Professional Documents
Culture Documents
Laporan Ilingje
Laporan Ilingje
Laporan Ilingje
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemetaan Ekologi Daerah
Rongga dan Sekitarnya ini dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan ini. Begitu pula untuk seluruh pihak yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan-
kekurangan yang ada. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan, sebagai pelajaran bagi penulis untuk pembuatan laporan yang lebih baik
kedepannya.
Demikian Laporan Pemetaan Ekologi ini penulis susun agar laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semua pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 3
BAB II 4
2.1. Kondisi Geologi 4
2.2. Kondisi Ekologi 4
2.3. Kondisi Lingkungan 4
2.4. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 4
2.5. Interaksi Komponen Biotik dengan Abiotik 4
2.6. Analisis Keseimbangan Lingkungan 4
BAB III 5
3.1. Kesimpulan 5
DAFTAR PUSTAKA 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain.
Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos.
Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”.
Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”.
Kondisi bentuk muka bumi dan jenis batuan ini sangat berpengaruh terhadap tipe
komunitas tumbuhan tertentu. Pada kondisi iklim yang sama, jenis-jenis batuan yang
berbeda akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Pada jenis tanah tertentu juga akan
menghasilkan tipe komunitas tumbuhan tertentu. Demikian pula kondisi topografi dan
relief mempengaruhi komposisi dan struktur tanah karena kondisi topografi dan relief
yang berbeda akan menyebabkan perbedaan pada kesuburan tanah dan kondisi air tanah.
Selain itu, perbedaan letak suatu tempat (ketinggian tempat dari permukaan laut) akan
menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh terhadap penyebaran tumbuhan.
Contoh nyata dari hubungan ekologi dengan geologi dan geomorfologi adalah
pada ekosistem hutan. Kondisi topografi dan bebatuan pada tanah ekosistem hutan akan
sangat mempengaruhi kondisi organisme yang hidup dalam ekosistemnya, termasuk
didalamnya jumlah, pertumbuhan dan perkembangan organisme didalam ekosistem
tersebut.
3
Karena itu perilaku pembangunan yang mengeksploitasi sumber daya alam hendaknya
diubah menjadi perilaku pembangunan yang memperkaya sumber daya alam dan
menaikkan nilai tambahnya. Sumber daya alam tidak hanya untuk generasi sekarang
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang.
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
buatan. Habitat memiliki pengertian berupa tempat tinggal dari sekelompok
makhluk hidup. Sedangkan komunitas merupakan kelompok makhluk hidup yang
saling berinteraksi pada suatu daerah tertentu.
Pada daerah penelitian ini memiliki beberapa jenis ekosistem diantaranya
sebagai berikut:
1. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan yang dimiliki oleh daerah penelitian kali ini berupa sawah,
kawasan PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air).
2. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan yang dimiliki oleh daerah penelitian kali ini berupa sungai.
3. Ekosistem Daratan
Ekosistem daratan yang dimiliki oleh daerah penelitian kali ini berupa hutan tropis
dan kawasan hutan lindung.
Tentunya dari banyaknya jenis ekosistem yang dimiliki oleh daerah
penelitian pada kali ini terdapat beberapa jenis habitat untuk jenis-jenis organisme
spesies tertentu. Khususnya dari banyaknya spesies yang dimiliki pada daerah
penelitian kali ini terdapat spesies-spesies fauna yang cukup langka dan dilindungi
di daerah penelitian ini seperti, kukang, surili, lutung, macan tutul, kancil dan
landak. Tidak terlepas dari habitat yang tentunya akan berkaitan dengan
komunitas-komunitas dari organisme yang hidup pada daerah penelitian kali ini.
Terdapat komunitas-komunitas dari fauna yang telah disebutkan sebelumnya
sebagai salah satu contoh dan bukti keberadaan komunitas makhluk hidup tertentu
pada daerah penelitian.
6
17.6 °C dengan curah hujan tahunan rata-rata adalah 2049 mm. Bulan terkering
adalah bulan Juli, dimana presipitasi hanya mencapai 79 mm. Puncak presipitasi
terjadi pada bulan April dengan rata-rata 266 mm, meskipun bulan ini juga
merupakan bulan terhangat sepanjang tahun. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan dalam 187 mm dari presipitasi antara bulan terkering dan bulan
terbasah.
Kualitas air di Kecamatan Rongga dapat dilihat dari sungai yang melewati
kecamatan tersebut, yaitu Sungai Cidadap. Tumpukan sampah sangat mudah
ditemukan di sepanjang aliran Sungai Cidadap. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan
masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan mengubah sungai tersebut
menjadi tempat pembuangan akhir. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan
beberapa pabrik pengolahan tepung di bantaran sungai dan pabrik tahu di bagian
hulu. Limbah pengolahan pabrik-pabrik ini dibuang langsung ke Sungai Cidadap.
Selain itu, banyak ditemukan vegetasi yang secara tidak sengaja diubah
menjadi area budidaya sayuran dan perkebunan di bagian hulu. Dampak yang
dapat diamati secara langsung di lapangan adalah percepatan sedimentasi di DAS
Sungai Cidadap dan penurunan debit air Sungai Cidadap yang tajam pada awal
musim kemarau. Namun, sejauh ini belum banyak upaya serius yang dilakukan
untuk memperbaiki kondisi tersebut.
7
Kecamatan Rongga tergolong memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi dengan beragam jenis fauna yang dilindungi, seperti macan tutul, surili,
lutung, kancil, kukang, dan landak. Kawasan hutan lindung di sekitar PLTA
Upper Cisokan yang terletak di Desa Cicadas, Desa Bojongsalam, dan Desa
Sukaresmi memang merupakan habitat yang cocok bagi satwa buas, seperti babi
hutan, macan, dan beberapa fauna lainnya. Habitat macan tutul berada di
Kampung Babakan Bandung, Desa Sukaresmi, yang sebelumnya direncanakan
sebagai tempat pemukiman kembali (relokasi). Selain itu, Dinas Perikanan dan
Peternakan (KBB) Kabupaten Bandung Barat mendapat laporan adanya anjing liar
yang meneror warga di kawasan Kecamatan Rongga. Anjing liar tersebut
dikabarkan telah memburu puluhan ternak warga.
Kecamatan Rongga merupakan salah satu area perkebunan aren dan telah
ditetapkan sebagai komoditas unggulan Kabupaten Bandung Barat. Aren (Arenga
pinnata) merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan potensi ekonomi
yang menjanjikan. Selain berpotensi menghasilkan gula semut dari getahnya,
produk turunan lainnya, seperti kolang-kaling, ijuk, cuka, dan alkohol, juga
memiliki nilai ekonomi dan dapat menambah penghasilan petani hutan.
8
gladiola, anggrek. Kecamatan Rongga direkomendasikan sebagai wilayah
pertanian, pemukiman, hutan lindung, perkebunan, dan pariwisata. Potensi
pariwisata di kecamatan ini sangat besar karena terdapat curug-curug, seperti
Curug Malela, Curug Ngebul, Curug Katumbiri, Curug Sumpel, Curug Manglid,
Curug Leuwi Dulang, meskipun beberapa curug belum dikembangkan
sepenuhnya.
9
Fasilitas pelayanan dasar di desa-desa tersebut masih kurang lengkap
dengan hanya satu atau dua fasilitas dan akses ke fasilitas tersebut cukup sulit
dirasakan warga. Apabila pemerintah masih sulit untuk mengadakan fasilitas dasar
tersebut, alternatif lain adalah dengan melakukan perbaikan sarana dan prasarana
transportasi desa sehingga warga memiliki akses yang mudah ke fasilitas tersebut.
Salah satu faktor penting dalam perkembangan wilayah adalah aksesibilitas.
Kesulitan akses ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan angkutan umum,
operasional angkutan umum, serta kesulitan akses ke infrastruktur, pelayanan
pendidikan dan kesehatan karena keberadaan kecamatan ini yang cukup sulit dan
jauh secara geografis.
10
- Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur
2.4.2 Kependudukan
2.4.3 Pendidikan
11
Untuk mencapai kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi perlu
didukung oleh sumber manusia yang berkualitas berdasarkan pendidikan yang
dilalui dan kesehatan yang memadai. Pendidikan menjadi investasi sumber daya
manusia yang berdampak positif untuk komunitas seperti kerja yang lebih baik,
produksi yang efisien, meningkatnya kesejahteraan serta pendapatan yang
meningkat bagi individu dalam komunitas. Parameter kualitas pendidikan salah
satunya ialah keberadaan fasilitas atau sarana pendidikan pada suatu wilayah. Di
Kecamatan Rongga terdapat fasilitas pendidikan mulai tingkat dini hingga tingkat
atas dengan total jumlah sekolah negeri dan swasta seluruh jenjang adalah 82
sekolah yang terbagi menjadi 27 sekolah tingkat TK, 45 sekolah tingkat dasar, 14
sekolah tingkat menengah pertama (SMP), 5 sekolah tingkat menengah atas
(SMA), dan 1 sekolah tingkat menengah kejuruan (SMK).
12
pencaharian. Produksi pertanian dan perkebunan menjadi komoditas utama di
wilayah Kecamatan Rongga. Dapat terlihat dari data berikut ini yang berkaitan
dengan luas panen serta produksi dari komoditas pertanian dan perkebunan
berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Tahun 2021.
13
Selain dari sektor pertanian dan perkebunan, Kecamatan Rongga
menjadikan industri kecil menengah sebagai mata pencaharian lain. Industri ini
bergerak di berbagai bidang seperti makanan, kayu, logam, anyaman
rotan/bambu, dan gerabah (keramik/batu). Dijumlahkan terdapat 148 unit usaha
industri kecil menengah.
14
tempat pembangunan PLTA. Dengan dibangunnya PLTA Upper Cisokan, membuka
akses jalan beraspal yang bisa dimanfaatkan untuk mobilisasi masyarakat yang
tinggal di Kecamatan Rongga.
Ditinjau dari kelompok umur berdasarkan data Hasil Sensus Penduduk 2020,
Kecamatan Rongga didominasi oleh kelompok umur yang produktif yakni sebesar
68,3% atau 31.434 jiwa dari total jumlah penduduk di Kecamatan Rongga. Ini
menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi dalam segi pembangunan wilayah dapat
bekerja dengan baik. Lalu dilihat dari Peta Ekologi, dapat dikatakan bahwa wilayah
penelitian masih terjaga dalam keseimbangan lingkungannya karena wilayah
penelitian di dominasi oleh area hutan, area kebun dan area sawah dengan area
pemukiman yang masih minim dengan area hutan yang menyelimuti wilayah
penelitian, dan area kebun yang dominan terdapat di arah utara wilayah penelitian.
Dan juga dapat dikatakan bahwa daya dukung lingkungan masih mencukupi dengan
persentase pemukiman hanya 12% dari total wilayah penelitian.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Barat, B.P.S.K.B., 2021. Kecamatan Rongga Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bandung Barat
Barat, B.P.S.K.B., 2021. Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bandung Barat
Statistik, D. K. I., 2018. Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2018. Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bandung Barat
Utina, R., 2015. Ekologi dan Lingkungan Hidup.
17