You are on page 1of 8

E-Filing Vs E-Form

TENGGAT waktu penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan semakin dekat. Guna
memudahkan pelaporan SPT tahunan bagi wajib pajak (WP), saat ini Ditjen Pajak (DJP) telah
menyediakan berbagai fasilitas pelaporan secara online, diantaranya melalui e-Filing maupun
e-Form. Bagi wajib pajak yang sudah terbiasa melaporkan SPT secara online, istilah e-Filing
maupun e-Form mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, berbeda dengan wajib pajak (WP)
baru, kedua istilah tersebut mungkin masih membingungkan.

Lantas apa sebenarnya e-Filling dan e-Form? Apa perbedaanya?

E-Filing
E-FILING adalah suatu cara penyampaian SPT secara elektronik yang dilakukan secara
online dan real time melalui internet pada situs web DJP (www.djponline.pajak.go.id) atau
melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi atau application service provider (ASP).

Fitur e-Filing dapat dimanfaatkan untuk melaporkan SPT tahunan bagi WP orang pribadi
(OP), baik bagi WP OP dengan formulir 1770 SS, 1770 S, maupun 1770. Anda juga dapat
mempelajari perbedaan ketiga formulir tersebut pada artikel ini. Bagi WP badan juga dapat
menyampaikan SPT tahunan Badan (1771) melalui e-Filing.

Pelaporan SPT tahunan melalui e-Filing menggunakan sistem komputerisasi dan harus
terhubung dengan jaringan internet. Sebelum melaporkan SPT Tahunan melalui e-Filing, WP
harus sudah mengantongi EFIN untuk mendaftarkan diri dalam sistem DJP Online.

Adapun secara ringkas, untuk melaporkan SPT melalui fitur e-Filing, WP dapat mengakses
laman www.djponline.pajak.go.id. Setelah melakukan login menggunakan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan password, Anda perlu memilih menu lapor – e-Filing dan
melakukan pengisian SPT Tahunan dengan panduan maupun tidak. Anda juga bisa masuk ke
laman efiling.pajak.go.id.

Data penghasilan, daftar harta, dan hutang merupakan komponan yang harus diisikan. Setelah
mengisi data secara benar dan lengkap, WP akan diminta memasukkan kode verifikasi yang
telah dikirimkan melalui email sebelum dapat mengirimkan hasil SPT Tahunan melalui menu
submit SPT.

Tidak berselang lama setelah SPT dikirimkan, WP akan menerima bukti penerimaan
elektronik (BPE) SPT Tahunan melalui email masing-masing, sebagai bukti bahwa SPT telah
dilaporkan. Adanya fitur e-Filing dapat mempermudah proses pelaporan SPT Tahunan,
sehingga WP tidak perlu lagi datang ke kantor pelayanan pajak (KPP) dan mengantre
panjang. Selama terhubung dengan internet Anda dapat melaporkan SPT anda dimanapun
dan kapanpun.

Namun, tak jarang terjadi error saat tengah menggunakan fitur e-Filing. Apabila hal ini
terjadi, Anda dapat mengecek Daftar Kode Error untuk meperoleh informasi mengenai cara
penanganannya. Selain itu, untuk mengatasi jaringan internet yang tidak stabil WP dapat
memanfaatkan fitur e-Form.
E-Form
E-FORM merupakan formulir SPT elektronik berbentuk file dengan ekstensi .xfdl yang
pengisiannya dapat dilakukan secara offline. Seperti halnya e-Filing, fitur e-Form juga
diakses melalui laman djponline.pajak.go.id atau eform.pajak.go.id.

Secara ringkas, untuk melaporkan SPT Tahunan melalui e-Form, WP harus login pada laman
DJP Online lalu memilih menu e-Form. Setelah menu e-form dipilih maka akan muncul
menu untuk mengunduh berkas terkait e-form diantaranya formulir e-Form, aplikasi form
viewer (aplikasi agar formulir SPT elektornik dapat dibuka), petunjuk instalasi aplikasi form
viewer dan petunjuk pengisian e-Form.

WP dapat membuat SPT e-Form sesuai dengan jenis formulir SPT yang diperlukan. Setelah
mengunduh, WP dapat mengisi SPT tahunan secara offline menggunakan e-Form dan aplikasi
form viewer yang sudah di-install. Adapun informasi harus diisi dan dilengkapi oleh WP
diantaranya penghasilan, harta, hutang, dan daftar anggota keluarga yang menjadi
tanggungan.

Setelah diisi secara lengkap, WP harus mengunggah file tersebut ke sistem DJP langsung
melalui fitur e-Form (tanpa harus masuk kembali ke laman DJP Online) dan akan diterbitkan
bukti penerimaan elektronik yang merupakan tanda terima resmi SPT. Namun, fitur e-Form
hanya tersedia bagi WP yang menggunakan formulir SPT 1771, 1770, dan formulir SPT
1770S.

Perbedaan
WP yang memillih mengisi SPT melalui fitur e-Filing, diharuskan selesai mengisi formulir
SPT tahunan pada satu waktu pengisian. Pasalnya, jika tidak diselesaikan pada saat itu juga
maka WP harus mengisi kembali formulir SPT dari awal. Dengan demikian WP sangat
bergantung dengan kelancaran situs DJP Online dan kestabilan koneksi internet.

Sementara itu, WP yang memilih mengisi SPT menggunakan fitur e-Form hanya memerlukan
jaringan internet saat mengunduh dan mengupload. Pasalnya, WP dapat mengisi formulir
yang sudah diunduh secara offline.

Selanjutnya, pelaporan SPT dengan e-Filing sudah dapat dilakukan menggunakan


smartphone berbasis Android. Namun, e-Form belum dapat dijalankan menggunakan
Android dan belum dilengkapi dengan petunjuk pengisian teknis yang spesifik seperti e-
Filing.

Kendati demikian, DJP menciptakan e-Form bukan untuk mencari mana yang lebih baik dan
lebih mudah melainkan guna menambahkan opsi kepada WP dalam menyampaikan SPT
tahunannya. Penambahan opsi pelaporan ini dilaksanakan demi terwujudnya target DJP
mengikuti perkembangan era digital.
Cara Lapor SPT Tahunan UMKM dan
Panduan Mengisi Formulir e-Form
Bagi para UMKM, mengisi dan mengurus pelaporan SPT Tahunan UMKM kadang terasa
rumit dan prosedural, apalagi bagi mereka yang baru memulai usaha. Ketahui cara lapor
Surat Pemberitahuan (SPT) pajak untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengan (UMKM)
di sini.

Wajib Pajak (WP) pelaku usaha UMKM yang tergolong WP Orang Pribadi dengan omzet
tidak lebih dari Rp4,8 miliar setahun dapat menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
(PPh) menggunakan Formulir 1770.

Formulir 1770 adalah SPT yang diperuntukkan bagi WP Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha/pekerjaan bebas, memperoleh penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja,
memperoleh penghasilan yang dikenai PPh Final dan/atau bersifat Final, dan/atau
memperoleh penghasilan dalam negeri lainnya/luar negeri.

Pelaporan SPT Tahunan UMKM ini selain dapat dilakukan melalui aplikasi e-Filing Pajak,
juga dapat menggunakan e-Form. Lalu, seperti apa cara lapor SPT Tahunan UMKM dan
panduan mengisi formulir e-Form ini? Simak juga ulasan lainnya tentang SPT Tahunan
UMKM berikut ini.

Pajak UMKM
Awalnya, pajak penghasilan UMKM pertama kali dikenal dengan istilah PPh Final atas
omzet, yakni 1% dari omzet yang diatur dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 46 Tahun
2013. Kemudian tarif pajak penghasilan UMKM ini diturunkan menjadi 0,5% dari omzet
melalui PP No. 23 Tahun 2018, yang berlaku pada 1 Juli 2013.

Tarif PPh Final UMKM 0,5% ini berlaku dengan ketentuan, diantaranya:

 WP Orang Pribadi bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% hanya dalam jangka waktu 7 tahun
 WP Badan seperti Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), dan Firma hanya bisa menikmati
tarif PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 4 tahun
 WP Perseroan Terbatas (PT), hanya bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka waktu
3 tahun

Dengan adanya syarat dan ketentuan tersebut di atas, maka ada beberapa jasa
profesi/pekerjaan bebas yang mendapat pengecualian, seperti pengacara, artis, olahragawan,
konsultan, penulis, dan lainnya. Untuk menghitung PPh Final PP 23/2018 ini, caranya sangat
mudah. Sebab semua transaksi penjualan atau jasa bruto per bulan cukup dikali 0,5%.

Hasil perhitungan PPh Final ini nantinya disetor ke kas negara setiap tanggal 15 bulan
berikutnya dengan mencantumkan kode akun pajak 411128 kode jenis setoran 420 atas
penghasilan yang memiliki peredaran bruto.  WP nanti akan mendapatkan bukti bayar pajak
atau Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) setelah melakukan pembayaran.
Ketentuan Pelaporan SPT PPh oleh UMKM

Sebagai UMKM, pelaku usaha harus melakukan penyetoran PPh dengan penghasilan bruto
tertentu wajib menyampaikan SPT Masa PPh paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir atau setiap bulannya.

Setelah melakukan pelaporan SPT Masa PPh, maka UMKM akan dianggap telah
menyampaikan SPT Masa PPh sesuai dengan tanggal validasi NTPN (Nomor Transaksi
Penerimaan Negara) yang tercantum pada SSP (Surat Setoran Pajak) atau sarana administrasi
lain yang dipersamakan dengan SSP.

Namun, jika pelaku UMKM tidak memiliki peredaran usaha pada bulan tertentu, maka tidak
wajib menyampaikan SPT Masa PPh. Akan tetapi, jika pelaku UMKM tersebut merupakan
Pemotong atau Pemungut pajak, maka wajib menyampaikan SPT Masa PPh atas pemotongan
atau pemungutan PPh ke KPP tempat terdaftar paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir.

Ketentuan penyampaian SPT Tahunan PPh bagi UMKM dengan penghasilan bruto tertentu
mengikuti Tata Cara Penyampaian SPT Tahunan secara umum. Tapi yang harus diperhatikan
adalah terkait penyampaian informasi penghasilan bruto dan PPh yang telah dibayar atas
penghasilan tersebut.

DJP menekankan, informasi tersebut harus diisi pada bagian PPh Final yang terdapat pada
masing-masing SPT Tahunan PPh, serta dilengkapi dengan Lampiran Khusus Daftar Rekap
Penghitungan Peredaran Bruto dan Pembayaran PPh.

Contoh Daftar Peredaran Bruto Selama 1 Tahun Pajak:

Contoh daftar peredaran bruto 1 tahun pajak UMKM

Mereka yang masuk kategori UMKM dari aspek perpajakan adalah:

1. Hanya memiliki sumber penghasilan dari usaha dengan Peredaran Bruto Tertentu 
2. Tidak ada pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) oleh pihak lain 

Secara sederhana berikut tahapan perpajakan bagi UMKM:   

No. Keterangan Kewajiban Pilihan Cara

Pertama kali buka – Langsung ke KPP/KP2KP


1. Mendaftar NPWP
usaha – Melalui ereg.paja.go.id
Hitung omzet bulanan:
– Rekap penghasilan manual (pencatatan)
– Omzet harian Pembukuan (akuntansi)
Hitung pajak penghasilan:
1) Hitung Omzet Bulanan – Omzet bulanan x 0,5%
2) Hitung Pajak Penghasilan Membuat Kode Billing:
3) Membuat Kode Billing – di djponline.pajak.go.id atau PJAP
2.  Bulanan
(tagihan pajak) Klikpajak.id
4) Membayar PPh sesuai – Customer service bank/pos persepsi
Kode Billing Membayar Pajak:
– di e-Billing Klikpajak.id
– Teller Bank/Pos persepsi
– ATM
– Internet Banking 
– ke KPP atau PK2KP
Lapor SPT Tahunan PPh – e-Filing atau e-SPT dengan sambungan
3.  Tahunan
Orang Pribadi (UKMK) internet secara online
– Tanpa internet melalui e-Form

SPT Tahunan UMKM harus dilaporkan sebelum akhir Maret setiap tahunnya untuk tahun
pajak sebelumnya. Persisnya batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah 31 Maret setiap
tahun, atau 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak, kecuali untuk OP yang selama satu tahun
menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) alias nihil.

Sedangkan untuk kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan
harus dilunasi dengan SSP sebelum SPT PPh tersebut dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP). Perlu diketahui, Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender, kecuali tahun
buku yang digunakan Wajib Pajak berbeda dengan tahun kalender.

Panduan Cara Mengisi Formulir e-Form DJP Online

Sebelum mengisi SPT Tahunan UMKM, WP harus mendaftar ke DJP Online (registrasi).
Siapkan juga dokumen peredaran bruto dari usaha yang dijalani. Berikut cara pengisian SPT
Tahunan menggunakan formulir e-Form yang diperuntukkan bagi WP pemilik usaha atau
pekerjaan bebas dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun:

1. Masuk ke laman DJP Online di djponline.pajak.go.id.


Masukkan nomor NPWP dan password. Lalu klik ‘Login’.
2. Buat SPT
Pilih e-form, klik ‘Buat SPT’ dan pilih ‘Ya’ karena WP menjalankan usaha bebas.
3. Unduh formulir 1770
Klik ‘e-Form SPT 1770’. Pilih tahun pajak 2019 dan klik ‘Kirim Permintaan’. Dokumen e-form
akan otomatis terunduh, dimana saat bersamaan, WP juga akan mendapatkan kode
verifikasi yang dikirim ke alamat email WP yang didaftarkan.
4. Install aplikasi form viewer
Di halaman unduh formulir elektronik, klik ‘Download Viewer’. Lalu klik ‘windows (24mb)’.
Tunggu proses unduh sampai selesai. Setelah itu, Anda install form viewer tersebut.
5. Isi dokumen e-Form
Siapkan dokumen e-Form yang sudah diunduh dan daftar peredaran bruto selama satu
tahun. Untuk menjadi perhatian, buka dokumen e-Form ini lewat program Viewer. Klik
‘Pencatatan’.
6. Isi kolom harta
Pada lampiran 1770-IV bagian A, isi jumlah harta yang dimiliki saat ini.
7. Isi kolom utang
Di lampiran 1770-IV bagian B, isi utang yang masih berjalan (belum lunas).
8. Isi daftar susunan anggota keluarga
Pada lampiran 1770-IV bagian C, isi jumlah anggota keluarga. Klik untuk pindah ke halaman
selanjutnya. 
9. Isi PPh Final
Pada lampiran 1770-III, klik kolom PP 23. Nanti akan muncul box PP 23 di atas, lalu klik.
Silakan isi peredaran atau penjualan bruto untuk tiap bulannya sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Klik ‘Ya’ dan klik halaman berikutnya.
10. Isi halaman induk 1770
Pada Lampiran II, klik ‘halaman berikutnya’. Di lampiran I, klik lagi ‘halaman berikutnya’. WP
baru akan masuk ke halaman induk 1770. Isi status kewajiban pajak WP dengan sebenar-
benarnya.
Sedangkan pada bagian B, pilih penghasilan tidak kena pajak (PTKP) sesuai dengan kondisi
yang ada.Isi kolom tanggal pembuatan SPT tahunan ini, selanjut klik ‘Submit’.
11. Kirim dokumen e-form
Pada halaman berikutnya, klik ‘Unggah Lampiran’. Ukuran file tidak boleh lebih dari 40 mb
dan file harus berbentuk PDF. Silakan periksa inbox email dan copy kode verifikasi.
Selanjutnya, kembali ke form viewer. Disini, silakan paste kode verifikasi. Klik ‘Submit’. Akan
muncul kotak dialog, klik ‘Yes’. Tunggu sampai muncul ‘Submit SPT Berhasil’.

Setelah rangkaian tahapan tersebut dijalankan, bukti penerimaan elektronik akan dikirimkan
ke email WP. Jika jaringan internet lancar dan semua dokumen sudah disiapkan dari awal,
maka proses isi SPT melalui e-form ini dapat berjalan lancar. Setelah menyampaikan SPT
pajak, Anda akan peroleh bukti lapor dalam bentuk elektronik, yakni Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) dari DJP yang berisi:

 Informasi Nama Wajib Pajak (WP)


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Tanggal pembuatan BPE
 Jam pembuatan BPE
 Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE)

You might also like