You are on page 1of 4

1.

Mahasiswa mampu memahami, mengkaji dan menjelaskan konsep keragaman sosial, ekonomi,
budaya

Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok pengetahuan, yakni
mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan
antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan,
sosial, dan budaya. Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehinggan
mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.

Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah
social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan
sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula dengan
solusi pemecahannya. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio: sosial, logos: ilmu)
dan ilmu budaya yang 6 merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang
ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk
menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Secara umum dapat dikatakan ilmu
sosial budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia
sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”.

Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang artinya manusia,
berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/833/ M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si, M. Chairul Basrun


Umanailo, S.Sos.,M.Si (2016) Ilmu Sosial Budaya Dasar.
2.

Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau
tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan
kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

Pengertian Kesetaraan Sosial Budaya


Kesetaraan sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat
atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Setidaknya, kesetaraan sosial mencakup hak yang
sama di bawah hukum, merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan
untuk berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak yang bersifat
atau bersangkutan secara personal. hak-hak ini dapat pula termasuk adanya akses untuk mendapatkan
pendidikan, perawatan kesehatan dan pengamanan sosial lainnya yang sama dalam kewajiban yang
melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Jurnal unnes Kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial budaya (Antropologi SMA

Kelas XII) 2015

new

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat yang
berarti sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih
rendah antara satu dengan yang lainnya. Kesetaraan juga bermakna bahwa manusia sebagai makhluk
tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Hal ini dikarenakan sejatinya tuhan menciptakan
manusia dimuka bumi ini secara setara dan sederajat, karena dimata Tuhan semua manusia adalah
sama, yang membedakannya hanyalah tingkat keimanan dan ketaqwaannya. Kesederajatan adalah
suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sesama
manusia. hal ini bermakna bahwa dalam keberagaman perlu diterapkan prinsip kesetaraan atau
kesederajatan. sehingga meskipun manusia beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka memiliki hak dan
kedudukan yang sama, sehingga perlu diperlakukan dengan baik dan mulia.

a. Pengertian Kesetaraan

 Multikulturalisme dapat disebut sebagai paham tentang “kesetaraan dalam perbedaan” (Bhiku Parekh
2008: 322) atau “kesetaraan dalam keberagaman”. Dalam rumusan tersebut terkandung pengertian
bahwa multikulturalisme merupakan paham yang mengakui adanya perbedaan atau keberagaman
dalam masyarakat, yang antara lain keberagaman budaya. Selain itu, hal yang jauh lebih penting adalah
bahwa multikulturalisme merupakan paham yang memandang bahwa masyarakat yang berbeda budaya
atau perbedaan budaya itu memiliki “kesetaraan” atau “kesederajatan”. “Kesetaraan” yang dimaksud
adalah kesetaraan dalam penghormatan atau penghargaan. Dalam hal ini masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain yang berbeda budayanya memperoleh penghormatan atau penghargaan yang
sama atau saling menghormati agar tercipta perdamaian dalam kehidupan bersama (periksa juga
Nugroho 2011: 15).

 Paham multikulturalisme dapat terwujud apabila anggota masyarakat yang beragam itu saling
berinteraksi. Salah satu sarana penting berinteraksi adalah bahasa. Bahkan bahasa dapat dikatakan tidak
sekadar sebagai “alat” berinterkasi antaranggota masyarakat. Jika dianalogikan dengan
pengaransemenan atau penataan lagu, bahasa dapat digunakan untuk “mengaransemen” nada-nada
yang berbeda di antara anggota masyarakat sehingga menjadi alunan lagu kehidupan bersama yang
merdu dan indah.

Baryadi, Praptomo (2015). PENGGUNAAN BAHASA UNTUK MENGARANSEMEN HUBUNGAN


ANTARMANUSIA: Sebuah Pembicaraan tentang Pergulatan Multikulturalisme Masyarakat Yogyakarta
dari Perspektif Bahasa. Yogyakarta: Seminar Dies ke-22 Fakultas Sastra “Pergulatan Multikulturalisme di
Yogyakarta dalam Perspektif Bahasa, Sastra, dan Sejarah”

https://www.usd.ac.id/fakultas/sastra/sasing/f1l3/Dies%2022/Multikulturalisme%20di %20Yogyakarta
%20-Praptomo.pdf

5. Keragaman (pluralitas) adalah sebuah kenyataan hidup di mana setiap orang harus berusaha sampai
kepada sikap saling memahami satu sama lain. Dasar keragaman agama adalah kesatuan tujuan dan
dialog yang terbuka. Kesadaran terhadap keragaman agama akan melahirkan kesadaran terhadap
adanya kesatuan iman. Kesatuan iman bekerja dan menjaga keberlangsungan sejarah wahyu Tuhan,
yang dimulai sejak Nabi Adam As. sampai dengan Nabi Muhammad SAW (Abdussami, 2003: 104).
Karena pentingnya rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia tersebut maka sikap
toleransi harus dibina dengan baik agar keharmonisan dalam masyarakat dapat terwujud. Toleransi
adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang
lain. Dalam literatur agama Islam, toleransi disebut dengan tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau
sikap saling menghargai, membiarkan, atau membolehkan pendirian (pandangan) orang lain yang
bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008: 126). Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat
beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan
beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat
beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar (truth claim) dengan cara mengeliminasi
kebenaran dari orang lain (Abdussalim, 2003: 116). Toleransi adalah sikap atau cara menempatkan diri
terhadap sesuatu hal baik obyek, aktifitas, peristiwa maupun orang lain. Sikap erat kaitannya dengan
rasa yang mencerminkan suka atau tidak suka seseorang kepada sesuatu hal tersebut. Biasanya
ungkapan rasa dimaksudkan pada hal-hal yang positif, negatif atau netral. Sikap terhadap seseorang itu
bisa berubah dan tidak tetap dapat berubah karena sesuatu hal misalnya karena bertambahnya
pengetahuan, wawasan dan pengalaman. Sikap positif yang terus-menerus yang harus dipelihara dalam
diri seseorang akan memperkuat kepribadian orang tersebut. Toleransi memiliki makna secara bahasa
berarti menahan diri, bersikap sabar, menerima perbedaan pendapat dengan sesama. Sedangkan
menurut istilah toleransi adalah bersikap menghargai dan menghormati pendapat yang berbeda untuk
melakukan yang tidak sependapat dengan kita tanpa mengucilkan orang lain.

Yani, Fitri. Darmayanti, Erni., (2020). IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PANCASILA MELALUI PENDIDIKAN
PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN SIKAP TOLERANSI PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
POTENSI UTAMA. Medan: Jurnal Lex Justitia, Vol. 2 No. 1 Januari 2020

http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/LexJustitia/article/view/857/1210

6.

Dari pengertian tersebut, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam komunikasi, yaitu sebagai
berikut. a. Komunikasi dipandang sebagai suatu proses. Hal ini berarti bahwa komunikasi merupakan
suatu aliran informasi melalui serangkaian atau urutan beberapa tahap atau langkah yang bersifat
dinamis. b. Pengiriman informasi, komunikasi adalah pengiriman informasi. Pengiriman informasi artinya
bukanlah komunikasi karena komunikasi merupakan proses dua arah. Informasi tidak hanya dikirim
begitu saja, tetapi harus diterima dan dipahami. Jika informasi dikirimkan oleh seseorang tidak diterima
oleh orang lain yang menjadi sasaran komunikasi; atau diterima tetapi tidak ditafsirkan secara tepat,
terjadilah miss communication. c. Mencakup aspek manusia dan bukan manusia. Sebagaimana telah
diuraikan bahwa pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain. Dalam penyampaian pesan atau informasi lainnya dibutuhkan caracara yang tepat atau
diperlukan teknik komunikasi yang sesuai antara penyampai pesan dengan penerima pesan atau antara
komunikator dengan komunikan. Dengan teknik komunikasi yang tepat, komunikasi akan memberikan
dampak tertentu bagi komunikan sehingga mendatangkan kesepahaman dan mengerti maksud-maksud
yang terdapat dalam informasi yang dikomunikasikan. Dari uraian tersebut, komunikasi harus dilakukan
dengan tujuan yang tepat, yaitu: a. perubahan sikap (atitude change); b. perubahan perilaku (behavior
change); c. perubahan pendapat/pandangan (opinion change); d. perubahan sosial (social change).

Ahmad, Beni (2016). Mengubah Persepsi dan Sikap dalam Meningkatkan Kreativitas Manusia. Bandung:
Komunikasi Antarbudaya

http://digilib.uinsgd.ac.id/39094/1/Komunikasi%20Antar%20Budaya%20Dr.Aang

You might also like