You are on page 1of 6

 

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG IPTEK


Pengembangan teknologi

1.      Surat Ar-Rahman: 33

‫ت‬ ِ َ‫س ِإ ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم َأ ْن تَ ْنفُ ُذوا ِم ْن َأ ْقط‬


َ ‫ار ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ َواِإْل ْن‬
                                        ‫ان‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫ون ِإاَّل بِس ُْل‬ ِ ْ‫َواَأْلر‬
َ ‫ض فَا ْنفُ ُذوا ۚ اَل تَ ْنفُ ُذ‬
                                                                        Ø   Terjemahan ayat

“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” 

                                                                        Ø   Penjelasan 

Ayat tersebut berisi anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai menembus
(melintas) penjuru langit dan bumi. Namun al-Qur’an memberi peringatan agar manusia bersifat
realistik, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka
kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah apa yang dimaksud dalam ayat itu dengan istilah
sulthan, yang menurut salah satu pendapat berarti kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan
dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia
memperoleh keinginannya untuk menjelajahi luar angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang
dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ø Menurut Tafsir Al- Mishbah oleh M. Quraish Shihab

Ayat diatas menegaskan bahwa mereka tidak dapat menghindar dari pertanggungjawaban
serta akibat-akibatnya. Allah menentang mereka dengan menyatakan : hai kelompok jin dan
manusia yang durhaka, jika karena sanggup menembus keluar menuju penjuru-penjuru langit dan
bumi guna menghindar dari pertanggungjawaban / siksa yang menimpakanmu itu, maka tembuslah
keluar. Tetapi sekali-kali kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan, sedangkan
kamu tidak memiliki kekuatan! Maka nikmat tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua
ingkari?

Peringatan diatas yang merupakan salah satu bentuk nikmat Allah SWT dan karena itu
pertanyaan yang menggugah atau mengandung kecaman tersebut diulangi lagi.

2.      Surat Al-Mulk: 19

ۚ ‫ت َويَ ْقبِضْ نَ ۚ َما يُ ْم ِس ُكه َُّن ِإاَّل الرَّحْ ٰ َم ُن‬ َ ‫َأ َولَ ْم يَ َروْ ا ِإلَى الطَّي ِْر فَوْ قَهُ ْم‬
ٍ ‫صافَّا‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫ِإنَّهُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ب‬
     

Ø   Terjemahan ayat

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatup
sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang Maha Pemurah Dia Maha
Melihat Segala Sesuatu”.

                                                                        Ø   Penjelasan

Ayat diatas menceritakan tentang bagaimana burung bisa terbang mengembangkan sayapnya.
Itu  karena burung dilengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat
menahan angin dan badan yang lebih ringan dari pada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak
mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu
menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba terbang
seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya, lalu terbang
dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak seimbang antara berat
badannya dan kekuatan sayapnya.

Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan alat-alat
lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat. Maha Besar Allah
yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.

Ø Menurut Tafsir Ibnu Katsir oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri

Ayat diatas menegaskan bahwa terbangnya burung dengan kekuasaan Allah, menunjukkan
bahwa dia Maha Melihat setiap perkara yang kecil dan yang besar. Kemudian Allah berfirman “ dan
apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan
sayapnya di atas mereka?” yakni, terkadang burung mengepakkan sayapnya di udara dan terkadang
melipatnya dan mengembangkan-nya. “ tidak ada yang menahannya , “ yakni di udara,  “ selain Yang
Maha Pemurah”. karena rahmat dan kelembutannya, dia menundukkan udara untuk burung-burung
agar dapat terbang menembusnya.

3.      Surat Al-Hadid: 25

ُ‫َاب َو ْال ِمي َزانَ لِيَقُو َم النَّاس‬ َ ‫زَلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
ْ ‫ت َوَأ ْن‬
ِ ‫لَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫ْأ‬
ِ َّ‫ْط ۖ َوَأ ْنز َْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِه بَ سٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع لِلن‬
 ‫اس َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن‬ ِ ‫بِ ْالقِس‬
‫َزي ٌز‬ ِ ‫ص ُرهُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ِ ‫ب ۚ ِإ َّن هَّللا َ قَ ِويٌّ ع‬ ُ ‫يَ ْن‬
                                      Ø   Terjemahan ayat
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

Ø   Penjelasan

Dalam ayat tersebut, Allah menganugerahkan besi sebagai karunia yang tidak terhingga nilai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari. kita bisa saksikan betapa besi banyak memberikan
manfaat kepada manusia. Dengan besi, manusia bisa menciptakan berbagai macam keperluan
rumah tangga, kendaraan laut, darat, udara dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat
membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala alat perlengkapan
pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Karena besi,
bangunan-bangunan pencakar langit didirikan.

Tentu besi itu hanya salah satu contoh saja dari sekian banyak anugerah Allah  yang telah
diberikan kepada manusia untuk keperluan hidupnya, seperti emas, perak, tembaga, timah, baja dan
lainnya. Kesemuanya itu tersedia di dalam perut bumi, tinggal bagaimana manusia bisa
mengeksploitasi dengan tidak merusak lingkungan.

Ø Menurut Tafsir Ibnu Katsir oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri

Ayat diatas menegaskan bahwa para nabi diutus dengan membawa mukjizat, keadilan dan
kebenaran. Allah berfirman “ sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata” yaitu dengan membawa mukjizat, argumentasi-argumentasi yang akurat
dan  bukti-bukt  nyata. “ dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab, yaitu dalil naqli yang
benar. “ dan neraca “ yang dimaksud adalah keadilan sebagaimana yang ditafsir oleh Mujahid,
Qatadah dan lainnya. Kitab dan neraca keadilan itulah yang merupakan sumber kebenaran yang
diakui oleh akal sehat lagi lurus. Dan lawannya adalah berbagai pendapat serta pandangan yang
tidak benar.

B.   HADIS TENTANG IPTEK


 Contoh- contoh bukti sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan
1. Bintang – bintang di langit
Nabi bersabda:
     ‫ال ُّنج ُْو ُم‬ ‫ت َفِأ َذا لِل َّس َما ِء َأ َم َن ٌة‬
ِ ‫ َذ َه َب‬ ‫ُت ْو َع ُد ْو َن َما ال َّس َما َء َأ َتى ال ُّنج ُْو ُم‬
‫َأصْ َح ِابى‬ ‫َأ َتى‬            ‫َأ َن َاو‬ ‫ْت َف َِأذا َأصْ َح ِابى َأ َم َن ٌة‬ ُ ‫ي ُْو َع ُد ْو َن َما َأصْ َح ِابى َأ َتى َذ َهب‬
‫ َفِأ َذا ُأِل َّمتِى َأ َم َن ٌة َوَأصْ َح ِابى‬ ‫ب‬
َ ‫َذ َه‬
  ‫ي ُْو َع ُد ْو َن َما ُأ َّمتِى‬
Ø  Terjemahan
“ Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada langit
sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku mati, maka
datanglah kepada para sahabat sesuatu  yang mengancam mereka. Sahabatku adalah pengaman
umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang mengancam mereka.” (HR.
Imam Muslim).

Ø  Penjelasan

Dalam hadits ini hanya mambahas satu larik saja , yaitu sabda Nabi : “bintang-bintang adalah
pengaman langit. Jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya.”

 Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedang
maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah, terbuka, dan perubahan
langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, ditelantarkan, dan dipenuhi asap dan kabut.

2. Pembelahan Bulan

                                                                     Nabi Bersabda :

ِ  ‫ل َِرس ُْو ِل‬ ‫ َك َر َم ًة‬ ‫ ْال َق َم ِر‬ ‫اق‬


  ‫هللا‬ ُ ‫ِا ْنشِ َق‬
Ø  Terjemahan
“ Terbelahnya bulan merupakan karamah Rasulullah “. (HR. Imam Al-Bukhori ).

Ø  Penjelasan

        Hadits ini diriwayatkan oleh oleh Imam Al Bukhori dalam Shahihnya kitab Al-Maghazy. Maksud
dari hadits ini adalah terbelahnya bulan ini adalah peristiwa . ini merupakan representasi dari  salah
satu kemukjizatan indrawi yang muncul sebagai penguat bagi Rasulullah dalam menghadapi kaum
kafir dan musyrik Mekah dan pengingkaran mereka atas kenabian Nabi SAW.

Mukjizat adalah peristiwa adikodrati yang keluar dari ketentuan Sunnatullah. Oleh karena itu,
aturan-aturan duniawi tidak mungkin bisa memahami terjadinya mukjizat. Seandainya mukjizat
pembelahan bulan menjadi dua ini tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan sejarah Rasulullah, tentu
kaum muslimin sekarang tidak akan mengimaninya. Jadi, fungsi hadits di atas adalah untuk
menguatkan bahwa Rasulullah benar-benar mempunyai mukjizat yaitu salah satunya membelah
bulan jadi dua.

3. Siklus Hujan

Nabi Bersabda :

‫ َما ِمنْ َع ٍام ِبَأ َق َّل َم َطرً ا ِمنْ َع ٍام‬                                                       


Ø Terjemahan
 

“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain”

Ø  Penjelasan

Al – Baihaqi meriwayatkan hadis ini dalam As-Sunan Al-kubra dari Ibnu Mas’ud Ra, dari
Rasulullah dengan teks hadis “tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun
yang lain”.

 Kendati nash hadis berhenti (mauquf) pada Ibnu Mas’ud, sehingga mendorong beberapa
pengkaji hadis untuk melemahkan statusnya (dhaif) karena tidak dapat memahami petunjuk
ilmiahnya, namun hadis ini tetap mempresentasikan sebuah gebrakan ilmiah yang mendahului
khazanah sains modern sejak tahun 1400 tahun silam. Di samping itu, hadis ini merupakan salah satu
representasi kemukjizatan sains dalam hadits-hadits Nabi SAW. Sehingga meski berstatus dho’if,
hadis itu pun tetap kuat dan diperhitungkan.
4. Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

ْ‫ك َمن‬ َ ‫ ِف ْي ِه َي ْطلُبُ ْي ًقا َط ِر َس َل‬ ،‫ك عِ ْلمًا‬ َ ‫ِمنْ َط ِر ْي ًقا ِب ِه ل ُه‬


2َ ‫اس َل‬
‫ُق‬
ِ ‫طر‬ ُ  ،ِ‫ ْال َج َّنة‬  َّ‫ض ُع ْال َمالَِئ َك َة َوِإن‬ َ ‫َأجْ ن َِح َت َها َل َت‬ ‫ب‬ ِ ِ‫ل َِطال‬ ،‫ْالع ِْل ِم‬
        َّ‫م َوِإن‬ َ ِ‫ َل َيسْ َت ْغ ِف ُر ْال َعال‬ ‫ت فِي َمنْ َل ُه‬ ِ ‫ َو َمنْ ال َّس َم َوا‬ ‫فِي‬ ،‫ض‬ ِ ْ‫اَألر‬
              ُ‫ح ْي َتان‬ ِ ‫فِ َج ْوفِي َو ْال‬ ،‫ ْال َما ِء‬  َّ‫ْال َع ِاب ِد َع َلى ْال َعال ِِم َفضْ َل َوِإن‬
          ‫اِئر َع َلى ْل َب ْد ِر َل ْي َل َة ْال َق َم ِر َك َفضْ ِل‬ِ ‫ َس‬ ،ِ‫ْال ُع َل َما َء َوِإنَّ ْال َك َوا ِكب‬
       ‫ َو َر َث ُة‬ ،‫ َوالَ ِد ْي َنارً ا ي َُورِّ ُث ْوا َل ْم اَأل ْن ِب َيا َء َوِإنَّ اَأل ْن ِب َيا ِء‬ ،‫ِدرْ َهمًا‬
                        ‫ َورَّ ُثوا ِإ َّن َما‬ ،‫َواف ٍِر ِب َح ٍّظ َأ َخ َذ َأ َخ َذهُ َف َمنْ ْالع ِْل َم‬
Ø  Terjemahan
“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia
menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar
akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu
akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi,
sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya
keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan
pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan
para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan
ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat
banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul
8/6)

You might also like