Professional Documents
Culture Documents
Artikel Magang Mitra KLP 4
Artikel Magang Mitra KLP 4
organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala
besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan dalam
proses pengembangan usaha peran sumber daya manusia menjadi semakin penting
(Tadjudin, 1995). Perkembangan dunia usaha akan terealisasi apabila ditunjang oleh
sumber daya manusia yang berkualitas. Kepuasan kerja merupakan teori klasik dalam
manajemen sumber daya manusia.literatur tentang kepuasan kerja sudah muncul sejak
pertumbuhan era industri tahun 1930-an,namun tetap masih diperlukan sampai saat
ini.upaya meraih kepuasan kerja sangat penting baik bagi individu maupun
2014; Zhang dan Deng, 2014) namun juga berhubungan dengan kebahagiaan (Avent,
2007), kesehatan psikologis (Slaski dan Cartwright, 2003) dan kualitas kehidupan
pekerja (Dhamija, Gupta, dan Bag, 2019). Kebahagiaan orang dala bekerja tidak
aspek materi dan non materi (Avent, 2017). Kepuasan kerja tidak hanya merupakan
dalam sebuah organisasi atau instansi, sejak diterima sampai memasuki masa pension
ada dalam hati seorang pegawai dalam menilai sesuatu yang dilakukannya baik secara
individu maupun bersama ataau kelompok (Locke, 1969). Rasa puas atas proses dan
hasil kerja yang diperoleh akan memperkuat komitmen dan etos kerja dalam
mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri (Ipekc dan Irmak, 2009). Sebaliknya
apabila seorang pegawai merasa tidak memperoleh beberapa faktor penunjang dalam
atas hasil kerjanya.suatu organisasi yanag dilanda perasaan tidak puas yang
ditunjukan oleh para pegawainya dalam bekerja dapat membawa dampak negative
perhatian publik.sejalan dengan peningkatan pelayanan yang lebih baik ini publik
Sumber daya manusia merupakan salah satu asset terpenting yang harus
dimiliki oleh suatu organisasi dan menjadi prioritas utama dalam perhatian
manajemen karena sumber daya manusia sebagai penggerak utama jalannya suatu
organisasi.suatu organisasi tidak dapat mengoptimalkan kinerjanya tanpa ada pegawai
persaingan global saat ini,dunia kerja sangat membutuhkan orang yang bias berfikir
tugas-tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik.suatu organisasi
organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh
dan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masih cukup menarik untuk
pencapaian visi,misi dan tujuan suatu organisasi,merupakan salah satu motif yang
dalam keberhasilan dan kegagalan dalam suatu organisasi itu sendiri. (Pentingnya
Kepuasan Kerja.1, n.d.). Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen
yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa,
baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang
penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu
motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait
2002) demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang
pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
Nafsiah, 2006)
pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukan dan diketahui oleh pihak lain ketika
pegawai dilingkunagnnya memiliki pola yang berbeda-beda anatara satu dengan yang
berdaya guna untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi atau instansi harus
mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya termasuk sumber daya manusia.
Sumber daya manusia termasuk asset utama yang besar pengaruhnya terhadap
berhubungan dengan sumner daya manusia dibandingkan dalam masalah sumber daya
ekonomi lainnya,sebab mengelola sumber daya manusia tidak bias disamakan dengan
kekuasaan dalam diri orang tersebut,kekuatan pendorong inilah yang disebut sebagai
merupakan suatu dorongan yang ditimbul untuk melakuka suatu aktivitas dan untuk
motivasi sangat penting dalam setiap lingkungan kerja.karyawan yang tinggi akan
mendorong bekerja yang lebih semangat serta dapat memberikan kontibusi positif
dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas kerja yang mendukung
setiap karyawan untuk dapat bekerja dengan nyaman (Nuraini, 2013:97). (Wuwungan
et al., 2017)
kerja yang dapat mempeengaruhi kepuasan kerja. Pada saat ini kompetisi antar
perusahaan semakin kompetitf sehingga perusahaan yang mempunyai strategi
dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak dapat dipertahankan
tidak dapat ditiru oleh perusahaan lainnya.pengelolaan SDM secara baik merupakan
salah satu kunci keberhasilan organisasi. Sumber daya manusia ini merupakan faktor
harus memberikan perhatian yang khusus pada karyawannya. (Fengky et al., 2017).
Insentif merupakan suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh
pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi
yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi atau dengan kata
lain, insentif merupakan pemberian uang diluar gaji yang dilakukan oleh pihak
yaitu :bonus, komisi, kompensasi, dan jaminan sosial [2]. Faktor yang mempengaruhi
pengembangan karir seorang pegawai yaitu: (1). Prestasi kerja, (2). Kesetiaan pada
organisasi, (3). Mentors dan Sponsor, (4). Dukungan para bawahan, (5). Kesempatan
untuk bertumbuh [3]. Kinerja yang dicapai oleh suatu perusahaan pada dasarnya
adalah prestasi para anggota perusahaan itu sendiri mulai dari tingkat eksekutif
sampai pada pegawai operasional. Oleh karena itu, upaya memperbaiki kinerja
perusahaan tidak dapat mungkin berhasil jika pengembangan karir pegawai tidak
keluaran, (2). Kuantitas pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi, (3).
Supervisi yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan, (4).
peralatan [4]. Kepuasan kerja diidentikkan dengan sikap seorang karyawan terhadap
Insentif/gaji yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja, (2). Pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang dilakukan
seseorang, (3). Rekan Sekerja yaitu teman- teman yang senantiasa berinteraksi dalam
memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja [5]. (Hadiwijaya, 2016)
kebutuhan hidup karyawan merupakan salah satu alasan yang menyebabkan karyawan
mereka akan mendapatkan kepuasan yang akirnya dapat mengelola karyawan dengan
balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi
dengan baik dan lebih mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi dan kepuasa kerja
karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap
kepemimpinan (X2), lingkungan kerja (X3), dan insentif (X4) terhadap kepuasan
Berikut ini penyebaran responden dalam penelitian ini dapat di lihat pada tabel.
Dari tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa
jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 6 responden atau
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 8 responden atau sekitar 57 persen dari
keseluruhan jumlah responden. Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan gambaran
responden laki-laki.
Dari tabel responden di atas berdasarkan jabatan, untuk kepala toko sebanyak 1
responden atau sekitar 7 persen, untuk asisten kepala toko sebanyak 2 responden atau
untuk kasir dan pramuniaga sebanyak 9 responden atau sekitar 65 persen dari 14
responden.
1. Uji validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan keabsahan alat ukur yang digunakan. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree
of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika dalam tampilan
output Cronbach Alpha nilai r hitung > dari r tabel dan nilainya positif, maka butir
pertanyaan dinyatakan valid. Berikut merupakan hasil uji validasi terhadap semua
responden.
pearson correlation 0,557 ,gaya kepemimpinan 0,594, lingkungan kerja 0,557, insentif
0,553 semua dinyatakan valid, karena nilai pearson correlation di hitung lebih besar di
1. Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioner dalam
sebuah penelitian. Kuesioner dapat dikatakan reable jika jawaban konsisten dari
waktu ke waktu. Suatu variabel reable jika nilai (α) > 0, 6. Sebelum melakukan
dianggap variabel atau tidak. Berikut adalah hasil pengujian terhadap 14 responden.
Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji reliabilitas di atas, nilai alpha cronbach untuk
semua variable 0.810. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai
cronbach alpha > 0,6 yang berarti bahwa alat ukur untuk seluruh variabel peneltian
tersebut reliable.
2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian ini adalah data yang berdistribusi normal, dalam penelitian ini peneliti
Berdasarkan pada Tabel pada uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogrov-
Smirnov signifikan pada 0,728 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi pada
Asumsi penting dalam regresi linear klasik adalah adanya heteroskedastisitas, yaitu
yang baik adalah yang terjadi homoskedastis atau data yang memiliki kesamaan
Heteroskedastis tidak terjadi jika data berpencar disekitar angka nol (0 pada sumbu y)
Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan melihat Scatter Plot. Jika
penyebaran titik – titik yang mewakili sampel berada di daerah positif Scatterplot dan
negatif dalam, maka dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varian atau
Dari tampilan scatter plot dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki kesamaan
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan dalam menganalisis data
Menurut Ghozali (2009) analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau
mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik deskriptif adalah statistika yang
digunakan dalam mendiskripsikan data menjadi informasi yang lebih jelas serta
ukuran perusahaan. Hasil penelitian analisis statistik deskriptif dapat dilihat dalam
tabel.
variabel yang valid berjumlah 14, dari 14 data sampel kepuasan kerja (Y), nilai
minimum sebesar 2, nilai maksimum sebesar 3, diketahui nilai mean sebesar 2,79,
serta nilai standar deviasi sebesar 0,426 yang artinya nilai mean lebih besar dari nilai
standar sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka penyebaran nilainya
merata. Transparansi Keuangan(X1) dari 14 buah sampel diketahui bahwa nilai
minimum sebesar 10, nilai maksimum sebesar 15 , nilai mean sebesar 13,00, serta
nilai standar deviasi sebesar 1.710 artinya nilai mean transparansi keuangan lebih
besar dari nilai standar sehingga penyimpangan data yang terjadi rendah maka
penyebaran nilainya merata. Gaya kepemimpinan (X2) dari 14 buah sampel diketahui
bahwa nilai minimum sebesar 19 yang nilai maksimum sebesar 34 , nilai mean
sebesar 26.39 serta nilai standar deviasi sebesar 4.141 artinya nilai mean gaya
kepemimpinan lebih besar dari nilai standar sehingga penyimpangan data yang terjadi
rendah maka penyebaran nilainya merata. Lingkungan Kerja (X3) dari 14 buah
sampel diketahui bahwa nilai minimum sebesar 17 yang nilai maksimum sebesar 25 ,
nilai mean sebesar 21.14 serta nilai standar deviasi sebesar 2.282 artinya nilai mean
lingkungan kerja lebih besar dari nilai standar sehingga penyimpangan data yang
terjadi rendah maka penyebaran nilainya merata. Insentif (X4) dari 14 buah sampel
diketahui bahwa nilai minimum sebesar 12 yang nilai maksimum sebesar 15 , nilai
mean sebesar 13.79 serta nilai standar deviasi sebesar 1.251 artinya nilai mean gaya
kepemimpinan lebih besar dari nilai standar sehingga penyimpangan data yang terjadi
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan Program SPSS dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
Insentif (X4), Kepuasan Kerja (Y) sebagai variabel terikat. Rumus dari Analisis
Y= α + b1X1 + b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan:
Y = Kinerja karyawan
X2 = Gaya kepemimpinan
α = Konstanta
Adapun pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui program SPSS dapat
diperoleh nilai variabel transparansi keuangan sebesar 0,048, nilai variabel gaya
kepemimpinan sebesar 0,059, nilai variabel lingkungan kerja sebesar 0,006, nilai
variabel insentif sebesar 0,008 dan nilai konstanta (α) adalah 0,564, maka diperoleh
berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 0,564 artinya jika variabel transparansi keuangan, gaya
2. Nilai koefisien variabel transparansi keuangan sebesar 0,048 berarti, jika variabel
satuan dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap tetap atau konstan.
3. Nilai koefisien variabel gaya kepemimpinan sebesar 0,059 berarti, jika variabel
satuan dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap tetap atau konstan.
4. . Nilai koefisien variabel lingkungan kerja sebesar 0,006 berarti, jika variabel
satuan dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap tetap atau konstan.
5. Nilai koefisien variabel insentif sebesar 0,008 berarti, jika variabel insentif (X4 )
karyawan pada Alfamidi Malingkeri sebesar 0,008 satuan dengan asumsi bahwa
1. Uji Determinasi
berkisar nol sampai satu (0 ). Jika Semakin besar (mendekati satu), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh gaya variabel bebas (X1) yaitu transparansi keuangan,
(X2) yaitu gaya kepemimpinan, (X3) yaitu lingkungan kerja,(X4) insentif adalah
besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja. Hal ini berarti model
Koefisien Korelasi bernilai 0,709 atau 70,9 persen. Hal ini menggambarkan
bahwa tingkat hubungan antara variabel dependent dan independent dalam
telah diolah menggunakkan program SPSS V.25 output uji t pada tabel berikut:
Tabel uji t (Parsial)
1 (Consta
5.008 9.814 .510 .622 -17.193 27.209
nt)
X1 .515 .646 .259 .797 .446 -.946 1.976 .557 .257 .186
X2 .187 .268 .228 .697 .503 -.420 .794 .594 .226 .163
X3 .152 .521 .103 .292 .777 -1.027 1.332 .557 .097 .068
X4 1.12
.837 .746 .309 .291 -.851 2.526 .553 .350 .262
2
a. Dependent Variable: Y
Diketahui bahwa nilai ttabel = 0,217 dan nilai thitung 0,797 sehingga thitung > ttabel
dimana nilainya adalah 0,797 > 0,217 nilai signifikansi 0,446 < 1,96 dengan
Diketahui bahwa nilai ttabel = 0,217 dan nilai thitung 0,697 sehingga thitung > ttabel
dimana nilainya adalah 0,697 > 0,217 nilai signifikansi 0,503 < 1,96 dengan
dimana nilainya adalah 0,292 > 0,217 nilai signifikansi 0,777<1,96 dengan
Diketahui bahwa nilai ttabel = 0,217 dan nilai thitung 1,122 sehingga thitung > ttabel
dimana nilainya adalah 1,122 > 0,217 nilai signifikansi 0,291 < 1,96 dengan
Uji F digunakan untuk menguji koefisien regresi secara keseluruhan dan untuk mengetahui
keberartian hubungan antara variabel independen secara bersama sama dengan variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikasi dengan
tingkat signifikasi sebesar 5% = 0,05. Hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS
variabel dependen dengan uji F didapat hasil Fhitung = 2.325 > Ftabel = 3,18 dan nilai
Signifikansi 0.135 > 0,05, artinya variabel transparansi keuangan, gaya kepemimpinan,
lingkungan kerja, dan insentif berpengaruh secara positif dan signifikan secara simultan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa
variabel transparansi keuangan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
item dengan nilai rata-rata tertinggi adalah item pertanyaan pertama yaitu. Apakah anda
puas dengan pemberian informasi laporan penjualan dan insentif ?. Berarti dapat
item dengan nilai rata-rata terkecil adalah item pertanyaannya yaitu Apakah anda puas
dengan pengendalian emosional oleh atasan anda. Berarti dapat disimpulkan bahwa
kepada gaya atau cara bagaimana pemimpin memimpin melalui perilaku yang
ditunjukkan dalam sikap dan perbuatannya serta dari aturan yang diterapkan pada
Berdasarkan data yang diperoleh, lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang positif
dengan lingkungan kerja mereka. Tersedianya lingkungan kerja fisik yang baik dapat
bekerja dengan nyaman karena tidak merasa terganggu. Dengan demikian perusahaan
akan diuntungkan karena dengan adanya lingkungan kerja yang nyaman karyawan
akan merasa puas sehingga mereka dapat bekerja lebih baik dan telitih.
serta tidak serta merta dirasakan oleh pegawai,tetapi tidak terlepas juga dari faktor
yang mempengaruhinya.para pegawai akan merasa puas bila hasil kerja merek
dihargai.akan tetapi,rasa puas itu tidak cukup untuk memacu semangat kerja mereka
agar menghasilkan kinerja yang diharapkan karena mereka hanya mengejar target
yang telah ditentukan oleh organisasi saja.oleh karena itu perlu adanya suatu imbalan
yang diberikan bila mereka telah melewati target yang telah ditentukan oleh sebuiah
perusahaan.imbalan itu diberikan dalam bentuk uang agar mereka dapat menghasilkan
kinerja lebih baik dari yang telah ditentuka n oleh sebuah organisasi atau instansi.
Permasalahan yang sering muncul adalah tidak adanya perhatian dari
pengelola atau pimpinan suatu organisasi atau instansi terhadap pemberian insentif
kepada pegawai yang berprestasi atau yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan
baik.hal tersebut dapat memberikan kurangnya motivasi kepada pegawai untuk terus
kerja pegawai yang memperoleh insentif tersebut,tetapi juga kepada seluruh pegawai
yang ada.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa transparansi
keuangan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja.
Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan
kerja,lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan
kerja dan insentif berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Fengky, nathalia eunike, Tewal, B., & Lumanauw, B. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja,
Disiplin, dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada RSUP Prof Dr. R. D.
Kandou Malalayang. Jurnal EMBA, 5(1), 1–10.
Hadiwijaya, H. (2016). Pengaruh Insentif Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan
Kerja Melalui Kinerja Karyawan Sebagai Variable Intervening. Prosiding Ekonomi &
Bisnis (Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, Dan Desain, 81587, 74–79.
Pentingnya Kepuasan Kerja.1. (n.d.).
Purnama, H., Safitri, M., & Agustina, M. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
Motivasi Kerja Pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung.
Ekombis Sains: Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Bisnis, 5(1), 11–20.
https://doi.org/10.24967/ekombis.v5i1.650
Raharjo, S. T., & Nafsiah, D. (2006). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada
Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama Kota Semarang). Jurnal
Studi Manajemen & Organisasi, 3(2), 69–81.
Salle, A. (2017). Makna Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah. KEUDA (Jurnal
Kajian Ekonomi Dan Keuangan Daerah), 1(1), 1–19.
https://doi.org/10.52062/keuda.v1i1.740
Suryadi, A. (2020). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Motivasi
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kebudayaan Dan Pariwsata Kota
Sungai Penuh. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, 1–13.
Wuwungan, R. Y., Taroreh, R., & Uhing, Y. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Cinemaxx Lippo Plaza Manado.
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 298–307.