertigo yaitu untuk menghilangkan gejala
vertigo, mengontrol gejala neurovegetatif dan psikoafektif, juga untuk
meninkatkan sistem vestibular (Pradnanying & Widiastuti, 2017).
Menurut (Susilo, 2012) penatalaksanaan vertigo nonmedikasi yaitu :
a. Manuver Epley
Langkah langkah Manuver Epley adalah menggantungkan posisi
kepala selama 20-30 detik ke sisi kanan, lalu kepala di putat 90
derajat kearah depan selama 20-30 detik. Selanjutnya pasien
diangkat dan diposisikan duduk.
b. Prosedur Semont
Latihan Brandt Daroff dengan cara pasien menutup mata, dan pasien
diposisikan duduk disisi tempat tidur dengan tungkai yang
digantung. Kemudian baringkan dengan cepat kesatu sisi.
Lama kerja dari obat ini adalah 4 sampai 6 jam , diberikan secara
peroral dengan dosis 25 mg (1 kapasul), diberikan 4 kali dalam
sehari.
c. Senyawa betahisdin
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, status, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian, no. register
diagnosa medis
b. Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, hub. dengan pasien, pekerjaan,
alamat
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian)
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami pasien
2) Pernah dirawat
3) Alergi (menanyakan apakah keluarga atau klien ada alergi obat-obatan dan
makanan)
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
c. Riwayat Penyakit keluarga
Menanyakan kepada klien/keluarga apakah keluarga ada penyakit menurun atau
menular.
3. Pola Kebutuhan Dasar
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Tanyakan kebiasaan makan pasien sehari-hari, kebiasaan makan-makanan yang
dikonsumsi dan tanyakan kebiasaan minum pasien sehari-hari apakah mengalami
penurunan atau tidak. Meliputi frekuensi, jenis, jumlah dan masalah yang
dirasakan.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Tanyakan kebiasaan BAB pasien sebelum dan sesudah sakit
2) BAK
Tanyakan kebiasaan BAB pasien sebelum dan sesudah sakit
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4:tergantung total
e. Pola Tidur dan Istirahat
f. Pola Kognitif Persepsi
g. Pola Persepsi-Konsep Diri
h. Pola Seksual
i. Pola Peran-Hubungan
j. Pola Koping-Stress
k. Pola Nilai-Kepercayaan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Komposmetis/apatis/somnolen/spoor/koma
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi =…… Suhu=…….TD=…..RR=…….
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan Leher
2) Dada
a) Paru-paru
b) Jantung
c) Payudara dan Ketiak
d) Abdomen
e) Genetalia
f) Integument
g) Ekstremitas
(1)Atas
(2)Bawah
h) Neurologis
(1) Status mental dan emosi
(2) Pengkajian saraf krinal
(3) Pemeriksaan refleks
(4) Pemeriksaan penunjang
- Data Laboratorium yang berhubungan
- Pemeriksaan idiologi
- Hasil konsultasi
- Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan tampak
meringis (D.0077)
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Tirah Baring ditandai dengan keadaan fisik
lemah ( D.0056)
3. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan tubuh (D.0134)
C. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) (D. 0077)
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. 08238
asuhan keperawatan selama Observasi
3x24 jam diharapakan nyeri a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pasien menurun. frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
Tingkat nyeri L. 08066 c. Identifikasi respon nyeri non verbal
a. Keluhan nyeri menurun d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
b. Meringis menurun memperingan nyeri
c. Sikap protektif e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
menurun tentang nyeri
d. Gelisah menurun Terapeutik
e. Kesulitan tidur a. Berikan teknik non farmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
f. Frekuensi nadi akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
membaik pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
g. Pola nafas membaik terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
h. Tekanan darah bermain
membaik b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
i. Pola tidur membaik nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan salah satu tahap pelaksanaan dalam proses
keperawatan. Dalam implementasi terdapat susunan dan tatanan pelaksanaan yang akan
mengatur kegiatan pelaksanaan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan yang sudah ditetapkan. Implementasi keperawatan ini juga mengacu pada
kemampuan perawat baik secara praktik maupun intelektual (Lingga (2019) dalam
Hidayah, 2021).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasinya (Nursalam, 2008). Evaluasi adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur, 2012). Untuk memudahkan perawat
mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan komponen SOAP.
Pengertian SOAP adalah sebagai berikut :
1. S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan pasien
2. O (objektif) : Data objektif dari hasil observasi yang dilakukan oleh perawat
3. A (Analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis atau dikaji
dari data subjektif dan data objektif
4. P (perencanaan) : Perencenaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan,
baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan tujuan memperbaiki keadaan
kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Smaletzer, S.C. & Bare, B.G.2018. Brunner & Suddarth : Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Ed.8 Vol.2. Jakarta : EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 2019, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi, Malang : Perdossi.
Doenges, M. E., 2020. Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN VERTIGO DI RSUD SIMO BOYOLALI
Laporan ini dibuat untuk memenuhi Kebutuhan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I
Clinical Teacher : Bapak Hartono,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Clinical Instructur : Ibu Tatin Prasetyo M, S.Kep. Ns
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Bantuan orang lain
3 : Bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung total
e. Pola Istirahat dan Tidur
Selama Sehat : Ny. M mengatakan tidur 6-7 jam sehari.
Selama Sakit : Ny. M mengatakan selama sakit ada sedikit gangguan tidur
karena merasakan kepala pusing dengan lamanya tidur 5-6 jam sehari.
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1) Identitas Diri
a) Sebelum sakit : Ny. M bekerja sebagai Ibu rumah tangga.
b) Selama sakit : Ny. M sebagai pasien di RSUD Simo Boyolali.
2) Ideal Diri
a) Sebelum sakit : Ny. M mengatakan sebelum sakit sebagai Ibu rumah
tangga yang selalu berkumpul dengan keluarganya
b) Selama sakit : Ny. M mengatakan ingin segera sembuh dan bisa
berkumpul dengan keluargaanya
g. Pola Nilai dan Kepercayaan
Selama Sehat : Ny. M beragama Islam setiap hari sholat 5 waktu
Selama Sakit : N y . M beragama Islam mengatakan selalu berdoa
dalam hati agar di berikan keselamatan.
h. Pola Personal Hygiene
Selama Sakit : Ny. M mengatakan mandi 2x sehari setiap pagi dan
sore dandilakukan mandiri.
Selama Sehat : Selama di RS Ny. M mengatakan mandi dibantu
dengan kaluarganya.
i. Pola Toleransi Stress dan Koping
Ny. M mengatakan khawatir dengan penyakit yang diderita.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum :
Keadaan umum :
Sedang
Tingkat kesadaran : Komposmentis
GCS : E4V5M6
CRT : <2 detik
Test ABI : 164 (sistolik angkle) / 79 (sistolik brachi) = 2,07
TTV : t e k a n a n d a r a h m e n i n g k a t , frekwensi
nadi menurun, respirasi rate meningkat.
TD : 164/ 79 mmHg
RR : 19 x/menit
Nadi : 104 x/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 36 oC
b. Pengkajian skala nyeri :
P : Nyeri akibat kepala pusing.
Q : Nyerinya seperti berputar-putar
R : bagian kepala
S : Skala nyeri 8 (berat).
T : Timbul
c. Pemeriksaan fisik :
- Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada luka, stuktur wajah lengkap.
- Mata : bentuk mata simetris, reaksi terhadap cahaya sensitif, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada alat bantu pengelihatan.
- Hidung : bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada ssekret, tidak ada polp, tidak
ada infeksi.
- Telinga : bentuk simetris, telinga berdengung, tidak menggunakan alatbantu
dengar, tidak ada infeksi.
- Mulut : tidak ada gangguan bicara, gigi bersih, tidak ada nyeri, tidak ada
kesulitan menelan, tidak ada pembesaran tonsil.
- Leher : simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri saat menelan
- Paru – paru
• Inspeksi : simetris kanan kiri
• Palpasi : fremitus teraba sama
• Perkusi : sonor – sonor
• Auskultasi : visikular/tidak ada suara tambahan
- Jantung
• Inspeksi : IC ≠ tampak
• Palpasi : IC ≠ kuat angkat
• Perkusi : pekak
• Auskultasi : bising jantung (-), lup dup
- Abdomen
• Inspeksi : perut datar
• Auskultasi : peristaltic normal 25x/menit
• Perkusi : tympani
• Palpasi : nyeri tekan pada area epigastrik
- Integument dan musculoskeletal : warna kulit sawo matang,
- Akral : hangat
- Ekstremitas
• Ekstremitas atas : terpasang infus pada tangan kiri
• Ekstremitas bawah : tidak ada keterbatasan pergerakan
• Genetalia : tidak terpasang DC
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan antigen
Nama : Ny. M No. Lab : 051220XXXX
Alamat :Pokoh, Walen, Simo Status : BPJS
No. RM : 221015XXXX Terima : 2022-10-05
19:24
Umur : 55 tahun Selesai : 2022-10-05 20:12
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai rujukan metode
c. Laboratorium Darah
Nama : Ny. M No. Lab : 051220XXXX
Alamat :Pokoh, Walen, Simo Status : BPJS
No. RM : 221015XXXX Terima : 2022-10-05
19:24
Umur : 55 tahun Selesai : 2022-10-05 20:12
Hitung jenis
PCT - / 0.42 -
Kimia klinik
7. Data fokus
Data subjektif Data objektif
a. Pasien mengeluh pusing seperti 1. TTV : Tekanan darah dan frekwensi
berputar-putar nadi meningkat
b. Pasien mengeluh nyeri bagian Tekanan darah : 164/79 mmHg
kepala RR : 19 x/menit
c. Pasien mengeluh lelah Nadi : 104 x/menit
d. Pasien merasa lemah SpO2 : 98 %
e. Pasien merasa tidak nyaman saat dan Suhu : 36
setelah beraktivitas 2. Pasien tampak meringis dan gelisah
f. Pengkajian Nyeri 3. Saat beraktitas pasien tampak
P : nyeri akibat sakit kepala dibantu oleh keluarganya
Q : nyeri seperti berputar-putar 4. Pasien tampak kehilangan
R : nyeri bagian kepala keseimbangan saat duduk
S : skala nyeri 8 (berat)
T : hilang timbul
8. Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif Agen pencedera Nyeri akut
a. Pasien mengeluh nyeri bagian kepala fisiologis
b. Pengkajian Nyeri
P : nyeri akibat sakit kepala
Q : nyeri seperti berputar-putar
R : nyeri bagian kepala
S : skala nyeri 8 (berat)
T : hilang timbul
Data objektif
a. Pasien tampak meringis dan gelisah
b. Tanda-tanda vital
TTV : tekanan darah dan frekwensi nadi
meningkat
Tekanan darah : 164/79 mmHg
RR : 19 x/menit
Nadi : 104 x/menit
SpO2 : 98 %
Suhu : 36
B. Diagnosis Keperawatan
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan tampak
meringis (D.0077)
5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Tirah Baring ditandai dengan keadaan fisik
lemah ( D.0056)
6. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan tubuh (D.0134)
C. Intervensi keperawatan
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) (D. 0077)
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. 08238
asuhan keperawatan selama Observasi
3x24 jam diharapakan nyeri f. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pasien menurun. frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil: g. Identifikasi skala nyeri
Tingkat nyeri L. 08066 h. Identifikasi respon nyeri non verbal
j. Keluhan nyeri menurun i. Identifikasi faktor yang memperberat dan
k. Meringis menurun memperingan nyeri
l. Sikap protektif j. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
menurun tentang nyeri
m. Gelisah menurun Terapeutik
n. Kesulitan tidur d. Berikan teknik non farmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
o. Frekuensi nadi akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
membaik pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
p. Pola nafas membaik terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
q. Tekanan darah bermain
membaik e. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
r. Pola tidur membaik nyeri
f. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
f. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
g. Jelaskan strategi meredakan nyeri
h. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
i. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
j. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
b. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
DO :
Tanda-tanda vital
TD: 136/69
RR:20x/menit
Nadi : 88x/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 36
Kamis, 6
1 1. Mengidentifika DS:
oktober 2022
silokasi, P : nyeri akibat sakit
Jam 07.05
kepala
karakteristik,
Q : nyeri seperti
durasi, frekuensi,
berputar-putar
kualitas, skala, dan
R : nyeri bagian
intensitas nyeri. kepala
(PQRST). S : skala nyeri 8
(berat)
T : hilang timbul
DO:
Wajah tampak
meringis
Menganjurkan dan DS :
mengajarkan pasien
Pasien mengatakan
untuk melakukan
bersedia
nafas dalam untuk
DO :
mengurangi rasa
Pasien tampak
nyeri
mendemonstrasikan
ulang teknik nafas
dalam yang diajarkan
2 Kamis, 6 Mengidentifikasi DS :
oktober 2022 kemampuan
Pasien mengatakan
berpartisipasi dalam
Jam 07.10 susah melakukan
aktivitas tertentu
gerakan badan karena
pusing berputar
DO:
Pasien mengatakan
lemah
3 Kamis , 6 Megidentifikasi DS :
oktober 2022 faktor resiko jatuh
Pasien mengatakan
Jam 07.15 jika lantai licin saat
kekamar mandi sangat
berpengaruh sebagai
faktor resiko jatuh
DO:
DO:
Keadaan umum:
sedang
TD:130/85 mmHg
N: 88x/menit
S : 36
SpO2: 98%
DS:
1 Jumat, 7 Mengident ifikasi
P : nyeri akibat sakit
oktober 2022 lokasi,
kepala
karakteristik,
05.10
Q : nyeri seperti
durasi, frekuensi,
berputar-putar
kualitas, skala, dan
R : nyeri bagian
intensitas nyeri.
kepala
(PQRST).
S : skala nyeri 4
(sedang)
T : hilang timbul
DO:
Wajah tampak
meringis tetapi lebih
tenang daripada
sebelumnya
DS :
Memfasilitasi posisi
Pasien mengtakan
yang nyaman pada
nyaman dengan
pasien
posisis semifowler
DO :
Pasien tampak
nyaman dengan posisi
semi fowler
DO:
E. EVALUASI KEPERAWATAN
T : hilang timbul
Tanda-tanda vital
TD: 136/69
RR:20x/menit
Nadi : 88x/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 36
P: Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan
T : hilang timbul
Sabtu , 8 Oktober S:
2022 1,2,3
P : nyeri akibat sakit kepala
S : skala nyeri 0
T : nyeri hilang
O:
Tanda-tanda vital
TD: 123/25
RR:20x/menit
Nadi : 88x/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 36
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan