Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL Revisi Alexander
PROPOSAL Revisi Alexander
OLEH:
1709.14201.540
MALANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
Sarjana Keperawatan
Malang, ……..2021
NIM : 17091.4201.540
Pembimbing I Pembimbing II
(Ika Arum Dewi S., S.Kep.,NsM.Biomed) (Rosly Zunaedi, S.Kep., Ners. M Kep.)
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal skripsi ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pada
Tanggal …………………………...2021
Tanggal :
Penguji I
Tanggal :
Penguji II
Tanggal :
Penguji III
Mengetahui,
NIP : 197110152001121006
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang
berjudul “hubungan kemandirian anak usia prasekolah dengan pola bermain
anak usia prasekolah” sebagai salah satu persyaratan Akademik dalam
menyelesaikan kuliah di Program Sarjana keperawatan STIKES Widyagama
Husada Malang.
1. Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widyagama Husada Malang yang telah memberi izin dalam pembuatan tugas
Proposal Skripsi ini.
2. Jiarti Kusbandiyah, S.SiT., M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan Sekolah tinggi Ilmu Kesahatan Widyagama Husada malang
yang telah memberi izin dalam pembuatan Proposal Skripsi ini.
3. Abdul Qodir .,S.Kep.,Ners.,M.Kep. selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran perbaikan kepada penulis dalam menyusun proposal
skripsi ini dengan baik.
4. Ika Arum Dewi S., S.Kep.,NsM. Biomed selaku penguji II dan pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam menyusun
proposal skripsi.
5. Rosly Zunaedi, S.Kep., Ners. M. Kep. selaku selakuk penguji III dan
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam
menyusun proposal skripsi.
6. Para dosen pengajar mata kuliah Nursing Research Program Studi
Pendidikan Ners STIKES Widyagama Husada Malang, yang telah
mengamalkan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
7. Orang tua yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan penuh
sehingga tugas Proposal Skripsi ini dapat dibuat dengan lancar.
8. Seluruh teman-teman satu angkatan dan pihak lain yang telah membantu
dan memberikan saran untuk kelancaran penulisan Proposal Skripsi ini.
9. Keluarga besar KAKAFAM yang telah membantu penulis berupa dana
pendidikan, semangat, doa dan motivasi mengerjakan Proposal Skripsi.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
Proposal Skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan kritik maupun saran
yang bersifat positif demi kesempurnaannya. Semoga tuhan yang maha esa
memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan
semoga karya ini berguna bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak-anak merupakan generasi penerus pembangunan negara dan investasi
Indonesia menuju negara maju yang dapat diperhitungkan ditingkat global. Salah
satu penentu negara ini memiliki investasi sumber daya manusia yang
berkualitas adalah pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Indonesia (Ilyas
et al., 2020). Salah satu perkembangan penting dimasa anak-anak adalah
perkembangam sosial yang didukung oleh kemandirian anak. Kemandirian
merupakan hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri dan merupakan
karakteristik yang memungkinkan anak untuk tidak bergantung pada orang lain.
Kemandirian adalah sikap dan perilakuan yang tidak mudah untuk bergantung
pada orang lain seperti menyelesaikan tugas- tugasnya dengan mandiri. Oleh
karena itu. Kemandirian juga merupakan sikap yang dapat harus dibentuk oleh
orang tua dan membangun sebuah kepribadian anak- anak mereka untuk dapat
membentuk suatu hal (Kumayang Sari et al., 2016).
Seiring berkembangnya keterampilan-keterampilan yang telah dikuasai oleh
anak maka diharapkan anak-anak dapat belajar mandiri dengan merawat dirinya
sendiri untuk memenuhi kebutuhannya seperti melepas pakaian, mengenakan
pakaian dan buang air kecil, ataupun memakai kaos kaki dan sepatunya sendiri
tanpa bantuan orang tua maupun orang lain atau pengasuhnya. Awalnya anak
akan banyak melakukan kesalahan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri, akan
tetapi dengan adanya proses pembelajaran yang terus menerus sampai anak
akan dapat melakukan berbagai hal itu sendiri tanpa bantuan khusus dari
orangtua maupun pengasuhnya (Buana, 2018)
Perkembangan anak usia dini (PAUD) atau prasekolah merupakan melatih
perkembangan fisik, sosioemosional, kognitif dan motorik yaitu antara usia 0-8
tahun. WHO mencatat pada tahun 2016 terdapat 250 juta atau 43% anak-anak
yang dengan status ekonomi rendah didunia tidak menyadari potensi
pengembangan anak mereka. Data dari Kementerian pendidikan dan
kebudayaan mencatat sebanyak 316.648 siswa taman kanak-kanak di Indonesia
dan khususnya Provinsi Jawa Timur sebanyak 194.216 atau 62% yang
membutuhkan perhatian khusus pada tahap perkembangan kemandirianya
World health Organization WHO (2016).
Kemandirian sangat penting dikembangan pada anak sejak usia dini agar
anak menjadi induvidu yang mampu melakukan semua kegiatan dengan
kemampuan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Oleh karena itu
orang tua dan orang dewasa disekitar anak harus memberikan bimbingan dan
arahan kepada anak untuk mempersiapkan mereka mengarungi kehidupan di
masa akan datang. Pentingnya menumbuhkan kemandirian sejak anak usia dini
bahwa potensi yang harus dikembangkan adalah kemandirian, untuk itu pada
usia prasekolah anak sudah mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan
orang tuanya untuk memamsuki suatu lingkungan taman kanak-kanak atau
taman bermain (Fitriani, 2018).
Ketidak kemandirian anak masih sering ditemui saat ini, seperti contoh masih
banyak anak yang tidak berpisah dengan ibunya ketika disekolah bahkan sampai
merengek dan menangis. Hal tersebut akan menyebabkan kenal anak menjadi
sulit berdaptasi dengan lingkungan salah satu contoh adalah masih banyak anak
yang tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru disekolah, anak
seringkali mengatakan tidak bisa dan tidak mau mencoba. Hal tersebut
menunjukan bahwa anak belum bisa menyelesaikan masalah sederhananya
sendiri (Fitriani, 2018).
Kemandirian bukanlah sesuatu yang tiba-tiba saja muncul, tetapi tentu saja
dapat tumbuh dan terbentuk dengan adanya berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tersebut dapat menghasilkan tingkat kemandirian seseorang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Wiyani menemukan bahwa
faktor- faktor yang mendorong tumbuhnya kemandirian pada anak dibagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari 2 kondisi
fisiologis berupa keadaan tubuh, kesehatan jasmani, dan jenis kelamin dan
kondisi psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, rasa cinta
dan kasih sayang (Fitriani, 2018). Tercapainya kemandirian anak dapat
dipengaruhi beberapa factor salah satunya adalah bermain.
Bermain merupakan salah satu faktor eksternal yang mendukung
tercapainya kemandirian anak. Pola bermain yang sesuai usia mendukung anak
untuk belajar memenuhi tugas sehari-hari secara mendirinya. Anak dan bermain
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan piaget menyebutkan bermain sebagai
bentuk refleks berpikir pada anak sedangkan vygotsky (2013) disebutkan bahwa
bermain memfasilitasi anak untuk membangun pengetahuannya. Bermain sama
hal dengan belajar adalah hidup dan pekerjaan anak karena keterbiasaan
dengan menyukai suatu hal. Terlepas apakah anak tersebut bermasalah atau
tidak, normal ataupun kebutuhan khusus. Keterbatasan anak dalam bahasa
verbal, maka permainan adalah alat yang tepat untuk membantu proses
konseling anak (Ilyas et al., 2020).
Pola bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau
tanpa menggunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberikan kesenagan dan mengembangkan imajinasi anak secara spontan
dan tanpa beban. Bermain juga memiliki fungsi sebagai media terapi atau
konseling sama hal dengan orang dewasa, anak usia dini juga sering kali
mengalami masalah terutama berkaitan dengan perkembangannya.
Permasalahannya mulai dari derajat ringan hingga berat. Masalah berat pada
anak usia dini mulai dari gangguan perilaku (agresif, sering mengganggu dan
sulit dikontrol), masalah masalah koordinasi dan motorik halus sampai gangguan
konsentrasi, gangguan perhatian/mudah beralih dan keterbelakangan mental
(Due et al., 2018)
Berdasarkan penelitian bahwa masih ada bagian intelektual anak yang
menderita retardasi mental yang dapat dikembangkan khusus. Melalui bermain
peran anak-anak dapat mengepresikan apapun yang anak inginkan. Diharapkan
melalui aktivitas bermain peran dengan tangan ini mampu meningkatkan
kemandirian dalam pemenuhan activity daily living (ADL) pada anak retardasi
ringan (Ismed Yusuf 2010) Pola bermain pada anak sudah banyak dilakukan
diantaranya peneliti bahwa melalui bermain anak mampu mengungkapkan
perasaannya. Karena keterbatasan anak dalam bahasa verbal, maka permainan
adalah alat yang tepat untuk membantu proses konseling anak. Bermain
memberikan efek relaksasi bagi anak (Due et al., 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pola bermain dengan kemandirian anak usia
prasekolah di TK Marsudi Siwi.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan pola bermain dengan kemandirian anak usia
prasekolah di TK Marsudi Siwi ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola bermain dengan
kemandirian anak usia prasekolah.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pola bermain anak usia prasekolah di TK Marsudi
Siwi.
b. Mengidentifikasi kemandirian anak usia prasekolah di TK Marsudi
Siwi.
c. Menganalisis hubungan pola bermain dengan kemandirian anak usia
prasekolah di TK Marsudi Siwi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bermanfaat untuk mengidentifikasi
hubungan pola bermain anak dengan kemandirian anak usia prasekolah.
2. Praktis
a. Bagi STIKES Widyagama Husada Malang peneliti ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan terkait
kemandirian anak usia prasekolah.
b. Bagi keluarga anak
Memberikan informasi terkait kemandirian anak usia prasekolah.
c. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai kajian pustaka dan
menambah ilmu pengetahuan terkait kemandirian anak usia
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kerangka Teori
Anak Usia
Prasekolah
Kemandirian Anak
Faktor Internal
1. Kondisi fisiologis
2. Kondisi psikologis
A. Kerangka konsep
1. Aktif
Skala ukur :
2. Pasif
1. Tinggi
3. Fantasi
Keterangan : 2. Sedang
3. Rendah
: Variabel diteliti
: saling berhubungan
: Mempengaruhi
Kemandirian merupakan hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri dan
merupakan karakteristik yang memungkinkan anak untuk tidak bergantung pada
orang lain. Kemandirian adalah sikap dan perilakuan yang tidak mudah untuk
bergantung pada orang lain seperti menyelesaikan tugas- tugasnya dengan
mandiri. Oleh karena itu. Kemandirian juga merupakan sikap yang dapat harus
dibentuk oleh orang tua dan membangun sebuah kepribadian anak- anak mereka
untuk dapat membentuk suatu hal
Pola bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau
tanpa menggunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberikan kesenagan dan mengembangkan imajinasi anak secara spontan
dan tanpa beban. Bermain juga memiliki fungsi sebagai media terapi atau
konseling sama hal dengan orang dewasa, anak usia dini juga sering kali
mengalami masalah terutama berkaitan dengan perkembangannya.
Permasalahannya mulai dari derajat ringan hingga berat.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap terjadinya variabel yang akan
diteliti (Notoadmojo, 2012). Dalam peneliti ini seseorang peneliti dapat
merumuskan hipotesis variabel-variabel yang akan diteliti yaitu :
H1 : ada hubungan pola bermain dengan kemandirian anak usia prasekolah
Ho : tidak ada hubungan pola bermain dengan kemandirian anak usia prasekolah
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Desain penelitian
Desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau
mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian
(Nursalam 2010). Desain penelitian ini menggunakan desain kolerasi
bertujuan mengungkapkan hubungan koleratif antar variabel (Nursalam
2010). Penelitian ini bersifat “crossectional” yaitu melakukan observasi satu
kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan
tersebut (Hidayat 2012). Penelitian ini meneliti tentang hubungan pola
bermain dengan kemandirian anak usia prasekolah.
2. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel
a. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek
yang diteliti (Sugioyono 2013). Populasi yang diambil dalam penelitian
ini adalah terdiri dari 52 orang anak usia prasekolah 3-6 tahun di TK
Marsudi Siwi.
b. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap memiliki seluruh
populasi (Notoatmodjo 2010). Sampel dalam peneliti ini mengambil
sampel sejumlah 52 responden anak usia prasekolah 3-6 tahun di TK
marsudi Siwi.
c. Teknik sampling
Sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel.
(Sugiyono 2014). mengatakan bahwa total sampling adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Sampel ini digunakan jika jumlah populasi relatif kecil yaitu
tidak lebih dari 100 orang, total sampling disebut juga sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Maka dari uraian
di atas, teknik penarikan sampel yang digunakan sebagai penelitian
sebanyak 52 responden.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek peneliti mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan
kriteria inklus (Hayat 2012). Kriteria yang dimaksud peneliti dalam
penelitian yaitu :
a) Anak yang berusia 3-6 tahun
b) Anak dan keluarga yang bersedia menjadi responden
2) Kriteria Eklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian (Hidayat 2012).
a) Anak libur pada saat pengambilan data karena adanya Covid19
b) Anak sedang tidak dalam keadaan sakit/mempunyai riwayat
penyakit kronis seperti asma, tb dll.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai cara cepat
atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh suatu satuan penelitian
tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Nonamoda 2010).
a. Variabel bebas (independent)
Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang
lain atau bebas (Arikunto 2010). Variabel independent dalam penelitian ini
adalah Kemandirian Anak Usia Prasekolah.
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel dependent adalah variabel dipengaruhi oleh variabel lain atau
terikat (Arikunto, 2010) Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
Pola Bermain Anak Usia Prasekolah.
4. Tempat dan Waktu penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di wilayah TK Katolik Marsudi Siwi
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni di TK Katolik Marsudi Siwi
5. Defenisi operasional
Mendefenisikan variabel secara operasional dan berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dapat ditentukan parameter yang di
jadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2012).
Table 1. 1 Definisi Operasional
No Rumus Kategori
1. X < (µ - 1,0 σ) Rendah
2. (µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ+ 1,0 σ) Sedang
3. (µ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi
Keterangan :
µ = Mean Ideal
σ = Standar Deviasi
Maka dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan
kategorisasi pada variabel tingkat kemandirian secara fisik yaitu,
sebagai berikut :
M = 1⁄2 ×( 15 + 0 )
= 1⁄2 × 15 = 7,5
SD = 1⁄6 ×(15 – 0 )
= 1⁄6 × 15 = 2,5
4) Transfering
Setelah melakukan editing, coding, skoring dan trasfering maka
peneliti melakukan penyusunan data agar mudah dijumlah,
disusun dan ditata untuk disajikan dalam bentuk prosentase atau
narasi. Data yang diperoleh kemudian dikelompokan dan diproses
dengan dengan menggunakan tabel tertentu.
9. Analisis data
1. Analisis univariat
Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dlakukan
menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (2010) Analisa univanat
berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian
rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna, peringkasan tersebut dapat berupa ukuran tabel Analisa
univariat dilakukan masing-masing variabel yang diteliti.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan peneliti menggunakan uji spearman
rank dengan taraf signifikan (o 0,05). Hasil analisis dapat diinterprestasi
apabila p value < 0.05 maka H1 diterima, yaitu ada hubungan pola
yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian wajib
bermain dengan kemandirian anak usia prasekolah tetapi apabila p value
> 0.05 maka H1 ditolak, yaitu tidak ada hubungan pola bermain dengan
kemandirian anak usia prasekolah.
10. Etika penelitian
Guideline Internasional tahun (2016) baik Penelitian Epidemiologi
(tahun 1991) maupun Penelitian Individu Manusia (tahun 2002), secara
universal telah disepakati bahwa semua penelitian kesehatan didasarkan
pada prinsip etik menghormati harkat dan martabat manusia (respect for
person), berbuat baik (beneficence), dan keadilan (justice).
1. Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect For
Persons)
Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap martabat
manusia sebagai pribadi yang memiliki kebebasan berkehendak atau
memilih sekaligus bertanggung jawab secara pribadi terhadap
keputusannya sendiri dengan tujuan:
a. Menghormati otonomi, yang mensyaratkan bahwa manusia
mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan
menghormati kemampuannya untuk mengambil keputusan mandiri
(self determination).
b. Bagi yang mempunyai ketergantungan (dependent) atau rentan
(vulnerable) perlu diberi perlindungan dari kerugian atau
penyalahgunaan (harm and abuse).
2. Prinsip Etik Berbuat Baik (Beneficence) dan Tidak Merugikan (Non
Maleficence)
Beneficence merupakan prinsip fundamental sejak jaman
Hippocrates, yaitu prinsip untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dan untuk tidak mencelakakannya. Menyangkut kewajiban membantu
orang lain dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan
meminimalisir kerugian yang mungkin timbu.
3. Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan adalah kewajiban memperlakukan manusia dengan
baik dan benar, memberikan apa yang menjadi haknya serta tidak
membebani dengan yang bukan menjadi kewajibannya.
4. Informed Consent
Informed Consent merupakan masalah kunci dalam penelitian yang
mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian, karena berisi
pernyataan kesediaan subjek penelitian untuk diambil datanya dan
ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent adalah
“informartion, comprehension, dan volunterness”.
5. Prinsip keterbukaan
Keterbukaan adalah peneliti harus terbuka terhadap partisipan
penelitian perihal deskripsi dan tujuan penelitian serta rincian
keterlibatan. Peneliti tidak boleh menyembunyikan tujuan penelitian
dari partisipan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Due, R. A., Bunga, B. N., & Kiling, I. Y. (2018). Pola bermain anak usia dini
tunagrahita di Kupang. Researchgate.Net, May.
Deki, 2016. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development: Golden
1000 Days. Advanced Practices in Nursing, 01(0 1),1–4.
https://doi.org/10.4172/2573-0347.1000101.
Erikson, E.H. 2012. Identity: Youth and Crisis. New York: W.W Norton Co. Ardi
Novan Wiyani. 2013. Manajemen Kelas. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Ilyas, A. S., Makassar, S. A., & Kognitf, P. (2020). USIA PRA SEKOLAH DI
TAMAN KANAK-KANAK KENCANA KECAMATAN. 15, 10–13.
Kumayang Sari, A., Zurniah, N., & Suprapti, A. (2016). Upaya Guru Untuk
Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini Di Gugus Hiporbia. Jurnal
Ilmiah Potensia, 1(1), 1–6.
Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: kencana.
Potts & Mandleco. (2012). Pediatric Nursing; Caring for Children and Their
Families. 3rd ed. Clifton Park. New York.
Wiyani. (2013). Bina Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wiyani. (2013). Mananejemen kelas: Teori dan aplikasi Untuk Menciptakan Kelas
Yang Kognitifi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
LEMBAR KUESIONER
Identitas Pasien
Nama : Agama :
Umur : Alamat :
Jenis kelamin :
Petunjuk : Berikan tanda chek (√) sesuai dengan pilihan dibawah “Ya” dan
“Tidak” pada berikut ini :
1. Anak Yang berusia 3-4 Tahun
No Pernyataan Ya Tidak
1. Anak mampu memakai kaos kaki dan sepatu sendiri
2. Anak mampu mengenakan pakaian sendiri
3. Anak membiasakan membersihkan (mandi atau buang
air) sendiri
4. Anak berani menentukan pilihannya sendiri
5. Anak mau berbagi
6. Anak melaksanakan tugas yag diberikan
7. Anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
No Pernyataan Ya Tidak
1. Anak mampu memahami peraturan yang berlaku
2. Anak berperilaku sopan dan santun
3. Anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
4. Anak dapat bekerja sama dengan kelompok atau teman
sebaya
5. Anak berani mengutarakan pendapatnya
6. Anak berbagi makanan dengan temannya berdasarkan
perintah orangtua
7. Anak mampu menghargai teman
8. Anak mampu mengekspresi kan emosi sesuai dengan
kondisi yang ada
Lampiran 1.2. Lembar observasi
LEMBAR OBSERVASI
Identitas :
Nama : Agama :
Umur : Alamat :
Jenis kelamin :
Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dan berilah tanda check (√)
pada kolom yang tersedia
Keterangan :
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
K: Kadang-kadang
S : Sering
SS : Sangat Sering
Indikator Pernyataan TP J K S SS
1. Aktif 1. Anak bermain menyusun balok
2. Anak bermain loncat tali
3. Anak bermain bola
2. Pasif 4. Anak suka mendengarkan cerita
5. Anak suka membaca buku
6. Anak suka menonton televisi atau
bermain games dikomputer
3. Fantasi 7. Anak mampu mengekspresikan diri
dengan sebuah permainan boneka
8. Anak suka bercerita sendiri dengan
benda
9. Anak bermain peran
Analisis Frekuensi
2. Jarang 2 9 18
3. Kadang-kadang 3 9 27
4. Sering 4 9 36
5. Sangat Sering 5 9 45
poinnya
didaftar pustaka
didaftar pustaka
usia prasekolah
o Tambahkan hsail
kerangka konsep
belum ada
o Skoring kemandirian
belum ada
bermain
yang 5 prinsip
o Tambah kisi-kisi
o Menghitung rumus
skoring kemandirian
ini
PUSTAKAN