You are on page 1of 23

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah


MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Yanti Yulianti, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Lyna Kartikasari (2019.3.7.1.00580)
2. Friska Rahmatika Azizah (2019.3.7.1.00569)

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam rangkaian sholawat dan salam senantiasa
tercurah bagi junjungan sang pemberi syafaat diakhir zaman Nabi Muhammad Rosulullah
SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Manajemen Pendidikan dengan  judul “Manajemen Peserta Didik” yang
diampu oleh Ibu Yanti Yulianti, M.Pd.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari semua
pembaca makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga Allah SWT menjadikan makalah ini
dapat memberi manfaat sebagai ilmu yang barokah bagi perkembangan dunia pendidikan,
Aamiin.

Cirebon, 2 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH .............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
C. TUJUAN MASALAH .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR MANAJEMEN PESERTA DIDIK ................................ 2
B. PENCATATAN DATA PESERTA DIDIK ................................................. 9
C. MUTASI DAN PROMOSI PESERTA DIDIK ............................................ 11
D. LAYANAN KHUSUS PESERTA DIDIK ................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 17
B. SARAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manajemen Peserta didik merupakan bagian yang integral dalam setiap proses
pelaksanaan pendidikan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh dan
berkualitas, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang No.20
Tahun 2003 yaitu mengatur tentang sistem pendidikan Nasional.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.(Undang-Undang RI Nomor 20 Sistem
Pendidikan Nasional 2003)

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah konsep dasar manajemen peserta didik?
2. Bagaimanakah pencatatan data peserta didik?
3. Bagaimanakah mutasi dan promosi peserta didik?
4. Bagaimanakah layanan khusus peserta didik?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar manajemen peserta didik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pencatatan data peserta didik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui mutasi dan promosi peserta didik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui layanan khusus peserta didik.

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MANAJEMEN PESERTA DIDIK


1. Pengertian Peserta Didik
Terdapat ragam terminologi peserta didik dalam konteks pendidikan Indonesia
yaitu siswa, murid, anak didik, pembelajar, subjek didik, warga belajar dan santri.
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.(Ananda 2018)
Menurut (Danim 2010: 1) “Peserta didik merupakan sumber utama
dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik tidak
dapat belajar tanpa bimbingan pendidik atau guru.
Sebaliknya,seorang pendidik atau guru tidak dapat mengajar tanpa
adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik
menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara
pendidik dan peserta didik.
(Danim 2010: 2) menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial
mengenai hakikat peserta didik, yaitu:
a. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan
psikomotorik.
b. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki
pola yang relatif sama.
c. Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya
sendiri, bukan sekedar miniatur orang dewasa.
d. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani,
meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.

3
e. Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi
proses belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai
dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat.
f. Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok
sekaligus mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai
insan yang unik.
g. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan
secara individual dan kelompok, serta mengharapkan
perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk
gurunya.
h. Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif
dalam menghadap lingkungannya.
i. Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah
yang paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau
menjadi lebih buruk.
j. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka
keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau
dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.
Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dideskripsikan bahwa, peserta didik
adalah individu yang senantiasa mengharapkan dan membutuhkan bimbingan ilmu
berupa pendidikan secara intensif dari seorang pendidik untuk mencapai cita-
citanya di masa mendatang.
2. Manajemen Peserta Didik

4
Secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang
berarti mengatur.(Hasibuan 2007)
“Kamus Lengkap Indonesia-Inggris”, menjelaskan bahwa kata manajemen
(management) berarti pimpinan, direksi dan pengurus, yang diambil dari kata kerja
“manage” dalam bahasa perancis berarti tindakan membimbing atau memimpin.
Sedangkan dalam bahasa latin management berasal dari kata “managiere” terdiri
dari dua kata yaitu manus dan agere. Manus Berarti tangan dan “agere” berarti
melakukan atau melaksanakan.(Purwodarminto 1974)
George R. Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses khas yang
terdiri atas tindakan-tindakan perncanaan, pengorganisasian, penggerakan,dan
pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM
dan sumber daya lainnya.(Hasibuan 2007)
Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh
peserta didik dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan, agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien.(Daryanto 2013)
Menjelaskan (Mustari 2014) bahwa manajemen peserta didik adalah layanan
yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di
kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan minat,kebutuhan sampai ia matang di
sekolah.
(Imron 2016),mendeskripsikan makna manajemen peserta didik adalah usaha
pengaturan terhadap peserta didik,mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus.
3. Fungsi dan Tujuan Manajemen Peserta Didik
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik individu, sosial, aspirasi, kebutuhan
dan potensi lainnya.(Ananda 2018). Hal ini sesuai dengan penjelasan yang
disampaikan (Imron 2016) bahwa secara umum fungsi manajemen peserta
didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya,
sosialnya, aspirasinya,kebutuhannya, dan potensi lain peserta didik.

5
(Ananda 2018),Merujuk kepada penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa
fungsi manajemen peserta didik dalam lingkup yang lebih terperinci yaitu sebagai
berikut:
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik.
Fungsi ini diharapkan dapat membuat peserta didik mampu
mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak hambatan,
potensi-potensi tersebut meliputi kemampuan umum yaitu kecerdasaan,
kemampuan khusus yaitu bakat, dan kemampuan-kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan segi sosial peserta
didik.Fungsi ini berkaitan erat dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk
sosial, fungsi ini membuat peserta didik mampu bersosialisasi dengan
teman sebayanya, dengan orang tuanya, dengan keluarganya, dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik.Fungsi ini diharapkan mampu membuat peserta didik bisa
menyalurkan hobi, kesenangan, dan minatnya, sebab hal tersebut dapat
menunjang perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik.Fungsi ini membuat peserta didik sejahtera dalam menjalani
hidupnya, sebab jika hidup seorang peserta didik sejahtera maka ia akan
memikirkan kesejahteraan sebayanya.

Tujuan manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial,aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya.(Mustari 2014)
Senada dengan penjelasan Mustari dipaparkan (Imron 2016) bahwa tujuan
manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah.Sedangkan
tujuan khusus manajemen peserta didik secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan) bakat
dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

6
d. Dengan tercapai tujuan pada poin 1, 2, dan 3 di atas maka diharapkan
peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, yang
lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
4. Prinsip Manajemen Peserta Pendidik
Menjelaskan (Kemendikbud 2013) terkait prinsip manajemen peserta didik
adalah sebagai berikut:
a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah.
b. Segala bentuk manajemen peserta didik harus ditujukan untuk mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
c. Kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan
peserta didik yang mempunyai berbagai ragam latar belakang dan banyak
perbedaan.
d. Kegiatan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik. Kegiatan manajemen peserta didik
harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
e. Manajemen peserta didik harus fungsional bagi kehidupan peserta didik,
baik di sekolah terlebih di masa yang akan datang.
f. Penyelenggaraan manajamen pesera didik mengakui karakteristik peserta
didik, antara lain intelektual, minat,bakat, kebutuhan pribadi, pengalaman,
dan keadaan fisik.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam manajemen peserta didik
menurut Mustari (2014:109) adalah:
a. Penyelenggaraan harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
b. Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan/ atau
mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
c. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengembang
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
d. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan
mempunyai banyak perbedaan.

7
e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik
f. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.
g. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah, lebih-lebih di masa depan.
5. Ruang Lingkup Peserta Didik
Secara umum ruang lingkup manajemen peserta didik sedikitnya memiliki tiga
tugas utama yang harus diperhatikan,yaitu penerimaan murid baru, kegiatan
kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin (Fathurrohman 2012)
Ruang lingkup manajemen peserta didik menurut Imron (Imron 2016) adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan peserta didik
Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan
segala sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang dengan memperhatikan
seluruh aspek yang melingkupinya. Dengan demikian, masalah-masalah
yang muncul akan dapat ditangani sesegera mungkin.
b. Penerimaan peserta didik baru
Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Dalam penerimaan peserta didik baru ini
meliputi beberapa tahapan, yaitu:
1) Kebijaksanaan penerimaan peserta didik
2) Sistem penerimaan peserta didik
3) Kriteria penerimaan peserta didik baru
4) Prosedur penerimaan peserta didik baru
5) Problema penerimaan peserta didik baru.
c. Orientasi peserta didik
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka kemudian akan
memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. orientasi ini dilakukan
dari hari-hari pertama masuk sekolah. Pada bagian ini secara berurutan
terdiri dari:
1) Alasan dan batasan orientasi peserta didik
2) Tujuan dan fungsi orientasi peserta didik
3) Hari-hari pertama di sekolah

8
4) Orientasi peserta didik.
d. Mengatur Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik
Kehadiran peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik
tidak hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak
dapat dilaksanakan.Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi
yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar.
e. Pengelompokan Peserta Didik.
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka perlu
dikelompokkan atau diklasifikasikan. Pengklasifikasian diperlukan bukan
dimaksudkan untuk mengkotakkotakkan peserta didik, tetapi justru
dimaksudkan untuk membantu keberhasilan mereka. Kegiatan yang
termasuk dalam bagian ini yaitu:
1) Urgensi pengelompokan
2) Wacana pengelompokan
3) Jenis-jenis pengelompokan
4) Pengelompokan dan penjurusan.
f. Mengatur evaluasi hasil belajar peserta didik
Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik sangat perlu dilakukan, agar
diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil
belajar peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan.
Kegiatan yang termasuk dalam bagian ini yaitu:
1) Alasan perlunya evaluasi hasil belajar peserta didik
2) Batasan evaluasi hasil belajar peserta didik
3) Teknik-teknik evaluasi hasil belajar peserta didik
4) Kriteria-kriteria evaluasi hasil belajar peserta didik
5) Tindak lanjut evaluasi hasil belajar peserta didik.
g. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik
Kenaikan kelas dapat diatur sesuai dengan kebijakan dari masing-masing
sekolah. Dalam kenaikan kelas sering terjadi masalah-masalah yang
memerlukan penyelesaian secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika
data-data tentang hasil evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan
fungsi.Juga para guru harus berhati-hati dalam memberikan nilai hasil
evaluasi belajar kepada siswa.

9
h. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out
Mutasi dan drop out seringkali membawa masalah di dunia pendidikan.
Oleh karena itu, keduanya harus ditangani dengan baik, agar tidak
mengakibatkan keruwetan dan keribetan yang berlarut-larut, sehingga pada
akhirnya akan mengganggu aktivitas sekolah secara keseluruhan.
i. Kode etik, pengadilan, hukuman dan disiplin peserta didik
Pendidikan didasarkan atas norma-norma tertentu bagi peserta didik.
Norma-norma dan aturan-aturan tersebut, mengharuskan peserta didik
untuk mengikutinya. Selain itu, para pendidik selayaknya juga menjadi
contoh terdepan dalam dalam hal pentaatan terhadap tradisi dan aturan
yang dikembangkan di lembaga pendidikan.

B. PENCATATAN DATA PESERTA DIDIK


Pencatatan merupakan sebuah kegiatan yang digunakan suatu peristiwa, atau
untuk mengabadikan sesuatu yang dianggap penting dan berguna oleh seseorang.
Sedangkan data berasal dari kata jamak datum dalam bahasa inggris berarti suatu yang
diketahui atau dianggap. Sesuatu yang telah terjadi disebut fakta. Sedangkan menurut
Austin CJ, data adalah fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan
tertentu, jadi data adalah fakta yang belum diolah dan masih kasar.
Syarat data. Syarat dari sebuah data dianggap baik dan berguna mempunyai kriteria:
1. Data harus obyektif, artinya data itu menggambarkan seperti apa adanya.
2. Data harus mewakili.
3. Data harus mempunyai kesalahan baku ( standar error) yang kecil (apabila data
merupakan suatu perkiraan). Keslahan baku merupakan simpangan baku suatu
perkiraan dan digunakan untuk mengukur tingkat ketelitian. Makin kecil
kesalahan baku suatu perkiraan, makin telitilah perkiraan tersebut.

10
4. Data harus tepat waktu, syarat tepat waktu penting sekali jika data tersebut
akan digunakan untuk mengontrol pelaksanaan data perencanaan sehingga
persoalan yang terjadi dapat diketahui untuk segera diatasi, dikoreksi dan
dipecahakan.
5. Data harus mempunyai hubungan dengan persoalan yang dipecahkan.
6. Sifat data
a. Sifat Epidmiologis mencakup 3 (tiga) aspek:
1) Waktu yaitu saat kejadian dicatat dan dilaporkan.
2) Tempat yaitu lokasi kejadian dicatat dan dilaporkan.
3) Orang yaitu siapa atau subjek pencatatan dan pelaporan.
b. Sifat cakupan data yang dicatat dan dilaporkan:
1) Apakah cakupan waktu bersifat tunggal/potongan waktu.
2) Majemuk : bersifat rangkaian waktu.
3) Cakupan tempat bersifat spesifik: mewakili suatu daerah
tertentu.
4) Cakupan orangnya: kelompok/ perorangan.
c. Sumber data:
1) Data internal merupakan data yang berasal dari dalam organsasi
itu sendiri.
2) Data eksternal merupakan data yang berasal dari sumber-
sumber yang berada di luar organsasi itu sendiri.
Pencatatan data merupakan proses untuk memasukkan data ke dalam media
penyimpan data. Jika media tersebut berupa buku, pencatatan data dilakukan dengan
menulis pada lembar-lembar buku. Jika media tersebut berupa perangkat komputer,
pencatatan data dilakukan dengan mengetik melalui keyboard, penggunaan pointer
mouse, alat scanner atau kamera. Proses administrasi peserta didik (siswa) adalah
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
dilakukan pembinaan secara kontinu terhadap seluruh pegawai (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar
(PBM) secara efektif dan efisien pada siswa, demi tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari
penerimaan peserta didik baru sampai mereka meninggalkan sekolahnya (eksit),
karena telah tamat, meninngal dunia, putus sekolah atau karena sebab-sebab lain
sehingga ia terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.

11
Data sangat erat kaitanya dengan administrasi, data yang dikumpulkan dan
disusun serta saling terkait satu sama lainnya dapat disebut sebagai administrasi.
Dalam dunia pendidikan Guru sangat berperan dalam pengolahan data/ administrasi
kesiswaan. Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem
pengelolaan pendidikan di sekolah. Administrasi kesiswaan dilakukan agar
transformasi siswa menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan, dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaan
merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah,
sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang
kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif. Dari sinilah
betapa pentingnya administrasi kesiswaan bagi sekolah khususnya sekolah dasar,
menengah dan atas. Khusus dalam bidang adminitrasi kesiswaan. Kepala sekolah
selaku koordinator pelaksana administrasi kesiswaan bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya kegiatan keadministrasian tersebut, diantaranya yaitu kegiatan :
1. Penerimaan siswa baru
2. Pengelompokan siswa
3. Kehadiran dan ketidak hadiran siswa di sekolah
4. Penilaian kemajuan siswa
5. Laporan kemajuan siswa
6. Naik tidaknya siswa
7. Bimbingan kepada siswa
8. Pelayanan kesehatan siswa
9. Mutasi siswa

12
Sebuah data dan informasi yang dapat menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan siswa baik perorangan maupun kelompok perlu dihimpun, dicatat dan
diperlihara secara cermat dan teratur, sejak pertama kali siswa terdaftar di sekolah
sampai siswa tersebut tamat sekolah. Rangkaian kegiatan ini tidak selamanya
dikerjakan kepala sekolah tetapi ia melimpahkan sebagian pekerjaan ketata-usahaan
kepada guru dan pegawai tata usaha. Ikut sertanya guru dalam hal mengerjakan urusan
administrasi sekolah secara keseluruhan adalah wajar, karena administrasi kelas
merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada administrasi sekolah. Dengan
demikian guru khususnya guru kelas dan wali kelas tidak dapat melepaskan diri dari
urusan administrasi kelas dan sekolah, karena seorang guru sekolah dasar/menengah
dan atas, pada hakekatnya adalah seorang administrator pendidikan. Berdasarkan
uraian di atas, maka kepala sekolah, kepala tata usaha dan guru bersama-sama petugas
ketatausahaan lainnya memikul tanggung jawab dalam hal mengurusi adminitrasi
kesiswaan khususnya dalam menghimpun, mencatat, memelihara data/atau informasi
seluruh aspek perkembangan siswa.

C. MUTASI DAN PROMOSI PESERTA DIDIK


1. Pengertian Mutasi
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain
yang sejajar, dan/atau perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain
yang sejajar (Imron 2016)
2. Jenis Mutasi
Mendeskripsikan (Ananda 2018) secara garis besar bahwa mutasi peserta didik
diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah
yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah. Oleh karena
itu, ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu:
a. Mutasi Ekstern
Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah yang lain. Perpindahan ini hendaknya menguntungkan kedua belah
pihak, artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi sekolah
yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang
tuanya,serta sekolah yang akan ditempati.
Tujuan mutasi ekstern adalah:

13
1) mutasi didasarkan pada kepentingan peserta didik untuk dapat
mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan keadaan dan
kemampuan peserta didik serta lingkungan yang mempengaruhinya
2) memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan,
kemampuan sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:
1) Permintaan mutasi peserta didik diajukan oleh orang tua/wali
karena alasan yang dapat dibenarkan yaitu keluarga, kesehatan,
kejiwaan, ekonomi, dan lain-lain.
2) Mutasi peserta didik berlaku dari:
a) Sekolah negeri ke sekolah negeri, maupun ke sekolah
swasta
b) Sekolah swasta mandiri ke sekolah swasta mandiri maupun
ke sekolah swasta yang evaluasinya bergabung
c) Sekolah swasta menggabung ke sekolah swasta yang juga
bergabung.
d) Prosedur mutasinya adalah sebagai berikut:
 Kepala Sekolah membuat surat keterangan pindah
 Surat keterangan pindah tersebut harus diketahui dan
disahkan oleh kantor wilayah pendidikan nasional yang
akan ditinggalkan maupun yang akan didatangi.
b. Mutasi Intern
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah
atau yang dikenal dengan istilah kenaikan kelas. Dalam hal ini akan
dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas adalah
peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan selama
satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka
kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya.

14
Mengingat betapa pentingnya kenaikan kelas ini, maka setiap akhir
semester sekolah selalu mengadakan rapat kenaikan kelas yang dihadiri
oleh kepala sekolah dan dewan guru. Dalam hal ini peran wali kelas sangat
menentukan naik tidaknya peserta didik dalam kelas tertentu. Di samping
nilai akhir mata pelajaran, ada beberapa faktor yang dapat menentukan
seorang peserta didik berhasil atau tidak untuk naik kelas, antara lain:
kerajinan, kedisiplinan dan prilaku. Dalam rapat kenaikan kelas ini
dibicarakan juga tentang peserta didik yang nyaris tidak naik kelas,
sehingga perlu mendapat pertimbangan dari berbagai pihak dan juga
peserta didik yang terpaksa tidak naik kelas. Kepada peserta didik ini
masih diberi kesempatan untuk mengulang kelas atau pindah ke sekolah
lain. Untuk penempatan peserta didik yang naik kelas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1) Secara vertikal, cara ini dilakukan apabila peserta didik selalu
mengikuti kelasnya dari kelas I sampai kelas III,
2) Secara horizontal, pengelompokkan secara horizontal sebenarnya
berdasarkan prestasi peserta didik di kelas, sehingga di dalam suatu
kelas bervariasi prestasinya. Hal ini akan mendorong peserta didik
untuk berkompetisi meningkatkan prestasinya.
3. Faktor Penyebab Mutasi
Secara umum faktor penyebab mutasi peserta didik dapat dikelompokkan atas:
a. Faktor peserta didik.
Faktor peserta didik itu sendiri dapat menjadi penyebab mutasi peserta
didik sebagai berikut:
1) Peserta didik tidak mengikuti pelajaran di sekolah
2) Tidak suka dengan sekolah atau merasa tidak cocok
3) Malas
4) Ketinggalan dalam pelajaran
5) Bosan dengan sekolahnya.
b. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga dapat menjadi penyebab mutasi peserta didik
sebagai berikut:
1) Mengikuti orang tua yang pindah kerja

15
2) Dititipkan oleh orang tua ditempat kakek atau neneknya karena
ditinggal tugas/kerja ke lain daerah atau luar negeri.
3) Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar.
4) Orang tua meminta pindah.
5) Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan
di sekolah tersebut.
6) Mengikuti orang tua pindah rumah.
7) Mengikuti orang tua transmigrasi.
c. Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah dapat menjadi penyebab mutasi peserta didik
sebagai berikut:
1) Lingkungan sekolah yang tidak menarik
2) Fasilitas sekolah yang tidak lengkap
3) Guru sering tidak masuk
4) Kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta
didik
5) Jarak sekolah yang jauh dan sulit dijangkau
6) Sekolah dibubarkan atau tutup
7) Sekolah dianggap tidak bermutu yang diidentifikasikan dengan
rendahnya akan kelulusan.
d. Faktor teman sebaya
Faktor teman sebaya dapat menjadi penyebab mutasi peserta didik sebagai
berikut:
1) Bertengkar/berselisih dengan teman sekolah.
2) Diancam oleh teman sekolah.
3) Usia peserta didik lebih tua dibandingkan teman sebayanya.
4) Peserta didik merasa rendah diri
e. Faktor lainnya
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab mutasi peserta didik adalah

16
1) Sekolah sering dilanda banjir atau sekolah berada di wilayah rawan
banjir
2) Terjadi peperangan sehingga tidak memungkinkan adanya aktivitas
mengajar
3) Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah
tersebut berada
4) Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua.
4. Promosi Peserta Didik
Promosi atau publikasi merupakan termasuk dalam tahap penerimaan peserta
didik baru. Promosi atau publikasi dilakukan sepanjang tahun terutama pada
momen-momen penting promosi biasanya dilakukan dengan brosur, koran, media
elektronik dan lain-lain yang dapat menunjang promosi dalam suatu sekolah.
Untuk menambah daya tarik, biasanya sekolah mengajak serta peserta didik
yang berprestasi, baik akademik maupun non-akademik. Peserta didik itu disuruh
untuk presentasi tentang keberhasilannya bersekolah di sekolah tersebut dengan
segala daya dukungan yang disediakan sebagai fasilitas pengembangan prestasi di
hadapan calon peserta didik baru. Apalagi kalau peserta didik yang berprestasi itu
dulunya berasal dari sekolah sasaran, tentu akan sangat menguntungkan sebab
mereka telah memiliki ikatan batin yang kuat dengan adik-adik kelas, yang secara
psikologis sungguh berpengaruh.
Sekolah-sekolah yang memiliki sasaran multimedia lengkap yang didukung
oleh guru yang terampil dalam aplikasi teknologi informasi-komunikasi,
multimedia akan menjadi media promosi yang cukup menarik. Para calon peserta
didik baru dapat disuguhi secara audio-visual-berbagai kegiatan sekolah yang
menarik, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakulikuler.

D. LAYANAN KHUSUS PESERTA DIDIK


1. Pengertian Layanan khusus
Mendeskripsikan secara rinci (Ananda 2018) bahwa, Layanan khusus di
sekolah adalah penataan semua sumber (manusia dan non manusia) dalam rangka
penyelenggaraan layanan secara khusus kepada peserta didik guna mencapai
tujuan lembaga/sekolah secara lebih optimal.Terkait dengan layanan khusus, yaitu
dengan adanya pembinaan terhadap peserta didik.

17
Pembinaan peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik itu
sendiri, layanan-layanan khusus tersebut antara lain:
a. Layanan bimbingan dan konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal, sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya
dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan
sekolah, keluarga,dan masyarakat.
b. Layanan perpustakaan
Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab
perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di sekolah
dengan memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui koleksi bahan
pustaka yang dimiliki.
c. Layanan kantin
Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih,
dan higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat
dibutuhkan untuk menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan
yang tidak berbahaya
d. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi
nama usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk
meningkatkan dan membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.
e. Layanan transportasi
Layanan ini biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah
seperti PAUD atau TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran.
f. Layanan asrama
Bagi beberapa peserta didik, layanan asrama sangat berguna khususnya
peserta didik yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari lembaga pendidikan,
biasanya lembaga pendidikan yang menyediakan layanan asrama adalah
tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen
peserta didik adalah kegiatan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan
layanan peserta didik di kelas dan di luar kelas seperti pengenalan, pendaftaran, layanan,
individual (seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai dia
matang di sekolah). Syarat pencatatan data peserta didik, memiliki beberapa kriteria
diantaranya data harus obyektif, data harus mewakili, data harus mempunyai kesalahan baku
(standar eror yang kecil), data harus tepat waktu, serta data harus mempunyai hubungan
dengan persoalan yang dipecahkan. Kemudian dalam manajemen peserta didik terdapat
mutasi, adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain yang sejajar, atau
perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain yang sejajar. Pembinaan peserta
didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang
menunjang manajemen peserta didik itu sendiri, layanan-layanan khusus tersebut: Layanan
bimbingan dan konseling, layanan perpustakaan, layanan kantin, layanan kesehatan, layanan
transfortasi dan layanan asrama.
Demikian pembahasan makalah manajemen peserta didik. Diharapkan dengan
memahami dan mengamalkan pembahasan terkait manajemen peserta didik tersebut semoga
menjadi bekal ilmu untuk dapat diaplikasikan kelak kita menjadi seorang pengelola lembaga
pendidikan agar dapat mengelola lembaga pendidikan di SD/MI yang memenuhi kriteria
sesuai aturan sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkuliatas sesuai harapan dan cita-cita bangsa Indonesia.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan ataupun
kekurangan baik materi, penulisan, maupun tutur kata yang mungkin kurang tepat. Untuk itu
penyusun memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusdya;Muhammad Fadhli. 2018. Manajemen Peserta Didik (Pengelolaan Peserta


Didik Untuk Efektivitas Pembelajaran). Medan: Widya Puspita.

Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Fathurrohman, M dan Sulistyorini. 2012. Belajar Dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu


Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Imron, Ali. 2016. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Imlementasi


Kurikulum. Jakarta.

Mustari, Mohammad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Purwodarminto, Wojowarsito. 1974. Kamus Lengkap Indonesia-Inggris. Jakarta: Hasta.

Undang-Undang RI Nomor 20 Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

https://edoy05.wordpress.com/paper/manajemen-perserta-didik/

20

You might also like