You are on page 1of 52

MENJELASKAN UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

DISUSUN OLEH:

Kelompok 6 Ners 3B Metopel

1. VIAN (032019065)
2. EKA (032019078)
3. DINA (032019080)
4. JUNI (032019086)
5. MERI OPS (032019090)

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
berkat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaiknan tugas kami ini yang berjudul “Menjelaskan
uji validitas dan uji reliabilitas”. dengan baik tepat pada waktunya.Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan tugas kami ini.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


tugas kami ini, namun kami menyadari bahwa di dalam tugas yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan
dari para pembaca demi tersusunnya tugas tugas kami di waktu yang akan datang. Akhir kata,
kami berharap agar tugas kami ini bisa memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.
Terimakasih.

Sibolga, 11 April 2022

Kelompok 6A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Uji validitas instrumen……………………………………………………… 5


2.2 Theory related validity dan criterio-related validity……………………….. 10
2.3 Uji reliabilitas instrumen……………………………………………………. 27
2.4 Homogenitas………………………………………………………………… 40
2.5 Ekuivalensi dan analisis……………………………………………………. 45

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................ …… 50

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................…… iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu eksperimen mempunyai kontribusi yang berarti bagi pengembangan pengetahuan,


dimana dalam eksperimen dapat di ketahui apa yang terjadi dengan jalan melakukan suatu
penelitian atas apa yang dijumpai dan atas apa yang didengar tentang issue- issue yang
berkembang dalam masyarakat maupun tentang apa yang dilihat dalam fenomologi-fenomologi
yang terjadi dalam masyarakat, misalnya tentang issue pendidikan yang berkembang dalam
masyarakat  bahwa sekolahan yang  berbasis islam  seperti Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri,  sekarang tidak menjamin si anak
berkelakuan akhlaqul karimah, seperti apa yang didengung-dengungkan orang-orang dahulu
yang terbukti lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah
mempunyai akhlak yang baik dan bisa mengaji.
Selanjutnya untuk menguji benar atau tidaknya issue yang berkembang dalam masyarakat
tersebut, haruslah dilakukan suatu penelitian untuk membuktikan benar atau tidaknya issue
tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan adalah pengumpulan data-data dari sekolah tertentu yang
berbasis islam tentang bagaimana perilaku sianak dalam pergaulan sehari-hari misalnya dengan
orang tua, teman sebaya terlebih ketika sianak bergaul dengan lawan jenis apakah masih bisa
terkontrol apa tidak. Tetapi untuk melakukan hal tersebut tidaklah mudah, dalam penelitian
haruslah didapatkan data yang sebenar-benarnya valid.
Peneliti harus mencatat apa yang sesungguhnya dilihat dilapangan dan tidak
memanipulasi demi kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan acuan
dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu  data  dalam penelitian, haruslah
memperhatiakan reliabilitasnya yang berkenaan tentang derajad konsistensi dan stabilitas data
atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang
sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda
menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok
menunjukkan data yang tidak berbeda.
Jika peneliti satu menemukan suatu objek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga
demikian, misalnya dalam penelitian kualitatif antara peneliti satu dengan peneliti lain
memperoleh kesamaan data.  

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana yang dimaksud dengan uji validitas instrument ?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan theory related validity dan criterio-related validity ?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan uji reliabilitas instrument ?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan homogenitas ?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan ekuivalensi dan analisis ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa/I mengetahui secara keseluruhan bagaimana yang dimaksud dengan uji
validitas dan uji reliabilitas di dalam sebuag penelitian.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan uji validitas instrument
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan theory related validity dan criterio-
related validity
3. Untuk mengetahyi bagaimana yang dimaksud dengan uji reliabilitas instrument
4. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan homogenitas
5. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan ekuivalensi dan analisis.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1Validitas Instrumen
Pada garis besarnya, cara-cara menentukan validitas instrumen berupa tes dibedakan
kepada dua, yaitu validitas rasional/ logis dan validitas empiris atau validitas berdasarkan
pengalaman. Validitas rasional dapat dicapai dengan menjawab pertanyaan berikut ini: (1)
apakah tes benar-benar mengukur kompetensi atau hasil belajar yang akan diukur?, dan (2)
apakah bentuk tes sesuai digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa ?
Untuk menentukan validitas instrumen secara empiris, peneliti harus melakukan uji coba
(try out). Uji coba dilakukan kepada sebagian siswa. Kemudian hasil uji coba tersebut diuji
validitasnya. Cara yang dapat kita tempuh untuk menguji validitas tes secara empiris yaitu:
a. Validitas Eksternal
Validitas eksternal dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor hasil uji coba
instrumen yang dibuat dengan instrumen yang sudah baku. Misalnya seorang peneliti
membuat tes yang dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar sebagai data
penelitian. Untuk menguji validitas eksternal tes yang dibuat, dapat dibandingkan dengan
tes yang sudah baku, misalnya tes Toefl.
Tes kemampuan berbahasa Inggris yang dibuat peneliti dapat diuji validitas
eksternal dengan cara: (1) mengujicobakan secara bersamaan tes yang dibuat guru dan tes
Toefl yang telah baku, (2) memberi skor-skor tes buatan dan tes Toefl, (3) mencari angka
korelasi antara skor-skor tes buatan dengan skor-skor tes Toefl. Teknik korelasi yang
digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dan (4) menguji signifikansi angka
korelasi yang diperoleh pada langkah ketiga. jika angka korelasi yang diperoleh ternyata
signifikan, berarti tes yang dibuat dapat dianggap valid.
b. Validitas Internal
Validitas Internal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Analisis Faktor.
Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor dengan
skor total. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment
jika skor butir kontinum atau menggunakan teknik koefisien korelasi biserial jika skor
butir dikotomi. Jika terdapat korelasi positif dan signifikan, berarti itemitem pada
faktor tersebut dianggap valid.
2. Analisis Butir
Analisis butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan skorskor item dengan
skor total. Korelasi dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment jika skor butir
kontinum atau menggunakan teknik koefisien korelasi biserial jika skor butir
dikotomi. Jika terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor item dengan skor
total berarti item tersebut dianggap valid.
1. Pengujian Validitas Tes Berbentuk Objektif Test
Tes berbentuk objektif seperti pilihan ganda (multiple choice), benar-salah (true-
false), menjodohkan (matching) merupakan tes dengan skor butir berbentuk dikotomi dengan
penilaian 0 dan 1. Menurut Djaali dan Muljono (2004) menjelaskan jika skor butir dikotomi
maka untuk menguji validitas butir tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
antara skor butir dengan skor total instrumen dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
rbis(i) = Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total

= rerata skor total seluruh responden yang menjawab benar pada

butir nomor i

= rerata skor total seluruh responden

St = Standar deviasi dari skor total


pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i banyaknya siswa yang benar
qi = proporsi peserta didik yang menjawab salah ( qi = 1 – pi )

Contoh penggunaannya ;
Guru memberikan skor kepada anak didiknya dengan ketentuan setiap item tes yang
dijawab benar diberikan skor 1 dan bila salah diberi skor 0. Datanya tertera pada tabel
berikut:

Nama Butir soal / item Skor


Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ahmad 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2 Bakri 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 Cici 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 Dhani 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 Eko 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 Fatur 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 Gugun 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8 Hamid 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8

Penghitungan validitas butir tes nomor 1:


Langkah-langkah penyelesaian:
1. Tabel persiapan menghitung validitas item sebagai berikut:

No Nama Skor i Skor Total


1 Ahmad 1 8
2 Bakri 0 5
3 Cici 0 4
4 Dhani 1 5
5 Eko 1 6
6 Fatur 1 4
7 Gugun 1 7
8 Hamid 0 8
Jumlah 5 47

2. Menghtung harga

= 6

3. Menghtung harga

= 5,87

4. Menghitung harga St (standar deviasi total)


Berdasarkan data pada Tabel 6.3 maka dapat dibuat tabel baru untuk
dipergunakan dalam mencari harga standar deviasi
X X2
8 64
5 25
4 16
5 25
6 36
4 16
7 49
8 64
∑ X = 47 ∑ X2 = 295

Dari data di atas maka dapat dihitung:

5. Menghitung harga pi sebagai berikut:


pI = 5/8
= 0,625
6. Mengitung harga qi sebagai berikut:

qI = 1 – 0,625
= 0,375
Sehingga diperoleh:
Selanjutnya untuk menerima apakah butir tes yang dicari tersebut valid atau
invalid, maka harga yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan harga kritik yang
terdapat dalam tabel statistic Product Moment dengan N = 8 maka d.b = N – 1 = 8 – 1 = 7
pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,666. Oleh karena nilai koefisien hitung (0,10) lebih
kecil dari harga hitung (0,666) maka butir tes nomor 1 tersebut tidak valid.

2.1.1 Prinsip Validitas (Kesahihan)


Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrument dalam mengumpulkan data.Ada dua hal penting yang harus dipenuhi dalam
menentukan validitas pengukuran yaitu:
a) Relavan Isi Isntrumen
Isi Instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitian (Tujuan khusus agar
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.isi tersebut biasanya dapat
dijabarkan dalam definisi operasional.Misalnya,Seorang peneliti ingin mengukur
tingkat pengetahuan klien tentang perawatan luka pasca operasi , maka isi
instrument yang harus adalah pengertian,tujuan,alat-alat apa yang diperlukan,cara
merawat luka,dan akibat jika tidak dirawat
b) Relavan Sasaran Subjek Dan cara pengukuran
Instrumen yang disusun harus dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan
subjek penelitian.Misalnya peneliti ingin meneliti”Harapan” subjek yang harus
menikah dibandingkan dengan harapan subjek pascapercobaan bunuh
diri(Tentamen suicide)
2.1.2 Syarat Uji Validitas
a. Paling sedikit 30 responden, dengan ciri responden uji coba harus mirip ciri-cirinya
dengan responden penelitian.
b. Alasan 30 responden adalah batas jumlah antara sedikit & banyak, dengan
pengertian bahwa data diatas 30 kurva akan mendekati kurva normal.
c. Hasil uji coba dilakukan uji korelasi antara skor item dengan skor total. Bila
korelasinya rendah berarti pertanyaan itu tidak bergayut & harus didrop

2.2 Theory Related Validity dan Criterio-Related Validity


a. Theory Related Validity
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur
mampu mengukur apa yang akan diukur. Validitas instrumen dapat dibuktikan dengan
beberapa bukti. Bukti-bukti tersebut antara lain secara konten, atau dikenal dengan
validitas konten atau validitas isi, secara konstruk, atau dikenal dengan validitas konstruk,
dan secara kriteria, atau dikenal dengan validitas kriteria. aliditas (validity) berasal dari
kata valid artinya sah atau tepat.
Validitas atau kesahihan berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Jadi suatu instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut merupakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu objek. Jadi, tes yang
digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik hasil belajar yang diukur. Macam –
Macam Validitasi:
1. Validitas Isi (Content-Related Evidance)
Validitas isi digunakan untuk menguji ketepatan item pertanyaan dengan isi
atau materi yang seharusnya terukur. Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur
sejauh mana kuesioner mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka
konsep. Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada elemen-
elemen yang ada pada alat ukur dan diproses dengan analisis rasional. Validitas
konten dinilai oleh ahli. Saat alat ukur diuraikan dengan detail maka penilaian akan
semakin mudah dilakukanBeberapa contoh elemen yang dinilai dalam validitas
konten adalah sebagai berikut.
a. Definisi operasional variable
b. Representasi soal sesuai variabel yang akan diteliti
c. Jumlah soal
d. Format jawaban
e. Skala pada instrument
f. Penskoran
g. Petunjuk pengisian instrumen
h. Waktu pengerjaan
i. Populasi sampel
j. Tata bahasa
k. Tata letak penulisan (format penulisan)
Tingkat representativitas isi/substansi pengukuran terhadap konsep variabel
sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional. Artinya kalo alat ukur
berupa pertanyaan (kuesioner) maka kalimat pertanyaan itu mewakili subtansi apa
yang hendak diukur. Contoh, Mengukur tingkat pengetahuan ibu mengenai gizi
balita, bukan gizi orang dewasa.
2. Validitas Kriteria (Creterion-Relate Evidance)
Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah
dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa yang
akan dinilai oleh instrumen yang telah dikembangkan. Instrumen lain ini disebut
sebagai kriteria. Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuesioner dalam
memprediksi perilaku dari konsep. Contohnya Bila seorang mahasiswa ketika test
masuk mendapat nilai tinggi kemudian selama mengikuti kuliah sampai dengan
tamat, ternyata lancar & mudah dengan nilai-nilai yang bagus, maka alat ukur berupa
test ujian masuk PT memiliki validitas prediksi yang handal. Bila analisis test
korelasi kuat berarti validitas kriterium tinggi dan sebaliknya.
Ada dua jenis validitas kriteria:
1. Validitas Kriteria Prediktif dan
2. Validitas Kriteria Bersamaan
Perbedaan kedua uji validitas kriteria tersebut terletak pada waktu pengujian
instrumen dengan kriterianya. Jika pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan
pada waktu yang berbeda, maka disebut dengan validitas kriteria prediktif,
sedangkan jika pengujian instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang
bersamaan maka disebut dengan validitas kriteria bersamaan (concurrent). Hasil dari
uji instrumen dan kriterianya kemudian dihubungkan dengan uji korelasi. Berikut ini
disajikan rumus korelasi untuk mencari koefisien korelasi hasil uji instrumen dengan
uji kriterianya. Nilai koefisien ini disebut sebagai koefisien validitas .Nilai koefisien
validitas berkisar antara +1,00 sampai -1,00. Nilai koefisien +1,00 mengindikasikan
bahwa individu pada uji instrumen maupun uji kriteria, memiliki hasil yang relatif
sama, sedangan jika koefisien validitas bernilai 0 mengindikasikan bahwa tidak ada
hubungan antara instrumen dengan kriterianya. Semakin tinggi nilai koefisien
validitas suatu instrumen, maka semakin baik instrumen tersebut.

3. Validitas Konstruk (Construct)


Validitas konstruk dibatasi ketepatan item kuesioner dengan bangunan
variabel. Sejauh mana item-item ini mengukur indikator-indikator yang
dihipotesiskan dalam batasan variabel yang diukur. Bukti empiris validitas konstruk
ditunjukkan dengan koefisien korelasi antara skor per item dengan skor total.
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil pengukuran
yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar penilaian validitas
konstruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika definisi telah
berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item soal telah sesuai,
maka instrumen dinyatakan valid secara validitas konstruk
Validitas konstruksi adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh
item-item instrumen mampu mengukur apa yang benar-benar dimaksudkan yang
hendak diukur sesuai dengan konstruk atau konsep khusus atau definisi konseptual
yang telah ditetapkan. Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus
dilakukan proses penelaahan teoritis terhadap suatu konsep dari variabel yang
hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator
sampai kepada penjabaran dan penulisan item-item instrumen.
Perumusan konstruk dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai
konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan komparasi yang
logis dan cermat. Proses selanjutnya adalah dilakukan penelaahan atau justifikasi
expert yaitu pakar yang menguasai subtansi atau konten dari variabel yang hendak
diukur. Validitas konstruk ditekankan pada konstruksi pertanyaan satu dengan
lainnya memiliki hubungan yang erat satu sama lainnya Pertanyaan satu dengan
lainnya atau pokok-pokok yang dicantumkan dalam instrumen satu sama lainnya
bergayut atau relevan Contoh: Pengetahuan tentang gizi balita ibu2 hamil yang
datang ke RS maka pokok masalah yakni pengetahuan tentang gizi balita.

b. Criterio Related – Validity


Validitas berdasarkan kriteria atau criterion-related validity merupakan sebuah
ukuran validitas yang ditentukan dengan cara membandingkan skor-skor tes dengan
kinerja tertentu pada sebuah ukuran luar. Ukuran luar ini seharusnya memiliki hubungan
teoritis dengan variabel yang di ukur oleh tes itu. Misalnya, tes intelijensi mungkin
berkorelasi dengan rata-rata nilai akademis, Validitas criteria (criterion-related validity)
terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu criteria yang dharapkan
diprediksi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menghasilkan validitas konkuren
(concurrent validity) atau validitas predictive (predictive validity).
Validitas konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui
berbeda, yaitu mereka harus menghasilkan skor yang berbeda pada instrument,
sedangkan validitas predictive menunjukkan kemampuan instrument pengukuran untuk
membedakan orang dengan referensi pada suatu criteria masa depan Dengan demikian,
perbedaan antara concurrent validity dengan predictive validity adalah waktu pengujian,
dimana concurrent validity diambil dalam waktu yang sama (atau kurang lebih sama),
sedangkan predictive validity dilakukan beberapa saat (dalam periode waktu tertentu)
setelah terlebih dahulu dahulu skor hasil tes diperoleh.
2.3 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas mengacu pada kekonsistenan atau kestabilan hasil penilaian. Namun secara
singkat bahwa reliabilitas sebagai kestabilan. Mengenai reliabilitas, jika tesnya memiliki
konsistensi yang tinggi, maka tes tersebut akurat, reproducible, dan generalizable terhadap
kesempatan testing dan instrumen yang sama.Reliabilitas merupakan derajat keajegan
(konsisten) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang sama. Definisi ini dapat
diilustrasikan dengan seseorang yang diukur tinggi badannya akan diperoleh hasil yang tidak
berubah walaupun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan skala yang berbeda. Kaitannya
dengan dunia pendidikan, prestasi atau kemampuan seorang siswa dikatakan reliabel jika sudah
dilakukan pengukuran.
Realibilitas adalah Kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.Alat dan cara
mengukur dan mengamati sama-sama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.Perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat.Dalam penelitian nasional
sudah ada standar internasional untuk pengukuran dan pengamatan sedangkan dalam penelitian
keperawatan(Psikososial) walaupun sudah ada beberapa pertanyaan(Kousioner) yang sudsh
distandarisasi secara nasional maupun internasional.Peneliti perlu menyeleksi instrument yang
dipilih dengan mempertimbangkan keadaan social budaya dari area penelitian.Reliabilitas
dibatasi seberapa kekonsistenan hasil pengukuran suatu variabel. Terdapat beberapa jenis uji
reliabilitas yaitu:
a. Teknik Test-Retest
Pengujian reliabilias dengan test-retest dilakukan dengan cara mencobakan satu jenis
instrumen beberapa kali pada subjek (responden) yang sama. Reliabilitas instrumen
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan
selanjutnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi positif dan
signifikan. Korelasi antara hasil uji pertama dengan hasil uji selanjutnya diuji dengan
korelasi Product Moment untuk mencari koefisien korelasinya. Instrumen diujikan
pada responden yang sama, dalam selang waktu antara kira-kira antara 15-30 hari.
Bila terlalu dekat kurang baik sebab masih ingat betul jawaban pertama, bila terlalu
lama kurang bagus karena mungkin sudah terjadi perubahan pada diri responden
dalam hal variabel yang hendak diukur. Hasil pengukuran pertama dikorelasikan
dengan hasil pengukuran yang kedua menggunakan rumus product momen, bila
signifikan berarti reliabel, bila tidak signifikan tidak reliabel.
b. Teknik Belah Dua
Melakukan uji coba alat ukur pada sejumlah responden kemudian dihitung
validitasnya. Item-item yang valid dikumpulkan yang tidak valid dibuang. Item-item
yang valid tersebut dibagi dua. Skor masing-masing item tiap belahan dijumlahkan,
sehingga menghasilkan dua skor total dari belahan kedua dengan menggunakan
teknik product moment. Oleh karena hasil korelasi berasal dari angka-angka item
yang dibelah maka angka korelasinya akan lebih rendah daripada tidak dibelah. Oleh
karena itu harus dicari angka korelasi untuk seluruh item deengan menggunakan
rumus.
c. Teknik Bentuk Pararel
Melakukan uji coba alat ukur pada sejumlah responden kemudian dihitung
validitasnya. Item-item yang valid dikumpulkan yang tidak valid dibuang. Item-item
yang valid tersebut dibagi dua. Skor masing-masing item tiap belahan dijumlahkan,
sehingga menghasilkan dua skor total dari belahan kedua dengan menggunakan
teknik product moment. Oleh karena hasil korelasi berasal dari angka-angka item
yang dibelah maka angka korelasinya akan lebih rendah daripada tidak dibelah. Oleh
karena itu harus dicari angka korelasi untuk seluruh item.
2.3.1 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yangmempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang
reliabel. Reliabilitas memiliki istilah atau nama lain seperti keterpercayaan, keterhandalan,
keajegan, kestabilan, konsistensi.Berdasarkan arti kata tersebut, maka instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang hasil pengukurannya dapat dipercaya. Salah satu kriteria instrumen yang
dapat dipercaya jika instrumen tersebut digunakan secara berulang-ulang, hasil pengukurannya
tetap. Mistar dapat dipercaya sebagai alat ukur, karena berdasarkan pengalaman jika mistar
digunakan dua kali atau lebih mengukur panjang sebuah benda, maka hasil pengukuran pertama
dan selanjutnya terbukti tidak berbeda. Sebuah tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut
digunakan secara berulang terhadap peserta didik yang sama hasil pengukurannya relatif tetap
sama. Secara garis besar, ada dua macam cara menentukan reliabilitas instrumen, yaitu
reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
a. Reliabilitas Eksternal
Menguji reliabilitas eksternal suatu tes dilakukan dengan beberapa metode
diantaranya: (1) metode paralel, (2) metode tes ulang, dan (3) metode belah dua.
1. Metode Tes Ulang
Metode tes ulang atau test-retest method sering pula dinamakan metode stabilitas.
Metode tes ulang dilakukan dengan mengujicobakan sebuah tes kepada sekelompok
peserta didik sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda. Skor hasil uji coba pertama
dikorelasikan dengan skor hasil uji coba kedua dengan menggunakan teknik korelasi
product moment. Besar angka korelasi menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen.
Rumus product moment yaitu:

r x1 x2=

Contoh:

Langkah penyelesaian:
1. Menentukan jumlah skor masing-masing tes dan kuadrat dari jumlah skor
masing-masing tes sebagai berikut:
Σ X1 = 38
Σ X2 = 58

Σ = 294

Σ = 696

Σ X1 X2 = 444
2. Menghitung koefisien korelasi antara tes I dan tes II sebagai berikut:
r x1 x2=

=0,29

3. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada


suatu instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas
adalah ≥ 0,70. Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,296 lebih
kecil dari ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrument tidak
reliabel.
2. Metode Bentuk Pararel
Metode bentuk paralel atau alternate-forms method atau double test-double trial
method atau dikenal dengan juga metode ekuivalen. Metode paralel dilakukan dengan
mengujicobakan dua buah instrumen yang dibuat hampir sama. Uji coba dilakukan
terhadap sekelompok responden. Setiap responden mengerjakan atau mengisi kedua buah
tes. Kemudian skor-skor kedua buah tes tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi
Product Moment. Angka korelasi ini menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen.
Metode paralel ini digunakan untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada
metode tes ulang. Ketika dua tes yang digunakan ternyata berbeda, maka faktor carry-
over effect tidak menjadi masalah lagi, walaupun bisa saja faktor mengingat pada
jawaban tes pertama sedikit berpengaruh pada tes kedua, khususnya apabila ditemukan
soal yang benar-benar mirip atau bahkan sama.
3. Metode Belah Dua
Metode belah dua digunakan untuk mengatasi kelemahankelemahan yang terjadi
pada metode bentuk paralel dan metode tes ulang karena metode ini memungkinkan
mengestimasi reliabilitas tanpa harus menyelenggarakan tes dua kali. Beberapa metode
belah yaitu:
a. Formula Spearman-Brown

Contoh :
Dari data yang terdapat pada tabel di atas maka dapat dihitung koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
1. Pembelahan ganjil-genap
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Membuat tabel persiapan penghitungan reliabilitas. Berdasarkan data maka dapat
dibuat tabel persiapan perhitungan reliabilitas pembelahan ganjil-genap sebagaimana
tertera pada tabel berikut:

2. Mencari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment


sebagai berikut:

Dari data pada tabel di atas maka dapat dilakukanpenghitungan korelasi product
momentnya sebagai berikut:
=

=0,22

3. Langkah berikutnya, setelah harga koefisien korelasi diperoleh yaitu 0,22, maka
selanjutnya dapat dihitung koefisien reliabilitas dengan formula Spearman-Brown
yaitu:
4. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada suatu
instrument dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥
0,70. Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,36 lebih kecil dari ketentuan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.

2. Pembelahan awal-akhir
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Membuat tabel persiapan penghitungan reliabilitas. Berdasarkan data maka dapat
dibuat tabel persiapan perhitungan reliabilitas pembelahan awalakhir sebagaimana
tertera pada tabel berikut:

2. Langkah kedua mencari koefisien korelasi dengan menggunakan rumusan korelasi


product moment sebagai berikut:
Dari data pada tabel di atas maka dapat dilakukan penghitungan korelasi product
momentnya sebagai berikut:

=
=0,09

3. Langkah berikutnya, setelah harga koefisien korelasi diperoleh yaitu 0,22, maka
selanjutnya dapat dihitung koefisien reliabilitas dengan formula Spearman-Brown yaitu:

4. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada suatu
instrument dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥ 0,70.
Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,36 lebih kecil dari ketentuan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.

b. Formula Flanagan
Contoh:

Dari data yang terdapat pada tabel di atas maka dapat dihitung koefisien
reliabilitas sebagai berikut:
1. Pembelahan ganjil-genap
Langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:
1. Membuat tabel persiapan penghitungan reliabilitas. Berdasarkan data
maka dapat dibuat tabel persiapan perhitungan reliabilitas pembelahan
ganjil genap sebagaimana tertera pada tabel berikut:
1. Mencari harga varians belahan pertama, varians belahan kedua dan
varians total sebagai berikut:
a. Varians belahan pertama (ganjil).

Dari data di atas dapat dihitung varians belahan pertama atau


varians belahan ganjil sebagai berikut:
b. Varians belahan kedua (genap).

Dari data di atas dapat dihitung varians belahan kedua atau varians
belahan genap sebagai berikut:
c. Varians Total

Dari data di atas dapat dihitung varians total sebagai berikut:

Dari perhitungan varians di atas diketahui:

=0.86

=2.36

=3.5

2. Menghitung koefisien reliabilitas menggunakan formula Flanagan


sebagai berikut:
3. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk
kepada Sudijono (2002) suatu instrumen dikatakan memiliki nilai
reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥ 0,70. Oleh karena
diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,16 lebih kecil dari ketentuan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.

c. Formula Rulon
Dari data yang terdapat pada tabel di atas maka dapat dihitung koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
1. Pembelahan ganjil-genap
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Membuat tabel persiapan penghitungan reliabilitas sebagaimana tertera pada tabel
berikut:
2. Langkah kedua mencari harga varians beda sebagai berikut:

3. Langkah ketiga adalah menghitung varians total sebagai berikut:


Dari data di atas dapat dihitung varians total sebagai berikut:

Dari perhitungan varians di atas diketahui:

=1,03

=2.48

4. Menghitung koefisien reliabilitas menggunakan formula Rulon sebagai berikut:

5. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada suatu
instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥
0,70. Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,59 lebih kecil dari ketentuan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.
2. Pembelahan awal-akhir
Langkah-langka penyelesaian:
1. . Langkah pertama adalah membuat tabel persiapan penghitungan reliabilitas
sebagaimana tertera pada tabel berikut:
2. Langkah kedua mencari harga varians beda sebagai berikut:

Dari tabel di atas dapat dihitung varians beda sebagai berikut:

3. Langkah berikutnya adalah menghitung varians total sebagai berikut:


Dari data di atas dapat dihitung varians total sebagai berikut:

Dari perhitungan varians di atas diketahui:

=1,43

=2.48
4. Menghitung koefisien reliabilitas menggunakan formula Rulon sebagai berikut:

5. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada Sudijono
(2002) suatu instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas
adalah ≥ 0,70. Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,59 lebih kecil dari
ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen tidak reliabel.

b. Reliabilitas Internal
Pada reliabilitas internal, uji coba dilakukan hanya satu kali dan menggunakan
satu instrumen. Kemudian hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus
reliabilitas instrumen.

1. Reliabilitas Untuk Instrumen Yang Berbentuk Dikotomi.


Reliabilitas untuk instrumen yang berbentuk dikotomi yaitu instrumen dengan pemberian
skor 0 dan 1 maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder
Richardson 20 ( KR. 20) dan Kuder Richardson 21 (KR. 21).
a. Rumus Kuder Richardson 20 ( KR. 20)
Penggunaan rumus KR. 20 digunakan apabila alternative jawaban pada instrument
bersifat dikotomi, misalnya benar-salah dan pemberian skor = 1 dan 0. Rumus KR.
20 adalah:
Contoh penggunaan rumus KR 20.
1. Langkah pertama tes hasil uji coba diberi skor-skor, kemudian didistribusikan ke dalam
tabel kerja sebagai berikut:

Dari tabel di atas diketahui:


k = 10
p.q = 1,656
2. Menghitung harga varians total sebagai berikut:

Untuk menyelesaikan rumus di atas dibutuhkan harga X2 dan (X)2 yang diperoleh dari
tabel berikut:

Dari data di atas dapat dihitung varians total sebagai berikut:

3.Menghitung koefisien reliabilitas sebagai berikut:


3. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada suatu
instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥ 0,70.
Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,38 lebih kecil dari ketentuan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.

b. Rumus Kuder Richardson 21 ( KR. 21)


Penggunaan rumus KR. 21 digunakan apabila alternative jawaban pada instrumen
bersifat dikotomi, misalnya benar-salah dan pemberian skor = 1 dan 0. Rumus KR. 21
adalah:

Contoh penggunaan rumus KR 21.


1. Langkah pertama tes hasil uji coba diberi skor-skor, kemudian didistribusikan ke dalam
tabel kerja sebagai berikut:
2. Langkah kedua menentukan rata-rata skor total sebagai berikut:

M=

=7.62
3. . Langkah ketiga menentukan varians skor total sebagai berikut:

Untuk menyelesaikan rumus di atas dibutuhkan harga X2 dan (X)2 yang diperoleh
dari tabel berikut:
Dari data di atas dapat dihitung varians total sebagai berikut:

4. Menghitung koefisien reliabilitas sebagai berikut:


= 1,1110,73

= 1,110,27

= 0,30
5. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada Sudijono
(2002) suatu instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas
adalah ≥ 0,70. Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,30 lebih kecil dari
ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel. Jika
dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan KR. 20 dan KR. 21 lebih besar
koefisiennnya adalah penghitungan dengan KR. 20. Memang menggunakan rumus KR.
20 cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi, akan tetapi pekerjaannya lebih rumit.

2. Reliabilitas Untuk Instrumen Yang Berbentuk Kontinum.


Reliabilitas untuk instrumen yang berbentuk kontinum yaitu instrumen dengan
pemberian skor yang skornya merupakan rentangan 0 - 10, 0 - 100 atau berbentuk skala 1
- 3, 1 - 5 atau 1 - 10, maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach yaitu:
1. Menentukan varians masing-masing butir:
Dengan demikian diperoleh total varian butir adalah:
2 = 4,25 + 5,24 + 6,89 + 8,65 + 3,50
= 28,8
2. Varians total dihitung sebagai berikut

3. Menghitung koefisien reliabilitas sebagai berikut:


4. Langkah terakhir adalah menentukan kriteria reliabilitas tes. Merujuk kepada suatu
instrumen dikatakan memiliki nilai reliabel apabila koefisien reliabilitas adalah ≥ 0,70.
Oleh karena diperoleh harga koefisien reliabilitas 0,91 lebih kecil dari ketentuan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tidak reliabel.

2.3.1 Prinsip Reliabilitas


a. Dalam menanyakan suatu fakta/kenyataan hidup pada sasaran penelitian harus
memperhatikan relevansi pertanyaan bagi responden artinya menanyakan sesuatu
yang dikenal responden
b. Pertanyaan yang diajukan harus cukup jelas berdasarkan kemampuan responden.Ini
penting mengingat tingkat intelektualitas responden dan penanya belum tentu
sama.Untuk itu pewawancara perlu dilatih dan disamakan interprestasi pertanyaan
antara peneliti dan petugas pengumpul data.Sehingga petugas dapat menjelaskan
secara rinci maksud dan tujuan pengukuran dan pengamatan pada sasaran penelitian
c. Perlu adanya suatu penekanan atau pengulangan
d. Standaridisasi

2.4 Uji Homogenitas


Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah
bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki
variansi yang sama.Jadi dapat dikatakan bahwa uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu
apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak
(NURYADI, 2017).
Dengan kata lain, homogenitas kita ingin meneliti sebuah permasalahan misalnya
mengukur pemahaman siswa berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.
Sebagai contoh, jika bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis
memang berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
Pengujian homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan untuk suatu sub materi
dalam pelajaran tertentu di sekolah yang dimaksudkan metode, beberapa yang cukup populer dan
sering digunakan antara lain: uji Harley, yang sama. homogen bisa berarti bahwa kelompok data
yang kita jadikan sampel pada penelitian memiliki karakteristik yang sama, misalnya berasal dari
tingkat kelas Cochran, levene dan Barlett (NURYADI, 2017).
1. Cara Menggunakan Analisis Homogenitas dengan Uji Barlett
Uji Bartlett digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok
data. Langkah-langkah uji homogenitas menggunakan uji Barlett :
a. Menghitung derajat kebebasan (dk) masing-masing kelompok
b. Menghitung varians (s) masing-masing kelompok
c. Menghitung besarnya log S² untuk masing-masing kelompok
d. Menghitung besarnya dk log S² untuk masing-masing kelompok
e. Menghitung nilai varians gabungan semua kelompok dengan rumus sebagai berikut

Keterangan S²gab = varians gabungan


f. Menghitung nilai B (nilai Barlett) dengan rumus sebagai berikut.

B = nilai barlett =

g. Menghitung nilai X² dengan rumusan sebagai berikut :

Dimana,
Si2 = varians tiap kelompok data
dki = n-1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = nilai Bartlett = (∑db) (log S2gab)
h. Setelah nilai Chi-Kuadrat hitung diperoleh, maka nilai Chi-Kuadrat tersebut
dibandingkan dengan Chi-Kuadrat tabel. Kriteria Homogen ditentukan jika Chi-
Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat tabel.
Hipotesis pengujian: Ho : σ12 = σ22 = σ32 = ..... = σn2
Ha : paling sedikit salah satu tanda tidak sama
Kriteria Pengujian:
Jika χ2hitung ≥ χ2 tabel(1-α; db=n-1), maka Tolak Ho
Jika χ2 hitung< χ2 tabel(1-α; db=n-1), maka Terima Ho (NURYADI, 2017).

2.5 Ekuivalensi dan Analisis


a. Ekuivalensi
Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen yang berbeda tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan). Percobaan dilakukan satu kali saja
pada responden yang sama. Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
instrumen satu dengan percobaan instrumen yang lainnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika
koefisien korelasi positif dan signifikan. Pengujian koefisien korelasi dan signifikansinya
dilakukan seperti pada uji test-retest menggunakan rumus korelasi Product Moment dan diuji
signifikansinya menggunakan r tabel atau uji t.

b. Analisis
Dalam Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut
pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara
inferensial. Masing-masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang
berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan
stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik
dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu. Dalam
bab inikita hanya akan membahas tentang analisis secara Deskreptif. Sesuai dengan
namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam
melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut
selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih
mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang. membutuhkan informasi tentang
keberadaan gejala tersebut.
Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap
deskripsi, belum sampai pada tahap generalisasi. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah
statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat
memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau
keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu. Secara teknis pada dasarnya
analisis Deskriptif merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi: Ukuran tengah
dan Ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan gambaran-gambaran tersebut antara satu
kelompok subyek dan kelompok subyek lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
analisis. Berbicara peringkasan data (yang berujud ukuran tengah dan ukuran variasi), jenis
data (apakah numeric atau katagorik) akan sangat menentukan bentuk peringkasan datanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti atau  derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi
atau arti sebenarnya yang diukur. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Sebaliknya data yang tidak valid adalah data yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada
obyek.
Validitas penelitian ada dua, yaitu: Pertama, validitas internal yakni validitas yang
berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kedua validitas
eksternal yakni berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan
atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Reliabilitas (stabilitas, dapat
dipercaya dan dapat diramalkan )adalah derajad ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang
ditunjukan oleh instrument pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Yusup, F., Studi, P., Biologi, T., Islam, U., & Antasari, N. (2018). UJI VALIDITAS DAN
RELIABILITAS. 7(1), 17–23.

Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian. 2(1), 28–36.

Hendryadi, H., Tinggi, S., Ekonomi, I., & Jakarta, I. (2018). VALIDITAS ISI : TAHAP AWAL
PENGEMBANGAN KUESIONER VALIDITAS ISI : TAHAP AWAL PENGEMBANGAN
KUESIONER. February. https://doi.org/10.36226/jrmb.v2i2.47

Zahra, R. R. N. R. (2018). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER HAMIDAH RACHMAYANTI


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ONLINE SHOP MAYOUTFIT DI
KOTA BANDUNG. 6(1), 43–57.

Handayani.2017.Buku ajar Biostatistik Deskriptif & Inferensial.Semarang:Badan Penerbit


Universitas Dian Nuswantoro
Rusyidi.2018.Statistik Pendidikan:Teori Dan Praktek Dalam Pendidikan.Medan:CV Widya
Puspita.

You might also like