Professional Documents
Culture Documents
Andi Nabila A. Rusli - Referat Trichomonas Vaginalis
Andi Nabila A. Rusli - Referat Trichomonas Vaginalis
TRICHOMONAS VAGINALIS
DISUSUN OLEH :
Andi Nabila A. Rusli
4521112001
SUPERVISIOR PEMBIMBING :
Dr. Sitti Nur Rahmah, Sp. KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 4521112001
Supervisor Pembimbing
DAFTAR ISI
iii
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Definisi 2
B. Epidemiologi 2
C. Etiologipatognsis 3
D. Gambaran Klinis 6
E. Pemeriksaan Fisik 8
F. Diagnosis 11
G. Diagnosis Banding 11
DAFTAR PUSTAKA 17
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar Halaman
Gambar 6. InPouch TV 11
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Trikomoniasis adalah penyakit yang ditularkan secara seksual
yang disebabkan oleh parasit protozoa Trichomonas vaginalis. Secara
klinis, infeksi T. vaginalis pada wanita biasanya asimtomatik, atau
gejala dapat muncul beberapa minggu, bulan atau tahun setelah
infeksi awal. Trikomoniasis simtomatik dapat menyebabkan radang
serviks ringan, vagina, dan uretra. Walaupun sebagian besar tanpa
gejala, akan tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang tidak
kurang pentingnya, misalnya perasaan dispareunia, dan ridak nyaman
saat melakukan hubungan seksual.1
B. Epidemiologi
Trichomonas vaginalis adalah infeksi menular seksual yang
paling umum di Amerika Serikat, menyebabkan sekitar 3,7 juta infeksi
(termasuk 2,3 juta di antara wanita dan 1,4 juta di antara pria), dan 1,1
juta infeksi insiden setiap tahunnya (termasuk 680.000 wanita dan
415.000 pria). Perkiraan ini didasarkan pada sampel perwakilan
nasional dari populasi non-pelestarian sipil pada National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES) 2001-2004, yang
memproyeksikan bahwa 3,1% wanita usia subur di AS terinfeksi.
Trichomonas vaginalis lebih disukai menginfeksi uretra pada pria dan
wanita, dan situs vagina dan vulva pada wanita.5,6
Dalam sampel perwakilan nasional dari 12 449 remaja di kelas
7-12, prevalensi di kalangan remaja AS diperkirakan 2,8% populasi
3
C. Etiopatogenesis
Ini hanya memiliki stadium trophozoit, tidak ada tahap kistik. Ini
memiliki tubuh berbentuk buah pir yang berukuran 7 sampai 23
μm, inti anterior tunggal, tiga sampai lima flagela depan yang
diarahkan ke depan, dan flagelum posterior yang paling ujung yang
membentuk batas luar flagelum posterior yang diarahkan ke luar yang
membentuk batas luar Membran bergelombang. Struktur seperti
batang hialin, axostyle, berjalan melewati panjang tubuh dan keluar di
ujung posterior. T. vaginalis mendiami vagina pada wanita, prostat
4
dan vesikula seminalis pada pria, dan uretra pada kedua jenis
kelamin. Dibagi dengan pembelahan biner longitudinal.1,3
dapat ditularkan melalui toilet duduk, handuk basah atau kolam air
panas. Hal ini tidak mungkin karena parasit tidak bisa hidup lama di
benda dan permukaannya. 11
Sejak ditemukannya trikomoniasis sebagai penyakit menular
seksual, mereka yang kemungkinan besar menyebarkan
trikomoniasis adalah orang yang meningkatkan aktivitas seksual dan
memiliki lebih dari pasangan. Trikomoniasis kadang-kadang disebut
“penyakit ping- pong” karena pasangan seksual sering menyebarkan
kembali. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan
akan meningkat dan tingkat kambuh turun ketika pengobatan
dilakukan pada pasangan seksual dalam waktu yang sama.7,12
bergantung pada waktu, suhu, dan pH. Ekspresi gen dari empat
protein adhesi dikoordinasikan oleh zat besi. Sel lipid sangat penting
perannya untuk memediasi adhesi T. vaginalis. Karena kemampuan
untuk mensintesis lipid kurang pada T. vaginalis, eritrosit mungkin
merupakan sumber utama asam lemak yang dibutuhkan oleh parasit.
Selain itu, zat besi, yang merupakan nutrisi penting bagi parasit,
mungkin juga diakuisisi oleh lisis sel darah merah.1
D. Gambaran Klinis
1. Gambaran Klinis pada Wanita
Gambaran klinis Trikomoniasis pada wanita merupakan
parameter yang tidak bisa langsung dipercaya. Pada wanita sering
tidak menunjukkan gejala atau keluhan sama sekali. Bila ada
keluhan, biasanya berupa keputihan, duh tubuh kuning kehijauan,
pruritus vulva, pembengkakan dan eritema, dispareunia,
perdarahan pasca koitus, perdarahan intramenstrual,
ketidaknyamanan perut bagian bawah, atau disuria.1,10
7
Gejala klinis 15
Tidak ada 10-37
Vulva eritema difus 50-75
Duh tubuh vagina yang banyak 5-42
- Kuning kehijauan 8-50
- Berbusa 20-75
- Keradangan dinding vagina
Strawberry cervix 1-2
- Pengamatan langsung 45
- Kolposkopi
E. Pemeriksaan Fisik
Trikomoniasis sering tidak terdiagnosis karena banyak kasus yang
asimtomatik, baik pada pria maupun wanita. Berbagai usaha dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosis Trikomoniasis setelah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik:
1. pH vagina cenderung meningkat di atas 4,5 pada Trikomoniasis,
seperti pada Bakterial Vaginosis, sehingga membuat temuan ini
nonspesifik.1,6
2. Whiff Test
Tes Whiff dilakukan dengan menambah kan KOH pada duh
vagina. Bila positif, akan tercium bau seperti ikan busuk yang
menandakan adanya amin. Tes itu berguna untuk menyingkirkan
diagnosis banding bakterial vaginosis. Pemeriksaan pap smear,
yang biasa digunakan untuk skrining kanker serviks, juga dapat
membantu mendiagnosis trichomoniasis, namun sensitivitasnya
hanya 60-70%.1
3. Sediaan basah
Pada wanita, specimen yang diperiksa berupa apusan forniks
posterior dan anterior yang diambil dengan lidi kapas. Sedangkan
pada pria, specimen diambil dengan mengerok dinding uretra
secara hati-hati dengan sengkelit steril. Pengambilan specimen
sebainya dilakukan sebelum kencing pertama. Bila parasit tidak
ditemukan, maka dilakukan pengambilan specimen berupa
sedimen dari 20 cc pertama urin pertama pada pagi hari.
Kemudian lidi kapas dicelupkan ke dalam 1 cc garam fisiologis,
dikocok. Satu tetes larutan tersebut diteteskan pada gelas objek,
kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan dipanaskan sebentar
dengan hati-hati untuk meningkatkan pergerakan T. vaginalis.
9
4. Pewarnaan Gram
Spesimen dapat diwarnai dengan pewarnaan Giemsa, Leishman,
Gram atau acridine orange. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
pasien yang asimtomatik. Pemeriksaan ini harus dikonfirmasi
dengan sediaan basah atau biakan.10
Gambar 6. InPouch TV
F. Diagnosis
Variasi gambaran klinis Trikomoniasis sangat luas, disamping itu
berbagai kuman penyebab IMS dapat pula menimbulkan keluhan
serta gejala yang sama, sehingga diagnosis belum bisa ditegakkan
hanya berdasarkan gambaran klinis. Meskipun keluhan dan gejala
dapat mengarah pada diagnosis Trikomoniasis baik pada pria maupun
wanita, namun hal tersebut tidak cukup untuk membuat suatu
diagnosis.10
Diagnosis Trikomoniasis ditegakkan setelah ditemukan
pergerakan T. vaginalis pada sediaan basah atau pada kultur duh
tubuh pasien. Diagnosis pada pria lebih sulit dibandingkan pada
wanita, karena infeksi ditandai oleh jumlah kuman yang lebih sedikit
bila dibandingkan wanita. Respons terhadap pengobatan dapat
menunjang diagnosis. Urethritis non-gonore yang gagal diobati
dengan rejimen yang efektif terhadap T. vaginalis, namun responsif
terhadap pengobatan Metronidazol, menunjang diagnosis
Trikomoniasis.10
G. Diagnosisa Banding
1. Kandidiasis
12
menggantikan laktobasilus
Klinis: Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, melekat
pada dinding vagina, sekret berbau amis, tidak ditemukan adanya
peradangan pada vagina dan vulva.
14
BAB II
TATALAKSANA
A. Tatalaksana Umum
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita,
seperti:11
Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan
seksual untuk mencegah jangan terjadi ‘fenomena
pingpong’.
Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan
dan sebelum dinyatakan sembuh.
Hindari pemakaian barang-barang yang mudah
menimbulkan transmisi.
B. Tatalaksana Khusus
Metronidazol dan tinidazol efektif untuk pengobatan infeksi
T. vaginalis. Pedoman CDC saat ini merekomendasikan bahwa
metronidazol diberikan secara oral sebanyak 2 g dosis tunggal atau
dalam dosis 500 mg dua kali sehari selama 7 hari sebagai
alternatifnya dan tinidazol diberikan secara oral sebanyak 2 g dosis
tunggal.1,10
Berbagai laporan menunjukkan angka kesembuhan antara
82-88% pada wanita dan angka ini akan meningkat menjadi 95%
jika pasangan seksual diberi pengobatan juga. Jika keluhan
menetap penderita harus datang untuk pemeriksaan 7 hari setelah
pengobatan. Penderita dinyatakan sembuh apabila keluhan dan
gejala telah menghilang, serta parasit tidak ditemukan lagi pada
pemeriksaan sediaan basah.1,10
Jika terjadi kegagalan pengobatan, maka tahapan berikutnya
adalah pemberian Metronidazole 2 x 0,5 g oral selama 7 hari. Jika
15
BAB III
A. Komplikasi
Meskipun kejadian trikomoniasis jauh melebihi gonore dan
klamidia, ini bukan prioritas kesehatan masyarakat. Pencegahan
trikomoniasis belum menjadi prioritas karena kurangnya
pemahaman akan implikasi kesehatan masyarakat dan kurangnya
sumber daya. Telah terlihat bahwa wanita yang terinfeksi selama
kehamilan cenderung mengalami ruptur ketuban, persalinan
prematur, dan bayi dengan berat lahir rendah. Selanjutnya, ini dapat
memperkuat penularan HIV. Sifatnya yang sering tanpa gejala dan
kereta yang berlarut-larut, memainkan peran penting dalam dinamika
penularan HIV.13
B. Prognosis
Prognosis sangat baik dengan infeksi ulang yang terjadi
setelah perawatan yang tepat. Pengobatan pasangan seksual dapat
membantu menghindari infeksi ulang. Infeksi persisten meskipun
pengobatan yang tepat dengan metronidazol mungkin memerlukan uji
resistensi.2,3
17
DAFTAR PUSTAKA