You are on page 1of 17

HAK ASASI MANUSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah: Kewarnegaraan dan Moderasi Beragama
Dosen: Muhammad Redha Anshari S.E.I., M.H.

Oleh:
AQSA FADILAH ALFIQRI
NIM: 2011120126
RIZAL AHMAD ZIKRI
NIM: 2011120124

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN BAHASA
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

TAHUN 2022 M / TAHUN 1443 H


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, yang karena izin dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “HAK ASASI MANUSIA” ini. Sholawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah saw, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya
sampai akhir zaman. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Kewarnegaraan dan Moderasi Beragama”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui memahami apa itu hak asasi manusia,
sejarahnya, dan perkembanganya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga mereka memperoleh balasan yang berlipat
ganda dari Allah Yang Maha Kuasa, Amin.

Palangkaraya, 23 Maret 2022.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluuan...........................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II Pembahasan............................................................................................................3

A. Hakikat Hak Asasi Manusia.......................................................................................3


B. Hak Asasi Manusia dalam Islam................................................................................5
C. Sejarah Hak Asasi Manusia.......................................................................................7
D. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia.......................................................10

BAB III Penutup..................................................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13

Daftar Pustaka.....................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Orang lain tidak dapat
menggangu hak asasi masing-masing individu. Hak ini sangat mendasar atau asasi
(fundamental) sifatnya, yang mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai
dengan bakat, cita-cita, serta martabatnya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki
semua manusia tanpa perbedaan berdasarkan bangsa, ras, agama, atau gender. Oleh karena itu,
hak asasi harus dipahami oleh setiap orang. Karena begitu pentingnya, hak asasi manusia
(HAM) dijadikan sebagai salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Itu sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik harus memahami dan
menyadari mengenai hak asasi manusia.

Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak,
kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan
HAM pada diri kita sendiri.

Hukum tidak lagi dilihat sebagai refleksi kekuasaan semata-mata tetapi juga harus
memancarkan perlindungan terhadap hak-hak warga Negara. Hukum berlandaskan pada nilai-
nilai kemanusiaan. Hukum yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan mencerminkan
norma-norma yang menghormati martabat manusia dan mengakui HAM. Norma-norma yang
mengandung nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi martabat manusia dan menjamin HAM,
berkembang terus sesuai dengan tuntutan hati nurani manusia.

1
B. Rumusan Masalah

- Apa itu hakikat hak asasi manusia?


- Apa itu hak asasi manusia dalam islam?
- Bagaimana sejarah hak asasi manusia?
- Bagaimana perkembangan hak asasi manusia di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

- Mengetahui dan memahami hakikat hak asasi manusia


- Mengetahui dan memahami hak asasi manusia dalam islam
- Mengetahui dan memahami sejarah hak asasi manusia
- Mengetahui dan memahami perkembangan hak asasi manusia di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Hak Asasi Manusia

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM), Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaanya. Salah satu kesempurnaan yang
diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia adalah “akal dan pikiran” yang
membedakannya dengan makhluk lain. Sejak diciptakan dan dilahirkan manusia telah
dianugerahi hak-hak yang melekat pada dirinya dan harus dihormati oleh manusia yang
lainnya. Hak tersebut disebut juga dengan hak asasi manusia (HAM).

Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri manusia sejak
manusia diciptakan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak yang dimiliki setiap orang
tentunya tidak dapat dilaksanakan sebebas-bebasnya, karena ia berhadapan langsung dan
harus menghormati hak yang dimiliki orang lain.

Hak asasi manusia terdiri atas dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan
hak kebebasan. Tanpa adanya kedua hak ini maka akan sangat sulit untuk menegakkan hak
asasi lainnya. Pengakuan terhadap hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan
penghargaan terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut kodratnya. Adapun
beberapa ciri pokok hakikat HAM adalah sebagai berikut:

- HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi.


- HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
- HAM tidak bisa dilanggar.

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli:

Menurut John Locke

Seorang ahli ilmu Negara dalam buku Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 2012
karangan Trubus Rahardiansyah menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Oleh
karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Hak sifatnya

3
sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak
bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.

Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto,

Dalam buku Sistem Pemerintahan Indonesia (2012) karangan Trubus Rahardiansyah


yang menjelaskan hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi, artinya hak- hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga
sifatnya suci.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 1, menyebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak
yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.

Kesimpulan Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Berdasarkan rumusan-rumusan hak asasi manusia tersebut di atas, dapat disimpulkan


bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. Dengan demikian, hakikat
penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga kese- lamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan. Keseimbangannya adalah antara hak dan
kewajiban serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan
umum.

Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan
tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil
maupun militer), dan negara. Jadi, dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari
pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan
perseorangan, kepentingan tersebut tidak boleh merusak kepentingan orang banyak
(kepentingan umum). Karena itu, pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap

4
HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap KAM (kewajiban asasi manusia) dan TAM
(tanggung jawab asasi manusia) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara.

B. Hak Asasi Manusia dalam Islam

Hak Asasi Manusa menurut Islam berdasarkan pada manusia sebagai khalifah Allah di
muka bumi. Dalam Islam melihat Hak Asasi Manusia bersifat theorisentris, artinya Tuhan
yang memiliki segalanya dan maha tinggi, manusia hanya memiliki kewajiban untuk taat dan
patuh terhadap aturan-aturannya. Apabila memandang hak asasi manusia menggunakan
theorisentris dimana larangan dan perintah didasarkan pada ajaran islam yaitu Al-quran dan
hadits. Sehingga mengakui hak-hak manusia adalah sebuah kewajiban dalam rangka
kepatuhan terhadap Tuhan. Jika melihat dari presfektif islam, dimana hak asasi merupakan
sebuah anugerah yang diberikan Tuhan. Sehingga manusia memiliki kewajiban dan tanggung
jawab atas pemberian tersebut. Maka dari itu, kita akan melihat bahwa islam memperjuangkan
hak asasi bukan hanya sekedar legal-formal, tapi lebih jauh dari pada itu, islam
memperjuangkan moral atau akhlak.

Islam memiliki sesuatu yang disebut dengan amar ma’ruf nahi munkar untuk mencegah
terjadinya pelanggaran HAM. Terdapat tiga tahapan dalam menjalankan ajaran tersebut, yaitu
melalui tangan, melalui lisan dan melaui hati. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM
dengan tangan yaitu artinya menggunakan kekuasaan, melibatkan orang-orang yang memiliki
kekuasaan, baik itu jabatan atau materi. Melalui lisan, artinya dengan nasehat-nasehat.
Terakhir melalui gerakan hati yaitu dengan cara mendoakan. Sehingga islam lebih bersifat
melakukan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran HAM.

Hak Asasi Manusia Menurut Al-Quran.

Alquran sebagai sumber utama hukum umat islam, telah menjelaskan mengenai hak asasi
manusia, bagaimana manusia mnyikapinya serta memperlakukan sesama. Bahkan bukan
hanya hak saja, namun degan kewajiban sebagai manusia terhadap sesama.

Islam menyebut manusia sebagai khilafah dimuka bumi yang memiliki hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia.

5
Berikut merupakan hak asasi yang ada dalam Al-quran.

1. Hak Hidup

Hak hidup dan menghargai hak hidup orang lain merupakan hak pertama yang
diberikan oleh Tuhan. Islam memberikan jaminan penuh terhadap manusia untuk hidup,
terkecuali dalam kondisi-kondisi tertentu.

Prinsip hidup tercantum dalam Alquran surat Al-Ishra ayat 33 dan surat Al-Anam ayat
151.

Dimana dalam kedua ayat tersebut membedakan antara pembunuhan yang bersifat
kriminal dengan pembunuhan untuk menegakan suatu keadilan. Kemudian yang berhak
memutuskan, apakah seorang harus kehilangan hak hidupnya atau tidak, yang memiliki
kewenangan hanya pengadilan.

2. Hak Kepemilikan Pribadi

Islam juga sangat menghormati kepemilikan pribadi, hal tersebut dapat dilihat
dari kewajiban menunaikan zakat dan aturan tentang waris. Selain itu, Islam memberikan
hak untuk mempertahankan hak milik pribadi, dimana ketika seseorang mempertahankan
milik pribadinya dan kemudian meninggal, maka ia dianggap seorang syahid. Salah satu
ayat Al-Quran yang menyebutkan pentingnya hak pribadi adalah surat An-nissa ayat 29.

Ayat tersebut menegaskan, bahwa dalam memanfaatkan kekayaan alam, hendaknya


memperhatikan hak-hak orang lain. Artinya dalam mendapatkan sesuatu hal harus
memperhatikan kehalalannya.

3. Persamaan Hak Dimata Hukum

Agama islam melihat manusia sama, yaitu diciptakan dengan tujuan yang sama
untuk taat dan patuh kepada Tuhan. Islam tidak membeda-bedakan satu dengan yang
lainnya berdasarkan keturunan, kelahiran, kebangsaan dan lain sebagainya. Perbedaan
hanya terlihat pada amal kebajikan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.

Persamaan hak dimata hukum salah satunya tercantum dalam Al-qur’an surat Al-hujurat
ayat 13.

6
Dimana agama Islam menganggap seluruh manusia sama dari keturunan dan nenek
moyang yang sama. Sebagai cerminan Nabi Muhammad dalam haji wada menyampaikan
“Orang Arab tidak mempunyai keunggulan atas orang non Arab, dan begitupun
sebaliknya serta orang kulit putih tidak lebih unggul lebih unggul dibandingkan dengan
orang kulit hitam dan sebaliknya”.Dalam hal ini Islam telah menghancurkan sekaligus
membuktikan bahwa diskriminasi sesautu yang salah.

4. Hak Mendapatkan Keadilan

Hak mendapatkan keadilan tentu sangat didambakan oleh setiap orang, Islam
dengan segala aturannya telah mengatur sedemikian rupa mengenai hak keadilan, seperti
yang tercantum dalam Al-qur’an surat as-syuro ayat 15. Dimana dalam ayat tersebut
umat Islam diperintahkan oleh Allah, supaya menjunjung tinggi hak-hak keadilan.

5. Hak Dalam Mendapatkan Pendidikan

Kita telah sepakat, bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Tentu tidak
ada seorang pun yang berhak menghalang-halangi dalam mendapatkan pendidikan. Islam
mengatur hak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Alqur’an surat
Attaubah ayat 122. Dalam ayat tersebut dijelaskan, mengapa setiap kaum tidak pergi
untuk menuntut ilmu agama dan memberikan peringatan kepada kaumnya.

Secara garis besar pandangan hak asasi dalam Islam dan dunia barat jelas
berbeda. Sebab pijakan dan dasar yang digunakannya pun jauh beda.

C. Sejarah Hak Asasi Manusia

Munculnya perjuangan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
merupakan reaksi terhadap kesewenangan–wenangan penguasa yang menginjak-injak harkat
dan martabat manusia. Kekuasaan absolut (mutlak) para raja dan kaisar yang menindas hak
rakyat atau daerah, pola kekuasaan imperalisme dan kolonialisme, aneka diskriminasi.
Adanya negara kuat dan lemah, menuntut jaminan hak asasi manusia dalam negara maupun

7
secara internasional. Perjuangan untuk membela hak asasi manusia sebelum abad Masehi
antara lain :

- Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 tahun SM), yang menetapkan adanya aturan
yang menjamin keadilan bagi semua warga negara. Hukum tersebut terkenal sebagai
jaminan hak-hak asasi manusia.
- Solon (600 tahun SM) di Athena, yang mengajarkan bahwa orang-orang yang diperbudak
karena tidak mampu melunasi utangnya harus dibebaskan.
- Flavius Anicius Justinian (Kaisar Romawi, tahun 527 SM), merumuskan peraturan yang
memuat jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia. Peraturan ini menjadi dasar dan
pola sistem hukum modern di negara Barat.
- Aristoteles (428-348), yang mengajarkan bahwa pemerintahan harus berdasarkan atas
kemauan dan cita-cita mayoritas warganegaranya.

Perkembangan dan perjuangan tentang hak-hak asasi manusia pada masa sesudah Masehi
ternyata lebih tegas dan berpengaruh terhadap praktik kehidupan bernegara. Peristiwa atau
dokumen yang sesudah abad Masehi yang menunjukkan adanya jaminan hak asasi manusia,
antara lain :

- Magna Charta
Lahirnya HAM di dunia oleh negara-negara modern dimulai dengan lahirnya
Magna Charta (piagam besar) di Inggris pada tanggal 15 Juni tahun 1215. Pada mulanya
piagam ini merupakan perjanjian antara raja dan para baron. Ia tidak ada hubungannya
dengan HAM yang sesungguhnya. Baru setelah beberapa tahun 1355 perlemen Inggris
menyetujui beberapa pronip yang dikandung dalam Magna Charta tersebut. Hak hidup
seseorang tidak dapat dirampas, kebebasan dan perampasan tanah hanya dapat
diselesaikan melalui mekanisme hukum.
- Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen
Revolusi besar Perancis pada tahun 1789 bertujuan membebaskan manusia warga
negara Perancis dari kekangan kekuasaan mutlak dari seorang raja penguasa tunggal
(absolute monarchi) di Perancis pada waktu itu Raja Louis XVI. Istilah yang dipakai pada
waktu itu adalah droit de I home yang berarti hak manusia, yang di dalam bahasa Inggris
disebut human right dan mensen rechten dalam bahasa Belanda. Dalam bahasa Indonesia

8
disebut dengan hak asasi manusia atau hak kemanusian. Dalam pernyataan ini
dikemukakan semboyan liberte, egalite, dan fraternite (keerdekaan, persamaan dan
persaudaraan).
- Abraham Lincoln, menentang adanya perbeddaan warna kulit, agama, dan jenis kelamin
dalam pemerintahan
- F.D. Roosevelt (1941) menganjurkan untuk melaksanakan empat macam kebebasan,
yaitu: Kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat (freedom of speech and
expression), Kebebasan memilih agama (freedom of religion), Kebebasa dari rasa takut
(freedom from fear), Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want)
- Universal Declaration of Human Rights (10 Desember 1948)
Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada bulan Desember
1948. Deklarasi ini merupakan tahap pertama dari tiga tahap program yang dirancang
untuk menjadi sebuah International Bill of Right, yang didasarkan atas kewajiban-
kewajiban yang mengikat negara-negara secara universal dan diperkuat oleh perangkat
kerja dewan dan administrasi yang efektif. Secara kronologis, tiga tahapan itu adalah :
Sebuah deklarasi yang menetapkan bermacam-macam hak manusia yang harus diormati,
Serangkaian ketentuan Coventnant yang mengikat negara-negara untuk menghormati
hak-hak yang telah ditetapkan tersebut. Langkah-langkah dan perangkat kerja untuk
pelaksanaannya.
Tahun 1966 PBB secara aklamasi menyetujui dua perjanjian:
Perjanjian tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (convenant on economic, social
and culture rights) dan Perjanjian tentang hak-hak sipil dan publik (convenant on civil
and political rights)

Memasuki abad ke-21 kesadaran warga negara dan negara-negara di dunia akan hak asasi
manusia dan pengakuannya serta perlindungannya mengalami peningkatan. Perlindungan hak
asasi manusia bagi warga negara di suatu negara terkadang menjadi salah satu syarat agar
negara tersebut mendapat bantuan berupa hibah atau pinjaman lunak dari negara maju atau
dari lembaga internasional seperti WHO, UNESCO, world bank dan sebagainya. Dalam
kehidupan sehari-hari, ada kecenderungan setiap orang ingin diakui akan hak-haknya sebagai
bagian dari komunitasnya baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat bahkan dalam
negara. Namun demikian, tidak jarang dalam praktiknya penuntutan hak asasi manusia justru

9
melanggar hak asasi manusia orang lain atau bahkan melanggar norma hukum yang berlaku.
Misalnya, demonstran yang merusak fasilitas umum saat menyampaikan orasinya merasa
tidak bersalah meskipun telah jelas-jelas merusak. Kasus lain misalnya, bermunculan aliran
kepercayaan bahkan ”agama” baru yang menurut penganut agama lainnya telah menodai
ajaran agamanya. Dengan banyaknya kasus konflik yang disebabkan oleh pemahaman hak
asasi manusia pada berbagai bidang.

Hak-hak asasi manusia melekat pada diri setiap individu sehingga tidak dapat dirampas
dan dihilangkan daripadanya tanpa merendahkan kedudukan dan 74 martabatnya sebagai
manusia. Dalam hal individu sebagai anggota dari suatu negara, maka negara memiliki
kewajiban untuk memfasilitasi dan melindungi hak individu dari warga negaranya. Meski
demikian, pengakuan akan hak asasi manusia memiliki sejarah yang panjang. Pada awalnya,
individu anggota suatu negara hanyalah abdi penguasa yang hanya boleh bertindak atas izin
penguasa. Seiring dengan berjalannya waktu, maka pengakuan dan perlindungan terhadap hak
asasi setiap individu pun mengalami peningkatan meskipun melalui perjalanan sejarah yang
panjang. Sejak abad ke-13, perjuangan mengukuhkan ide HAM sudah dimulai yaitu pada
tahun 1215 ditandatanganinya Magna Charta oleh Raja Jhon Lackland. Meskipun piagam ini
sebenarnya hanya melindungi kaum tertentu, dan tidak termasuk perlindungan pada kaum
budak. Namun hal ini dianggap merupakan tonggak perjuangan hak asasi manusia, bahkan
dalam faham negara hukum, pengakuan dan perlindungan HAM merupakan keniscayaan dan
dianggap sebagai ciri mutlak dari negara hukum.

D. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di masyarakat
dan acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama. Adapun perkembangan
pemikiran HAM diantaranya adalah:

- Periode sebelum kemerdekaan( 1908-1945)


Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah
memperhatikan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui
petisi-petisi yang ditinjaukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan
yang dimuat surat kabar Goeroe Desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo
dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. Perdebatan

10
pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah
hak persamaan kedudukan di muka hukum. Hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang tidak layak, hak untuk memerluk agama dan kepercayaan, hak berserikat,
hak berkumpul, hak mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
- Periode setelah kemerdekaan(1945-Sekarang)
Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada
hak untuk merdeka (self determination), hak kebebasan untuk berserikat
melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Hal terpenting dengan
HAM adalah adanya perubahan mendasar dan signifikan terhadap
pemerintahan dari sistem pemerintahan dari sistem presidensil menjadi
sistem parlemen.

Periode 1950-1959
Periode 1950-1959 dalam rangka perjalanan Negara Indonesia dikenal
dengan sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada
periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena
suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi atau demokrasi
parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik.

Periode 1959-1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem
demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soerkarno terhadap sistem
demokrasi parlementer. Pada sistem ini kekukasaan terrpusat dan berada
ditangan Presiden.
Periode 1970-1980
Pemikiran elit pemguasa pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap
penolakkannya terhadap HAM sebagi produk Barat dan individualistik
serta bertentangan dengan paham kekeluragan yang dianut bangsa
Indonesia. Pemerintah pada periode ini bersifat defensive dan represif

11
yang dicerminkan dari produk hokum yang umumnya restriktif terhadap
HAM.

Periode 1966-1998
Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagi seminar tentang HAM.
Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang
merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan
HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah Asia.

Periode 1998-sekarang
Strategi penegakkan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap
status penentuan (perspective status) dan tahap penataan aturan secara
konsisten(rule consistent behaviour). Pada tahap penentuan telah
ditetapkan beberapa penentuan perundang – undangan tentang HAM
seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang – undang Dasar 1945 ),
ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang – undang (UU), peraturan
pemerintah dan ketentuan perundang – undangan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejak diciptakan dan dilahirkan manusia telah dianugerahi hak-hak yang melekat
pada dirinya dan harus dihormati oleh manusia yang lainnya. Hak tersebut disebut juga
dengan hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok
yang melekat pada diri manusia sejak manusia diciptakan sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. Hak yang dimiliki setiap orang tentunya tidak dapat dilaksanakan sebebas-
bebasnya, karena ia berhadapan langsung dan harus menghormati hak yang dimiliki
orang lain.

Hak Asasi Manusa menurut Islam berdasarkan pada manusia sebagai khalifah
Allah di muka bumi. Dalam Islam melihat Hak Asasi Manusia bersifat theorisentris,
artinya Tuhan yang memiliki segalanya dan maha tinggi, manusia hanya memiliki
kewajiban untuk taat dan patuh terhadap aturan-aturannya.

Munculnya perjuangan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara, merupakan reaksi terhadap kesewenangan–wenangan penguasa yang
menginjak-injak harkat dan martabat manusia. Kekuasaan absolut (mutlak) para raja dan
kaisar yang menindas hak rakyat atau daerah, pola kekuasaan imperalisme dan
kolonialisme, aneka diskriminasi. Adanya negara kuat dan lemah, menuntut jaminan hak
asasi manusia dalam negara maupun secara internasional. Pemahaman HAM di Indonesia
sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di masyarakat dan acuan bertindak pada
dasarnya telah berlangsung cukup lama.

13
B. Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar
ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari Hak asasi manusia,
bagaimana sejarahnya dan perkembangan hak asasi manusia di indonesia. Semoga
dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Imron. Srikantono. (2013). Pendidikan Kewarnegaraan(Civic Education). Jember:


SUPERIOR

Jamaludin, Ujang. (2017). Pendidikan Kewarnegaraan. Palembang: BKS PTN-Barat

Dwi Sulisworo, Tri. Wahyuningsih, Dikdik. Baehaqi Arif. (2012). Hak Asasi Manusia.
Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan

https://ppkn.co.id/hakikat-hak-asasi-manusia-ham/

https://www.pinhome.id/blog/hak-asasi-manusia-dalam-islam/

14

You might also like