You are on page 1of 89

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)


SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI
OLEH:

VERONIKA DACHI
NIM 091501169

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
VERONIKA DACHI
NIM 091501169

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL


DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
SECARA GRANULASI BASAH

OLEH:
VERONIKA DACHI
NIM 091501169

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal : 11 Februari 2015

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Prof. Dr. Karsono., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.
NIP 195409091982011001 NIP 195807101986012001

Pembimbing II, Prof. Dr. Karsono., Apt.


NIP 195409091982011001

Dra. Aswita Hafni Lubis, M.Si., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.
NIP 195304031983032001 NIP 195111021977102001

Dra. Fat Aminah , M.Sc., Apt.


NIP 195011171980022001

Medan, Maret 2015


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Wakil Dekan I,

Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.


NIP 195807101986012001

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper

Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah. Skripsi ini diajukan untuk

melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.,

selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis

selama perkuliahan di Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Prof. Dr. Karsono., Apt., dan Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, M.Si.,

Apt., yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan

petunjuk dan saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si.,

Apt., selaku ketua penguji juga kepada Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.,

dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt., selaku anggota penguji yang telah

memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini dan yang telah banyak

membimbing penulis selama masa perkuliahan hingga selesai.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga

tercinta khususnya untuk Papa dan Mama, serta kakak dan abang tercinta Imelda,

Richard, Verawati, dan Wa’aro yang senantiasa memberikan doa, dukungan,

semangat dan kasih sayang yang tak ternilai dengan apapun. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Sarizal Hermanto Saragih yang juga senantiasa

Universitas Sumatera Utara


memberikan semangat, doa dan menemani hingga skripsi ini selesai. Dan tidak

lupa kepada Dwi Permanasari, Candra Prasetia, Jesaya, Nura dan semua teman-

teman Mahasiswa farmasi klinis 2009 yang telah mendoakan, membantu dan

memberi semangat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah membalas segala budi

baik dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

khususnya di bidang farmasi.

Medan, 11 Februari 2015


Penulis,

Veronika Dachi
NIM 091501169

Universitas Sumatera Utara


FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
SECARA GRANULASI BASAH

Abstrak

Latar Belakang : Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai
aktivitas antiseptik dan mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada
daun sirih hijau. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan
aktif obat dalam partikel dengan ukuran nanometer.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah memformulasi, mengevaluasi dan
melakukan uji kesukaan tablet hisap dari serbuk nano daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav.) pada pengguna.
Metode : Nanopartikel daun sirih merah dibuat dengan metode penggilingan,
kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi ukuran nanopartikel. Tablet
hisap nanopartikel daun sirih merah dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh
konsentrasi maltodekstrin dan gelatin. Formula 1 mengandung 20%
maltodekstrin dan 0% gelatin, formula 2 mengandung 15% maltodekstrin dan 5%
gelatin, formula 3 mengandung 10% maltodekstrin dan 10% gelatin dan formula
4 mengandung 0% maltodekstrin dan 20% gelatin dengan berat tablet 1500 mg
Evaluasi sediaan tablet hisap meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan tablet,
friabilitas, dan waktu hancur.
Hasil : Ukuran nanopartikel daun sirih merah adalah 644 nm. Hasil evaluasi tablet
nanopartikel daun sirih merah menunjukkan bahwa formula 2 dan formula 3
memenuhi persyaratan keseragaman bobot.
Kesimpulan : Nanopartikel daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat
diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap.

Kata kunci: daun sirih merah, nanopartikel, granulasi basah, tablet

Universitas Sumatera Utara


FORMULATION LOZENGES NANOPARTICLES
RED BETEL LEAVES (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
IN WET GRANULATION

Abstract

Background : Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) have antiseptic activity
and have a better antioxidant activity than green betel leaves. Nanotechnology is a
technology that is able to prepare the active ingredient in the drug particles with
nanometer size.
Purpose : The purpose of this research is to formulate, to evaluation and to test
the taste of lozenges nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
to the user.
Method : The nanoparticles of red betel leaves was made with milling method,
then perfomed a characterization that include the size of the nanoparticles. The
lozenges nanoparticles of red betel leaves was made in 4 formulas were
distinguished by the concentration of maltodextrin and gelatin. Formula 1
contained 20% maltodextrin and 0% gelatin, 2 formula contained 15%
maltodextrin and 5% gelatin, formula 3 contained 10% maltodextrin and 10%
gelatin and 4 formulas contained 0% maltodextrin and 20% gelatin with the
weight of tablets was 1500 mg. The evaluation of preparation lozenges included
weight, uniformity, tablet hardness, friability, and disintegration time.
Result : The size of nanoparticles red betel leaves was 644 nm. The result of
evaluation nanoparticles red betel leaves showed that the formula 2 and formula 3
were qualified of weight uniformity.
Conclusion : Nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) can be
formulated into dosage forms lozenges.

Keywords: red betel leaves, nanoparticles, wet granulation, tablets

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. vi

ABSTRACT .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 2

1.3 Hipotesis ................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 4

1.6 Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

2.1 Uraian Tumbuhan ................................................................. 6

2.1.1 Sistematika tumbuhan .................................................... 6

2.1.2 Nama daerah .................................................................. 6

2.1.3 Morfologi tumbuhan ...................................................... 7

2.1.4 Kandungan senyawa kimia ............................................ 7

Universitas Sumatera Utara


2.1.5 Khasiat dan penggunaan ................................................ 7

2.2 Nanopartikel .......................................................................... 7

2.3 Metode Pembuatan Nanopartikel .......................................... 9

2.3.1 Metode presipitasi .......................................................... 9

2.3.2 Metode penggilingan ..................................................... 9

2.3.3 Metode homogenisasi .................................................... 11

2.4 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah . 11

2.5 Tablet .................................................................................... 12

2.6 Tablet Hisap .......................................................................... 15

2.6.1 Definisi tablet hisap ....................................................... 15

2.6.2 Bahan tambahan tablet hisap ......................................... 16

2.6.3 Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap ................ 18

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 20

3.1 Alat ........................................................................................ 20

3.2 Bahan .................................................................................... 20

3.3 Pengambilan Tumbuhan ........................................................ 20

3.4 Identifikasi Tumbuhan .......................................................... 21

3.5 Pembuatan Simplisia Daun Sirih Merah ............................... 21

3.6 Pembuatan Nanopartikel Daun Sirih Merah ......................... 21

3.7 Pemeriksaan Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah 22

3.7.1 Mikroskop elektron payaran ..................................... 22

3.7.2 Pengukuran ukuran partikel ...................................... 22

3.8 Pembuatan Tablet Hisap ....................................................... 23

3.8.1 Pembuatan granul tablet hisap .................................. 23

Universitas Sumatera Utara


3.9 Uji Preformulasi Tablet Hisap .............................................. 24

3.9.1 Sudut diam ................................................................ 24

3.9.2 Waktu alir granul ...................................................... 24

3.9.3 Indeks tap granul ....................................................... 25

3.10 Proses Pencetakan Tablet ...................................................... 25

3.11 Evaluasi Tablet ..................................................................... 25

3.11.1 Uji keseragaman bobot tablet .................................... 25

3.11.2 Uji kekerasan tablet ................................................... 26

3.11.3 Uji friabilitas ............................................................. 26

3.11.4 Uji waktu hancur ....................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 28

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................. 28

4.2 Hasil Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah ............ 28

4.3 Hasil Pembuatan Tablet Hisap .............................................. 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 35

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 35

5.2 Saran ...................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 36

LAMPIRAN ............................................................................................... 39

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ................ 23

Tabel 2 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang


akan dihitung ............................................................................. 30

Tabel 3 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang


ditimbang ................................................................................... 30

Tabel 4 Hasil uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah ... 30

Tabel 5 Hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ........ 31

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hasil SEM nanopartikel daun sirih merah .............................. 29

Gambar 2 Hasil SEM serbuk simplisia daun sirih merah ........................ 29

Gambar 3 Grafik hasil SEM skoring formula tablet hisap nanopartikel


daun sirih merah dengan level rasa ......................................... 32

Gambar 4 Grafik hasil SEM skoring formula tablet hisap nanopartikel


daun sirih merah dengan waktu hancur di mulut .................... 33

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan ................................................ 39

Lampiran 2 Gambar karakteristik tumbuhan sirih merah ...................... 40

Lampiran 3 Gambar simplisia daun sirih merah .................................... 41

Lampiran 4 Pengukuran ukuran partikel (PSA) ..................................... 42

Lampiran 5 Gambar tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ........... 43

Lampiran 6 Gambar alat dan objek yang digunakan ............................. 44

Lampiran 7 Bagan kerja penelitian ........................................................ 46

Lampiran 8 Bagan alur pembuatan bahan pengikat ............................... 47

Lampiran 9 Bagan alur pembuatan bahan pengisi tablet ....................... 48

Lampiran 10 Bagan alur pembuatan granulat basah ................................ 49

Lampiran 11 Bagan alur pembuatan tablet hisap ..................................... 50

Lampiran 12 Formula dalam pembuatan tablet hisap .............................. 51

Lampiran 13 Perhitungan dalam penimbangan bahan ............................. 52

Lampiran 14 Perhitungan uji preformulasi granul nanopartikel


daun sirih merah ................................................................. 56

Lampiran 15 Perhitungan evaluasi tablet hisap nanopartikel


daun sirih merah ................................................................. 62

Lampiran 16 Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel


daun sirih merah dengan waktu hancur di mulut ................ 72

Lampiran 17 Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel


daun sirih merah dengan tanggapan rasa ............................ 73

Universitas Sumatera Utara


FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
SECARA GRANULASI BASAH

Abstrak

Latar Belakang : Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai
aktivitas antiseptik dan mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada
daun sirih hijau. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan
aktif obat dalam partikel dengan ukuran nanometer.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah memformulasi, mengevaluasi dan
melakukan uji kesukaan tablet hisap dari serbuk nano daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav.) pada pengguna.
Metode : Nanopartikel daun sirih merah dibuat dengan metode penggilingan,
kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi ukuran nanopartikel. Tablet
hisap nanopartikel daun sirih merah dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh
konsentrasi maltodekstrin dan gelatin. Formula 1 mengandung 20%
maltodekstrin dan 0% gelatin, formula 2 mengandung 15% maltodekstrin dan 5%
gelatin, formula 3 mengandung 10% maltodekstrin dan 10% gelatin dan formula
4 mengandung 0% maltodekstrin dan 20% gelatin dengan berat tablet 1500 mg
Evaluasi sediaan tablet hisap meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan tablet,
friabilitas, dan waktu hancur.
Hasil : Ukuran nanopartikel daun sirih merah adalah 644 nm. Hasil evaluasi tablet
nanopartikel daun sirih merah menunjukkan bahwa formula 2 dan formula 3
memenuhi persyaratan keseragaman bobot.
Kesimpulan : Nanopartikel daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat
diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap.

Kata kunci: daun sirih merah, nanopartikel, granulasi basah, tablet

Universitas Sumatera Utara


FORMULATION LOZENGES NANOPARTICLES
RED BETEL LEAVES (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
IN WET GRANULATION

Abstract

Background : Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) have antiseptic activity
and have a better antioxidant activity than green betel leaves. Nanotechnology is a
technology that is able to prepare the active ingredient in the drug particles with
nanometer size.
Purpose : The purpose of this research is to formulate, to evaluation and to test
the taste of lozenges nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
to the user.
Method : The nanoparticles of red betel leaves was made with milling method,
then perfomed a characterization that include the size of the nanoparticles. The
lozenges nanoparticles of red betel leaves was made in 4 formulas were
distinguished by the concentration of maltodextrin and gelatin. Formula 1
contained 20% maltodextrin and 0% gelatin, 2 formula contained 15%
maltodextrin and 5% gelatin, formula 3 contained 10% maltodextrin and 10%
gelatin and 4 formulas contained 0% maltodextrin and 20% gelatin with the
weight of tablets was 1500 mg. The evaluation of preparation lozenges included
weight, uniformity, tablet hardness, friability, and disintegration time.
Result : The size of nanoparticles red betel leaves was 644 nm. The result of
evaluation nanoparticles red betel leaves showed that the formula 2 and formula 3
were qualified of weight uniformity.
Conclusion : Nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) can be
formulated into dosage forms lozenges.

Keywords: red betel leaves, nanoparticles, wet granulation, tablets

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dulu, nenek moyang kita telah memanfaatkan tanaman

sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang sekarang

ada. Merebaknya kecenderungan atau tren hidup kembali ke alam (back to

nature) semakin menambah tentang khasiat tanaman obat, salah satunya adalah

sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Penggunaan sirih merah secara

tradisional dimanfaatkan dalam menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan

sakit gigi. Daun sirih yang ditambahkan air dapat digunakan sebagai obat

kumur dengan cara direbus. Selain itu dapat digunakan untuk menyembuhkan

penyakit diabetes mellitus, kolesterol, asam urat dan hipertensi (Sudewo,

2005). Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai aktivitas antiseptik

dan mempunyai aktivitas antiinflamasi yang lebih baik daripada daun sirih hijau

(Juliantina, dkk., 2009).

Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan aktif

obat dalam partikel dengan ukuran nano (seperjuta meter) dengan ketepatan lebih

kecil dari satu mikrometer. Di Indonesia teknologi nanopartikel terutama untuk

herbal masih dikembangkan. Sementara itu, efektifitas suatu obat akan tercapai

setelah melalui proses LADME (liberasi, absorbsi, distribusi, metabolisme dan

ekskresi). Bentuk dan ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efektifitas`obat, karena ukuran partikel sangat berpengaruh dalam

proses kelarutan, absorbsi dan distribusi obat (Prasetyorini, dkk., 2011). Menurut

Mohanraj dan Chen (2006), penelitian tentang pengubahan bentuk mikropartikel

Universitas Sumatera Utara


menjadi nanopartikel saat ini sedang berkembang yang memiliki ukuran 10 - 1000

nm. Nanopartikel memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom yang

banyak di permukaan, sehingga memiliki energi permukaan dan tegangan

permukaan yang rendah yang memudahkan partikel menembus ke dalam

membran sel. Sifat-sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan mengatur ukuran

material, komposisi kimiawi, memodifikasi permukaan, dan mengatur interaksi

antarpartikel (Greco, 2002).

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM,

1979). Tablet hisap adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat,

umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet

melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian adalah mengetahui

manfaat dari nanopartikel daun sirih merah dan untuk mengetahui apakah

nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan sebagai tablet hisap pelega

tenggorokan dan disukai oleh pengguna. Penelitian ini meliputi pengambilan

tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan nanopartikel daun sirih merah,

pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun sirih merah, uji preformulasi,

pembuatan tablet hisap dan evaluasi tablet hisap.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah penelitian yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Apakah nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk

sediaan tablet hisap?

b. Apakah tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah memenuhi

persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III?

c. Apakah tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai

oleh pengguna?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dibuat hipotesis yaitu:

a. Nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan

tablet hisap.

b. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah memenuhi

persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III.

c. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai oleh

pengguna.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Memformulasikan nanopartikel daun sirih merah menjadi bentuk sediaan

tablet hisap.

b. Melakukan evaluasi tablet hisap dari nanopartikel daun sirih merah.

c. Melakukan uji kesukaan tablet hisap dari nanopartikel daun sirih merah terhadap

pengguna.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai sumber informasi

mengenai manfaat nanopartikel daun sirih merah.

Universitas Sumatera Utara


1.6 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Simplisia Daun
Sirih Merah

Nanopartikel 1. Ukuran Partikel


Karakteristik
Daun Sirih 2. Bentuk Partikel
Nanopartikel
Merah

Granul Basah
Nanopartikel Daun
Sirih Merah

1. Sudut Diam
Granul Kering Uji
Nanopartikel Daun Preformulasi 2. Waktu
Sirih Merah Alir Granul

1. Uji
Tablet Hisap Evaluasi Keseragaman Bobot
Nanopartikel Tablet
Daun Sirih Merah 2. Uji Kekerasan Tablet
3. Uji Friabilitas
4. Uji Waktu Hancur
5. Uji Kesukaan

Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Sirih merah merupakan tanaman yang diketahui tumbuh di berbagai

daerah di Indonesia, seperti di lingkungan Keraton Yogyakarta dan di lereng

Merapi sebelah timur, serta di Papua dan Jawa Barat. Sirih merah bisa tumbuh

dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari.

Jika terkena sinar matahari langsung secara terus-menerus warna merah daunnya

bisa menjadi pudar dan kurang menarik (Sudewo, 2005).

2.1.1 Sistematika tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.

2.1.2 Nama daerah

Nama daerah: suruh, sedah (Jawa), seureuh (Sunda); ranub (Aceh); cambai

(Lampung) (Anonim, 2009).

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Morfologi tumbuhan

Sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh menjalar. Batangnya bulat

berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai berbentuk

jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata dan permukaannya mengkilap

atau tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15 - 20 cm. Warna daun

bagian atas hijau bercorak warna putih keabu - abuan. Bagian bawah daun

berwarna merah cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit dan beraroma

wangi khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5 - 10 cm. Di

setiap buku tumbuh bakal akar (Sudewo, 2005).

2.1.4 Kandungan senyawa kimia

Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun sirih merah yakni adanya

kandungan senyawa steroid/triterpenoid, alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin

dan tanin (Sudewo, 2005).

2.1.5 Khasiat dan penggunaan

Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar maupun

simplisia. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis

penyakit seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, kolesterol, hipertensi,

asam urat, keputihan, obat kumur, maag, radang mata, nyeri sendi dan

memperhalus kulit. Sirih merah banyak digunakan pada klinik herbal center

sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat disembuhkan dengan

obat kimia (Anonim, 2009).

2.2. Nanopartikel

Nanopartikel merupakan partikel bentuk padat dengan ukuran sekitar 10-1000

nm (Mohanraj dan Chen, 2006). Nanoteknologi merupakan kemampuan untuk

Universitas Sumatera Utara


memproduksi dan memproses materi berukuran nano (nanosized) atau

memanipulasi objek dalam skala nano (nanoscale). Nanoscale umumnya

menyatakan rentang ukuran dari 1 hingga 100 nm. Akan tetapi, beberapa

ilmuwan menganggap ukuran nanoscale adalah antara 1 hingga 200 nm, bahkan

hingga 1000 nm (Jin, 2008).

Nanoteknologi berkembang semakin pesat seiring dengan meningkatnya

kebutuhan industri akan ukuran partikel yang semakin kecil. Dalam industri

farmasi dan bioteknologi, nanoengineering telah mempengaruhi setiap segmen

dan subspesialisasi yang ada. Pengurangan ukuran partikel ini menawarkan suatu

kesempatan bermakna bagi perancang formula untuk mengatasi hambatan dalam

pengembangan produk terkait senyawa aktif obat yang sukar larut dalam air (Lee,

dkk., 2008). Kelarutan yang rendah merupakan masalah utama dalam

pengembangan formulasi obat.

Menurut Müller dan Keck (2004), ada beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi untuk memproduksi nanopartikel dengan bentuk dan ukuran yang

diinginkan, yaitu:

a. mudah dikerjakan,

b. dapat diaplikasikan dalam pembuatan sebanyak mungkin jenis zat aktif

obat atau dengan kata lain bersifat universal,

c. memberikan hasil yang stabil secara fisik,

d. diformulasi dengan bahan-bahan tambahan yang inert dan telah disetujui

oleh badan regulasi,

e. dapat dikerjakan dalam skala besar,

f. prosedur produksi hendaknya dapat divalidasi dan memenuhi ketentuan

Universitas Sumatera Utara


yang berlaku.

2.3 Metode Pembuatan Nanopartikel

Sediaan nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu metode

presipitasi, penggilingan (milling methods), dan homogenisasi.

2.3.1 Metode presipitasi

Salah satu metode presipitasi yang pertama adalah teknologi pembuatan

Hydrosol. Dalam metode ini, zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu larutan

tersebut dimasukkan ke dalam larutan lain yang bukan pelarut zat aktif tersebut

sehingga menghasilkan presipitasi zat aktif yang halus. Kelemahan metode ini

adalah nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya

kristal berukuran mikro dan zat aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus

larut setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara diketahui bahwa banyak

zat aktif memiliki kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik (Junghanns

dan Müller, 2008).

2.3.2 Metode penggilingan

Penggilingan merupakan teknik standar yang telah digunakan dalam

beragam bidang aplikasi industri untuk mengurangi ukuran partikel. Pengurangan

ukuran partikel lewat penggilingan dapat dijelaskan oleh tiga mekanisme kunci

yang saling mempengaruhi yakni gesekan antara dua permukaan karena tekanan

yang dihasilkan melampaui kekuatan inheren partikel sehingga mengakibatkan

frakturasi (patahan atau retakan), gaya gesek yang dihasilkan (shear force)

mengakibatkan pecahnya partikel menjadi beberapa bagian, dan deagregasi

terkait kolisi (tabrakan) antar agregat pada laju diferensial yang tinggi (Gour,

2010).

Universitas Sumatera Utara


Metode penggilingan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yaitu

berdasarkan kondisi medium penggilingan atau berdasarkan mekanisme fraktur

yang terjadi selama penggilingan berlangsung. Berdasarkan kondisi medium

ketika partikel digiling, metode dibagi 2 yaitu metode penggilingan kering dan

metode penggilingan basah (Burcham, dkk., 2009). Sedangkan berdasarkan

mekanisme fraktur yang terjadi, metode dapat dibagi menjadi pemotongan

(cutting), kompresi (compression), impaksi (impaction), dan erosi (attrition)

(Staniforth, 2002).

Metode penggilingan kering (dry milling) merupakan suatu proses

memperkecil ukuran partikel tanpa adanya larutan. Hal ini dicapai lewat

penggilingan atau penggerusan dengan tenaga tinggi menggunakan suatu baut

(pin) atau pelatuk (hammer) yang berputar. Kelemahan utama metode ini adalah

kemampuannya menghasilkan distribusi ukuran partikel yang luas berkisar

beberapa ratus nanometer hingga 25 μm atau dengan kata lain, hanya beberapa

persen produknya yang berupa nanopartikel (Müller, dkk., 2000).

Metode berikutnya adalah metode penggilingan basah (wet atau slurry

milling) yaitu proses penggilingan suatu zat padat yang disuspensikan dalam suatu

larutan. Penggunaan penggilingan basah memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan penggilingan kering, di antaranya:

a. penggillingan basah dapat dikerjakan bersamaan dengan tahapan isolasi-

kristalisasi bahan aktif sehingga tidak menggunakan unit operasi yang

terpisah-pisah seperti halnya penggilingan kering sehingga dapat mengurangi

waktu penggilingan dan biaya produksi,

b. dapat digunakan untuk zat aktif yang memperlihatkan perubahan sifat fisik

Universitas Sumatera Utara


atau fase pada suhu tinggi, seperti memiliki titik leleh yang rendah. Hal ini

dikarenakan peningkatan kapasitas panas larutan pembawa yang akan

menghasilkan fluktuasi suhu yang lebih rendah selama proses penggilingan.

Metode penggilingan basah (wet milling) merupakan teknologi pengecilan

ukuran partikel yang mampu terus berkembang dan bertahan (viable).

Keunggulannya telah dibuktikan dengan persetujuan registrasi 4 jenis produk obat

yang menggunakan metode ini oleh FDA. Waktu yang diperlukan dalam

penggilingan ini berkisar antara 30 menit hingga beberapa hari (Möschwitzher

dan Müller, 2007).

2.3.3 Metode homogenisasi

Homogenisasi bertekanan tinggi merupakan pendekatan lain untuk

memperkecil ukuran partikel senyawa yang sukar larut. Ada 3 teknologi penting

yang dikenal yaitu teknologi mikrofluidisasi (microfluidizer technology atau IDD-

PTM technology), homogenisasi di celah piston dalam air (piston gap

homogenization in water atau Dissocubes® technology), dan di dalam campuran

air atau media non-air (Nanopure® technology) (Junghanns dan Müller, 2008).

Selain ketiga metode utama di atas, beragam metode kombinasi juga telah

dikembangkan seperti Nanoedge® technology yang menggabungkan presipitasi

dengan homogenisasi celah piston dan Nanopure® XP (Extended Performance)

technology antara mikrofluidisasi dengan homogenisasi celah piston.

2.4 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah

Scanning electron microscope (SEM) terdiri dari sebuah senapan elektron

yang memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV.

Universitas Sumatera Utara


Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk

menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan

dalam bentuk film fotografi atau ke dalam tabung layar (Anggraeni, 2008).

Particles size analyzer (PSA) merupakan pengujian ukuran partikel

dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic ligh scattering dan gerak

brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi korelasi Stokes-Einstein dan

gerak Brown ditetapkan sebagai koefisien difusi translasi. Kecepatan gerak Brown

dipengaruhi oleh size, viscosity dan temperature. Keluaran yang dihasilkan

merupakan sistem dari statistical, commulant dan laplace methods, dimana

masing-masing sistem menghasilkan size distribution dalam intensity, number dan

volume (Anonim, 2013).

Spektroskopi infra merah (FTIR) digunakan untuk mengidentifikasi gugus

kompleks dalam senyawa tetapi tidak dapat menentukan unsur-unsur

penyusunnya. Pada FTIR, radiasi infra merah dilewatkan pada sampel. Sebagian

radiasi sinar infra merah diserap oleh sampel dan sebagian lainnya diteruskan.

Jika frekuensi dari suatu vibrasi spesifik sama dengan frekuensi radiasi infra

merah yang langsung menuju molekul, molekul akan menyerap radiasi tersebut.

Spektrum yang dihasilkan menggambarkan penyerapan dan transmisi molekuler.

Transmisi ini akan membentuk suatu sidik jari molekuler suatu sampel. Karena

bersifat sidik jari, tidak ada dua struktur molekuler unik yang menghasilkan

spektrum infra merah yang sama.

2.5 Tablet

Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

Universitas Sumatera Utara


mengandung satu jenis atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Ditjen POM,

1979). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat biasanya dibuat

dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat

berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat kekerasan, ketebalan, daya hancurnya

dan dalam aspek lainnya tergantung dari cara pemakaian tablet dan metode

pembuatannya (Ansel, 1989).

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik adalah

sebagai berikut :

a. Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik

selama fabrikasi/pengemasan dan pengangkutan hingga sampai pada

konsumen.

b. Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya.

c. Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya.

d. Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna, maupun

rasanya.

Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan

dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

a. Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong

alir ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot

tablet tidak akan memiliki variasi yang besar.

b. Kompatibel, artinya bahan mudah kompak jika dikempa, sehingga

dihasilkan tablet yang keras.

Universitas Sumatera Utara


c. Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang dihasilkan

mudah lepas dan tak ada bagian yang melekat pada cetakan, sehingga

permukaan tablet halus dan licin.

Metode pembuatan tablet ada tiga cara yaitu : metode kempa langsung,

granulasi basah dan granulasi kering.

1. Metode Kempa Langsung

Istilah kempa langsung berlaku untuk proses umum pada pembuatan -

pembuatan tablet yang dikompresi ketika tidak ada perlakuan pendahuluan atau

hanya perlakuan kecil yang dibutuhkan sebelum memasukkan bahan kedalam

mesin tablet. Beberapa bahan mempunyai karakteristik pengikatan yang penting.

2. Metode Granulasi Basah

Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam

memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam

pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut : menimbang

dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah. Menyaring granul

basah, menjadi butiran yang lebih halus, pengeringan, pengayakan granul kering,

pencampuran bahan pelikan dan bahan penghancur, pembuatan tablet dengan

kompresi (Ansel, 1989).

3. Metode Granulasi Kering

Metode granulasi kering dibentuk oleh pelembaban atau penambahan

bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan

massa dalam jumlah yang besar dari campuran serbuk dan setelah itu

memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam massa granul yang

kecil. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan

Universitas Sumatera Utara


metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk

mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989).

2.6 Tablet Hisap

2.6.1 Definisi tablet hisap

Tablet hisap adalah suatu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih

bahan obat,umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat melarut

atau hancur perlahan - lahan di dalam mulut (Ditjen POM, 1995). Tablet hisap

adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tablet ini

digunakan dengan tujuan memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan yang

umumnya di berikan sebagai pengobatan sakit tenggorokan atau untuk

mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula mengandung anastetika lokal,

berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astrigen dan antitusif. Jenis tablet

ini di rancang tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis

secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang (Lachman, 1994).

Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa

untuk dihisap dan di diamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring (Siregar,

2010). Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan bahan

penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang

larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis (50% atau lebih

dari berat tablet keseluruhan) seperti sukrosa, laktosa, manitol, sorbitol dan

sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap umumnya lebih besar yaitu >18 mm.

Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan >10 kg/m3 (Hasyim, 2008; Lachman,

1994; Parrot, 1970).

Universitas Sumatera Utara


2.6.2 Bahan tambahan tablet hisap

Bahan tambahan atau bahan pembantu tabletasi dapat di artikan sebagai

zat - zat yang memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa

sifat khusus untuk dibuat menjadi suatu sediaan obat, dengan mempertimbangkan

efek obat, kinerja obat, organoleptis, sifat kimia obat dan kemungkinan

pengembangan jenis sediaan lain, adapun zat-zat tambahan dalam sediaan tablet

hisap meliputi :

a. Bahan Pembawa

1. Pembawa Dasar Gula

Formulasi tablet yang paling sederhana kemungkinan menggunakan gula

(sukrosa) sebagai pembawa dasar. Gula tidak mahal dan dapat digunakan

untuk membentuk tablet yang memiliki karakteristik pengempaan dan

raba mulut yang dapat diterima.

2. Pembawa dekstrosa dan sukrosa yang di modifikasi, seperti Nu-tab atau

Sugartab.

3. Pembawa dasar bebas gula, seperti manitol dan sorbitol.

4. Pengisi-pengisi lain, seperti dikalsium fosfat, kalsium sulfat, kalsium

karbonat, laktosa (Siregar, 2010).

b. Bahan Pengikat

Bahan pengikat adalah bahan tambahan yang diperlukan untuk

memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan memberikan

sifat kohesif yang telah ada pada bahan pengisi sehingga dapat membentuk

struktur tablet yang kompak setelah pencetakan dan meningkatkan daya tahan

tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel

Universitas Sumatera Utara


serbuk dalam sebuah butiran granulat. Bahan pengikat dapat di tambahkan ke

dalam bahan yang akan dicetak dalam bentuk kering, cairan atau larutan,

tergantung pada metode pembuatan tablet (Ditjen POM, 1995).

c. Bahan Pelincir

Bahan pelincir dapat memenuhi berbagai fungsi yang berbeda sehingga

banyak di kelompokkan menjadi bahan pengatur aliran (glidant), bahan pelincir

(lubricant) dan bahan pemisah hasil cetakan (antiadheren). Bahan pengatur aliran

atau glidant berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya gulir bahan yang

akan di cetak, karena itu menjamin terjadinya keteraturan aliran dari corong

pengisi ke dalam lubang cetakan.

Glidant juga berfungsi untuk mengurangi penyimpangan massa,

memperkecil gesekan sesama partikel dan meningkatkan ketepatan takaran tablet.

Contoh zat yang dapat digunakan sebagai glidant yaitu talk, kalsium/magnesium

stearat, asam stearat, PEG, pati dan aerosil. Bahan pelincir atau lubrikan berfungsi

untuk mengurangi gesekan logam (stempel di dalam lubang ruang cetak) dan

gesekan tablet dengan logam, serta memudahkan pengeluaran tablet dari mesin

pencetak. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik sehingga cenderung

menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar

lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan. Contoh lubrikan antara lain talk,

kalsium, atau magnesium stearat, asam stearat, PEG, pati dan paraffin.

Bahan pemisah hasil cetakan atau antiadheren adalah bahan yang

berfungsi untuk mencegah lekatnya bahan yang dikempa pada permukaan stempel

atas. Contoh bahan ini adalah talk, amilum maydis, cab-o-sil, natrium lauril sulfat,

kalsium dan magnesium stearat (Voight, 1994).

Universitas Sumatera Utara


d. Zat Warna

Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu

menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat

suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna alami dari tumbuh -

tumbuhan dibatasi karena warna-warni ini sering kali tidak stabil (Lachman,

1994). Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada campuran serbuk selama

pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan

zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan penggranulasi dan

ditambahkan pengikat (Siregar, 2010).

e. Pemberi Rasa

Bahan pemberi rasa biasanya pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang

ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air

jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang baik

(Lachman, 1994). Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga

mulut mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan

penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya

dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi (Siregar, 2010).

2.6.3 Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap

Masalah-masalah yang terjadi dalam pembuatan tablet hisap dapat

disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Kekerasan Tablet

Pada pembuatan formulasi granulasi basah, penambahan jumlah pengikat

yang tidak cukup akan menghasilkan granul yang kekurangan gaya intragranul

Universitas Sumatera Utara


atau intergranul. Pada pengempaan, tablet yang dihasilkan akan mengandung

granul yang tidak terikat dalam area tekanan tinggi.

2. Lembab

Tiap granul tablet yang memiliki rentang kandungan lembab kritis tertentu

yang membantu membentuk granul yang memiliki gaya kohesif optimum. Jika

kandungan lembab berada dalam rentang 0,75-2,0%, granul yang terbentuk

biasanya merupakan granul yang baik.

3. Penjeratan Udara

Penjeratan udara merupakan sumber masalah yang biasa menyebabkan

kaping pada tablet berbobot tinggi. Hal yang menyebabkan laminasi tablet ini

biasanya diperbaiki dengan memadatkan granul, yaitu dengan menambahkan

jumlah pengikat dalam produk granulasi basah.

4. Tekanan Berlebihan Selama Pengempaan

Penggunaan tekanan pengempaan granul yang melebihi tekanan

pengikatan optimum partikel-partikel mengakibatkan kerusakan ikatan

intergranul. Sebagai penyebab kaping, laminasi, pengaruh tekanan dapat

ditentukan dengan mengurangi tekanan pengempaan secara bertahap sampai

terbentuk tablet yang dapat diterima atau sampai terbentuk tablet yang terlalu

lunak untuk dikempa.

5. Kegagalan lubrikan

Kesulitan pengeluaran tablet akibat kegagalan lubrikan biasanya

ditunjukkan oleh keberadaan garis-garis yang tidak beraturan di pinggir tablet

(Siregar, 2010).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang meliputi

pengambilan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan nanopartikel daun sirih

merah, pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun sirih merah, pembuatan tablet

hisap, uji preformulasi tablet hisap dan evaluasi tablet hisap.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi lemari pengering,

neraca listrik (HenHer BL-H2), Desintegration tester (Copley), Strong Cob

(Copley), Roche Friabilator (Copley), mesin pencetak tablet (Erweka), penangas

air, dan alat-alat gelas laboratorium.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih merah

(Piper crocatum Ruiz & Pav.) bentuk nanopartikel yang dibuat di Balai Inkubator

Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Maltodekstrin, gelatin, manitol, sugar,

talkum, Mg stearat (FACI) dan aerosil.

3.3 Pengambilan Tumbuhan

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan tanaman serupa dari daerah lain.

Sampel yang digunakan adalah daun sirih merah diambil dari halaman

belakang rumah di jalan Pahlawan gang Anom No. 29, kecamatan Medan

Perjuangan, Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tanaman dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani,

Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.

3.5 Pembuatan Simplisia Daun Sirih Merah

Pembuatan simplisia daun sirih merah dilakukan dengan mengambil daun

sirih merah yang masih segar, dicuci sampai bersih, ditiriskan kemudian

dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC. Setelah daun kering kemudian

dihaluskan menjadi serbuk dengan cara diblender.

3.6 Pembuatan Nanopartikel Daun Sirih Merah

Pembuatan nanopartikel daun Sirih Merah dilakukan di Balai Inkubator

Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Prosedur pembuatan nanopartikel daun

Sirih Merah sebagai berikut :

1. Masukkan bola‐bola yang akan digunakan sebagai media penghancur ke

dalam jar/vial HEM.

2. Bola‐bola dengan ukuran diameter lebih besar dimasukkan terlebih dahulu,

kemudian bola‐bola dengan ukuran diameter lebih kecil, dan terakhir sampel

dimasukkan.

3. Volume total dari Bola‐bola dan Sampel yang bisa dimasukkan dalam jar/vial

tidak boleh melebihi 2/3 volume jar/vial.

4. Sampel yang bisa dimilling adalah material logam, keramik dan mineral

alam, dan ukuran pada hasil milling tergantung pada material yang dimilling.

Universitas Sumatera Utara


5. BPR (Ball to Powder Ratio) yang biasa digunakan adalah 20:1, 10:1, dan

8:1,contoh BPR 20:1 dimana setiap 20 gr berat bola yang digunakan maka 1

gr sampel dapat dimilling.

6. Tutup jar/vial yang telah berisi bola dan sampel dengan rapat.

7. Pasangkan jar/vial pada dudukan jar/vial yang terdapat dalam HEM.

Nyalakan HEM dengan mengoperasikan tombol‐tombol elektronik.

3.7 Pemeriksaan Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah (NDSM)

Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah menggunakan

mikroskop elektron payaran dan pengukuran ukuran partikel.

3.7.1 Mikroskop elektron payaran

Mikroskop elektron payaran atau scanning electron microscope (SEM)

terdiri dari sebuah senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada

tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV. Berkas elektron tersebut dilewatkan pada

beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari

10 nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi atau ke dalam

tabung layar (Anggraeni, 2008).

Pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun Sirih Merah dengan alat SEM

dilakukan di Universitas Negeri Padang Air Tawar Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar

Padang.

3.7.2 Pengukuran ukuran partikel

Pengukuran ukuran partikel atau particle size analyzer (PSA) merupakan

pengujian ukuran partikel dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic

ligh scattering dan gerak brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi

korelasi Stokes-Einstein dan gerak Brown ditetapkan sebagai koefisien difusi

Universitas Sumatera Utara


translasi. Kecepatan gerak Brown dipengaruhi oleh size, viscosity dan

temperature. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari statistical,

commulant dan laplace methods, dimana masing-masing sistem menghasilkan

size distribution dalam intensity, number dan volume (Anonim, 2013).

Pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun Sirih Merah dengan alat PSA

dilakukan di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten.

3.8 Pembuatan Tablet Hisap

Metode pembuatan tablet hisap ekstrak daun sirih merah secara granulasi

basah dengan bobot tablet 1500 mg. Adapun formula tablet hisap daun sirih

merah sebagai berikut :

Tabel 1 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah


Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Nanopartikel 3% 3% 3% 3%
Maltodekstrin 20 % 15 % 10 % -
Gelatin - 5% 10 % 20 %
Manitol 60 % 60 % 60 % 60 %
Sugar 12 % 12 % 12 % 12 %
Talkum 1% 1% 1% 1%
Mg Stearat 1% 1% 1% 1%
Aerosil 3% 3% 3% 3%

3.8.1 Pembuatan granul tablet hisap

Dipanaskan air di atas penangas air kemudian dimasukkan ke beaker glass

kemudian ditambahkan bahan pengikat gelatin dibiarkan mengembang lalu

dipanaskan di atas penangas air sambil diaduk sampai rata (massa 1).

Ke dalam lumpang dimasukkan bahan khasiat nanopartikel daun sirih

merah ke dalam lumpang sebanyak 2,25 gram kemudian diikuti dengan

penambahan bahan pengisi manitol sebanyak 45 gram, maltodekstrin, sugar 9

Universitas Sumatera Utara


gram dan aerosil 2,25 gram kemudian digerus homogen (massa 2). Kemudian

massa 1 dicampurkan ke dalam massa 2, gerus homogen.

Massa digranulasi dengan ayakan mesh 12. Granulat basah dikeringkan

dalam lemari pengering pada suhu 40–60oC. Setelah kering granulat diayak

kembali dengan ayakan mesh 14, kemudian tambahkan talkum dan mg stearat

masing-masing sebanyak 0,75 gram, gerus hingga homogen dan ditimbang, lalu

dicetak menjadi tablet dengan bobot 1500 mg, diameter 20 mm dan dilakukan uji

preformulasi tablet.

3.9 Uji Preformulasi

3.9.1 Sudut diam

Penentuan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong. Granul

dimasukkan kedalam corong, lalu dialirkan melalui corong (Lachman, 1994).

Ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus:

2ℎ
Tan� =

Keterangan: � = Sudut diam


h = Tinggi tumpukan granul (cm)
D = Diameter tumpukan granul (cm)

Persyaratan: 200 , < � < 400

3.9.2 Waktu alir granul

Granul dimasukkan kedalam corong yang telah dirangkai, sampai

memenuhi 2/3 bagian corong, permukaan granul diratakan lalu penutup bawah

corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan, dibiarkan granul

Universitas Sumatera Utara


mengalir sampai habis, stopwatch dimatikan jika granul telah habis melewati

corong dan dicatat waktu alirnya.

Syarat: Granul harus habis mengalir dalam waktu lebih singkat dari 10

detik (Lachman, 1994).

3.9.3 Indeks tap granul

Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur 250 ml dan dinyatakan sebagai

volume awalnya (VO), kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali dengan

alat yang dimodifikasi. Setelah hentakan, volumenya dinyatakan sebagai volume

akhir (V1).

Indeks tap dapat dihitung dengan rumus:

�� −�1
I= � 100 %
��

Keterangan:
VO = Volume awal sebelum hentakan
V1 = Volume akhir sesudah hentakan Syarat: I ≤ 20% (Cartensen, 1977).

3.10 Proses Pencetakan Tablet

Massa dicetak dengan berat yang telah ditentukan yaitu 1500 mg dengan

penampang 20 mm. Dibuat dengan tekanan konstan kemudian dilakukan uji

evaluasi tablet.

3.11 Evaluasi Tablet

3.11.1 Uji keseragaman bobot tablet

Ditimbang 20 tablet dan dibersihkan dari debu, hitung bobot rata–rata tiap

tablet kemudian timbang satu persatu dan diambil yang bervariasi tinggi.

Universitas Sumatera Utara


Penyimpangan Terhadap Bobot Rata–rata
Bobot Rata – Rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai 150 mg 10% 20%
151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

Persyaratan: Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet

yang masing–masing bobotnya menyimpang dari bobot rata–ratanya lebih besar

dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun bobotnya

menyimpang dari bobot rata–ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B

(Ditjen POM, 1979).

3.11.2 Uji kekerasan tablet

Penentuan uji kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan alat

Hardness (Copley).

Sebuah tablet diletakkan di tengah besi penahan, kemudian alat

dijalankan sehingga besi penahan menekan tablet. Kekerasan tablet dapat

dilihat pada skala yang muncul di monitor. Pemeriksaan kekerasan tablet

dilakukan sebanyak 5 tablet dan dihitung rata-ratanya.

Syarat: Kekerasan tablet 4 – 8 kg (Parrot, 1970).

3.11.3 Uji friabilitas

Penentuan uji friabilitas tablet dilakukan dengan menggunakan alat Roche

Friabilator (Copley).

Sebanyak 20 tablet ditimbang yang telah dibersihkan dari debu, misalkan

beratnya “a gram”. Dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu tekan tombolnya

sehingga alat berputar selama 4 menit (100 kali putaran). Tablet dikeluarkan,

Universitas Sumatera Utara


dibersihkan dari debu dan ditimbang beratnya misalnya “b gram”. Maka friabilitas

adalah:

�−�
�= � 100%

Keterangan :
F = Friabilitas
a = Berat awal tablet
b = Berat akhir tablet

Ketentuan umum: Kehilangan berat ≤ 1 % (Lachman dkk., 1994).

3.11.4 Uji waktu hancur

Penentuan uji waktu hancur tablet dilakukan dengan menggunakan alat

Disintegration Tester (Copley).

Pengujian dilakukan terhadap 5 tablet. Dimasukkan 1 tablet pada masing-

masing tabung dari keranjang. Digunakan air dengan suhu 36oC – 37oC sebagai

media kemu dicatat yaitu sejak tablet dinaikturunkan sampai dengan tablet hancur.

Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal dikasa.

Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit

untuk tablet tidak bersalut. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian

menggunakan tablet satu per satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet

dengan cakram.

Persyaratan: Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak

lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut (Ditjen POM, 1979).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Bidang

Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Bogor, menunjukkan bahwa tanaman sirih merah yang diteliti adalah jenis Piper

crocatum Ruiz & Pav., suku Piperaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat

pada Lampiran 1, halaman 39.

4.2 Hasil Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah

Hasil pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah dilakukan

di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Pemeriksaan

makroskopik simplisia daun sirih merah yaitu daun bertangkai berbentuk

jantung, ujung daun runcing, bertepi rata, daun berkerut, berwarna coklat,

panjang 10 - 15 cm, lebar 7 - 8 cm dan beraroma wangi khas sirih (Sitepu, 2010).

Sirih merah rasanya sangat pahit dibandingkan dengan sirih biasa atau

varietas lainnya, warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan

sedangkan bagian bawah daun berwarna merah cerah (Sudewo, 2005).

Hasil pengujian mikroskop elektron payaran atau scanning electron

microscopy (SEM) dengan perbesaran 5300x dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Nanopartikel daun sirih merah mempunyai ukuran 644 nm dan simplisia daun

Sirih Merah mempunyai ukuran 88,6 nm. Menunjukkan hasil ukuran nanopartikel

daun sirih merah lebih kecil dari simplisia daun sirih merah. Morfologi

nanopartikel daun sirih merah berbentuk bola dengan permukaan yang halus dan

Universitas Sumatera Utara


bulat, sedangkan simplisia daun sirih merah berbentuk kristal dan permukaan

yang lebih kasar. Dapat dilihat pada Gambar 2 dengan perbesaran 1000x.

Gambar 1 Hasil SEM nanopartikel daun sirih merah

Gambar 2 Hasil SEM serbuk simplisia daun sirih merah

4.3 Hasil Pembuatan Tablet Hisap

Formula yang dirancang untuk pembuatan tablet hisap dapat dilihat pada

Tabel 2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang akan dihitung

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4


Nanopartikel 3% 3% 3% 3%
Maltodekstrin 20 % 15 % 10 % -
Gelatin - 5% 10 % 20 %
Manitol 60 % 60 % 60 % 60 %
Sugar 12 % 12 % 12 % 12 %
Talkum 1% 1% 1% 1%
Mg Stearat 1% 1% 1% 1%
Aerosil 3% 3% 3% 3%

Formula yang terdapat pada Tabel 2 kemudian dihitung dan perhitungannya dapat

dilihat pada Lampiran 13 halaman 38. adapun hasil perhitungan bahan yang akan

ditimbang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang ditimbang
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Nanoprtikel 2,25 g 2,25 g 2,25 g 2,25 g
Maltodekstrin 15 g 11,25 g 7,5 g -
Gelatin - 3,75 g 7,5 g 15 g
Manitol 45 g 45 g 45 g 45 g
Sugar 9g 9g 9g 9g
Talkum 0,75 g 0,75 g 0,75 g 0,75 g
Mg stearat 0,75 g 0,75 g 0,75 g 0,75 g
Aerosil 2,25 g 2,25 g 2,25 g 2,25 g

Setelah dilakukan penimbangan bahan, pembuatan granul basah hingga granul

kering dilakukan uji preformulasi pada granul. Adapun hasil uji preformulasi

granul nanopartikel daun sirih merah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah


Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Waktu Alir 2 detik 2 detik 2 detik 2 detik
Sudut Diam 24,48o 22,6o 28,9o 25,3o
Indeks Tap 5,91% 7,33% 7,88% 10,89%

Universitas Sumatera Utara


Dalam uji preformulasi yang dilakukan pada masing – masing formula memiliki

waktu alir yang baik dimana dapat mengalir dengan lancar tanpa ada hambatan

dan sisa yang melekat pada alat, begitu juga dengan sudut diam dan indeks tap

yang telah dilakukan sehingga granul dari nanopartikel daun sirih merah telah

memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia dan dapat dilakukan

pencetakan tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang dilanjutkan dengan

evaluasi tablet hisap.

Pada saat pencetakan tablet ada sedikit kendala pada formula 1 dan

formula 4, pada kedua formula tersebut pada saat pencetakan agak lengket

sehingga tablet yang dicetak agak susah untuk keluar dari ruang cetak (die). Hal

ini dikarenakan pada formula 1 dan formula 4 mengandung gula dimana gula

bersifat lengket sehingga pada saat pencetakan tablet agak lengket.

Setelah pencetakan tablet hisap, kemudian dilakukan evaluasi tablet yang

meliputi keseragaman bobot, kekerasan, uji friabilitas dan waktu hancur. Adapun

hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dapat dilihat pada Tabel

5 berikut ini.

Tabel 5 Hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4


Keseragaman 13,88% 5,01% 4,5% 5,91%
Bobot 11,16% 4,47% 3,9% 4,53%
10,4% 4,33% 3,4% 3,85%
Kekerasan 7,072 kg 7,2 kg 7,47 kg 7,26 kg
Uji Friabilitas 18,5% 1,9% 0,67% 0,62%
Waktu Hancur 11,26 menit 11,22 menit 11,65 menit 11,51 menit

Dari evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang telah dilakukan

hanya formula 2 dan formula 3 yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan pada formula 1 dan formula 4 tidak memenuhi persyaratan Farmakope

Indonesia. Setelah dilakukan uji preformulasi dan evaluasi tablet pada tablet hisap

nanopartikel daun sirih merah dilakukan uji tanggapan rasa oleh pengguna. Uji ini

diberikan pada 16 orang sukarelawan untuk merasakan tablet hisap yang telah

dibuat apakah disukai atau tidak.

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program Statistic

Product and Service Solutions (SPSS) versi 17. Data dianalisis menggunakan

metode one-way analysis of variance (ANOVA) untuk menentukan perbedaan

rata - rata diantara kelompok.

Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc

Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Adapun hasil

perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 72 dan Lampiran 17 halaman

73. Hasil skoring formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dengan level

rasa dapat dilihat pada Gambar 3.

4.5
L 4
e 3.5
v 3
e 2.5
l 2
1.5 Rasa
R
1
a
0.5
s
0
a
1 2 3 4

Formula

Gambar 3 Grafik hasil skoring formula tablet hisap nanopartikel daun sirih
merah dengan level rasa

Universitas Sumatera Utara


Dari masing – masing formula diberi skor yaitu formula 1 mempunyai

skor 1 yang berarti mempunyai rasa pahit, formula 2 mempunyai skor 3 yang

berarti mempunyai rasa agak manis, formula 3 mempunyai skor 4 yang berarti

mempunyai rasa manis, formula 4 mempunyai skor 2 yang berarti mempunyai

rasa agak pahit sehingga dapat dilihat bahwa formula 2 dan formula 3 yang lebih

disukai oleh pengguna. Setelah skoring formula dengan level rasa oleh pengguna,

dilakukan perbandingan formula dengan waktu hancur di mulut, dapat dilihat pada

Gambar 4.

12
Waktu Hancur di mulut (menit)

10

0
1 2 3 4

Formula

Gambar 4 Grafik hasil perbandingan formula tablet hisap nanopartikel daun


sirih merah dengan waktu hancur di mulut

Data uji tanggapan rasa yang dilakukan pada 16 orang dianalisa secara

statistik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perbandingan masing –

masing formula dengan waktu hancur di mulut diambil dari waktu tertinggi yaitu

formula 1 hancur selama 8 menit, formula 2 hancur selama 9 menit, formula 3

hancur selama 10 menit dan formula 4 hancur selama 8 menit. Pada setiap formula

Universitas Sumatera Utara


terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada formula 1 dan formula 4 lebih cepat

hancur dikarenakan rasa dari formula tersebut terasa pahit dan agak pahit sehingga

pengguna lebih cepat menghabiskan formula 1 dan formula 4 dibandingkan

dengan formula 2 dan formula 3 yang memiliki rasa yang agak manis yang

terdapat pada formula 2 dan rasa yang manis pada formula 3.

Dan hasil analisis statistik dengan menggunakan program Statistic Product

and Service Solutions (SPSS) menunjukkan bahwa perbandingan formula dengan

waktu hancur di mulut yaitu perbandingan formula 1 dan formula 4 tidak memiliki

perbedaan yang signifikan dengan 0,837 (P > 0,05). Begitu juga dengan formula 2

dan formula 3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,745 (P > 0,05).

Sedangkan perbandingan formula 1 dengan formula 2 memiliki perbedaan yang

signifikan dengan 0,001 (P < 0,05). Perbandingan formula 1 dengan formula 3

memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,000 (P < 0,05). Begitu juga pada

formula 4 yang dibandingkan dengan formula 2 memiliki perbedaan yang

signifikan dengan 0,017 (P < 0,05). Dan Perbandingan formula 4 dengan formula

3 memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,001 (P < 0,05) dan dapat dilihat

dari Lampiran 15 halaman 62.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan

tablet hisap.

b. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah yang memenuhi

persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III adalah formula 3.

c. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai oleh

pengguna adalah formula 2 dan formula 3.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan kepada peneliti selanjutnya

untuk menguji khasiat antiinflamasi dan antioksidan dari nanopartikel daun sirih

merah yang dapat digunakan sebagai obat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Sirih Merah Tanaman Multi Fungsi. Diakses 1 Agustus 2014.
http://balittro.litbag.deptan.go.id/index.php?option=comcontent&task/

Anonim. (2013). aaLab aAnalisis Bahan. aaDiaksesaa tanggal 15aa Maret aa2014.
http:// physics.ipb.ac.id/2014/03/15/laboratoium.pdf.lab analisis bahan/

Anggraeni, N.D. (2008). Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy) dalam


Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar
Nasional ke-VII. Artikel. Halaman 52.

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI


Press.

Burcham, C.L., Collins, P.C., Jarmer, D.J., dan K.D. Seibert. (2009). Reduction of
Particle Size of Drug Substance for Low-Dose Drug Products. In: J. Zheng
(eds). Formulation and Analytical Development for Low-Dose Oral Drug
Products. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 207, 209-216

Cartensen, J.T. (1977). Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms.


New York: John Wiley and Sons. A Wiley Interscience Publication.
Halaman 133-135, 209-214, 216-218, 342.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI. Halaman 9, 902.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI. Halaman 683.

Gour, S. (2010). Manufacturing Nano-Sized Powders Using Salt- and Sugar-


Assisted Milling. Tesis, Master of Science in Biomedical Engineering.
Philadelphia: Drexel University. Halaman 4-5.

Greco, R.S. (2002). Nanoscale Technology in Biological System. Florida: CRC


Press. Halaman 77.

Nursiah, H. (2008). Studi Formulasi Tablet Hisap Sari Kencur (Kampferia


galangal L.) dengan Membandingkan Gelatin dan Polivinil Pirolidon
sebagai Bahan Pengikat. Majalah Farmasi dan Farmakologi 12(2): 25-27.

Jin, Y.G. (2008). Nanotechnology in Pharmaceutical Manufacturing. In: S.C. Gad


(eds). Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and
Processes. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 1249.

Universitas Sumatera Utara


Juliantina F. (2009). Manfaat Sirih Merah ( Piper Crocatum) Sebagai Agen Anti
Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. JKKI – Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 1(1): 6-29.

Junghanns, J.U.A.H. dan Müller, R.H. (2008). Nanocrystal Technology, Drug


Delivery and Clinical Applications. Int. J. Nanomedicine. 3(3): 295-309.

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 651-654, 657-660, 690,
703.

Lee, R.W., McShane, J., Shaw, J.M., Wood, R.W. dan D.B. Shenoy. (2008).
Particle Size Reduction. In: R. Liu (eds). Water-Insoluble Drug
Formulation, 2nd Edition. Boca Raton: Taylor & Francis Group. Halaman
468, 483-484.

Mohanraj V.J., dan Chen Y. (2006). Nanoparticles - A Review. Tropical Journal


of Pharmaceutical Research. 5(1): 561-573.

Möschwitzher, J., dan R.H. Müller. (2007). Drug Nanocrystals-The Universal


Formulation Approach for Poorly Soluble Drugs. In: D. Thassu, M.
Deleers dan Y. Pathak (eds). Nanoparticulate Drug Delivery Systems.
New York: Informa Healthcare USA, Inc. Halaman 72-73, 77-78.

Müller, R.H., Böhm, B.H.L., dan M.J. Grau. (2000). Nanosuspensions: A


Formulation Approach for Poorly Soluble and Poorly Bioavailable Drugs.
In: D.L.Wise (eds). Handbook of Pharmaceutical Controlled
Release Technology. New York: Marcel Dekker, Inc. Halaman 345-346.

Müller, R.H., dan C.M. Keck. (2004). Challenges and Solutions for The
Delivery of Biotech Drugs – A Review of Drug Nanocrystal Technology
and Lipid Nanoparticles. J. Biotech. 113: 151-170.

Parrot, E. L. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental


Pharmaceutics. First Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman
731.

Prasetyorini., Zainal, A.E., dan Rofiqoh, S. (2011). Penerapan Teknologi


Nanopartikel Propolis Trigona Spp Asal Bogor Sebagai Antibakteri
Escherichia coli Secara In Vitro. Jurnal Ekologia. 11(1): 36-43.

Siregar, Charles, JP., dan Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet :
Dasar – Dasar Praktis. Jakarta : EGC.

Universitas Sumatera Utara


Sitepu, S. H. (2010). Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
Piper cf. fragile Benth.) Terhadap Tikus Putih Jantan. Skripsi. Medan.
Fakultas Farmasi USU.

Staniforth, J. (2002). Particle-Size Reduction. In: M.E. Aulton


(eds). Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd Edition.
Leicester: Churchill Livingstone. Halaman 169-172.

Sudewo, B. (2005). Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Cetakan Pertama.


Jakarta: Agro Media Pustaka. Halaman 35-37, 72.

Voight, R. (1994). Lehrburch der Pharma Zeutishen Technology, Terjemahan


Soendari Noerono, Buku Pelajaran Tehnologi Farmasi, Edisi Ke-IV,
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Gambar karakteristik tumbuhan daun sirih merah

Tanaman sirih merah

Daun sirih merah

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Gambar simplisia daun sirih merah

Simplisia daun sirih merah

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Pengukuran ukuran partikel (PSA)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Gambar tablet hisap nanopartikel daun sirih merah

Formula 1 Formula 2

Formula 3 Formula 4

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Gambar alat dan objek yang digunakan

Waktu Alir (Copley) Strong Cobb (Copley)

Roche Friabilator (Copley) Mesin Pencetak Tablet (Erweka)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6 (Lanjutan)

Desintegration Tester (Copley) Penangas Air

Neraca Analitik (Henher BL-H2)

Lemari Pengering

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Bagan kerja penelitian

Daun Sirih Merah


Dipisahkan dari pengotornya

Dicuci, ditiriskan dan ditimbang

Dikeringkan dalam lemari pengering


Pada suhu ± 40-500C
Simplisia

Dihaluskan menggunakan blender

Serbuk simplisia

Nanopartikel daun
Sirih Merah

Karakterisasi dengan alat SEM dan PSA

Hasil

Dibuat tablet hisap

Hasil

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Bagan alur pembuatan bahan pengikat

Dimasukkan air ke
beaker glass

Dipanaskan di penangas air

Ditambahkan gelatin biarkan mengembang

Diaduk sampai larut

Digunakan selagi panas (±400C)

Massa 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9. Bagan alur pembuatan bahan pengisi tablet

Nanopartikel
Daun Sirih

Dimasukkan ke lumpang

Ditambahkan manitol, maltodekstrin sedikit demi

sedikit, gerus hingga homogen

Dimasukkan sugar lalu gerus homogen

Dimasukkan aerosil setengah dari bahan yang

ditimbang

Digerus hingga homogen

Massa 2

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10. Bagan alur pembuatan granulat basah

Massa 1 Massa 2

Dicampurkan ke dalam lumping lalu gerus

hingga homogen

Ditambahkan sisa aerosil

Diayak dengan ayakan mesh 12

Granulat Basah

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 11. Bagan alur pembuatan tablet hisap

Granulat Basah

Dikeringkan di lemari pengering pada suhu

(± 40-600C) selama satu hari

Granulat Kering

Diayak dengan ayakan mesh 14

Ditambahkan sisa talkum dan mg stearat lalu

gerus hingga homogen hingga diperoleh massa

yang baik

Ditimbang berat granulat kering

Dilakukan uji preformulasi

Dicetak menjadi tablet hisap

Tablet Hisap

Dilakukan evaluasi tablet

Diuji tanggapan rasa pada pengguna

Tanggapan Rasa
pada Pengguna

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 12. Formula dalam pembuatan tablet hisap

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4


Nanopartikel 3% 3% 3% 3%
Maltodekstrin 20% 15% 10% -
Gelatin - 5% 10% 20%
Manitol 60% 60% 60% 60%
Sugar 12% 12% 12% 12%
Talkum 1% 1% 1% 1%
Mg Stearat 1% 1% 1% 1%
Aerosil 3% 3% 3% 3%

Konversi perhitungan dalam penimbangan selama penelitian


Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Nanopartikel 2,25 g 2,25 g 2,25 g 2,25 g
Maltodekstrin 15 g 11,25 g 7,5 g -
Gelatin - 3,75 g 7,5 g 15 g
Manitol 45 g 45 g 45 g 45 g
Sugar 9g 9g 9g 9g
Talkum 0,75 g 0,75 g 0,75 g 0,75 g
Mg Stearat 0,75 g 0,75 g 0,75 g 0,75 g
Aerosil 2,25 g 2,25 g 2,25 g 2,25 g

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13. Perhitungan dalam penimbangan bahan

 Formula 1
3
Nanopartikel = x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet
100

= 2250 mg = 2, 25 g

Gelatin = -

20
Maltodekstrin = x 1500 mg = 300 mg x 50 tablet
100

= 1500 mg = 15 g
60
Manitol = x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet
100

= 45000 mg = 45 g
12
Sugar = x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet
100

= 9000 mg = 9 g
1
Talkum = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
1
Mg Stearat = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
3
Aerosil = x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet
100

= 2250 mg = 2,25 g

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13 (Lanjutan)

 Formula 2
3
Nanopartikel = x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet
100

= 2250 mg = 2, 25 g
15
Maltodekstrin = x 1500 mg = 225 mg x 50 tablet
100

= 11250 mg = 11,25 g
5
Gelatin = x 1500 mg = 75 mg x 50 tablet
100

= 3750 mg = 3,75 g
60
Manitol = x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet
100

= 45000 mg = 45 g
12
Sugar = x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet
100

= 9000 mg = 9 g
1
Talkum = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
1
Mg Stearat = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
3
Aerosil = x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet
100

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13 (Lanjutan)

= 2250 mg = 2,25 g

 Formula 3
3
Nanopartikel = x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet
100

= 2250 mg = 2,25 g

10
Maltodekstrin = x 1500 mg = 150 mg x 50 tablet
100

= 7500 mg = 7,5 g
10
Gelatin = x 1500 mg = 150 mg x 50 tablet
100

= 7500 mg = 7,5 g
60
Manitol = x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet
100

= 45000 mg = 45 g
12
Sugar = x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet
100

= 9000 mg = 9 g
1
Talkum = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
1
Mg Stearat = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
3
Aerosil = x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet
100

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13 (Lanjutan)

= 2250 mg = 2,25 g

 Formula 4
3
Nanopartikel = x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet
100

= 2250 mg = 2, 25 g

Maltodekstrin =-

20
Gelatin = x 1500 mg = 300 mg x 50 tablet
100

= 15000 mg = 15 g
60
Manitol = x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet
100

= 45000 mg = 45 g
12
Sugar = x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet
100

= 9000 mg = 9 g
1
Talkum = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
1
Mg Stearat = x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet
100

= 750 mg = 0,75 g
3
Aerosil = x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet
100

= 2250 mg = 2,25 g

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14. Perhitungan uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih
merah

 Formula 1

Waktu Alir

No Waktu Alir (detik)


1 2
2 2
3 2
t Rata-rata 2
Persyaratan : memenuhi syarat

Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm)


1 2 11,3
2 3 13,7
3 3,8 13,6
Rata - rata 2,93 12,87

2ℎ 2 (2,93)
Tan � = = = 24,480
� 12,87

Persyaratan : memenuhi syarat

Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata
1 74 69 6,75%
2 73 68 6,84%
3 72 69 4,16%
Rata - rata 5,91%

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14 (Lanjutan)

��−����
I.1 = x 100%
��

74−69
= x 100% = 6,75%
74

��−����
I.2 = x 100%
��

73−68
= x 100% = 6,84%
73

��−����
I.3 = x 100%
��

72−69
= x 100% = 4,16%
72

Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 2

Waktu Alir

No Waktu Alir (detik)


1 2
2 2
3 2

t Rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat

Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm)


1 2,8 15,5
2 3 15
3 3,5 14
Rata - rata 3.1 14,83

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14 (Lanjutan)

2ℎ 2 (3,1)
Tan � = = = 22,60
� 14,83

Persyaratan : memenuhi syarat

Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata
1 80 74 7,5%
2 84 80 4,76%
3 82 74 9,75%
Rata – rata 7,33%

��−����
I.1 = x 100%
��

80−74
= x 100% = 7,5%
80

��−����
I.2 = x 100%
��

84−80
= x 100% = 4,76%
84

��−����
I.3 = x 100%
��

82−74
= x 100% = 9,75%
82

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14 (Lanjutan)

 Formula 3

Waktu Alir

No Waktu Alir (detik)


1 2
2 2
3 2
t Rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat

Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm)


1 3,2 11,5
2 3,4 12
3 3,5 13
Rata - rata 3,36 12,16

2ℎ 2 (3,36)
Tan � = = = 28,90
� 12,16

Persyaratan : memenuhi syarat

Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata
1 93 85 8,60%
2 94 87 7,44%
3 92 85 7,60%
Rata – rata 7,88%

��−����
I.1 = x 100%
��

93−85
= x 100% = 8,60%
93

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14 (Lanjutan)

�� −����
I.2 = x 100%
��

94−87
= x 100% = 7,44%
94

��−����
I.3 = x 100%
��

92−85
= x 100% = 7,60%
92

Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 4

Waktu Alir

No Waktu Alir (detik)


1 2
2 2
3 2
t rata-rata 2
Persyaratan : memenuhi syarat

Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm)


1 3 13
2 3,2 14
3 4 16
Rata - rata 3,4 14,33

2ℎ 2 (3,4)
Tan � = = = 25,30
� 14,33

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14 (Lanjutan)

Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata
1 110 106 3,6%
2 100 80 20%
3 110 100 9,09%
Rata - rata 10,89%
��−����
I.1 = x 100%
��

110−106
= x 100% = 3,6%
110

��−����
I.2 = x 100%
��

100−80
= x 100% = 20%
100

��−����
I.3 = x 100%
��

110−100
= x 100% = 9,09%
110

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15. Perhitungan Evaluasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih
Merah

 Formula 1

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 35,30 g

����� ������ ℎ��� 35,30 �


Berat rata-rata = = = 1765 mg
����� 20 ������ 20

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


1 1730 35 13 1520 245
2 1800 35 14 1520 245
3 1520 245 15 1800 35
4 1560 205 16 1580 185
5 1680 85 17 1560 205
6 1780 15 18 1800 35
7 1800 35 19 1810 45
8 1600 165 20 1750 15
9 1610 155 21 1720 45
10 1580 185 22 1720 45
11 1670 95 23 1690 75
12 1800 35

deviasi tertinggi pertama


A1 = x 100%
berat rata −rata
245
= x 100% = 13,88%
1765

deviasi tertinggi kedua


A2 = x 100%
berat rata −rata

205
= x 100% = 11,16%
1765

deviasi tertinggi ketiga


A3 = x 100%
berat rata −rata

285
= x 100% = 10,4%
1765

Persyaratan : tidak memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg)
1 7,75
2 8,00
3 5,23
4 7,82
5 6,56
Rata - rata 7,072
Persyaratan : memenuhi syarat

Uji Friabilitas

A = 17,56 g  10 tablet

B = 14,31 g

�−�
Maka Friabilitas tablet = X 100%

17,56 �−14,31 �
= x 100% = 18,5%
17,56 �

Persyaratan : tidak memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t)


1 12,27
2 12,29
3 10,10
4 09,45
5 11,30
6 12,16
Rata-rata 11,26
Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 2

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 29,53 g

����� ������ ℎ��� 29,53 �


Berat rata-rata = = = 1476 mg
����� 20 ������ 20

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


1 1510 34 23 1440 36
2 1420 56 24 1420 56
3 1550 74 25 1540 64
4 1530 54 26 1420 56
5 1520 44 27 1440 36
6 1430 46 28 1510 34
7 1530 54 29 1410 66
8 1510 34 30 1520 44
9 1510 34 31 1420 56
10 1510 34 32 1530 54
11 1420 56 33 1530 54

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


12 1530 54 34 1530 54
13 1430 46 35 1410 66
14 1540 64 36 1520 44
15 1530 54 37 1510 34
16 1430 46 38 1550 74
17 1510 34 39 1420 56
18 1540 64 40 1510 34
19 1520 44 41 1540 64
20 1530 54 42 1430 46
21 1410 66 43 1520 44
22 1530 54 44 1520 44

deviasi tertinggi pertama


A1 = x 100%
berat rata −rata

74
= x 100% = 5,01%
1476

deviasi tertinggi kedua


A2 = x 100%
berat rata −rata

66
= x 100% = 4,47%
1476

deviasi tertinggi ketiga


A3 = x 100%
berat rata −rata

64
= x 100% = 4,33%
1476

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg)
1 6,36
2 7,39
3 7,45
4 6,51
5 8,29
Rata - rata 7,2

Persyaratan : memenuhi syarat

Uji Friabilitas
A = 29,41 g

B = 28,85 g

�−�
Maka Friabilitas tablet = X 100%

29,41 g− 28,85 g
= x 100% = 1,9%
29,41 g

Persyaratan : tidak memenuhi syarat

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t)


1 13,47
2 10,08
3 13,20
4 10,02
5 9,57
6 11,00
Rata-rata 11,22

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

 Formula 3

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 32,49 g

����� ������ ℎ��� 32,49 �


Berat rata-rata = = = 1624,5 mg
����� 20 ������ 20

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


1 1650 25,5 11 1550 74,5
2 1560 64,5 12 1570 54,5
3 1580 44,5 13 1680 55,5
4 1560 64,5 14 1680 55,5
5 1550 74,5 15 1570 54,5
6 1650 25,5 16 1640 15,5
7 1550 74,5 17 1640 15,5
8 1580 44,5 18 1580 44,5
9 1670 45,5 19 1640 15,5
10 1680 55,5 20 1660 35,5

deviasi tertinggi pertama


A1 = x 100%
berat rata −rata

74,5
= x 100% = 4,5%
1624 ,5

deviasi tertinggi kedua


A2 = x 100%
berat rata −rata

64,5
= x 100% = 3,9%
1624 ,5

deviasi tertinggi ketiga


A3 = x 100%
berat rata −rata

55,5
= x 100% = 3,4%
1624 ,5

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg)
1 6,95
2 7,40
3 7,85
4 8,53
5 6,62
Rata - rata 7,47
Persyaratan : memenuhi syarat

Uji Friabilitas

A = 32,72 g

B = 32,50 g

�−�
Maka Friabilitas tablet = X 100%

32,72 g− 32,50 g
= x 100% = 0,67%
32,72 g

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t)


1 12,26
2 12,26
3 10,49
4 13,20
5 10,28
6 11,44
Rata-rata 11,65
Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 4

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 29,08 g

����� ������ ℎ��� 29,08 �


Berat rata-rata = = = 1454 mg
����� 20 ������ 20

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


1 1500 46 19 1490 36
2 1490 36 20 1540 86
3 1400 54 21 1520 66
4 1510 56 22 1490 36
5 1540 86 23 1510 56
6 1490 36 24 1420 34
7 1490 36 25 1470 16
8 1410 44 26 1470 16
9 1430 24 27 1470 16

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi


10 1430 24 28 1400 54
11 1480 26 29 1440 14
12 1520 66 30 1500 46
13 1500 46 31 1410 44
14 1500 46 32 1410 44
15 1510 56 33 1410 44
16 1540 86 34 1520 66
17 1540 86 35 1490 36
18 1430 24

deviasi tertinggi pertama


A1 = x 100%
berat rata −rata

86
= x 100% = 5,91%
1454

deviasi tertinggi kedua


A2 = x 100%
berat rata −rata

66
= x 100% = 4,53%
1454

deviasi tertinggi ketiga


A3 = x 100%
berat rata −rata

56
= x 100% = 3,85%
1454

Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15 (Lanjutan)

Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg)
1 7,59
2 7,40
3 6,54
4 7,62
5 6,95
Rata - rata 7,26
Persyaratan : memenuhi syarat

Uji Friabilitas

A = 28,90 g

B = 28,72 g

�−�
Maka Friabilitas tablet = X 100%

28,90 �−28,72 �
= x 100% = 0,62%
28,90 �

Persyaratan : memenuhi syarat

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t)


1 10,01
2 12,28
3 10,50
4 10,56
5 13,28
6 12,46
Rata-rata 11,51
Persyaratan : memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 16. Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel daun sirih
merah dengan waktu hancur di mulut

Descriptive Statistics

Std.
N Mean Minimum Maximum
Deviation
F1 16 470.06 22.635 440 528
F2 16 515.25 34.522 455 595
F3 16 526.94 39.907 476 602
F4 16 479.75 31.556 432 538

Descriptives

95% Confidence
Mean
Std. Interval
(I)formula (J)formula Difference Sig.
Error Lower Upper
(I-J)
Bound Bound
f1 f2 -45.188* 11.582 .001 -75.79 -14.58
f3 -56.875* 11.582 .000 -87.48 -26.27
f4 -9.688 11.582 .837 -40.29 20.92
f2 f1 45.188* 11.582 .001 14.58 75.79
f3 -11.688 11.582 .745 -42.29 18.92
f4 35.500* 11.582 .017 4.89 66.11
f3 f1 56.875* 11.582 .000 26.27 87.48
f2 11.688 11.582 .745 -18.92 42.29
f4 47.188* 11.582 .001 16.58 77.79
f4 f1 9.688 11.582 .837 -20.92 40.29
f2 -35.500* 11.582 .017 -66.11 -4.89
f3 -47.188* 11.582 .001 -77.79 -16.58

ANOVA
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Between Groups 35976.125 3 11992.042 11.175 .000
Within Groups 64387.875 60 1073.131
Total 100364.000 63

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 17. Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel daun sirih
merah dengan tanggapan rasa

Descriptive Statistics
Std.
N Mean Minimum Maximum
Deviation
pahit 16 470.06 22.635 440 528
agak pahit 16 479.75 31.556 432 538
agak manis 16 515.25 34.522 455 595
manis 16 526.94 39.907 476 602

Descriptives
95% Confidence
Mean Interval
(I) rasa (J) rasa Difference Std. Error Sig.
(I-J) Lower Upper
Bound Bound

pahit agak pahit -9.688 11.582 .837 -40.29 20.92


agak manis -45.188* 11.582 .001 -75.79 -14.58
manis -56.875* 11.582 .000 -87.48 -26.27
agak pahit pahit 9.688 11.582 .837 -20.92 40.29
agak manis -35.500* 11.582 .017 -66.11 -4.89
manis -47.188* 11.582 .001 -77.79 -16.58
agak manis pahit 45.188* 11.582 .001 14.58 75.79
agak pahit 35.500* 11.582 .017 4.89 66.11
manis -11.688 11.582 .745 -42.29 18.92
manis pahit 56.875* 11.582 .000 26.27 87.48
agak pahit 47.188* 11.582 .001 16.58 77.79
agak manis 11.688 11.582 .745 -18.92 42.29

ANOVA
Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 35976.125 3 11992.042 11.175 .000
Within Groups 64387.875 60 1073.131
Total 100364.000 63

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

You might also like