You are on page 1of 5

“Bergerak untuk Mengubah Segalanya”

Fr. Alexander Roy Kurniawan

I. INFORMASI BUKU
 Jenis buku : Profan
 Judul buku : Stop Bullying
 Pengarang : Ghyna Amanda
 Penerbit : Cemerlang
 Kota terbit : Yogyakarta
 Tahun terbit : 2021
 Jumlah halaman : 167

II. PENDAHULUAN
Perundungan atau yang biasa kita kenal dengan istilah bullying bukanlah hal
yang baru terjadi di sekitar kita. Tua, muda, kaya, miskin semua orang bisa menjadi k
orban perundungan, atau bahkan orang yang melakukan perundungan itu sendiri. Pert
anyaannya, mengapa semua itu bisa terjadi? Apa hal-hal yang mendasari seseorang m
elakukan perundungan dan mengapa seseorang dirundung? Lalu, dari sisi orang ketiga
yang tidak terlibat dengan semua itu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Apakah kita bi
sa memiliki keinginan dan peranan untuk menghentikan kekerasan berbentuk perundu
ngan ini?
Sebagai bentuk kekerasan yang tidak lagi asing di sekitar kita, tetapi selalu ter
abaikan, perundungan tersebut patut menjadi sorotan kita saat ini. Boleh jadi, kita tida
k terlibat sebagai pelaku atau korban, tetapi peranan kita penting untung menghentika
n berbagai jenis perundungan yang ada. Banyak hal yang akan kita ketahui bersama te
rutama bagaimana mengenal korban perundungan, jenis perundungan, dan cara agar k
ita bisa mengatasi semuanya itu. Kita perlu melihat situasi saat ini karena setiap manu
sia memiliki kecenderungan psikologis yang berbeda-beda.

III. ISI BUKU


1. Apa itu bullying?
Perundungan atau bullying pertama kali digunakan pada tahun 1530 da
n memiliki arti “sweetheart”. kata ini dapat ditujukan kepada siapa pun, baik
laki-laki maupun perempuan. Walaupun begitu, terdapat pergeseran makna se
kitar abad ke-17 karena kata “bully”, kemudian digunakan sebagai bentuk pel
ecehan. Di Amerika Serikat, sering kali kata “bully” diasosiasikan dengan Th
eodore Roosevelt melalui bully pulpit-nya sebagai bentuk celaan.
Perundungan adalah hal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelomp
ok orang menggunakan perkataan atau perbuatan secara intens dan berulang p
ada seseorang atau sekelompok orang, sehingga menimbulkan tekanan. Biasa
nya, bentuk perilaku ini dilakukan oleh orang-orang yang memiliki banyak pe
ngaruh atau kekuatan lebih besar terhadap seseorang. Perundungan tidak sam
a dengan konflik antara dua orang atau dalam perkelahian. Perundungan juga
tidak sama dengan sekadar tidak menyukai seseorang, walaupun memang ada
bentuk perundungan yang diakibatkan oleh rasa saling benci.

2. Mengapa Kita Melakukan Bullying


Perundungan dilakukan bukan tanpa sebab. Setiap orang memiliki alas
an melakukan perundungan, entah itu karena dendam, kepuasan, atau berbaga
i hal lain yang bisa jadi tidak mereka deskripsikan secara langsung. Oleh kare
na itu, mari kita coba berefleksi terhadap diri sendiri. Seandainya melakukan
perundungan, apa yang menjadi alasan kita melakukan perundungan? Alasan-
alasan tersebut turut menjadi alasan bagi orang lain. Lalu, dari alasan tersebut,
kita bisa mencoba menemukan jalan tengah dan menghentikan tindak perund
ungan.
Psikologis korban perundungan sangatlah kompleks, sehingga tidak ad
a yang tahu jika perubahan akan membawa kita menjadi berbeda. Dan, bagai
mana jika perbedaan itu mengubah kita secara drastis, dari korban menjadi pe
laku perundungan? Sebab, ketidaksadaran kita pada perubahan untuk menghi
ndari perundungan bisa juga disebut sebagai mekanisme pertahanan diri. Seba
gian besar dari kita berpikir untuk menguatkan mekanisme tersebut, yaitu perl
u melakukan perundungan. Selain itu, perundungan yang kita lakukan juga m
enjadi bukti bahwa pertahanan yang kita buat sudah cukup kuat.

3. Dominasi dalam Tindak Bullying


Dominasi merupakan bentuk penggunaan kekuatan yang kemudian me
ngintimidasi dan menimbulkan ketakutan, sehingga hasil dari sebuah dominas
i adalah ketakutan terhadap seseorang. Kemudian, tindak mengintimidasi yan
g dilakukan mengambil alih kemampuan kita untuk membuat pilihan, bahkan
penentuan nasib kita sendiri. Akan tetapi, ternyata tidak bisa dipungkiri bahw
a pengaruh orang-orang yang mendominasi ini sangat tinggi. Dari penelitian
yang sama disebutkan bahwa mereka yang lebih dominan dalam pergaulan m
emiliki pengaruh besar di lingkungannya.
Setiap orang bisa memiliki pengaruh berbeda-beda terhadap orang lain.
Namun, hanya mereka yang bisa memanfaatkan pengaruh tersebut yang dapat
mendominasi dan menciptakan pengaruh lebih besar. Bisa jadi, banyak orang
berpikir bahwa dominasi adalah sifat atau kebiasaan seseorang ketika memili
ki hierarki tinggi atau pengaruh terhadap orang lain. Namun, sebenarnya dom
inasi adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh seseorang untuk menciptaka
n lebih banyak pengaruh atas dirinya terhadap orang lain.

4. Bullying Terjadi Terhadap Siapa Pun


Fakta yang terjadi mengenai perundungan sering dikaitkan dengan ber
bagai kasus yang terjadi pada kaum minoritas, seperti anak-anak, remaja, atau
perempuan. Padahal, sesungguhnya di luar sana, terdapat banyak kaum perun
dungan yang juga terjadi pada orang dewasa atau lanjut usia. Hal ini terjadi k
arena sebagian besar dari kita menganggap bahwa perundungan adalah soal s
enioritas-junioritas atau mayoritas-minoritas. Namun, tentu tidak sesederhana
itu. Bahkan, perundungan terjadi pada setiap lapis masyarakat tanpa kita sada
ri.
Perundungan juga semakin banyak terjadi ketika anak mulai tumbuh d
ewasa dan memasuki lingkungan masyarakat yang lebih luas, misalnya sekola
h. Pada saat memasuki sekolah, anak mendapatkan lebih banyak perhatian dar
i orang-orang di sekitarnya, seperti teman di sekolah, guru, staf sekolah, dan o
rang-orang yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Perhatian tersebut me
miliki dampak baik apabila dilakukan dengan cara-cara positif.
Di satu sisi, anak sedang menikmati perubahan lingkungan dari rumah
ke sekolah. Sedangkan di sisi lain, mereka mendapatkan tekanan di sekolah y
ang membuatnya merasa tidak nyaman. Hal ini bisa berdampak pada keengga
nan anak untuk kembali ke sekolah. Padahal, pada masa ini, mereka membutu
hkan sekolah sebagai tempat tumbuh selain rumah. Selain itu, di satu sisi, ana
k sedang membangun kepercayaan terhadap orang asing selain keluarga. Seda
ngkan, di sisi lain, mereka justru dikecewakan dengan perundungan yang dite
rimanya. Apa yang kemudian terjadi terhadap anak-anak? Tidak lain adalah
masalah kepercayaan yang memiliki dampak berkelanjutan hingga mereka re
maja dan dewasa.

5. Mencegah Bullying di Sekitar Kita


Menghentikan tindak perundungan memang sangatlah penting. Namun,
pada saat sebuah perundungan berhenti, kita tidak pernah mengetahui hal yan
g telah dirasakan oleh korban, bahkan pelaku. Bisa saja pelaku hanya berhenti
sementara waktu. Ia bisa melakukan tindakannya kembali pada kemudian hari
dengan alasan berbeda. Begitu pula dengan korban yang telah menerima tinda
k perundungan, kita juga tidak pernah mengetahui hal yang terjadi terhadapny
a di kemudian hari. Ia berhasil mengatasi dampak yang terjadi atau justru me
mperparah keadaannya. Dengan menghentikan tindak perundungan, sebenarn
ya kita juga tidak pernah mengetahui siklus ini benar-benar berhenti untuk sel
amanya atau hanya sementara.
Cara termudah mencegah tindak perundungan di sekitar kita ialah deng
an selalu menaruh perhatian terhadap hal yang terjadi. Baik hal besar maupun
kecil, kita benar-benar harus memasang kepedulian dan tidak abai begitu saja.
Hal ini dikarenakan ada banyak sinyal perundungan yang bisa saja akan terba
ca andai kita lebih perhatian. Misalnya saja, perubahan sikap seseorang yang t
erjadi tanpa alasan jelas, luka-luka yang didapatkan tanpa sebab, rusak atau hi
langnya barang milik pribadi, atau adanya keinginan menghindari suatu lingk
ungan sosial, seperti sekolah. Terkadang berbagai hal tersebut disepelekan ka
rena wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, siapa yang tahu jika s
emua itu ialah dampak dari perundungan yang ditutupi oleh korban? Oleh kar
enanya, daripada menunggu mereka bercerita ada baiknya kita sendiri yang le
bih peduli, sadar dan perhatian terhadap kondisi sekitar kita.

IV. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang perundungan dan cara mengatasinya, kita menget
ahui bahwa permasalahan ini tidak dapat berhenti begitu saja. Perundungan adalah ma
salah berkelanjutan yang memerlukan penanganan sedini mungkin yang bukan hanya
dilakukan oleh orang-orang tertentu, melainkan kita sendiri. Perjalanan memahami se
buah kasus perundungan sendiri bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Terkadang,
pasti ada kontradiksi dalam pikiran kita bahwa bisa jadi sesuatu tersebut hal yang waj
ar dilakukan karena sudah lama terjadi dan tidak menimbulkan masalah apa pun. Nam
un, pasti juga ada pikiran bahwa selama ini, korban yang dirundung pasti terganggu at
au mengalami dampak-dampak perundungan seperti yang telah kita ketahui.

V. REFLEKSI
Belajar memahami orang lain dengan cara tidak mem-bully pribadi mereka
merupakan salah satu cara yang perlu disadari oleh banyak orang. Menjadi korban
maupun pelaku dapat berdampak buruk bagi kepribadian seseorang. Luka baru akan
selalu muncul apabila kita melukai dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Secara
psikologis, seseorang tidak akan bertumbuh dengan baik kepribadiannya karena
seringkali dihadapkan oleh peristiwa yang membuatnya takut akan situasi sosial yang
selalu menimbulkan perundungan. Saya belajar untuk memahami dan juga tidak
berbuat hal yang sama yaitu menjadi pelaku perundungan, sehingga tidak ada lagi
korban yang bertambah akibat hal sepele yang memungkinkan orang lain menjadi
pribadi yang mandeg.

You might also like