You are on page 1of 15

Analisis Strategi dan Tantangan Pembangunan Daerah

Menuju Smart City di Kota Madiun


Rozi Anavi Munawaroh

Abstrak
Berkembanganya teknologi dan era globalisasi membawa pengaruh dalam proses
perencanaan pembangunan di setiap wilayah negara. Perkembangan teknologi ini
menuntut setiap aspek di suatu wilayah negara untuk mampu beradaptasi dalam
kehidupan, seperti pemerintah dan masyarakat harus mampu menjadikan
kemajuan teknologi sebagai pendorong kemajuan wilayahnya. Perkembangan
teknologi ini memunculkan sebuah konsep dalam perencanaan pembangunan
dalam wilayah yang berbasis pada penerapan dan pengimplemtasian teknologi
itu sendiri dimana konsep tersebut disebut smart City. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi dan tantangan dalam
pembangunan daerah dengan penerapan smart city di salah satu kota di Indonesia
yaitu Kota Madiun, dimana Kota Madiun merupakan kota yang tengah berupaya
mewujudkan smart city di daerahnya. Penulisan makalah ini ditulis menggunakan
metode kualitatif dan jenis deskriptif melalui studi literatur yang berupaya
menjelaskan strategi dan tantangan suatu daerah untuk mewujudkan smart city.

Kata Kunci: Globalisasi, Perencanaan Pembangunan, Smart City

PENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat bernegara di dunia saat ini dihadapkan pada
kemajuan teknologi yang sangat pesat sehingga kini masyarakat tengah berada
dalam suatu perubahan tatanan masyarakat yaitu globalisasi. Globalisasi membawa
pengaruh yang signifikan pada masyarakat dan bahkan negara itu sendiri.
Globalisasi ditandai dengan kemajuan teknologi saat ini tengah hadir di berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Segala aktivitas masyarakat sekarang selalu
bersinggungan dan tidak terlepas dari teknologi, seperti pada penggunaan internet
dan media sosial. Kemajuan teknologi dan peningkatan penggunaan internet di
masyarakat tidak hanya memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat
namun juga memberikan peluang untuk membawa perubahan lebih baik dalam
tatanan kehidupan suatu negara jika dapat dimanfaatkan dengan mekanisme yang
baik. Kemajuan teknologi juga memberikan peluang bagi pemerintah untuk
menyusun strategi dalam upaya mewujudkan peningkatan pembangunan di suatu
negara dalam berbagai bidang.
Adanya kemajuan teknologi ini memungkinkan semua orang dapat
terhubungan dengan mudah dan dapat melakukan berbagai kegiatan dengan cepat
dan akurat. Kemajuan teknologi mengharuskan sebuah negara untuk beradaptasi
dalam membangun kemajuan negaranya. Thomas L Friedman sebagaimana dikutip

1
oleh (Sucitawati & Joniarta, 2018) menyatakan bahwa negara yang dapat maju
merupakan negara yang mampu beradaptasi seperti dalam bentuk mampu
memanfaatkan teknologi informasi seperti ketersediaan internet untuk
meningkatkan keuntunngan bagi bangsan dan warga negara. Indonesia merupakan
salah satu negara yang masih dikatakan berkembang, dan untuk terus
meningkatkan kemajuan negaranya Indonesia sudah sepatutnya memanfaatkan
perkembangan teknologi ini dalam pembangunan negara dan proses pelaksanaan
pemerintahan, seperti dilakukan dalam tahap perencanaan pembangunan di negara
maupun di daerah-daerahnya.
Perencanaan pembangunan merupakan sebuah upaya pemerintah untuk
menyusun rencana dan strategi dalam pembangunan kehidupan negara dalam
jangka waktu tertentu baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Kemajuan teknologi saat ini dapat menjadikan peluang bagi dalam meningkatkan
segala bidang dirancang untuk terintegrasi pada internet tersebut mulai dari bidang
pendidikan, ekonomi, perdagangan, politik hingga pada sistem pelayanan dalam
pemerintahan. Kini di Indonesia pemerintah telah memulai memasukan konsep dari
kemajuan teknologi itu sendiri di berbagai bidang seperti adanya konsep e-learning
pada pendidikan, e-commerce pada bidang ekonomi dan perdagangan, e-government
pada bidang sistem pelayanan pemerintahan hingga memunculkan konsep smart
city pada proses pembangunan daerah.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet dan berkembangnya
teknologi saat ini membawa pengaruh besar dalam perencanaan pembangunan di
daerah terutama dikota dimana di Indonesia sendiri telah mencanangkan gerakan
yang mengarah pada konsep Kota Cerdas atau Smart City. Smart city menurut Yunita
A dan Haryo Winarso (2019) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembangunan dalam sebuah kota sehingga kota dapat
dikatakan smart melalui pembangunan dalam infrastruktur teknologi, pada
khususnya adalah ICT (Information Communication and Technology) di wilayahnya,
seperti dalam penerapan dan pengembangan aplikasi-aplikasi perangkat lunak.
Namun tidak hanya berpusat pada pengembangan teknologi saja smart city juga
diwujudkan di beberapa bidang seperti ekonomi, sosial, pemerintahan dan lainnya.
Contoh penerapan smart city di Indonesia, diantaranya yaitu aplikasi pemerintahan
e-government, e-budgeting e-wadul di Surabaya, Jakarta smart city website, command
center di Bandung, e-village di Banyuwangi, portal pengadaan nasional oleh
INAPROC, dan layanan paspor online oleh Dirjen Imigrasi RI (Utomo & Hariadi,
2016). Selain penerapan smart city di Kota yang disebutkan tersebut terdapat salah
satu Kota di Indonesia yang juga mengikuti gerakan 100 Smart City di Indonesia
adalah Kota Madiun, Kota Madiun kini telah mencanangkan strategi smart city yang
dituangkan dalam Master Plan Smart City Kota Madiun Tahun 2019-2024.

2
KAJIAN PUSTAKA

A. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan merupakan sebuah langkah yang digunakan untuk menyusun


sebuah strategi dalam mencapai suatu hal sehingga dapat mempermudah dalam
mencapai tujuan dan mengembangkan tujuan. Perencanaan menurut Adler dan
Rustiadi (2008) sebagaimana dikutip oleh (Mukmin, 2019) merupakan sebuah proses
untuk menentukan sesuatu apapun yang ingin dicapai pada masa yang akan datang
ataupun proses menetapkan langkah atau tahapan yang dibutuhkan. Sondang
Siagian (2000) menjelaskan bahwa pembangunan merupakan sebuah usaha yang
bertujuan untuk mewujudkan suatu kondisi pertumbuhan serta perkembangan
secara sadar serta terencana yang ditempuh oleh pemerintah dalam suatu negara
untuk menuju suatu negara yang moderinita dalam rangka mewujudkan pembinaan
bangsa atau nation building.
Pembangunan menurut Todaro yang sebagaimana dikutip oleh (Mukmin,
2019) memiliki tiga komponen dasar yang memiliki dasar konseptual yang hakiki
dimana dapat mencukupi kebutuhan pokok, meningkatkan jati diri atau rasa harga
diri serta adanya sebuah kebebasan dalam memilih. Menurut Todaro pada dasarnya
pembangunan adalah sebuah proses yang memiliki banyak dimensi serta meliputi
beberapa hal dasar atas struktur sosial dan sikap pada masyarakat maupun institusi
organisasi nasional, yang mengejar akselerasi peningkatan pertumbuhan ekonomi,
pengentasan kemiskinan serta ketimpangan pendapatan (Muhammad, Mukmin.
2019). Menurut Riyadi dan Bratakusumah sebagaimana dikutip oleh (Mukmin, 2019)
perencanaan pembangunan merupakan sebuah proses perumusan sebuah
keputusan atau alternatif pilihan yang berdasarkan pada data dan fakta yang
digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan sebuah aktivitas atau rangkaian
kegiatan. Pada dasarnya Perencanaan pembangunan merupakan sebuah langkah
yang disusun secara terencana untuk mencapai tujuan yang mengarah pada
peningkatan, pertumbuhan dan perkembangan negara di berbagai bidang.
Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) Perencanaan pembangunan merupakan suatu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan sebuah rencana-
rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat ditingkat pusat
maupun daerah”. (UU No,25 Tahun 2004 Tentang SPPN)
Perencanaan pembangunan pada dasarnya dilakukan dengan berdasar pada
prinsip-prinsip-prinsip tertentu.“Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan
sebagaimana dikutip melalui (Muhammad, Mukmin. 2019) adalah sebagai berikut:
a. sebuah kegiatan yang dilakukan dengan berhubungan dengan kebutuhan
masyarakat;
b. pembangunan masyarakat yang seimbang memerlukan penerapan program dan
beberapa tujuan;

3
c. perubahan sikap pada masyarakat yang penting dicapai pada tahap awal
sebuah perencanaan;
d. pembangunan masyarakat menginginkan sebuah peningkatan partisipasi
masyarakat yang lebih baik, proses revitalisasi pemerintah lokal dan transisi
menuju administrasi lokal yang efektif;
e. pelatihan pemimpin lokas untuk menjadi salah satu tujuan program;
f. mendorong sikap partisipasi wanita dan pemuda;
g. sebagai upaya efektif dalam memberikan bantuan pemerintah secara intensif
dan extensive pada program yang diinisiasi oleh masyarakat.” (Muhammad
Mukmin, 2019)

B. Konsep Smart City


Smart city merupakan konsep yang berawal dari tujuan untuk meningkatkan
kualitas sebuah kota sehingga dapat dikatakan smart dengan penerapan dan
peningkatan infrastruktur teknologi khususnya ICT atau Information Communication
and Technology dalam suatu wilayah dengan pengembangan melalui aplikasi
perangkat lunak dimana dalam pengembangannya melalui kerjasama dari pihak
swasta (Arafah & Winarso, 2020). Menurut Cohen Boyd (2013) menjelaskan smart
city (kota pintar) merupakan sebuah pendekatan terintegrasi dan luas dalam upaya
peningkatan dan efisiensi dalam pengoperasian sebuah kota, meningkatkan dan
menumbuhkan ekonomi daerah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Cohen Boyd
(2013) smart city menekankan pada aspek lingkungan menjadi smart city dengan
penggunaan dan pengaplikasian ICT dengan efisien dan pintar dalam berbagai
sumber daya, sehingga mampu menghasilkan penghematan energi dan biaya,
peningkatan pelayanan kualitas hidup, mengurangi jejak lingkungan dimana semua
hal tersebut mengarah pada upaya mendukung dalam adanya inovasi dan ekonomi
yang ramah lingkungan.
Konsep smart city menurut (Caragliu et.al, 2011) merupakan sebagai kota
yang berupaya untuk menerapkan sarana dan prasarana telekomunikasi modern,
sumber daya manusia dan sumber daya modal dengan tujuan meningkatkan
kemampuan ekonomi secara berkala dan membuat karakteristik sebuah kehidupan
yang maju dengan adanya kontribusi masyarakat serta pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang bijak. Smart city atau kota pintar menurut Pratama
sebagaimana dikutip oleh (Rauf, Abdul.,2016) merupakan sebuah konsep
implementasi, pengembangan serta penerapan suatu teknologi di suatu daerah
dengan menjadi sebagai sebuah interaksi antara berbagai sistem di dalamnya.
Menurut Alberti dan Pavesi (2013) terdapat alasan berkembangnya smart city
yaitu meluasnya penggunaan teknologi dan perangkatnya seperti telepon sebagai
mobile device dan internet pada masyarakat, peningkatan dimensi perkotaan yang
tinggi serta adanya kebutuhan untuk menjaga lingkungan dari konsumsi energi dan
polusi. Selain itu menurut Ahmad Nurman sebagaimana dikutip oleh (Hasibuan &
Sulaiman, 2019) smart city atau kota cerdas pada umumnya didasarkan pada tiga
faktor utama yaitu pertama, faktor manusia dengan manusia lainnya, kota dengan

4
manusia yang memiliki kreativitas dalam pekerjaan, jejaring pengetahuan, serta
lingkungan yang bebas dari kriminal, kedua faktor teknologi yaitu berkaitan dengan
adanya teknologi komunikasi dan informasi sebagai basis dalam penyelenggaraan
kota, ketiga yaitu faktor kelembagaan masyarakat kota seperti pemerintah, pihak
swasta atau bisnis dan penduduk yang mampu memahami teknologi dan informasi
dan mampu membuat keputusan berdasar pada perkembangan teknologi.
Adanya smart city memiliki karakteristik pada penggunaan teknologi, dimana
penggunaannya sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pada penerapan di bidang infrastruktur seperti jalan, dan
aspek fisik lainnya melalui integrasi sebuah data bantuan analisis dengan tujuan
untuk mendukung, mengembangkan budaya, ekonomi dan sosial yang kuat dan
sehat.
2. Adanya keterlibatan efektif pada masyarakat lokal dalam pemerintahan daerah
atau lokal serta dalam keputusan penggunaan inovasi dengan terbuka melalui e-
partisipasi, peningkatan kecerdasan kolektif yang berasal dari sebuah lembaga
dari kota itu sendiri melalui e-governance, serta menekankan pada partisipasi
codesain dan warga
3. Upaya untuk beradaptasi, belajar dan berinovasi melalui adanya responsivitas
yang efektif serta agar segera dapat membuat perubahan keadaan kota dan
peningkatan kecerdasan kota. (Utomo & Hariadi, 2016)
Konsep kota pintar atau smart city pada roadmap pelaksanaannya menurut (Utomo &
Hariadi, 2016) memiliki empat komponen utama yaitu:
1. Menjelaskan kebutuhan masyarakat dengan tepat
Maksudnya disini adalah adanya smart city dapat menjelaskan terkait kondisi
langkah-langkah dalam mencapai perkembangan dan kebutuhan masyarakat,
seperti berkaitan dengan geografi, menghubungkan kota dengan pedesaan,
dimana saat ini masih ada definisi mengenai kota yang tidak efektif dan tidak
sesuai dengan kehidupan yang sebenarnya.
2. Mempelajari Masyarakat
Konsep smart city dalam proses pembangunannya sebaiknya mengetahui apa
hal-hal yang menjadi alasan mengapa perlu dibangun smart city. Langkah ini
perlu dilakukan karena untuk mengetahui manfaat yang tepat pada masyarakat
itu sendiri, seperti mengetahui kondisi warga, mengetahui kebutuhan bisnis
warga dan segala hal yang berkaitan dengan warga itu sendiri seperti usia,
pendidikan, hobi, pekerjaan dan atraksi kota.
3. Mengembangkan Kebijakan Smart City
Proses pembangunan kota cerdas atau smart city perlu mengembangkan
kebijakan terkait pembangunan tersebut hal ini dapat meningkatkan inisiatif
sehingga dapat mendefinisikan peran, tanggung jawab, obyektivitas, dan tujuan
yang ada, Mengembangkan konsep smart city perlu membuat rencana strategi
terkait apa yang ingin dicapai dan bagaimana proses dalam mencapai hal
tersebut.

5
4. Keterlibatan Warga
Pengembangan smart city sangat diperlukan keterlibatan dan inisiatif warga
dalam beberapa sistem mendukung di Kota yang menggunakan konsep smart
city seperti keterbukaan data dan informasi ,adanya e-government dan lain-lain.
Smart city diketahui pada dasarnya merupakan konsep pembangunan daerah
yang lebih menekankan pada aplikasi informasi dan teknologi diberbagai bidang.
Namun, penerapan dan aplikasi dari perkembangan teknologi tidak hanya menjadi
dasar dari proses pembangunan kota menjadi smart city, juga didukung dimensi-
dimensi lain seperti sumber daya manusia dan pemerintah sebagai pelaksana
pembangunan dengan didukung dimensi institusional. Menurut (Hasibuan &
Sulaiman, 2019) menjelaskan bahwa konsep pembangunan menuju smart city
ditunjang oleh tiga dimensi diantaranya yaitu:
1. Dimensi Teknologi
Dimensi teknologi pada dasarnya dalam pembangunan smart city sangat
diperlukan karena teknologi menjadi komponen dasar dan sebagai media untuk
membangun tatanan kota yang digital serta terintegrasi dengan didukung
berupa adanya infrastruktur fisik, perangkat jaringan komputer, perangkat
mobilitas serta teknologi pintar.
2. Dimensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Pada pembangunan kota pintar atau smart city tidak hanya mampu
mengandalkan adanya teknologi. Teknologi tidak akan berkembang tanpa
adanya manusia yang menjalankannya dan tentunya membutuhkan manusia
yang berkompeten, kreatif, memiliki pengetahuan yang tinggi, tingkat
pendidikan yang memadai serta sistem pembelajaran yang menunjang
pembangunan kota cerdas. Pembangunan kota menjadi smart tentunya
memerlukan media dan konsistensi dalam pelaksanaan dan pembelajaran,
karena hal ini menjadi suatu permasalahan krusial dimana smart city
membutuhkan transformasi pengetahuan ke dalam model digital teknologi
melalui kreativitas manusia yang ada.
3. Dimensi Institusional,
Dimensi institusional pada dasarnya berbicara mengenai bagaimana peran
pemerintah dan lembaga-lembaga penunjang dalam pemerintahan kota dan
proses implementasi kebijakan dari pemerintah itu sendiri. Kebijakan dari
pemerintah adalah dasar dalam upaya pembangunan kota menjadi smart city.
Pemerintah harus memberikan dukungan kepada seluruh pihak dan mengajak
kerjasama berbagai pihak untuk mendukung dan berperan dalam
pengembangan kota pintar, kebijakan tidak hanya sebagai subjek pendukung
saja tetapi juga berperan dalam membentuk hubungan dan kerjasama tersebut
antara lembaga pemerintah dengan lembaga-lembaga lainnya sehingga
pembangunan dapat terlaksana secara terintegrasi.
Smart city dalam pengembangannya selain didukung dimensi yang dijelaskan
diatas, juga harus memperhatikan landasan-landasan dalam proses pelaksanaannya

6
dimana landasan tersebut sebagai syarat pembangunan smart city itu sendiri. Seperti
dimana dalam perencanaan pembangunan pada biasanya harus memiliki landasan
sebagai arah dan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
dalam daerahnya. Menurut (Hasibuan & Sulaiman, 2019) terdapat beberapa
landasan dimana dapat menjadi syarat pembangunan smart city, diantara:

a. Peran Pemerintah,
Pemerintah adalah salah satu aktor penting dalam mewujudkan pembangunan
kota cerdas atau smart city, karena pada dasarnya pemerintah adalah pusat
pelaksanaan segala pemerintahan termasuk dalam pembangunan wilayahnya.
Pemerintah berperan dalam penetapan perencanaan, penetapan regulasi atau
kebijakan, pembangunan infrastruktur yang berbasis teknologi, perencanaan
pembiayaan yang didasarkan pada APBD, serta sebagai pengelola segala bentuk
kegiatan dan bentuk program smart city. Pemerintah pada dasarnya ditekankan
untuk memiliki sebuah tujuan dan impian dan semangat untuk berkeinginan
mewujudkan sebuah kota yang dapat dikatakan smart atau kota cerdas sebagai
upaya untuk memberikan sebuah kehidupan yang berkualitas pada warganya
serta meningkatkan pelayanan yang efektif serta efisien sesuai dengan
perkembangan teknologi di daerahnya.
b. Dukungan Masyarakat
Masyarakat sangat memiliki peran penting dalam mewujudkan smart city
melalui dukungan dan partisipasi masyarakat dalam berbagai program-program,
peraturan dan regulasi, serta mendukung komitmen pemerintah itu sendiri.
Dukungan masyarakat dapat diwujudkan dengan ikut partisipasi dari hal-hal
kecil misalnya menjaga sarana dan prasarana yang telah dibangun, memberikan
ide yang inovatif kepada pemerintah terkait program-program yang menunjang
smart city, peduli terhadap lingkungan dan sosial di lingkungan masyarakat
sendiri seperti menciptakan kenyamanan dan hidup dengan menjunjung tinggi
sikap yang baik dalam masyarakat.
c. Pembiayaan
Pembangunan kota menjadi smart city tidak terlepas dari teknologi yang
memudahkan segala prose kehidupan masyarakat namun dalam penerapannya
tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemerintah dalam hal ini harus
mampu memikirkan dan merencanakan secara spesifik dan detail terkait
penggambaran keperluan biaya yang dibutuhkan. Pembiayaan dapat dilakukan
dengan penganggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan kerjasama pihak pihak terkait misalnya kepada investor, pihak
swasta dan lain-lain untuk menunjang pembiayaan pembangunan dan
infrastruktur yang diinginkan.
d. Teknologi
Pembangunan smart city atau kota cerdas tentu menjadikan perkembangan
teknologi adalah hal yang utama. Kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat harus disertai dengan peningkatan pelayanan pada pemerintah

7
seperti dalam pelayanan yang cepat, murah dan mudah. Dengan adanya
teknologi dapat memberikan arahan kepada pemerintah dan lembaga terkait
untuk mengembangkan sebuah sistem yang cepat, tepat berkualitas efektif dan
efisien serta mampu bersaing dengan perkembangan zaman.

C. Pembagian Smart City


Pada dasarnya konsep smart city ini dipelopori oleh negara Amerika Serikat
dan Eropa. Smart city pada penerapannya dibagi menjadi enam jenis atau aspek
diantaranya yaitu smart economy, smart governance, smart living, smart people, smart
environment dan smart mobility yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Smart economy
Smart economy menekankan pada dua hal yang meliputi inovasi dan daya saing.
Inovasi dan daya saing merupakan sebuah modal utama dalam peningkatan dan
pembangunan sumber daya dalam suatu wilayah. Pembangunan sumber daya
dapat diwujudkan melalui penyediaan akses, relevansi, pemerataan dan mutu
layanan dasar, peningkatan kualitas daya saing pada tenaga kerja, pengendalian
pertumbuhan penduduk dan peningkatan partisipasi masyarakat.
b. Smart People
Smart People menekankan pada pembangunan sumber daya manusia sebagai
tujuan utama dari smart city yang menekankan pada kreativitas dan modal sosial.
Smart people pada dasarnya harus mencangkup adanya jenjang pendidikan
formal sekolah hingga perguruan tinggi berbasis teknologi IT, penerapan e-
learning, pembelajaran dengan sistem teknologi komputer dan lainnya, adanya
sinergi antara komunitas non-IT dan komunitas IT yang mampu memanfaatkan
teknologi IT, serta adanya peran masyarakat dalam pemanfaatan teknologi.
c. Smart government
Smart government merupakan aspek smart city yang mengkhususkan pada tata
kelola pemerintahan. Smart governance menekankan pada proses
mengikutsertakan masyarakat di dalam penentuan keputusan secara langsung
maupun online, peningkatan jumlah dan kualitas layanan publik yang mampu
memanfaatkan teknologi informasi seperti dalam sistem pelayanan administrasi
online, penyediaan sistem informasi berbasis web dan mobile untuk pelayanan
publik seperti dalam pembuatan KTP, SIM dan lain-lain.
d. Smart Environment
Smart Environment menekankan pada upaya dan proses kelangsungan dan
pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Dalam mewujudkan smart
environment perlu adanya beragam terapan aplikasi dan teknologi terkait
dengan pengelolaan lingkungan hidup dan manusia.
e. Smart Living
smart living merupakan aspek smart city yang menekankan pada mewujudkan
fasilitas-fasilitas kehidupan masyarakat di berbagai bidang seperti pada
pendidikan yaitu menyediakan fasilitas yang memadai seperti penyediaan
sarana internet gratis dan sehat, penggunaan CCTV di lingkungan masyarakat

8
maupun di tempat umum dan lalu lintas untuk menekan jumlah kriminalitas,
penyediaan sarana informasi dan prasarana untuk menunjang potensi pariwisata
daerah serta membangun infrastruktur teknologi informasi yang memadai di
berbagai layanan publik.

METODE PENULISAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2018)
merupakan sebuah metode penelitian yang berbasis pada filsafat dimana digunakan
untuk meneliti kondisi ilmiah dan lebih menekan pada makna. Metodologi
penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk mendeskripsikan atau menganalisis
fenomena atau objek penelitian yang berasal dari aktivitas sosial. Analisis deskriptif
dalam penulisan ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan, dan
mendeskripsikan permasalahan dan topik penulisan yang dikaji. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan atau pengumpulan
bahan bahan pustaka melalui literatur-literatur yang ada dan penelitian terhadulu.

HASIL PEMBAHASAN DAN DISKUSI


Perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah sebuah proses terencana
yang bertujuan untuk menyusun strategi atau program-program yang bertujuan
untuk pembangunan. Pada perkembangan teknologi saat ini banyak program-
program pembangunan masyarakat di berbagai bidang tidak terlepas dari peran
teknologi. Salah satu konsep perencanaan pembangunan yang mengusung
keterlibatan teknologi di dalamnya adalah konsep smart city. Smart city pada
dasarnya adalah konsep pembangunan kota yang mengarah pada penerapan
perkembangan teknologi di berbagai bidang. Saat ini di Indonesia telah banyak kota
yang menerapkan perencanaan pembangunan yang mengarah pada smart city, tidak
hanya dikota besar saja di berbagai kota kecil di Indonesia telah menerapkan konsep
tersebut salah satunya Kota Madiun. Pemerintah kota Madiun telah berupaya untuk
menerapkan smart city yang dapat dilihat dari berbagai program pemerintah saat ini
dimana dituangkan dalam Masterplan Smart City Kota Madiun Tahun 2019-2024.
Kota Madiun merupakan salah satu kota kecil di Provinsi Madiun. Masyarakat kota
Madiun memiliki berbagai potensi dan harapan terhadap kotanya dimana
pemerintah berupaya membuka akses kepada masyarakat untuk menyalurkan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat melalui Musrembang, dimana program-
program yang berasal dari ide dan aspirasi masyarakat kini diwujudkan pemerintah
dengan konsep Smart City. Penerapan program smart city di kota Madiun didasarkan
pada program pengembangan Smart City di Indonesia pada Tahun 2017 oleh
Kementerian Kominfo yaitu adanya gerakan 100 Smart City di tahun 2019.
Proses pembangunan smart city di Kota Madiun dimulai dengan adanya
bimbingan teknis yang diikuti oleh perwakilan instansi-instansi dan lembaga
pemerintah Kota Madiun di tahun 2019. Konsep smart city di Kota Madiun
difokuskan pada pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya teknologi

9
serta optimalisasi ide-ide, kreativitas dan inovasi. Penyelenggaraan dan proses
pembangunan smart city di Kota Madiun diusung dengan mengangkat sebuah ciri
khas di Kota Madiun yaitu Kota Pecel dan Kota Pendekar sehingga memunculkan
sebuah konsep Peceland dan aplikasi pendekar yang menyediakan berbagai
informasi dan pelayanan pemerintahan di Kota Madiun sebagai upaya membangun
smart city ini. Perencanaan pembangunan mewujudkan smart city ini Pemerintah
Kota Madiun menerapkan beberapa langkah pertama yaitu analisis strategis wilayah
dan kondisi masyarakat kota madiun seperti demografi, kondisi masyarakat dan
lainnya meliputi analisis masa depan, analisis kesiapan daerah, analisis gap di
berbagai aspek, serta analisis visi pembangunan dan sasaran. Setelah melakukan
analisis pemerintah Kota Madiun menyusun perencanaan yang dituangkan dalam
buku Masterplan Smart City Kota Madiun Tahun 2019-2024. Pembangunan dan
pengembangan wilayah kota Madiun menjadi smart city memiliki tujuan khusus
diantaranya yaitu pertama yaitu menciptakan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
antara perencanaan dan pengembangan Smart City Kota Madiun, kedua yaitu
menyediakan landasan materi dan implementasi praktis rencana pengembangan
daerah berdasarkan konsep Smart City, ketiga yaitu menjamin terakomodasinya
sasaran pembangunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan dokumen masterplan Smart City Kota Madiun dan yang keempat
yaitu mendorong proses pengembangan Smart City yang efektif, efisien, inklusif,
dan partisipatif. Tujuan-tujuan dari smart city ini kemudian di kembangkan menjadi
visi yang selanjutnya disusun strategi dimana strategi tersebut didasarkan pada
analisis di berbagai aspek smart city tersebut. Setelah adanya strategi yang jelas
selanjutnya disusun menjadi rencana aksi pada setiap aspek smart city. Analisis
hambatan dan tantangan serta strategi smart city di Kota Madiun dijelaskan pada
setiap aspek sebagai berikut:

a. Analisis Smart Governance


Smart governance bertujuan untuk mewujudkan sebuah tata Kelola
pemerintahan pemerintahan yang baik melalui sektor perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pengawasan, serta pertanggungjawaban untuk mendukung
pelayanan publik yang prima didukung dengan perkembangan TIK. Dalam
perencanaan smart governance di Kota Madiun dianalisis melalui analisis
berdasarkan kekuatan dan tantangan. Kekuatan dalam upaya pengembangan smart
governance di Kota Madiun didukung dari segi pelayanan yaitu dengan area
pelayanan atau demografi kota Madiun yang tidak terlalu luas, sistem transportasi
yang terjangkau, jumlah penduduk yang sedikit, infrastruktur yang masih bagus,
pelayan cepat dan tuntas dan sumber daya yang memadai di sektor pelayanan.
Kekuatan yang mendukung dari segi birokrasi sendiri di kota madiun yaitu
kemudahan pengurusan, sudah banyaknya pemangkasan birokrasi dan anggaran
yang memadai, serta dari sisi kebijakan seperti adanya transparansi, komitmen
pimpinan dan ketersediaan regulasi. Tantangan dari pembangunan smart governance
diantaranya seperti belum ada pelayanan yang terintegrasi, masih terpisah-pisah,

10
transparansi pelayanan ada yang masih kurang jelas, masih ada layanan yang
berbayar dan belum sesuai dengan standar dan yang lainnya. Berdasarkan kekuatan
dan tantangan tersebut pemerintah Kota Madiun menyusun strategi khusus dalam
mewujudkan smart governance seperti menciptakan layanan publik yang efektif dan
efisien, penyediaan aksesibilitas layanan publik,dan peningkatan ketersediaan
informasi dan penyediaan kebutuhan jasa bahan pokok. Strategi tersebut kemudian
dituangkan melalui berbagai program yaitu pengembangan sistem pelayanan pajak,
sistem informasi kependudukan dan pencatatan sipil berbasis teknologi aplikasi,
pengembangan aplikasi perizinan dan lain sebagainya. (BPS Kota Madiun,

b. Analisis Smart Branding


Smart branding merupakan upaya mewujudkan smart city untuk
meningkatkan reputasi Kota Madiun. Upaya smart branding Kota Madiun
diwujudkan melalui adanya Focus Group Discussion (FGD) dan observasi di lapangan
dimana Kota Madiun memiliki budaya yang khas sehingga dapat menjadi langkah
dalam upaya smart branding Kota Madiun. Budaya dan ciri khas Kota Madiun
seperti adanya kampung pencak silat, kuliner pecel yang khas, gedung-gedung
kuno peninggalan Belanda, industri Kereta Api (KA) yang ada di Kota Madiun
hingga historis Kota Madiun. Upaya membangun smart branding di Kota Madiun
tentunya memiliki tantangan dan kekuatan tersendiri. Tantangan dalam branding
kota Madiun seperti ekosistem dan budaya di Kota Madiun belum memiliki wadah,
seperti pencak silat tidak memiliki padepokan bersama, budaya belum
menampakkan wajah kota madiun, keterbatasan dan minimnya ruang terbuka hijau
atau wahana rekreasi banyak yang rusak sebagai sarana branding, ciri khas Kota
Madiun yang mengarah pada oleh-oleh khas kota Madiun belum memiliki hak
paten, pengemasan belum marketable dan yang utama belum adanya pusat oleh-
oleh khas Madiun. Namun dibalik tantangan tersebut terdapat beberapa peluang
dan kekuatan tersendiri yang dimiliki kota Madiun seperti, dekat dengan akses tol
trans jawa yang dapat memberikan peluang branding kota, banyaknya sektor bisnis
dan memiliki stasiun besar. Berdasar hal tersebut pemerintah Kota Madiun
menyusun strategi diantaranya yaitu meningkatkan citra Kota Pendekar,
mempertahankan kearifan budaya lokal, meningkatkan kualitas destinasi wisata
khas Kota Madiun, meningkatkan kemudahan akses wisata dan ekosistem
pariwisata, mengembangkan industri kreatif serta mempercantik wajah Kota
Madiun, Strategi pemerintah ini telah diwujudkan dan direalisasikan melalui
beberapa program seperti menciptakan tagline kota yaitu Madiun Kampiun,
pembuatan kawasan peceland disalah Kecamatan Madiun, renovasi dan penyediaan
RTH di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Madiun.

c. Analisis Smart Economy


Smart economy di bertujuan untuk mewujudkan ekosistem yang mendukung
aktivitas ekonomi masyarakat yang sejalan dengan sektor ekonomi unggulan yang
ada di daerah secara adaptif sesuai perubahan informasi serta upaya untuk

11
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan financial literasi
masyarakat. Pengembangan smart economy di kota madiun memiliki beberapa
tantangan diantaranya seperti kemampuan pelaku industri sekunder terbatas,
ketersediaan lahan industri primer terbatas, area pemasaran industri terbatas, belum
optimalnya tingkat daya saing produk atau belum terstandarisasi, belum adanya
sentralisasi pelaku industri informal misalnya untuk pusat PKL, pola pikir bersaing
pelaku usaha kurang yang termasuk kesadaran pajak, legalitas, varian produk,
kualitas/standarisasi, packaging, dan belum siapnya daerah untuk menyediakan
sistem yang mempermudah pembayaran pajak seperti belum tersedia kode bayar
untuk pembayaran pajak. Smart economy di Kota Madiun didukung dengan upaya
smart branding yang dapat menunjang ekonomi masyarakat di sektor pariwisata dan
budaya. Selain itu strategi yang dilakukan pemerintah diantaranya dengan
mengelompokkan sektor ekonomi di Kota Madiun menjadi beberapa sektor untuk
membandingkan dan mencari sektor unggulan seperti sektor jasa, perdagangan dan
lain-lain. Kedua yaitu berkaitan dengan aspek kesejahteraan yaitu dengan
meningkatkan partisipasi tenaga kerja khususnya perempuan di Kota Madiun
dengan didukung program pelatihan oleh Dinas Sosial, dan meningkatkan sektor
industri terutama dalam bidang pertanian dan pengolahan hasil pangan.

d. Analisis Smart Living


Smart living bertujuan untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang
layak tinggal, aman, nyaman, dan efisien. Smart living dapat dilihat dari beberapa
aspek seperti kesehatan kenyamanan, lingkungan, dan mobilisasi. Kekuatan yang
dimiliki Kota Madiun untuk membangun smart living diantaranya yaitu adanya
program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan lingkungan, adanya prasarana dan sarana dalam
mendukung kegiatan pelayanan penyelenggaraan, pada aspek kenyamanan
masyarakat sesudah adanya proses pengelolaan sampah yang memiliki satuan tugas
dan bank sampah yang memadai, pada bidang kesehatan adanya kesadaran
memenuhi masyarakat untuk berobat bagus, manajerial bidang kesehatan sudah
bagus dan adanya modal cukup yang pendanaan dari pemerintahan APBD,
DBHCHT, DAK, Pajak Rokok, dan Bantuan Keuangan (BK Provinsi), serta dalam
mobilitas sudah tersedianya angkutan umum sudah baik, baik konvensional
maupun online. Hambatan yang ada dalam melaksanakan program smart living di
Kota Madiun diantaranya aparatur Negara Sipil yang menyelenggarakan penegakan
PERDA sangat terbatas dan kurang, pada aspek lingkungan penanganan sampah
overload dan kesadaran masyarakat yang kurang dalam penanganan sampah dan
masih kurang dan keindahan perlu ditingkatkan, pada aspek Kesehatan masih
kurangnya perilaku hidup sehat dari masyarakat, belum adanya sistem digital
dalam pelayanan Kesehatan, masih kurang prasarana olahraga yang dapat diakses
oleh masyarakat dan pada aspek mobilitas sudah ada pemeliharan yang bagus
tetapi perlengkapan kurang. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah Kota
Madiun menyusun strategi diantaranya penguatan partisipasi masyarakat dalam

12
pengamanan lingkungan, peningkatan kualitas permukiman, mewujudkan
masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat, mewujudkan sistem
keamanan lingkungan yang terpadu dan lainnya. Strategi ini diwujudkan
pemerintah Kota Madiun melalui beberapa program diantaranya pengembangan
sistem informasi peta terpadu perumahan dan permukiman berbasis GIS, sistem
pelayanan kesehatan e-health, pengembangan sistem pengaduan kekerasan dan
KDRT dan lain sebagainya.

e. Smart Society/People
Smart society merupakan salah satu fokus perencanaan pembangunan kota
menuju smart city yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah ekosistem masyarakat
yang dinamis serta humanis baik dari segi fisik maupun virtual untuk menciptakan
masyarakat yang produktif, komunikatif dan interaktif dimana didasari dengan
digital literasi yang tinggi. Berdasarkan data analisi Kota Madiun memiliki beberapa
tantangan dalam mengembangkan smart society seperti usia produktif masyarakat
yang berpartisipasi sedikit, kualitas pendidikan dan lembaga pendidikan seperti
perguruan tinggi di kota Madiun masih kurang stabil dan masih ada yang belum
bertaraf nasional, lembaga belajar masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan
sumber belajar yang maksimal, pelayanan pendidikan kurang maksimal,
keberadaan perpustakaan belum maksimal dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan lain-lain. Namun selain hambatan yang ada di Kota Madiun,
terdapat kekuatan yang mendukung proses pembangunan smart society ini
diantaranya banyaknya perguruan tinggi, dukungan pemerintah daerah untuk
pendidikan sangat besar, banyaknya dunia usaha dan industri, terdapat penyediaan
layanan akses internet di hampir semua titik kota, sistem keamanan memadai serta
adanya peraturan terkait pendidikan oleh pemerintah Kota. Berdasar pada
tantangan dan kekuatan yang ada, pemerintah Kota Madiun menyusun rancangan
strategi untuk mewujudkan smart society yaitu meningkatkan kualitas pendidikan
formal dan informal, peningkatan kualitas dan fasilitas pendidikan serta belajar
yang unggul serta membangun platform edukasi bagi masyarakat. Strategi yang
dicanangkan pemerintah kemudian direalisasikan dengan penerapan beberapa
program seperti program bantuan pendidikan atau beasiswa, bantuan teknologi
pendidikan seperti bantuan peminjaman laptop pada siswa, dan pengembangan
platform penunjang pendidikan.

PENUTUP

Smart city merupakan sebuah konsep perencanaan pembangunan daerah


pada khususnya adalah wilayah kota untuk mewujudkan kota cerdas yang berbasis
teknologi. Smart city pada dasarnya dapat diterapkan dengan mengangkat enam
aspek atau jenis yang meliputi smart economy, smart governance, smart living, smart
people, smart environment dan smart mobility. Kota Madiun merupakan salah satu kota
yang berupaya menerapkan konsep pembangunan smart city ini. Upaya pemerintah

13
Kota Madiun dalam menerapkan smart city dilakukan dengan bertahap dan dengan
langkah strategis mulai dari analisis demografi wilayah, gap setiap aspek, analisis
tantangan dan kekuatan setiap aspek, perumusan strategi hingga realisasi program
melalui perumusan rencana aksi sehingga mampu mengetahui apa yang seharusnya
diterapkan dan apa yang dibutuhkan masyarakatnya. Langkah dari pemerintah
Kota Madiun ini cukup baik dan dapat menjadi acuan pada pemerintah daerah lain
dalam mewujudkan smart city.

REFERENSI

Arafah, Y., & Winarso, H. (2020). Peningkatan dan Penguatan Partisipasi Masyarakat
dalam Konteks Smart City. Tataloka, 22(1), 27–40.
https://doi.org/10.14710/tataloka.22.1.27-40

Cohen, Boyd. What exactly a smart city?.


http://www.boydcohen.com/smartcities.html

Caragliu, A., Del Bo, C., & Nijkamp, P. (2011). Smart Cities in Europe. Journal of
Urban Technology, 18(2), 65– 82.
Hadi Purnomo, Slamet. 11 September 2019. Wujudkan Panca Karya Madiun Kota Pintar,
Pemkot Lakukan Pengadaan Laptop Siswa. Jatim.antarnews.com (online).
(https://jatim.antaranews.com/berita/317500/wujudkan-panca-karya-madiun-kota-pintar-
pemkot-lakukan-pengadaan-laptop-siswa, diakses pada 8 Oktober 2020)
Hasby Ash Shiddiqy, Kaled. 4 Maret 2020. Pemkot Madiun Punya 1.500 Spot Wi-fi Gratis.
Solopos.com (online). https://www.solopos.com/pemkot-madiun-punya-1-500-spot-wifi-
gratis-loh-1050073, diakses pada 8 Oktober 2020)

Hasibuan, A., & Sulaiman, oris krianto. (2019). Smart City , Konsep Kota Cerdas
Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten / Kota ,.
Buletinutama Teknik, 14(2), 127–135.

Jalil, Abdul. 6 Februari 2020. Calon Ikon Baru Wisata Kota Madiun, Ini Dia PeceLand.
Solopos.com (online). https://www.solopos.com/calon-ikon-baru-wisata-kota-madiun-
ini-dia-peceland-1045309, diakses pada 8 Oktober 2020)
Madiunkota.go.id. 26 Oktober 2019. Buku 1 Masterplan Smart City Kota Madiun 2019-2024.
(online)(https://madiunkota.go.id/wp-content/uploads/2020/02/Buku-1-Masterplan-
Smart-City-Kota-Madiun-2019-2024-ver.5_26112019.pdf, diakses pada 8 Oktober
2020)

Madiunkota.go.id. 26 Oktober 2019 Buku 2 Masterplan Smart City Kota Madiun 2019-2024.
(online) (https://madiunkota.go.id/wp-content/uploads/2020/02/Buku-2-Masterplan-
Smart-City-Kota-Madiun-2019-2024-versi4_26112019.pdf, diakses pada 8 Oktober
2020)

14
Madiunkota.go.id. 26 Oktober 2019. Buku 3 Masterplan Smart City Kota Madiun 2019-2024.
(online) (https://madiunkota.go.id/wp-content/uploads/2020/02/Buku-3-Masterplan-
Smart-City-Kota-Madiun-2019-2024-versi4_26112019.pdf, diakses pada 8 Oktober
2020)

Madiuntoday. 27 Juli 2020. Tak Hanya Ganti Nama, Aplikasi Pendekar Madiun Punya Fitur
Lebih Lengkap Kini. Madiuntoday.id (online). (http://madiuntoday.id/2020/07/27/tak-
hanya-ganti-nama-aplikasi-pendekar-madiun-punya-fitur-lebih-lengkap-kini/, diakses
pada 9 Oktober 2020)

Mukmin, M. (2019). Perencanaan Pembangunan. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Oberti, I., & Pavesi, A. S. (2013). The triumph of the smart city. TECHNE - Journal of
Technology for Architecture and Environment, 0(5), 117–122.
Rasi, Fathor. 3 Januari 2019. Pemkot Madiun Sebar Wifi Gratis hingga Poskampling dan RT.
Jatimpos.id (online). (https://www.jatimpos.id/kabar/pemkot-madiun-sebar-wifi-gratis-
hingga-poskamling-rt-b1WZs95B, diakses pada 8 Oktober 2020)
Rauf, Abdul (2016) SISTEM PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION
(RFID) DENGAN PENDEKATAN SMART CITY (Studi Kasus: Perpustakaan Wilayah Soeman HS Provinsi
Riau). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Siagian, S. P. (2000). Administrasi pembangunan: konsep, dimensi, dan strategi.

Sucilawati, I. G. A. A. G. D., & Joniarta, W. (2018). Konsep “ Smart City ” Dan Tata
Kelola Pemerintahan Di Kota Denpasar. Administrasi Publik, 3(1), 9–15.

Sugiyono, (2018), Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, CV. Alfabeta,
Bandung

Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN)

Utomo, C. E. W., & Hariadi, M. (2016). Strategi Pembangunan Smart City dan
Tantangannya bagi Masyarakat Kota. Jurnal Strategi Dan Bisnis Vol.4, 4(2), 159–
176.

15

You might also like