You are on page 1of 37

ASUHAN KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM

Oleh :

Luh Gede Vera Yuniari 223221344


Ni Wayan Novi Yandeni 223221351
Ni Putu Desi Sukmayanti 223221326
Ni Made Emi Wahyuni 223221298
I Gede Agus Surya Saputra 223221350

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2022
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................4
2.1 Definisi Klimakterium..............................................................................................4
2.2 Etiologi Klimakterium..............................................................................................4
2.3 Prognosis Klimakterium...........................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis.....................................................................................................5
2.5 Klasifikasi Klimakterium...........................................................................................6
2.7 Komplikasi klimakterium..........................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan Klimakterium................................................................................7
2.9 Macam-macam Alat Kontrasepsi Pada Wanita dan Pria Serta Cara Penggunaan....9
BAB III..............................................................................................................................16
KONSEP KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM...................................................................16
3.1 Pengkajian...............................................................................................................16
3.2 Diagnosa.................................................................................................................20
3.3 Rencana Intervensi Keperawatan............................................................................21
BAB IV..............................................................................................................................36
PENUTUP.....................................................................................................................36
4.1 Simpulan.................................................................................................................36
4.2 Saran.......................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................37

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukan
pertambahan jumlah wanita yang memasuki fase klimakterium yang diperkirakan
meningkat hingga lebih satu miliar di tahun 2030. Proporsi di Asia diperkirakan
akan mengalami peningkatan dari 107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025.
Sedangkan menurut Badan Sensus Penduduk, di Indonesia jumlah setiap tahunnya
mencapai 5,3 juta orang dari jumlah total pendudukperempuan Indonesia yang
berjumlah 118.010.413 juta jiwa (Pusat data dan Informasi Kesehatan RI, 2013).
Penelitian menunjukan sebagian besar wanita tidak terpenuhi pada aspek
kebutuhan seksualnya, meliputi aspek gairah/minat seksual (82,43%),
perangsangan arousal (66,21%), orgasme (75,67%) serta 56,75% mengalami
disparenia. Data lainnya menunjukan bahwa sebagian besar para wanita usia 50-
60 tahun dalam penanganan gejala perimenopause dalam kategori kurang baik,
meliputi pengaturan nutrisi (58,14%), pengaturan aktivitas olahraga (65,69%),
pengaturan aktivitas seksual (52,32%), pengaturan stress dan emosi (65,69%),
pengaturan istirahat (50,58%), pengaturan pencarian informasi dan pelayanan
kesehatan (58,72%). ( Mira Trisyani Koeryaman, Ermiati 2018)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimaan konsep medis pada asuhan keperawatan klimakterium?
2. Bagaimaan konsep keperawatan pada asuhan keperawatan klimakterium?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis pada asuhan keperawatan klimakterium?
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan pada asuhan keperawatan
klimakterium?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Klimakterium
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase
usia tua (senium). Masa klimakterium 40-85% wanita mempunyai keluhan baik
fisik maupun psikologis (Niken Purbowati, 2019).
Fase klimakterium menurut Varney dalam buku saku kebidanan
mendefinisikan sebagai proses penuaan wanita dari tahap reproduktif ke
nonreproduktif, melalui tahapan fase awal pramenopause, menopause dan post
menopause. Pendapat lainnya dari Dennerstein, mengatakan bahwa awal periode
fase klimakterium diawali dengan penurunan kadar estrogen dan progesterone
yang dapat memicu berbagai gejala fisik dan psikologis pada wanita. Biasanya
gejala yang muncul dapat mempengaruhi aktivitas harian hingga berpengaruh
terhadap kualitas hidup. ( Mira Trisyani Koeryaman, Ermiati 2018).
Berdasarkan beberapa hasi survey dan penelitian di Indonesia, 70% para
wanita yang berusia 45 sampai dengan 54 tahun cenderung mengalami berbagai
gejala seperti hot flushes, jantung berdebar debar, gangguan tidur, depresi, mudah
tersinggung, merasa takut, gelisah dan lekas marah, sakit kepala, cepat lelah, sulit
berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga, berkunang kunang, kesemutan,
gangguan libido, obstipasi, berat badan bertambah, dan nyeri tulang dan otot. (
Mira Trisyani Koeryaman, Ermiati 2018)

2.2 Etiologi Klimakterium


Klimakterium merupakan proses alami yang akan terjadi saat seorang wanita
bertambah tua, seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin
sedikitmemproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi
melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Namun, klimaterium juga
dapat terjadi lebih dini yang terjadi akibat:

a) Primary ovarian insufficiency, Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik


atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi

4
b) Operasi pengangkatan rahim (Histerektomi), Setelah histerektomi, seorang
wanita memang tidak akan langsung mengalami klimakterium, namun
akan cenderung mengalami klimakterum lebih awal, klimakterum dapat
langsung terjadi setelah histerektomi bila indung telur juga ikut diangkat
c) Pengobatan kanker, Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker
rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu klimakterum dini.
(Dalal, P.Agarwal,M.2015)

2.3 Prognosis Klimakterium


Hasil observasi mencatat berbagai masalah fisik dan psikis yang dikeluhkan
oleh para wanita pada masa perimenopause seperti hipertensi, peningkatan berat
badan, myalgia atau badan terasa pegal pegal, rematisme tidak spesifik, sulit
tidur, lebih sensitive dan mudah marah, gangguan pada kulit, arthritis dan
gangguan lain pada kulit. Sedangkan keluhan lainnya meliputi ketidakpuasan atau
mengalami kesulitan dalam mencapai orgasme dalam aktivitas seksualnya. Para
wanita mengatakan minat dan gairah seksualitas menjadi berkurang sehingga
jarang melakukan aktivitas seksual. Sebagai upaya untuk mengurangi
ketidaknyamanan. ( Mira Trisyani Koeryaman, Ermiati 2018)

2.4 Manifestasi Klinis


a) Tidak mendapat haid
b) Hot flush,berdebar-debar,sakit kepala ,tangan dan kaki dingin,mudah
tersinggung,vertigo,cemas,depresi,insomnia,keringat pada malam
hari,pelupa,tidak dapat berkonsentrasi,penambahan BB.
c) Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher,kapan
saja selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil dan
kedinginan.
d) Kulit genetalia,dinding vagina,uretha menipis dan lebih kering sehingga
mudah terjadi iritasi,infeksi,disparemia,labia,klitoris,uterus,ovarium
mengecil/atrofi.bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh
akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang
tidak terimbangi.

5
e) Osteoporosis pada sekitar 25% wanita dalam waktu15-20 bulan setelah
menopause (purwoastuti,2015).

2.5 Klasifikasi Klimakterium

1) Menopaus Prematur. Menopaus prematur adalah menopause yang terjadi


di bawah usia 40 tahun. Menopause prematur ditandai apabila terjadi
penghentian masa menstruasi sebelumnya tepat pada waktunya disertai
dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin.
Jika tidak mengalami tanda-tanda yang seperti disebutkan, perlu tindak
lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapun penyebab
menopause prematur adalah herediter, gangguan gizi yang cukup berat,
penyakit menahun yang menyebabkan kerusakan kedua ovarium.
2) Menopause Normal. Menopause yang alami dan apabila terjadi pada usia
di akhir 40 tahun atau di awal 50 tahun.
3) Menopause Terlambat. Umumnya batas usia terjadi menopause adalah
usia 52 tahun, namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki
siklus menstruasi atau dalam arti masih mengalami menstruasi di usia 52
tahun(Kuswita,2012)

2.6 Patofisiologis Klimakterium

Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan


gonadotropin,sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus-
hifofisis.pertama terjadi kegagalan fungsi luteum.kemudian turunnya fungsi
steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negative terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua
gonadotropin itu ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH
(Purwoastuti,2015).

6
2.7 Komplikasi klimakterium
a) Penyakit jantung koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah
meliputi:kulit terasa kering,keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi wajah yang dapat melebar ke tengkuk(hot
flushes),mudah berdebar-debar,tekanan darah tinggi yang berlanjut
kepenyakit jantung koroner.adanya hipertensi dan peningkatan kadar
kolestrol menyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis.khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark
miokard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.
b) Masalah urogenital
Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontenensia) infeksi
saluran kemih.
c) Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen,maka proses oesteoblas yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi oesteoblast merusak tulang
meningkat.akibat tulang tua diserap dan dirusak oesteclast tetapi tidak
dibentuk tulang baru oleh osteoblast,sehungga tulang menjadi
oesteoporosis.
d) Dimensia
Wanita pasca menopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatannya
menurun hal ini menunjukan pengaruh dari menurunnya hormone
estrogen,dimana hormone estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari
degenerasi sel-sel saraf dan sel-sel otak.
e) Sindrom klimakterium
Tidak terjadi pada semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil.diasia-
indonesia,gejala ini tidak umum,lebih menonjol kemunduran keinginan
seksual sehingga menjadi keluhan dari semuanya(purwoastuti,2015).

2.8 Penatalaksanaan Klimakterium


a) Terapi non-hormonal

7
1) Arus panas (hot flush)
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B complex untuk
menekan stress dengan menormalkan system saraf
tubuh.meningkatkan konsumsi makanan tinggi fetonestrogen seperti
kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu,tempe,susu
kedelai) dan papaya.makanan sumber vitamin E y6ang tidak saja
dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah pengedapan
kolesterol diarteri sehingga peredaran darah menjadi lancer
(Purwoastuti,2015).
2) Kulit kering dan keriput
Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak
merusak,terutama buah-buahan dan sayur-sayuran.tingkatkan asupan
vitamin E yang terdapat dibiji-bijian terutama biji-bijian yaqng sudah
berkecambah. Vitamin E dapat menyerap dan menghancurkan pigmen
tanda-tanda permanen yang timbul pada kulit.perbanyak minum air
putih dan hindari merokok (purwoastuti,2015).
3) Pening,sakit kepala
Cobalah untuk bersantai,beristirahat atau melakukan meditasi.hindari
hal-hal yang menyebabkan ketegangan,depresi atau stress.hindari
alcohol dan kopi(purwoastuti,2015).
4) Pengerutan vagina
Menggunakan cream estrogen atau gel khusus vagina,melakukan
hubungan seks secara teratur (purwoastuti,2015).
5) Infeksi saluran kemih
Banyak konsumsiair putih.apabila kantung kemih dalam keadaan
penuh,pembilasan akan sering terjadi sehingga bakteri akan terbawa
keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang air kecil untuk
mencegah masuknya bakteri(purwoastuti,2015).
6) Insomnia
Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan fikiran
negative.melakukan aktivitas fisik diasiang hari.aktivitas fisik secara

8
teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak.jangan membuat perut
dalam keadaan kelaparan (purwoastuti,2015).
7) Gangguan psikis dan emosi
Perasaan marah dan sakit bias diakibatkan oleh ketidakseimbangan
natrium dan kalsium dalam cairan tubuh.selain memperbanyak
makan-makanan yang mengandung fitoestrogen,kurangi konsumsi
garam dan tingkatkan asupan kalium misalnya jeruk atau
pisang.menghargai dan mencinta diri sendiri dengan cara menerima
apa adanya(purwoastuti,2015).
8) Osteopororis
Meningkatkan asupan kalsium bias dari susu atau ikan dan paparan
sinar mataharipagi jam 08.00-09.00.
b) Terapi hormonal
Gejala-gejala klimakterium dapat diatasi dengan menggunakan terapi
penyulihan atau penggantian hormonal (HRT=hormone replacement therapy)
yang dilakukan dengan memasukan hormone-hormon seksual kedalam tablet
atau beberapa bentuk lainnya (purwoastuti,2015).

2.9 Macam-macam Alat Kontrasepsi Pada Wanita dan Pria Serta Cara
Penggunaan
Alat kontrasepsi terbagi atas 2 yakni farmakologi dan non-farmakologi,

a) Non-Farmakologi
1. Kontrasepsi Tekhnik
a. Coitus Interruptus (Senggama terputus) : ejakulasi dilakukan di
luar vagina. Efek sampingnya penyakit ginekologik, neurologist
kejiwaan (neurasteni, keluhatan prostat.
Cara pemakaian :

9
- Menarik penis keluar dari vagina pasangan lalu berejakulasi
dilur vagina
b. Sistem kalender (Pantang berkala) : tidak melakukan senggama
pada masa subur.
Cara pemakaian :
- Menghitung masa subur perempuan, biasanya masa subur
aadalah hari ke 8 hingga 19 dari masing-masing siklus haid
c. Prolonged lactation/menyusui selama 3 bulan setelah melahirkan.
Kelemahannys ketika ibu menyusui < 6 jam/hari, kemungkinan
terjadi kehamilan cukup besar
Cara pemakaian :
- Ibu harus memberikan asi penuh saat siang dan malam hari
selama bayi kurang dari 6 bulan
2. Kontrasepsi Mekanik
a. Kondom
Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang
dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik
(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada
penis salama hubungan seksual.. Kondom dapat digunakan
bersamaan dengan alat kontrasepsi dan membantu mencegah
penularan penyakit menular seksual Efektif 75-80%.
Penggunaan kondom cukup efektif bila dipakai secara benar
pada setiap kali berhubungan seksual. Kondom seharusnya
dipasang dengan benar sebelum berhubungan seksual dengan cara
memasukkan penis pada kantong kondom.
Cara pemakaian :
- memilih ukuran yang sesuai
- cek kemasan kondom
- buka kemasan dengan hati-hati
- pastikan posisi kondom tidak terbalik

1
- cubit ujung kondom menggunakan jari telunjuk dan
jempol saat meletakkan penis
- gunakan tangan lainnya untuk membuka gulungan
hingga sepanjang penis
- pastikan penis dalaam keadaan yang tegak
b. Femindom
Alat ini seperti kondom, tapi hanya dipakai oleh perempuan.
Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari
bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom laki-
laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel
sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa
dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Cara pemakaian :
- Buka kemasan dengan hati-hati
- Kondom wanita ini berukuran lebih besar dari kondom pria
dan meiliki dua buah ring, ring besar dan ring kecil
- Pegang ring kecil, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring.
Putar pelintir hingga sampai ke ring besar
- Sekarang kondom siap dimasukkan dalam vagina. Cari
posisi yang nyamana. Bisa duduk, jongkok atau berdiri
dengan satu kaki yang diangkat
- Sebelum bersenggama, pastikan ring besar tetap berada
diluar labia
- Jika perlu beri gel pelicin atau air liur pada penis untuk
memudahkan pemasukan
- Selesai bersetubuh, jepit ring besar dengan jari dan tarik
perlahan agar sperma tidak tumpah berantakan
- Sebaiknya bungkus rapi bekas femidom dengan tisu
sebelum dibuang ketempat sampah
c. Spermisida

1
Merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Cara kerja spermisida menyebabkan sel
membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Cara pemakaian :
- Sebelum mengisi aplikator (busa atau krim) cuci tangan
- Jarak tunggu 10-15 menit untuk melakukan insersi
- Perhatikan petunjuk penggunaan
- Ulangi pemberian bila dan 1-2 jam setelah insersi belum
terjadi senggama
- Menempatkan spermisida jauh kedalam vagina agar kanalis
serviks tertutup secara keseluruhan
d. Vaginal Diafragma
Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
yang diinersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual
dan menutup serviks. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak
mendapat akses mencapai alat reproduksi bagian atas (uterus &
tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Cara pemakaian :
- Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
- Pastikan diagfragma tidak lubang
- Oleskan spemisida pada kap diagfragma secara merata
- Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan
- Pisahkan bibir vulva, letakkan jari telunjuk ditengah kap
untuk pegangan yang kuat
- Masukkan diafragma kedalam vagina jauh kebelakang
- Dorong bagian depan pinggiran ke atas di bai tulang pubis
- Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi
e. AKDR dengan progestin
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum
wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat

1
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi
ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).
Cara pemakaian :
- Proses pemasangan dilakukan oleh tenaga ksehtan terlatih
dan sebelumnya akan dibius
b) Farmakologi
1. Kontrasepsi Sterilisasi

Mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada
pria (vasektomi).

Cara pemakaian :

- Harus konsultasikan dengan dokter


- Pasien akan di bius
- Dokter akan membuat sayatan kecil disekitar pusar lalu
perut akan diisi dengan gas karbondioksida
- Setelah perut menggmbung dokter akan memasukkan alat
khusus seperti klip
2. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan


untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesterone. Estrogen akan menekan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel
dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing
Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan
penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma
dan atrofi endometrium sehingga menghambat implantasi.

Cara pemakaian :

1
- Konsultasi dengan dokter
- Dilakukan penyuntikkan hormon progesteron sintesis oleh
dokter
- Progesteron akan perlahan dialirkan dalam darah selama 2
minggu
3. Pil
Kb

Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik.Pil


diminum setiap hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa
pil atau plasebo.
Cara pakai
- Iihat cara pemakaian di kemasan
- Minum 1 pil hormon setiap hari diwaktu yang sama selama
21 hari
- Berhenti sementara minum pil selama 7 hari selanjutnya
- Habiskan dosis pil kosong
- Minum dosis obat sampai habis setiap hari terlepas dari
seberapa sering berhubungan
4. Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron


asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan
sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang
diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan. Secara umum mekanisme kerjanya
adalah menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi
endometrium, dan Menghambat transportasi ovum lewat tuba.

Cara pemakaian :

- Konsultasi dengan dokter


- Dilakukan penyuntikkan hormon progesteron sintesis oleh
dokter

1
5. Kontrasepsi Implant
Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan
lendir serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi
ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100
perempuan.
Cara pemakaian :
- pemasangan dan pelepasan hanya boleh dilakukaan oleh
dokter terlatih
- konsultasikan dengan dokter
- pasien akan disuntik anastesi
- pemasangan berlangsung 15-20 menit

1
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM

3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. M
Umur : 45 Thn
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Gator
Subroto Barat

Tanggal Masuk : 13/10/21

Tanggal Pengkajian : 14/10/21

No. Register : 224410

Diagnosa Medis : Klimakterium


b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.R
Umur :50 Thn

Hub. Dengan Pasien : Suami

Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Gatot Subroto Barat

1
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat
ini)

Saat MRS : Nyeri vagina dan sulit tidur

Saat Ini : Masih merasa nyeri pada vagina


dan masih merasa sulit tidur
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klimakterium
P (Provokating) : Nyeri dirasakan saat melakukan hubungan seksual

1
Q (Quality) : Seperti diremas
R (Region) : Nyeri pada
Vagina

S (Severity/Skala) : 5/3

T (Time) : Hilang
Timbul
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : tidak terkaji
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : Tidak terkaji
2) Pernah dirawat : Tidak terkaji
3) Alergi : Tidak terkaji
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll): Tidak terkaji
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak terkaji
d. Diagnosa Medis dan therapy : Klimakterium
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Tidak terkaji
b. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3xsehari
2) Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit makan 3xsehari
dengan porsi yang disediakan di rumah sakit
c. Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit : 1 kali sehari
- Sebelum sakit : 1 kali sehari
2) BAK
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas : Tidak terkaji

1
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
2) Latihan
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
- Sebelum sakit : Tidak terkaji
e. Pola kognitif dan Persepsi :
f. Pola Persepsi-Konsep diri : Pasien merasa cemas dengan penyakit yang
dideritanya sekarang.
g. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur selama 8
jam/hari
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan saat sakit pasien merasa sulit
tidur, pasien hanya tidur 5 jam/hari
h. Pola Peran-Hubungan : Tidak terkaji
i. Pola Seksual-Reproduksi
1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan
hubungan seksual 2 kali dalam seminggu
2. Sebelum sakit : Pasien mengatakan saat sakit tidak pernah lagi
melakukan hubungan seksual
j. Pola Toleransi Stress-Koping : Tidak terkaji
k. Pola Nilai-Kepercayaan : Tidak terkaji
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
TB/BB : 155 cm/
55kg

HR : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36.0 C
1
N : 90x/menit
TD : 130/75 mmHg
b. Keadaan fisik

2
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Tidak terkaji
b) Rambut : Tipis
c) Warna : Hitam
d) Tekstur : Tidak terkaji
e) Distribusi Rambut : Tidak terkaji
f) Kuat/mudah rontok : Mudah Rontok
2) Mata
a) Sklera : Ikterus (-)
b) Konjungtiva : Tidak Anemis
c) Pupil : Ishokor
3) Telinga : Simetris dan pendengaran tidak terganggu
4) Hidung : Simetris, fungsi penciuman baik
5) Mulut : Tidak terkaji
a) Kebersihan : Bersih
b) Warna : Merah Muda
c) Kelembapan : Lembab
d) Lidah : Tidak terkaji
e) Gigi : Tidak Terkaji
6) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
7) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : Bentuk dan gerakan simetris
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
8) Jantung
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
9) Paru-paru

2
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
10) Abdomen : Tidak terkaji
11) Punggung : Tidak terkaji
12) Ekstermitas : Tidak terkaji
13) Genitalia : Nyeri saat berhubungan
14) Integumen : Kering, kurang lentur
a) Warna : Kemerahan dan ada bintik hitam
b) Turgor : Tidak terkaji
c) Integrasi : Tidak terkaji
d) Elastisitas : Tidak terkaji
5. Pemeriksaan penunjang
Tidak terkaji
6. Penatalaksanaan
Tidak terkaji

3.2 Diagnosa
1. Gangguan pola tidur ( D.0055)
2. Disfungsi seksual (D.0069)
3. Gangguan intregitas kulit (D.0129)
4. Ansietas (D.0080)

2
3.3 Rencana Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI Rasional
1. Gangguan pola tidur ( D. 0055) Pola tidur ( L.05045) Dukungan Tidur ( I.05174) Tindakan
Kategori: Fisiologis Setelah melakukan Definisi : Memfaslitasi siklus Observasi :
Subkategori : Aktivitas/istirahat pengkajian selama 3 × tidur dan terjaga yang teratur. 1. 1.untuk mengetahui
Definisi : Gangguan kualitas dan 24 jam tingkat Observasi : apakah pasien cukup
kuantitas waktu tidur akibat faktor gangguan pola tidur 1. Identifikasi pola tidur dan apakah pasien
eksternal menurun, dengan aktivitas dan tidur banyak melakukan
Penyebab : criteria hasil : 2. Identifikasi faktor kegiatan.
1. Hambatan lingkungan (mis. 1. Keluhan sulit penggangu tidur (fisik 2. untuk mengetahui
Kelembapan lingkungan tidur membaik dan/atau psikologis) apakah faktor yang
sekitar, suhu lingkungan, 2. keluhan sering 3. Identifikasi makanan menyebabkan pasien
pencahayaan, kebisingan, bau terjaga cukup membaik dan minuman yang sulit tidur itu dari fisik
tidak sedap, jadwal 3.keluhan tidak puas mengganggu tidur ( mis. klien apa psikologis
pemantauan/pemeriksaan/tinda tidur cukup membaik Kopi, the, klien.
kan 4.keluhan pola tidur alcohol,makan 3.apakah kopi,the dan
2. Kurangnya control tidur berubah sedang mendekati waktu lain-lainnya yang
3. Kurangnya privasi 5.keluhan istiraht tidak tidur,minum banyak air menyebabkan ia tidak
4. Restraint fisik cukup cukup membaik sebelum tidur) bisa tidur karna didalam
5. Ketiadaan teman tidur 4. Identifikasi obat tidur kopi atau teh terdapat
6. Mengeluh istirahat tidak yang dikonsumsi kafein yang membuat
cukup Terapeutik : seseorang terjaga.
Gejala dan tanda mayor 1. Modifikasi lingkungan 4 agar mengetahui
DS: (mis. Pencahayaan, mungkin karana
1. Mengeluh sulit tidur kebisingan, suhu, matras meminum obat tidur yang
2. Mengeluh sering terjaga dan tempat tidur) menyebabkan ia sulit
3. Mengeluh tidak puas tidur 2. Batasi waktu tidur siang, tidur

2
4. Mengeluh pola tidur berubah jika perlu Terapeutik :
5. Mengeluh istirahat tidak 3. Fasilitasi 1. agar pasien merasa
cukup menghilangkan stress lebih nyaman
DO : ( tidak tersedia) sebelum tidur 2. biar saat malam tiba
Gejala dan tanda minor 4. Tetapkan jadwal tidur klien tidak begadang
DS: rutin 3.agar proses tidur masuk
1. Mengeluh kemampuan 5. Lakukan prosedur untuk sampai tahap REM
beraktivitas menurun meningkatkan 4. agar sudah terbiasa dan
DO: ( tidak tersedia ) kenyamanan ( mis, pijat, lebih terkontrol untuk
mengatur posisi,terapi tidur
akupresur) 5. agar menjadi rilex dan
6. Sesuaikan jadwal tidurpun nyenyak
pemberian obat dan/atau 6. tidak berlebihan dalam
tindakan untuk mengkonsumsi obat dan
menunjang siklus tidur- tidak mengganggu tidur
terjaga. Edukasi :
Edukasi : 1. karna system imun
1. Jelaskan pentingnya melemah jika kurang
tidur cukup selama tidur,tubuh jadi lebih
sakit. mudah sakit.
2. anjurkan menepati 2. agar pola tidurnya
kebiasaan waktu tidur teratur
3. anjurkan mengurangi 3. dapat meningkatkan
makanan/minuman yang nokturia. Nokturia adaah
mengganggu tidur meningkatnya dorongan
4. anjurkan penggunaan untuk buang air pada
obat tidur yang tidak malam hari.
mengandung supresor 4. agar tidur menjadi lebih

2
terhadap tidur REM. nyeyak
5. ajarkan faktor-faktor 5. untuk sebisa mungkin
yang berkontribusi menghindari faktor atau
terhadap gangguan pola sebab –sebab yang
tidur ( mis,psikologis, megganggu tidur
gaya hidup, sering 6. agar lebih rilex dan
berubah shift bekerja) tenang saat tidur sehingga
6.ajarkan relaksasi otot dapat memasuki tahap
autogenic atau cara REM
nonfarmakologi lainnya.

3. Disfungsi seksual ( D.0069) Fungsi seksual konseling seksualitas Tindakan


Katagori: Fisiologis ( L.07055) ( I.07214) Observasi :
Subkatagori: Reproduksi dan Setelah melakukan Definisi : memberikan 1. untuk mengetahui
Seksualitas pengkajian selama 3 × bimbingan seksual pada seberapa ia taumengenai
Definisi : perubahan fungsi seksual 24 jam tingkat ansietas pasangan sehingga mampu masalah seksualitas yang
selama fase respon seksual berupa menurun, dengan menjalankan fungsinya secara dialaminya
hasrat, terangsang, orgasme, dan/atau criteria hasil : optimal. 2. kapan saja waktu
relaksasi yang dirasa tidak 1. hasrat seksual cukup Tindakan terjadinya dan
memuaskan, tidak bermakna atau membaik Observasi : menemjkan penyebabnya
tidak adekuat. 2. orientasi seksual 1. Identifikasi tingkat 3.dapat menyebabkan
Penyebab : membaik pengetahuan,masalah system terjadinya perubahan
1. perubahan fungsi/struktur tubuh reproduksi, masalah seksualitas fungsi seksual tersebut
(mis.kehamilan,baru melahirkan dan penyakit menular seksual. Terapeutik :
obat-obatan, pembedahan, 2. identifikasi waktu disfungsi 1.agar hubungan pasien
anomaly,proses seksual dan kemungkinan dan pasangan lebih erat
penyakit,trauma,radiasi). penyebab 2.untuk meluapakn keluh
2. perubahan biopsikososial seksual 3. monitor stress, kecemasan, kesah yang dialaminya
3.ketiadaan model peran depresi dan penyebab disfungsi 3.agar menambah
4. model peran tidak dapat seksual. semangat pasien agar
mempengaruhi Terapeutik : mau menceritan
5. kurang privasi 1. fasilitasi komunikasi antara mengenai apa yang telah

2
6. ketiadaan pasangan pasien dan pasangan dialaminya.
7.kesalahan informasi 2. berikan kesempatan pada 4.memberikan suatu

2
8. kelainan seksual ( mis. pasangan untuk menceritakan petunjuk agar saat terjadi
Hubungan penuh kekerasan) permasalahan seksual. lagi,klie mampu
9.konflik nilai 3. berikan pujian terhadap menyelesaikannya
10. penganiayaan fisik ( mis. perilaku yang benar, Edukasi :
Kekerasan dalam rumah tangga) 4. berikan saran yang sesuai 1. menjelaskan apa
11. kurang terpapar informasi dengan kebutuhan pasangan manfaat dari obat yang di
Gejala tanda dan mayor dengan menggunakan bahasa minum,efek sampingnya
DS : yang mudah diterima, apa, baigaman itu bisa
1. mengungkapkan aktivitas seksual dipahamidan tidak menghakimi. berpengaruh terhadap
berubah Edukasi : maslah seksualnya.
2. mengungkapkan eksitensi seksual 1. jelaskan efek pengobatan, 2. mendorong bahwa
berubah kesehatan dan penyakit mendivukasi itu penting
3. merasa hubungan seksual tidak terhadap disfungsi seksual. Kolaborasi :
memuaskan 2.informasikan pentingnya 1. agar pasien menjadi
4. mengungkapkan peran seksual modivukasi pada aktivitas lebih baik/keadaan pasien
berubah seksual. membaik
5. mengeluhka hasrat seksual Kolaborasi :
menurun 1.kolaborasi dengan spesialis
6. mengungkapkan fingsiseksual seksiologi, jika perlu
berubah
7.menegeluh nyeri saat berhubungan
seksual ( dispareunia)
DO : ( tidak tersedia)
Gejala dan tanda minor
DS :
1. Mengungkapakan ketertarikan
pada pasangan berubah
2. Mengeluh hubungan seksual

2
terbatas
3. Mencari informasi tentang
kemampuan mencapai kepuasan
seksual.
DO : ( tidak tersedia)
4. Gangguan integritas kulit/jaringan Integritas kulit dan Perawatan integritas kulit Tindakan
(D.0129) jaringan ( L.14125) ( I.11353) Observasi :
Kategori : lingkungan Setelah dilakukan Definisi :mengidentifikasi dan 1. apa yang menyebakan
Subkategori : keamanan dan proteksi tindakan keperawatan merawat kulituntuk menjaga klien mengalami
Definisi : kerusakan kulit ( dermis selama 3 X 24 jam keutuhan, kelembapan dan integritas kulit
dan/ atau epidermis) atau jaringan masalah gangguan mencegah perkembangan Terapeutik :
( membrane mukosa, kornea, integritas kulit/jaringan mikroorganisme. 1. agar tidak terjadinya
fasia,otot, tendon, tulang, kartilago, teratasi dengan krirteria Tindakan kemerah pada posisi
kapsul sendi dan/atau ligament) hasil : Observasi : tertentu
Penyebab : 1.Elastisitas 1. identifikasi penyebab 2.agar tidak meraskan
1. perubahan sirkulasi Membaik gangguan integritas kulit ( mis, kesakitan dan
2. perubahan status nutrisi ( kelebihan 2.Kering pada kulit perubahan sirkulasi,perubahan kejanggalan
atau kekurangan) menurun status nutrisi,penurunan 3.agar tetap terjaga
3. kekurangan/kelebihan volume kelembapan,suhu lingkungan kebersihan dan terhindara
cairan ekstrim, penurunan mobilitas) dari infeksi
4.penurunan mobilitas Terapeutik : 4. agar kulit menjadi
5.bahan kimia iritatif halus dan lembab
6.suhu lingkungan yang estrem 5. agar tidak
7.faktor mekanis ( mis. Penekanan memperparah keadaan
pada tonjolan tulang, gesekan ) kulit
atau faktor elektris 6. agar tidak mmebuat
( elektrodiatermi, energi listrik kulit iritasi
bertegangan tinggi) Edukasi :

2
8. efek samping terapi radiasi 4. gunakan produk berbahan 1. agar kulit tidak kering
9. kelembapan petroleum atau minyak pada dan lembab
10. proses penuaan, kulit kering 2.agar keadaan kulit lebih
11. neuropati perifer 5. gunakan produk berbahan membaik dan sehat
12. perubahan pigmentasi ringan/alami dan hipealergik 3.untuk mensuplai nutrisi
13. perubahan hormonal pada kulit sensitive. yang ada bisa digunakan
14. kurang terpapar informasi tentang 6. hindari produk berbahan dan membuat kulit
upaya dasar alcohol pada kulit kering menjadilebih baik
mempertahankan/melindungi Edukasi : 4.menyeimbangkan
integritas jaringan 1. anjurkan menggunakan kesehatan
Gejala dan tanda mayor pelembab ( mis, lotion,serum) 5. agar tidak membuat
DS: ( tidak tersedia ) 2. anjurkan minum air yang kulit kering ataupun
DO: cukup kusam
1.kerusakan jaringan dan/atau lapisan 3. anjurkan meningkatkan 6. menjaga kestabilan
kulit asupan nutrisi kulit
Gejala dan tanda minor 4. anjurkan meningkatkan 7. membantu menutrisi
DS: ( tidak tersedia ) asupan buah dan sayur kulit agar tampak lebih
DO: 5.anjurkan menghindari bersih
1. nyeri terpapar suhu ekstrim
2.pendarahan 6. anjurkan menggunakan tabir
3.kemerahan surya SPF minimal 30 saat
4.hematoma. berada diluar rumah
7. anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.
5. Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas Reduksi ansietas (I.09314) Tindakan
Kategori: Psikologis (L.09093) Definisi : Observasi :
Subkategori: Integritas Ego Setelah melakukan Meminimalkan kondisi individu 1. Untuk mencegah

2
Definisi : pengkajian selama 3 × dan pengalaman subyektif ansietas memburuk
Kondisi emosi dan pengalaman 24 jam tingkat ansietas terhadap objek yang tidak jelas 2. Untuk mengethaui
subjektif individu terhadap objek menurun, dengan dan spesifik akibat antisipasi kemampuan pasien
yang tidak jelas dan spesifik akibat criteria hasil : bahaya yang memungkingkan dalam mengambil
antisipasi bahaya yang 1. Verbalisasi individu melakukan tindakan keputusan
memungkinkan individu lakukan kebingungan untuk menghadapi ancaman. 3. Untuk mengetahui
tindakan untuk mengahadapi cukup menurun Tindakan : terjadinya ansietas
ancaman. 2. Verbalisasi Observasi : Terapeutik :
Penyebab : khawatir akibat 1. Identifikasi sangat 1. Untuk
1. Krisis situasional kondisi yang singkat ansietas berubah menumbuhkan
2. Kebutuhan tidak terpenuhi dihadapi cukup (mis. Kondisi, waktu, rasa percaya
3. Krisis maturasional menurun stresor) pasien kepada
4. Ancaman terhadap konsep diri 3. Perilaku gelisah 2. Identifikasi kemampuan perawat
5. Ancaman terhadap kematian cukup menurun mengambil keputusan 2. Untuk membantu
6. Kekhawatiran mengalami 4. Perilaku tegang 3. Monitor tanda-tanda pasien
kegagalan cukup menurun ansietas (verbal dan mengurangi
7. Disfungsi sistem keluarga nonverbal) kecemasan
8. Hubungan orang tua-anak Terapeutik : 3. Untuk mengetahui
tidak memuaskan 1. Ciptakan suasana situasi yang
9. Faktor keturunan terapeutik utuk menyebabkan
(temperamen mudah teragitasi menumbuhkan ansietas
sejal lahir) kepercayaan 4. Agar pasien
10. Penyalahgunaan zat 2. Temani pasien untuk merasa bahwa
11. Terpapar bahaya lingkungan mengurangi kecemasan, kita peduli kepada
(mis. toksin,volutan, dan lain- jika memungkinan pasien.
lain) 3. Pahami situasi yang 5. Agar terciptanya
12. Kurang terpapar informasi membuat ansietas bina hubungan
Gejala dan Tanda Mayor 4. Dengarkan dengan penuh saling percaya

3
DS : perhatian Edukasi :
1. Merasa bingung 5. Gunakan pendekatan 1. Untuk
2. Merasa khawatir dengan yang tenang dan menghindari
akibat dari kondisi yang meyakinkan kecemasan pada
dihadapi 6. Tempatkan barang pasien
3. Sulit berkonsentrasi pribadi yang memberikan 2. Agar pasien
DO: kenyamanan mengethaui
1. Tampak gelisah 7. Motivasi informasi
Gejala dan Tanda Minor mengidentifikasi situasi mengenai apa
DS: yang memicu kecemasan yang pasien alami
1. Mengeluh pusing 8. Diskusikan perencanaan 3. Agar pasien
2. Anoreksia realistis tentang peristiwa mendapatkan
3. Palpitasi yang akan datang dukungan dari
4. Merasa tidak berdaya Edukasi : keluarga
DO: 1. Jelaskan prosedur, 4. Untuk
1. Frekuensi napas meningkat termasuk sensasi yang mengurangi beban
2. Frekuensi nadi meningkat mungkin dialami yang dirasakan
3. Tekanan darah meningkat 2. Informasikan secara pasien
4. Diaphoresis faktual mengenai 5. Agar dapat
5. Tremor diagnosis, pengobatan, mengalihkan
6. Muka tampak pucat dan prognosis ketegangan
7. Suara bergetar 3. Anjurkan melakukan 6. Untuk dapat
8. Kontak mata buruk kegiatan yang tidak mempertahankan
9. Sering berkemih kompetitif, sesuai diri
10.Berorientasi pada masa lalu kebutuhan 7. Untuk dapat tetap
4. Anjurkan tenang saat terjadi
mengungkapkan ansietas
perasaan dan persepsi Kolaborasi :

3
5. Latih kegiatan 1. Untuk
pengalihan untuk mengurangi
mengurangi ketegangan ansietas
6. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
7. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

3
Pathway

Fungsi ovarium menurun

Kemampuan ovarium untuk merangsang ganodotropin menurun

Terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofisis

Kegagalan fungsi luteum

Turunnya fungsi steroid ovarium

Berkurangnya reaksi umpan balik negative terhadap hipotalamus

Kadar FSH meningkat

Jumlah folikel menurun

3
Sedikitnya sel telur
yang

Keluaran estrogen
dan progesterone

Lapisan Rahim
berhenti

Perdarahan
menstruasi

Rahim dan ovarium mengerut

KLIMAKTERIUM

Dinding vagina menipis Siklus haid yang tidak Fungsi kelenjar Hormon para tiroid Merangsang
beraturan bawah kulit menurun berkurang hipotalamus menaikan suhu
tubuh

Lubrikasi pada vagina Darah haid berbeda dari


Zat kalsium menurun
berkurang biasanya
Kulit mengendor
Respon pada bagian tubuh yang lain
Terasa menyakitkan pada saat berhubungan
Cemas dan
seksual
ketakutan Tulang mengalami pengapuran

34
DISFUNGSI SEKSUAL Kulit Tulang mudah keropos Terasa panas
ANSIET
berkeriput, pada beberapa
area tubuh

Terpapar Sulit melakukan


Reaksi kompensasi tubuh
sinar aktivitas sehari-

Photo haging INTOLERANSI AKTIVITAS berkeringat


pada

Sulit tidur
Timbul
pigmentasi dan
bintik hitam
GANGGUAN
GANGGUAN POLA
INTEGRITAS

35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi


menuju fase usia tua (senium). Masa klimakterium 40-85% wanita
mempunyai keluhan baik fisik maupun psikologis (Niken Purbowati,
2019).

Fase klimakterium menurut Varney dalam buku saku kebidanan


mendefinisikan sebagai proses penuaan wanita dari tahap reproduktif ke
nonreproduktif, melalui tahapan fase awal pramenopause, menopause dan
post menopause. Pendapat lainnya dari Dennerstein, mengatakan bahwa
awal periode fase klimakterium diawali dengan penurunan kadar estrogen
dan progesterone yang dapat memicu berbagai gejala fisik dan psikologis
pada wanita. Biasanya gejala yang muncul dapat mempengaruhi aktivitas
harian hingga berpengaruh terhadap kualitas hidup. ( Mira Trisyani
Koeryaman, Ermiati 2018).

Berdasarkan beberapa hasi survey dan penelitian di Indonesia, 70%


para wanita yang berusia 45 sampai dengan 54 tahun cenderung
mengalami berbagai gejala seperti hot flushes, jantung berdebar debar,
gangguan tidur, depresi, mudah tersinggung, merasa takut, gelisah dan
lekas marah, sakit kepala, cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa,
kurang tenaga, berkunang kunang, kesemutan, gangguan libido, obstipasi,
berat badan bertambah, dan nyeri tulang dan otot. ( Mira Trisyani
Koeryaman, Ermiati 2018)

4.2 Saran
Dengan adanya makalah terkait klimakterium ini, diharapkan dapat
menjadi penambah wawasan bagi para pembaca. Harapannya pula mampu
menjadi sumber referensi dalam penanganan di fase klimakterium.

3
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter.Memilih Alat Kontrasepsi. Diakses tanggal 04 Mei 2017.Dari


http://www.alodokter.com/memilih-alat-kontrasepsi.
Dalal, P.Agarwal,M.(2015)Postmenopausal Syndrom
Kuswita,D.2012.Gambaran wanita menopause tentang masa
klimakterium.kti.pidie
Mira Trisyani Koeryaman.Ermiati.2018.Adaptasi Gejala Perimenopause dan
Pemenuhan Kebutuhan Seksual Wanita Usia 50-60 Tahun
;Medisains:Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan.Vol 16 .No 1
Musdalifah, Mukhsen Sarake, Rahma. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang 2013.Makasar :
Bagian Biostatistik/KKB Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS. 2013.
Niken Purbowati.Wa ode Hajrah.Novia Nuraini.2019.Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Mengatasi Ketidaknyamanan
pada Masa Klimakterium;Jurnal Bidan Cerdas.Vol. 2 No. 3
Purwoastuti,E & Walyani,E.S. (2015),panduan materi kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana .Yogyakarta.pustaka baru press

You might also like