You are on page 1of 3

Resume Teori Keperawatan Transcultural Nursing, culture care teori oleh Madeleine Leininger

Nama : Ni Kadek Rai Dwijayanti


NIM : 223221362
Kelas : B15-B

Madeleine Leininger adalah ibu keperawatan transkultural, ia adalah pendiri dan


pemimpin internasional keperawatan transcultural. Leininger mengakui pentingnya
konsep “peduli” dalam keperawatan. Menurutnya teori peduli bertujuan untuk
memberikan budaya pelayanan keperawatan kongruen melalui “tindakan bantu,
mendukung, fasilitatif, atau memungkinkan kognitif berbasis atau keputusan yang
sebagian besar dibuat khusus agar sesuai dengan individu, kelompok, atau lembaga
budaya nilai-nilai, keyakinan, dan lifeways. Leininger (1985) menyatakan perbedaan
budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian
asuhan keperawatan. Ini mengacu pada kemungkin variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu,
tindakan termasuk kepekaan terhadap gangguan dari individu yang datang dan individu
yang mungkin kembali (Harmoko dan Sujono Riyadi, 2016). Masyarakat memiliki kultur
sendiri terhadap keberadaan tenaga kesehatan seperti perawat, pun perawat dalam
menjalankan tugasnya menghadapi masyarakat. Perawat akan memiliki kecenderungan
untuk memaksakan atau menerapkan kepercayaan, praktik, nilai, terhadap budaya orang
lain atau kelompok lebih tinggi. Posisi lebih tinggi dari pada kelompok lain ini
disebabkan karena tenaga medis atau perawat di dalamnya merasa memiliki nilai dan
pengetahuan secara ilmu dan profesi sebagai ahli di bidangnya. Kondisi ini disebut
dengan cultural imposition. Kondisi tenaga kesehatan yang disebut dengan cultural
imposition kemudian mendasari pemikiran Leininger untuk memaknai sebuah konsep
Paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan terhadap empat sentral
keperawatan yaitu manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya.

Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai area studi dan praktik


substantif yang berfokus pada budaya komparatif. Nilai (kepercayaan), kepercayaan, dan
praktik perorangan atau kelompok budaya yang sama atau berbeda. Tujuannya
memberikan budaya yang spesifik dan praktik keperawatan universal dalam
mempromosikan kesehatan atau kesejahteraan dan untuk membantu orang menghadapi
kondisi manusia, penyakit, atau penyakit yang tidak menguntungkan. Leininger
menginginkan kematian dengan cara yang bermakna secara budaya. Praktik keperawatan
transkultural membahas dinamika budaya untuk mempengaruhi hubungan perawat-
pasien. Spesifikasi dari keperawatan transkultural adalah mempelajari dan menjelaskan
hasil dari Jenis perawatan berbasis kebudayaan. Teori Leininger memberikan tindakan
perawatan yang selaras dengan keyakinan budaya, praktik, dan nilai individu atau
kelompok. Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada individu sesuai dengan latar
belakang budaya. Strategi yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan
menurut Leininger (1991) antara lain dengan cara :

1. Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan apabila budaya yang dianut individu tidak


bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan
diberikan sesuai nilai-nilai yang relevan sehingga indivisu dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya. Misalnya budayan minum air putih setiap
bangun tidur.

2. Negosiasi atau mengakomodasi budaya

Negosiasi budaya dilakukan untuk membantu individu beradaptasi terhadap budaya


tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu individu untuk
dapat memeilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatann
kesehatan, misal pada pasien setelah operasi yang pantang makan makanan yang
berbau amis, maka dapat diganti dengan memakan sumber protein hewani lain
seperti putih telur.

3. Mengganti atau mengubah budaya individu

Mengganti atau restrukturisasi budaya dilakukan bila budaya yang dianut merugikan
bagi kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup pasien yang tidak
baik menjadi baik seperti budaya merokok.

You might also like