Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, akan tetapi besar harapan penulis
makalah ini dapat membantu mahasiswa sebagai referensi tentang Manajemen Pendidikan di
SD/MI khususnya mengenai Manajemen Pembiayaan Pendidikan yang kelak dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan oleh Allah SWT.
Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan............................................................2
B. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan...........................................................................2
C. Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan........................................................................5
D. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan.............................................7
E. Pelaksanaan Anggaran Pendidikan...............................................................................10
F. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan...........................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan
manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan
sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan
merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan sebuah sumberdaya guna tercapainya
tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu. (Dr. H. Anwar Sewang, 2015).
Dalam penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari berbagai komponen
yang berpengaruh untuk menunjang berbagai proses pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan adalah salah satu
indikator lembaga pendidikan mencapai tujuan pendidikan yang termasuk dalam
kajian manajemen pembiayaan pendidikan (Fattah . N, 2017).
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan dan pertanggung jawaban dana pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan
meliputi tiga hal, yaitu : penyusunan anggaran, pembiayaan, pemeriksaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini , antara lain :
1. Apa pengertian manajemen pembiayaan pendidikan ?
2. Bagaimana konsep dasar pembiayaan pendidikan ?
3. Darimana sumber-sumber pembiayaan pendidikan berasal ?
4. Bagaimanakah perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan ?
5. Bagaimanakah pelaksanaan anggaran pendidikan ?
6. Bagaimanakah pengawasan pembiayaan pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian manajemen pembiayaan pendidikan.
2. Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar pembiayaan pendidikan.
3. Agar mahasiswa mengetahui sumber-sumber pembiayaan pendidikan.
4. Agar mahasiswa mengetahui perencanaan anggaran dan belanja lembaga
pendidikan.
5. Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan anggaran pendidikan.
6. Agar mahasiswa mengetahui pengawasan pembiayaan pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terwujud berdasarkan rencana yang dibuat sebelumnya. Kemudian evaluasi
merupakan bentuk penilaian terhadap pencapaian target atau tujuan dari yang didanai.
Adapun kegiatan inti yang ada dalam manajemen keuangan pendidikan bisa
dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan
(accounting), pemeriksaan (auditing). Ketiga komponen inti tersebut sudah
seharusnya bisa dilakukan secara professional sehingga manajemen keuangan
pendidikan bisa berjalan dengan efektif dan efisien untuk membantu mewujudkan
tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Suhadi Winoto, 2021).
1. Konsep Penganggaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah penganggaran adalah
proses mengikhtisarikan rancangan pengeluaran dan penerimaan keuangan selama
janga (waktu) tertentu. Adapun pengertian lainnya yaitu kegiatan mengalokasikan
sumber daya untuk mencapai sasaran usaha dalan jangka (waktu) tertentu (Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, 2016).
Dalam kegiatan umum keungan, kegiatan manajemen pembiayaan pendidikan
meliputi tiga hal, antara lain yaitu :
a. Penyusunan Anggaran (Budgeting)
Penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran (budget).
Budget yaitu rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk uang yang digunakan untuk memenuhi tujuan dalam suatu waktu.
Dengan demikian, di dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh suatu lembaga.
Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah untuk mewujudkan
rencana yang telah disusun. Kegiatan penyusunan anggaran ini melibatkan
berbagai pihak yang berwenang, yang pada dasarnya merupakan kesepakatan
untuk menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran.
b. Pembukuan (Accounting)
Accounting ini merupakan pengurusan yang meliputi dua hal yaitu :
1) Menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang.
2) Menyangkut menerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang (merupakan
urusan tindak lanjut dari kewenangan.
3
Pengurusan yang dimaksud bukan menyangkut kewenangan menentukan,
tetapi hanya melaksanakan, yang dikenal dengan pengurusan bendaharawan.
Bendaharawan merupakan orang atau badan yang mengemban tugas atau
diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, dan membayar, ataupun
menyerahkan uang atau surat-surat serta barang-barang berharga.
Bendaharawan memiliki tanggung jawab atas apa yang menjadi kewajiban
atau tugasnya.
c. Pemeriksaan (Auditing)
Auditing merupakan pertanggungjawaban atas keseluruhan kegiatan
yang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang bersangkutan
untuk keperluan bersama.
Pihak yang bertugas menerima laporan pertanggungjawaban ataupun
melakukan pemeriksaan, berbeda-beda bagi setiap unit, satuan, ataupun
lembaga. Misalnya saja bagi unit-unit di dalam departemen,
mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK melalui departemen
masing-masing.
2. Asas – asas Dalam Anggaran
Dalam penyusunan anggaran pendidikan, ada beberapa kaidah yang menjadi dasar
yang tegas untuk mengambil tindakan atau langkah-langkah antisipatif agar tidak
terjadi penyelewengan anggaran pendidikan, maka diterapkan beberapa asas
dalam penyusunan dan penetapan anggaran pendidikan menurut Setyorini (2015)
yang mengutip dari (Arwildayanto et al., 2017) antara lain yaitu :
a. Asas plafond, bahwa anggaran belanja yang boleh diminta tidak melebihi
jumlah tertinggi yang telah ditentukan.
b. Asas pengeluaran berdasarkan mata anggaran, artinya bahwa pengeluaran
pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang telah ditetapkan.
c. Asas tidak langsung, yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerima uang tidak
boleh digunakan secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran.
3. Karakteristik Pembiayaan Pendidikan
Menurut Suharti T. (2015) yang mengutip dari (Arwildayanto et al., 2017) ada
beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen
keuangan dan pembiayaan pendidikan, diantaranya yaitu :
4
a. Biaya pendidikan selalu menunjukkan kenaikan, dimana perhitungan
pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost yang terdiri dari :
1) Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas
yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan.
2) Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan
yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun
jangka waktunya berbeda.
3) Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan
memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan
memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan dengan kegiatan
belajar mengajar.
b. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor sumber
daya manusia. Dimana pendidikan dapat dikatakan sebagai “human
investment”, yang artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia, yakni
pendidik dan tenaga kependidikan.
1) Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah, semakin
bermutu sekolah tersebut, kecenderungan penggunaan biaya yang besar
semakin menjadi kebutuhan yang realistis dan sebaliknya semakin kecil
biaya yang disediakan kecenderungan untuk tidak bermutu semakin
menjadi realistis.
2) Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya
untuk sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum.
3) Unit cost rutin komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir
sama dari tahun ke tahun sehingga bisa diprediksi dan diestimasi.
5
Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada
tanggal 27 Maret 1989. Pada bab VIII pasal 33-36 dijelaskan mengenai sumber daya
pendidikan. Kategori pembiayaan pendidikan terdiri dari beberapa bagian (Amka,
2021) :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Aanggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD)
Merupakan biaya langsung yang terkait dengan penggajian guru,
administrator, staf sekolah, pembelian peralatan, materi pelajaran dan gedung
sekolah. Dana pendidikan selain gaji dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari APBD. Dana APBD berasal dari APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten/Kota. Dana tersebut tergantung pada kemampuan
keuangan pemerintah setempat dan daerah lain.
Dana pendidikan yang berasal dari APBD diperuntukkan sama dengan dana
yang berasal dari APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan untuk pendanaan
pembangunan, tergantung pada kebutuhan sekolah. Untuk pendanaan rutin
contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga honorer.
Untuk pendanaan pembangunan direalisasikan untuk rehabilitasi gedung,
sarana olahrada dan sejenisnya. Dana APBN pun dapat digunakan untuk Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan
dana APBD digunakan untuk Bantuan Operasional Pembangunan (BOP).
Sedangkan dana rutin, yaitu dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin seperti
tambahan gaji guru, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, biaya
pemeliharaan.
2. Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik
untuk menunjang biaya pendidikannya.
3. Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3
Sumbangan BP3 atau yang sekarang dikenal sebagai SPP yaitu dana untuk peserta
didik seperti untuk pembayaran seragam, buku, ATK, transport. Selain
sumbangan SPP juga ada dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai
pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana prasarana, alat belajar, media.
4. Sumbangan dari Pemerintah Daerah Setempat
Merupakan sumbangan yang diterima oleh sekolah dari pemerintah daerah
setempat dimana sekolah tersebut berada.
6
5. Bantuan lain-lain
Bantuan ini merupakan yang diterima oleh sekolah dari berbagai pihak selain
APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari Masyarakat,
Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari
kerjasama sekolah dengan instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah
bantuan yang berasal dari luar negeri.
1. Pemerintah pusat dan daerah yaitu dengan mengusahakan agar alokasi untuk
sektor pendidikan diperbesar, pemanfaatan dana secara efektif dan efisien,
dan mengusahakan adanya alokasi bagi sektor pendidikan yang diambil dari pajak
umum.
2. Orang tua peserta didik yaitu dengan menyadarkan orang tua agar mau dan tertib
membayar SPP dan pendanaan lainnya yang diizinkan pemerintah, pemanfaatan
dana dari orang tua peserta didik seefektif dan seefisien mungkin.
3. Masyarakat yaitu dengan mengajak dunia usaha untuk bersedia sebagai fasilitator
praktik peserta didik, menghimbau dunia usaha agar bersedia memberikan dana
yang lebih besar untuk dunia pendidikan.
4. Pihak lain (institusi) yaitu dengan mengusahakan bentuk kerja sama yang tidak
saling mengikat namun menguntungkan serta mempertimbangkan bentuk-bentuk
pinjaman agar tidak memberatkan di kemudian hari.
5. Dana hasil usaha sendiri yang halal seperti penyewaan alat, koperasi, kopma.
7
2. Strategic management sebagai upaya untuk mengelola proses perubahan.
3. Strategic thinking sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil
yang dicapai secara berkesinambungan.
Bagi semua jenis sekolah, setiap tahun harus membuat perencanaan anggaran
yang disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah. Tujuan penyusunan
anggaran ini di samping sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya,
juga sebagai pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang
diterima. Dengan adanya RAPBS ini maka sekolah tidak dapat semaunya memungut
sumbangan dari orang tua siswa (Komite Sekolah) dan sebaliknya Komite Sekolah
menjadi puas mengetahui arah penggunaan dana yang mereka berikan.
Dalam perencanaan pembiayaan, terlebih dahulu harus memahami jenis-jenis
biaya dalam istilah pembiayaan. Jenis-jenis biaya tersebut yaitu :
1. Biaya langsung (direct cost)
Merupakan biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah
sebagai suatu lembaga meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proses
belajar mengajar, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam
bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama
belajar.
Istilah lain yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan dan
pengeluaran. Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh rutin
setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran
Merupakan jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan sifatnya, pengeluaran
dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
8
Contoh pengeluaran tidak rutin : pembangunan gedung, pengadaan kendaraan
dinas, dan lain sebagainya.
Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost dan
unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan unit
cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan biaya satuan terdapat
dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan
perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari
berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro
berdasar pada alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta
didik.
Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut dengan
rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :
Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Lipham (1985) yang
dikutip dalam (Arwildayanto et al., 2017) mengungkapkan empat fase kegiatan pokok
sebagai berikut :
9
efectiveness, dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai
sasaran.
2. Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme
anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran
perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukkan inventarisasi kelengkapan peralatan
dan bahanbahan yang telah tersedia.
3. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukaan, melakukan
pembelanjaan dan membuat transaksi, membuatn perhitungan, mengawasi
pelaksanaan, sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku, serta membuat laporan
dan pertanggungjawaban keuangan.
4. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses belajar mengajar,
menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi
untuk perbaikan anggaran yang akan datang.
Selain itu terdapat usaha-usaha yang bersifat pengabdian terhadap masyarakat yang
menbutuhkan dana, kegiatan itu antara lain :
10
1. Pemberian keringanan uang kursus bagi warga belajar yang kurang mampu.
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan mengajar tenaga sumber belajar
3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pengabdian bagi kepentingan masyarakat sekitar.
4. Kesediaan mengelola kejar usaha atau magang diklusemas.
Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan adalah sebagai
berikut :
1. Penetapan standar atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya
maupun waktu.
2. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan standar
yang telah ditetapkan.
3. Menentukan tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi
rekomendasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan adalah kemampuan interval sistem pendidikan untuk mengelola
dana-dana pendidikan secara efisien. Pembiayaan pendidikan adalah sebagai nilai
rupiah dari seluruh sumber daya (input) yang digunakan untuk suatu kegiatan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisa sumber, tetapi
juga menggunakan dana secara efisien. Semakin efisien sistem pendidikan itu
semakin kurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya dan
lebih banyak yang dicapai dengan anggaran yang tersedia.
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan
meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembiayaan, pemeriksaan. Manajemen
keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan.
Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap
fungsifungsi keuangan. Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, yaitu
kegiatan mengkoordinirsemua sumber daya yang tersedia, pelaksanaan berdasarkan
rencana yang telah dibuat dan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13