Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata Di Magelang
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata Di Magelang
3 November 2019
STRATEGI PENGEMBANGAN
HUTAN PINUS GRENDEN BERBASIS EKOWISATA DI
MAGELANG
ABSTRACT
This research aims to determine the right strategy in developing ecotourism-based Pine
Grenden Forest in Magelang City. This research uses descriptive method with a qualitative
approach. Data collection is done by using observations, interviews, and questionnaires. This
research using non probability sampling technique with a sample of 100 people in the Grenden
Pine Forest. The sampling method in this study uses incidental sampling. Data collected were
analyzed using SWOT analysis. The results of this study obtained several strategies that can be
applied by the managers of the Grenden Pine Forest, such as (1) making instagramable photo
spots and showing the characteristics of the Pine Grenden Forest, (2) in collaboration with the
Mount Merbabu National Park to make educational tours related with the introduction of Pine
Trees and Merbabu animals, (3) manufacturing of Grenden's distinctive tourism products, such
as food and souvenirs, (4) planting trees and capturing endemic Merbabu animals.
177
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)
178
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019
lingkungan dan budaya lokal akibat yang dilayani oleh perusahaan atau
kegiatan wisata. organisasi. Kekuatan adalah
b. Membangun kesadaran dan kompetensi khusus yang memberikan
penghargaan atas lingkungan dan keunggulan komparatif bagi
budaya dengan tujuan wisata, baik perusahaan di pasar. Kekuatan dapat
pada diri wisatawan, masyarakat terkandung dalam sumber daya
lokal, maupun pelaku wisata lainnya. keuangan, citra, kepemimpinan pasar,
c. Menawarkan pengalaman positif bagi hubungan pembeli dengan pemasok,
bagi wisatawan maupun masyarakat dan faktorfaktor lain.
lokal, melalui kontak budaya yang Faktor-faktor kekuatan yang
lebih intensif dan kerjasama dimaksud dengan faktor-faktor yang
dalam pemeliharaan atau konservasi dimiliki oleh suatu perusahaan atau
daerah tujuan objek wisata. organisasi adalah antara lain
d. Memberikan keuntungan finansial kompetensi khusus yang terdapat
secara langsung bagi keperluan dalam organisasi yang berakibat pada
konservasi melalui kontribusi atau pemilikan keunggulan komparatif
pengeluaran ekstra wisatawan. oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan
e. Memberikan keuntungan finansial demikian karena satuan bisnis
dan pemberdayaan bagi masyarakat memiliki sumber keterampilan,
local, dengan menciptakan produk produk andalan dan sebagainya yang
wisata yang mengedepankan nilai- membuatnya lebih kuat daripada
nilai lokal. pesaing dalam memuaskan kebutuhan
f. Memberikan kepekaan terhadap pasar yang sudah direncanakan akan
situasi sosial, lingkungan dan politik dilayani oleh satuan usaha yang
di daerah tujuan wisata. bersangkutan.
b. Kelemahan (weakness)
C. Analisis SWOT (Strengths, Kelemahan (weakness) adalah
Opportunities, Weaknesses, Threath) keterbatasan atau kekurangan dalam
Analisis SWOT merupakan salah sumberdaya, keterampilan, dan
satu instrument atau metode yang kapabilitas yang secara serius
digunakan untuk menganalisa lingkungan menghambat kinerja efektif
internal dan eksternal dengan melihat perusahaan atau organisasi. Fasilitas,
kekuatan, kelemahan untuk mengetahui sumber daya keuangan, kapabilitas
strategi yang tepat untuk meminimalisir manajemen, keterampilan pemasaran,
kelemahan dan ancaman. Freddy citra merek dapat merupakan sumber
Rangkuti berpendapat bahwa analisis kelemahan. Faktor-faktor kelemahan,
SWOT merupakan sebuah “analisa yang jika orang berbicara tentang
didasarkan pada logika yang dapat kelemahan yang terdapat dalam tubuh
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan suatu perusahaan, yang dimaksud
peluang (opportunities), namun secara ialah keterbatasan atau kekurangan
bersamaan dapat meminimalkan dalam hal sumber, keterampilan dan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman kemampuan yang menjadi
(threats)”. Sedangkan menurut Philip penghalang serius bagi penampilan
Kotler SWOT (Strengths, Opportunities, kinerja organisasi yang memuaskan.
Weaknesses, Threath) merupakan Dalam praktek, berbagai keterbatasan
evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, dan kekurangan kemampuan tersebut
kelemahan, peluang, dan ancaman. bisa terlihat dari sarana dan prasarana
a. Kekuatan (strength) yang dimiliki, kemampuan manajerial
Kekuatan (strength) adalah yang rendah, keterampilan pemasaran
sumberdaya keterampilan atau yang tidak sesuai dengan tuntutan
keunggulan keunggulan lain relatif pasar, produk yang tidak atau kurang
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar diminati oleh para pengguna atau
179
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)
180
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019
ketinggian 1600 mdpl, tepat berada di Dari hasil penelitian yang dilakukan
kaki Gunung Merbabu dengan luas sekitar terhadap 100 sampel didapatkan hasil
15 Hektar. Hutan Pinus Grenden dibuka deskriptif karakteristik responden ke
sebagai obyek wisata untuk umum pada obyek wisata Hutan Pinus Grenden,
tanggal 10 Juli 2016 dan diresmikan pada didapatkan beberapa hasil, yaitu
tanggal 2 November 2017 dengan berdasarkan jenis kelamin menunjukan
penandatanganan perjanjian kerjasama bahwa responden Hutan Pinus Grenden
antara pihak obyek wisata Hutan Pinus yang berjenis kelamin laki- laki sebesar
Grenden dengan pihak Taman Nasional 53% atau sebanyak 53 orang dan
Gunung Merbabu. Akses untuk menuju perempuan sebesar 47% atau sebanyak 47
Hutan Pinus Grenden sudah cukup baik. orang. Dengan usia pengunjung paling
Hutan Pinus Grenden memiliki jam banyak adalah remaja dan dewasa atau
operasional pukul 08.00-17.00 dengan <35 tahun, yaitu 56% atau sebanyak 56
tiket masuk di hari biasa Rp. 3000/orang, orang. Mayoritas pengunjung berasal dari
parkir motor Rp. 2000/ motor dan parkir Magelang, yaitu sebanyak 64% atau 64
mobil Rp. 5000/ mobil. Sedangkan untuk orang.
weekend harga tiket adalah Rp. 7500. 2. Pengolahan Data
Karena ada kerjasama dengan Taman 1) Pengaruh Faktor Lingkungan Internal
Nasional Gunung Merbabu maka ada tiket a. Sumber Daya Manusia (SDM)
PNBP (Penerimaan Negara bukan pajak) Sumber daya manusia di obyek wisata
sebesar Rp. 5000 untuk hari biasa dan Rp. Hutan Pinus Grenden berperan aktif
7500 untuk weekend. Fasilitas yang dalam mengelola obyek wisata ini. Hal
tersedia di lokasi wisata ini adalah parkir ini terlihat dari peranan masyarakat
motor dan mobil, warung makan, 6 yang terbentuk dalam susunan
gazebo (4 di area atas dan 2 di area organisasi sebagai berikut:
bawah), 6 toilet ( 2 didekat menara, 2 di - Ketua / Pengelola: Nurochim
- Wakil Ketua / Pelindung: Bapak
area atas dan 2 di dekat rumah kurcaci),
Suripto
dan mushola yang masih menempati salah
- Sekretaris: Maryuli
satu warung kosong.
- Bendahara: Sarno
Sedangkan atraksi wisata yang ada
- Humas: Tego, Seneng, Bapak Muji
di Hutan Pinus Grenden adalah flying fox - Keamanan: Suwandi
dan Spot Selfie yang berjumlah 11, terdiri - Staff Lingkungan: Ngatemin
dari ayunan, kursi, sangkar burung, sarang - Anggota: Masyarakat Grenden
tawon, konservasi, jembatan cinta, rumah b. Fasilitas dan Pendanaan
kurcaci, rumah pohon, menara, sayap, dan Fasiltas yang terdapat di obyek wisata
tebing batu. Sedangkan untuk daya tarik Hutan pinus Grenden, yaitu toilet,
wisata di Hutan Pinus Grenden adalah gazebo, spot foto, wahana flying fox,
Desa Pendidikan Alam, Hutan Pinus tempat parkir, tempat sampah, warung
Merah, Tebing Batu Rembesan, suara dan mushola. Sedangkan untuk
kicau burung yang bisa dinikmati pada pendanaan obyek wisata Hutan Pinus
pukul 06.00-09.00 serta mandi kabut pada Grenden berasal dari swadaya
pukul 14.00-18.00. Hutan Pinus Grenden masyarakat Grenden dan hasil
juga memiliki area untuk Downhil, penjualan tiket.
Preweeding, melihat Sunset, Outbond dan 2) Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal
berkemah. Keunikan hutan pinus ini yaitu a. Regulasi
Pinus yang berwarna merah, Tebing Batu Regulasi obyek wisata Hutan Pinus
Rembesan (tebing yang berlapis-lapis Grenden menjalin kerjasama dengan
secara alami di ketinggian 1600 mdpl). Taman Nasional Gunung Merbabu.
Disini, wisatawan dapat melihat kota Perjanjian kerjasama sesuai dengan
Magelang, Purworejo dan Yogyakarta dan peraturan Dirjen Konservasi Sumber
Gunung Merapi serta Gunung Merbabu. Daya alam dan Konservasi, yaitu
181
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)
182
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019
183