You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No.

3 November 2019

STRATEGI PENGEMBANGAN
HUTAN PINUS GRENDEN BERBASIS EKOWISATA DI
MAGELANG

Dwiyono Rudi Susanto1, Amin Kiswantoro2


Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta
1
rudyderudi@gmail.com
2
aminkiswantoro@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aims to determine the right strategy in developing ecotourism-based Pine
Grenden Forest in Magelang City. This research uses descriptive method with a qualitative
approach. Data collection is done by using observations, interviews, and questionnaires. This
research using non probability sampling technique with a sample of 100 people in the Grenden
Pine Forest. The sampling method in this study uses incidental sampling. Data collected were
analyzed using SWOT analysis. The results of this study obtained several strategies that can be
applied by the managers of the Grenden Pine Forest, such as (1) making instagramable photo
spots and showing the characteristics of the Pine Grenden Forest, (2) in collaboration with the
Mount Merbabu National Park to make educational tours related with the introduction of Pine
Trees and Merbabu animals, (3) manufacturing of Grenden's distinctive tourism products, such
as food and souvenirs, (4) planting trees and capturing endemic Merbabu animals.

Keywords: Grenden Pine Forest; Ecotouris; SWOT

177
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)

PENDAHULUAN Muljadi (2010:7) juga berpendapat


Magelang adalah salah satu bahwa “pariwisata merupakan aktivitas
kabupaten di Jawa Tengah, dimana perubahan tempat tinggal sementara
daerahnya dikelilingi gunung, bukit dan dengan alasan apapun selain bekerja atau
hutan yang berpotensi sebagai salah satu kegiatan yang mengasilkan gaji”. Dengan
lokasi wisata. Seperti Hutan Pinus demikian dapat disimpulkan bahwa
Grenden yang ada di Desa Pongalan, pariwisata merupakan suatu kegiatan atau
Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, perjalanan yang dilakukan oleh seorang
Jawa Tengah. Hutan ini berada di atau lebih dengan berbagai alasan selain
ketinggian 1600 mdpl, tepat berada di bekerja atau mendapatkan gaji.
kaki Gunung Merbabu. Hutan ini
memiliki keunikan, yaitu pohon pinus B. Ekowisata
yang berwarna merah. Sebagai salah satu Ekowisata adalah suatu kegiatan
lokasi wisata masa kini, Hutan Pinus wisata yang memperhaatikan
Grenden memiliki beberapa fasilitas keberlanjutan (sustainable) terhadap
menarik, seperti spot untuk foto, flying kelestarian dari sumberdaya pariwisata.
fox, camping ground, outbond dan Tebing Menurut Departemen Kebudayaan dan
Batu Rembesan. Selain itu, pengunjung Pariwisata Republik Indonesia (2009),
juga bias menikmati keindahan alam, terdapat lima prinsip dalam ekowisata,
seperti pemandangan 2 gunung kembar, yaitu:
yaitu Gunung Sumbing dan Gunung a. Memberikan pengalaman dan
Sindoro, juga beberapa kota di sekitar pendidikan kepada wisatawan,
Magelang, seperti Yogyakarta dan sehingga dapat meningkatkan
Purworejo. pemahaman dan apresiasi terhadap
Obyek wisata ini dibuka pada bulan daerah tujuan wisata yang
Juli tahun 2016 dan bekerjasama dengan dikunjunginya. Pendidikan diberikan
Taman Nasional Gunung Merbabu. melalui pemahaman tentang
Namun, untuk pengelolaan obyek wisata pentingnya pelestarian lingkungan,
hutan pinus dilakukan oleh masyarakat sedangkan pengalaman diberikan
sekitar. Karena masih tergolong sebagai melalui kegiatankegiatan wisata yang
salah satu lokasi wisata baru di kota kreatif disertai dengan pelayanan
Magelang, hutan ini masih memerlukan yang prima.
banyak pengembangan untuk dapat b. Memperkecil dampak negatif yang
menarik wisatawan. Oleh karena itu, perlu bisa merusak karakteristik lingkungan
dilakukan penelitian mengenai strategi dan kebudayaan pada daerah yang
pengembangan Hutan Pinus Grenden yang dikunjungi.
berbasis ekowisata untuk menarik minat c. Mengikutsertakan masyarakat dalam
wisatawan dan menjaga keberlanjutan dari pengelolaan dan pelaksanaannya.
hutan tersebut. Penelitian ini dilakukan d. Memberikan keuntungan ekonomi
dengan tujuan untuk mengetahui strategi terutama kepada masyarakat lokal.
yang tepat dalam mengelola Hutan Pinus Oleh
Grenden agar dapat menarik minat karena itu, kegiatan ekowisata harus
wisatawan. bersifat profit (menguntungkan).
e. Dapat terus bertahan dan
TINJAUAN PUSTAKA berkelanjutan.
A. Pengertian Pariwisata
Menurut Suwantoro (2004:3-4) Sedangkan menurut Damanik dkk.
“pariwisata berhubungan erat dengan (2006), ekowisata harus memiliki
perjalanan wisata, yaitu perubahan tempat beberapa prinsip sebagai berikut:
tinggal sementara seseorang karena suatu a. Mengurangi dampak negatif berupa
alasan dan tidak menghasilkan upah”. kerusakan atau pencemaran

178
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

lingkungan dan budaya lokal akibat yang dilayani oleh perusahaan atau
kegiatan wisata. organisasi. Kekuatan adalah
b. Membangun kesadaran dan kompetensi khusus yang memberikan
penghargaan atas lingkungan dan keunggulan komparatif bagi
budaya dengan tujuan wisata, baik perusahaan di pasar. Kekuatan dapat
pada diri wisatawan, masyarakat terkandung dalam sumber daya
lokal, maupun pelaku wisata lainnya. keuangan, citra, kepemimpinan pasar,
c. Menawarkan pengalaman positif bagi hubungan pembeli dengan pemasok,
bagi wisatawan maupun masyarakat dan faktorfaktor lain.
lokal, melalui kontak budaya yang Faktor-faktor kekuatan yang
lebih intensif dan kerjasama dimaksud dengan faktor-faktor yang
dalam pemeliharaan atau konservasi dimiliki oleh suatu perusahaan atau
daerah tujuan objek wisata. organisasi adalah antara lain
d. Memberikan keuntungan finansial kompetensi khusus yang terdapat
secara langsung bagi keperluan dalam organisasi yang berakibat pada
konservasi melalui kontribusi atau pemilikan keunggulan komparatif
pengeluaran ekstra wisatawan. oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan
e. Memberikan keuntungan finansial demikian karena satuan bisnis
dan pemberdayaan bagi masyarakat memiliki sumber keterampilan,
local, dengan menciptakan produk produk andalan dan sebagainya yang
wisata yang mengedepankan nilai- membuatnya lebih kuat daripada
nilai lokal. pesaing dalam memuaskan kebutuhan
f. Memberikan kepekaan terhadap pasar yang sudah direncanakan akan
situasi sosial, lingkungan dan politik dilayani oleh satuan usaha yang
di daerah tujuan wisata. bersangkutan.
b. Kelemahan (weakness)
C. Analisis SWOT (Strengths, Kelemahan (weakness) adalah
Opportunities, Weaknesses, Threath) keterbatasan atau kekurangan dalam
Analisis SWOT merupakan salah sumberdaya, keterampilan, dan
satu instrument atau metode yang kapabilitas yang secara serius
digunakan untuk menganalisa lingkungan menghambat kinerja efektif
internal dan eksternal dengan melihat perusahaan atau organisasi. Fasilitas,
kekuatan, kelemahan untuk mengetahui sumber daya keuangan, kapabilitas
strategi yang tepat untuk meminimalisir manajemen, keterampilan pemasaran,
kelemahan dan ancaman. Freddy citra merek dapat merupakan sumber
Rangkuti berpendapat bahwa analisis kelemahan. Faktor-faktor kelemahan,
SWOT merupakan sebuah “analisa yang jika orang berbicara tentang
didasarkan pada logika yang dapat kelemahan yang terdapat dalam tubuh
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan suatu perusahaan, yang dimaksud
peluang (opportunities), namun secara ialah keterbatasan atau kekurangan
bersamaan dapat meminimalkan dalam hal sumber, keterampilan dan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman kemampuan yang menjadi
(threats)”. Sedangkan menurut Philip penghalang serius bagi penampilan
Kotler SWOT (Strengths, Opportunities, kinerja organisasi yang memuaskan.
Weaknesses, Threath) merupakan Dalam praktek, berbagai keterbatasan
evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, dan kekurangan kemampuan tersebut
kelemahan, peluang, dan ancaman. bisa terlihat dari sarana dan prasarana
a. Kekuatan (strength) yang dimiliki, kemampuan manajerial
Kekuatan (strength) adalah yang rendah, keterampilan pemasaran
sumberdaya keterampilan atau yang tidak sesuai dengan tuntutan
keunggulan keunggulan lain relatif pasar, produk yang tidak atau kurang
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar diminati oleh para pengguna atau

179
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)

calon pengguna dan tingkat perolehan Grenden, untuk mengetahui


keuntungan yang kurang memadai. sejauh mana mereka merasakan
c. Peluang (opportunity) dampak adanya pariwisata di
Peluang (opportunity) diartikan sekitar rumah mereka.
sebagai kondisi atau situasi penting 4) Wisatawan, untuk mengetahui
yang menguntungkan dalam persepsi dari mereka sehingga
lingkungan sebuah perusahaan atau dapat dijadikan panduan penulis
organisasi. Peluang bisa diperoleh dalam melakukan upaya
dari segmen pasar yang belum pengembangan.
mendapatkan perhatian atau masih b. Data sekunder dalam penelitian
terabaikan. Terlebih dengan adanya ini yaitu didapatkan dari Dinas
kemajuan teknologi dapat menjadi Pariwisata maupun kantor
peluang tersendiri untuk menjalin pemerintahan yang lainnya.
hubungan yang baik dengan pembeli 2. Teknik Pengumpulan Data
atau customer. a. Observasi
d. Ancaman (threath) Observasi dilakukan dengan
Ancaman (threath) merupakan pengamatan langsung ke lokasi
kebalikan dari peluang, artinya penelitian untuk mendapatkan
kondisi atau situasi penting yang data atau dokumentasi yang tidak
tidak menguntungkan bagi sebuah dapat diperoleh melalui kuesioner
perusahaan atau organisasi. Jika tidak atau wawancara.
segera diatasi, maka ancaman ini bias b. Wawancara (Interview)
menganggu keberlangsungan atau Wawancara dilakukan untuk
kemajuan sebuah perusahaan. memperoleh data atau informasi
dari pihak-pihak yang terlibat
METODOLOGI PENELITIAN dalam pengelolaan lokasi wisata.
Pada penelitian ini penulis Wawancara yang dilakukan tidak
menggunakan metode penelitian kualitatif terikat atau bebas, namun tetap
karena penulis ingin mendapatkan data berpedoman pada garis besar atau
yang mendalam dari berbagai sumber dan poin-poin yang akan ditanyakan.
pengumpulan data berdasarkan fakta-fakta c. Kuesioner
yang ditemukan pada melakukan Selain melalukan wawancara,
penelitian, sehingga dalam penelitian penelitian ini juga mengambil
kualitatif melakukan analisis data untuk data dengan menyebarkan atau
membangun hipotesis. membagikan kuisioner kepada
1. Jenis Data wisatawan atau pihak-pihak yang
a. Data primer dalam penelitian ini terlibat dalam pengelolan lokasi
diperoleh dari : wisata.
1) Pengelola Hutan Pinus Grenden, d. Studi Pustaka
untuk mendapatkan informasi Studi pustaka dilakukan untuk
mengenai hutan pinus Grenden mencari teori-teori atau konsep-
secara terperinci dan tentang konsep dari berbagai sumber atau
pengelolaannya. media untuk mendukung
2) Tokoh Masyarakat (Kepala Desa, penelitian.
Ketua RT, dan Masyarakat
sekitar) dijadikan informan untuk PEMBAHASAN DAN HASIL
mengetahui keterlibatan mereka 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
dalam pengelolaan Hutan Pinus Hutan Pinus Grenden berlokasi di
Grenden. Dusun Grenden, Desa Pongalan,
3) Pemilik Warung / Pedagang yang Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang,
berdagang di sekitar Hutan Pinus Jawa Tengah. Hutan ini berada di

180
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

ketinggian 1600 mdpl, tepat berada di Dari hasil penelitian yang dilakukan
kaki Gunung Merbabu dengan luas sekitar terhadap 100 sampel didapatkan hasil
15 Hektar. Hutan Pinus Grenden dibuka deskriptif karakteristik responden ke
sebagai obyek wisata untuk umum pada obyek wisata Hutan Pinus Grenden,
tanggal 10 Juli 2016 dan diresmikan pada didapatkan beberapa hasil, yaitu
tanggal 2 November 2017 dengan berdasarkan jenis kelamin menunjukan
penandatanganan perjanjian kerjasama bahwa responden Hutan Pinus Grenden
antara pihak obyek wisata Hutan Pinus yang berjenis kelamin laki- laki sebesar
Grenden dengan pihak Taman Nasional 53% atau sebanyak 53 orang dan
Gunung Merbabu. Akses untuk menuju perempuan sebesar 47% atau sebanyak 47
Hutan Pinus Grenden sudah cukup baik. orang. Dengan usia pengunjung paling
Hutan Pinus Grenden memiliki jam banyak adalah remaja dan dewasa atau
operasional pukul 08.00-17.00 dengan <35 tahun, yaitu 56% atau sebanyak 56
tiket masuk di hari biasa Rp. 3000/orang, orang. Mayoritas pengunjung berasal dari
parkir motor Rp. 2000/ motor dan parkir Magelang, yaitu sebanyak 64% atau 64
mobil Rp. 5000/ mobil. Sedangkan untuk orang.
weekend harga tiket adalah Rp. 7500. 2. Pengolahan Data
Karena ada kerjasama dengan Taman 1) Pengaruh Faktor Lingkungan Internal
Nasional Gunung Merbabu maka ada tiket a. Sumber Daya Manusia (SDM)
PNBP (Penerimaan Negara bukan pajak) Sumber daya manusia di obyek wisata
sebesar Rp. 5000 untuk hari biasa dan Rp. Hutan Pinus Grenden berperan aktif
7500 untuk weekend. Fasilitas yang dalam mengelola obyek wisata ini. Hal
tersedia di lokasi wisata ini adalah parkir ini terlihat dari peranan masyarakat
motor dan mobil, warung makan, 6 yang terbentuk dalam susunan
gazebo (4 di area atas dan 2 di area organisasi sebagai berikut:
bawah), 6 toilet ( 2 didekat menara, 2 di - Ketua / Pengelola: Nurochim
- Wakil Ketua / Pelindung: Bapak
area atas dan 2 di dekat rumah kurcaci),
Suripto
dan mushola yang masih menempati salah
- Sekretaris: Maryuli
satu warung kosong.
- Bendahara: Sarno
Sedangkan atraksi wisata yang ada
- Humas: Tego, Seneng, Bapak Muji
di Hutan Pinus Grenden adalah flying fox - Keamanan: Suwandi
dan Spot Selfie yang berjumlah 11, terdiri - Staff Lingkungan: Ngatemin
dari ayunan, kursi, sangkar burung, sarang - Anggota: Masyarakat Grenden
tawon, konservasi, jembatan cinta, rumah b. Fasilitas dan Pendanaan
kurcaci, rumah pohon, menara, sayap, dan Fasiltas yang terdapat di obyek wisata
tebing batu. Sedangkan untuk daya tarik Hutan pinus Grenden, yaitu toilet,
wisata di Hutan Pinus Grenden adalah gazebo, spot foto, wahana flying fox,
Desa Pendidikan Alam, Hutan Pinus tempat parkir, tempat sampah, warung
Merah, Tebing Batu Rembesan, suara dan mushola. Sedangkan untuk
kicau burung yang bisa dinikmati pada pendanaan obyek wisata Hutan Pinus
pukul 06.00-09.00 serta mandi kabut pada Grenden berasal dari swadaya
pukul 14.00-18.00. Hutan Pinus Grenden masyarakat Grenden dan hasil
juga memiliki area untuk Downhil, penjualan tiket.
Preweeding, melihat Sunset, Outbond dan 2) Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal
berkemah. Keunikan hutan pinus ini yaitu a. Regulasi
Pinus yang berwarna merah, Tebing Batu Regulasi obyek wisata Hutan Pinus
Rembesan (tebing yang berlapis-lapis Grenden menjalin kerjasama dengan
secara alami di ketinggian 1600 mdpl). Taman Nasional Gunung Merbabu.
Disini, wisatawan dapat melihat kota Perjanjian kerjasama sesuai dengan
Magelang, Purworejo dan Yogyakarta dan peraturan Dirjen Konservasi Sumber
Gunung Merapi serta Gunung Merbabu. Daya alam dan Konservasi, yaitu

181
Strategi Pengembangan Hutan Pinus Grenden Berbasis Ekowisata di Magelang
(Dwiyono Rudi Susanto dan Amin Kiswantoro)

Peraturan 44 tahun 2017 tentang memanfaatkan hutan pinus untuk


zonasi. Grenden termasuk zona dijadikan wisata
tradisional yang dimanfaatkan untuk c. Wisatawan
kepentingan warga sekitar dan dapat Wisatawan yang berkunjung di obyek
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. wisata Hutan Pinus Grenden berasal
Penandatanganan dan peresmian dari berbagai wilayah, seperti
kerjasama antara pihak Grenden dan Magelang, Yogyakarta, Solo dan
Taman Nasional Gunung Merbabu Madiun. Rata-rata wisatawan psetiap
dilaksanakan pada tanggal 2 November minggu mencapai 4000.
2017. d. Promosi / Pemasaran
b. Pesaing Promosi dan pemasaran dilakukan
Pesaing terdekat dengan obyek wisata dengan memanfaatkan media sosial,
Hutan Pinus Grenden adalah Top seperti instagram, facebook, twitter dan
Selfie, dimana kedua obyek ini youtube. Selain itu, promosi juga
memiliki kesamaan, yaitu sama-sama dilakukan menggunakan banner dan
word of mouth (getok tular).
3) Analisis SWOT
Tabel Matrik SWOT
Faktor Internal Strengths Weaknesses
1. Struktur Organisasi sudah ada 1. Fasilitas masih sederhana
dan melibatkan Masyarakat dan kurang terawat.
Grenden 2. Pendanaan dari masyarakat
2. Sumber daya manusia sudah
berperan aktif dalam mengelola
obyek wisata
Faktor 3. Hubungan antara pengelola dan
Eksternal Taman Nasional Gunung
Merbabu terjalin baik
Opportunities Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya perjanjian 1. Obyek wisata Hutan Pinus 1. Perbaikan dan
kerjasama dengan Taman Grenden lebih inovasi dalam penambahan fasilitas untuk
Nasional Gunung Merbabu pembuatan spot-spot dan wahana kenyamanan wisatawan
2. Wisatawan yang baru untuk menarik wisatawan 2. Pembuatan produk wisata
berkunjung semakin berkunjung. khas Grenden seperti
meningkat 2. Kerjasama dengan pihak Taman pembuatan souvenir
3. Pangsa pasar wisatawan Nasional Gunung Merbabu untuk maupun makanan khas
domestik dan mancanegara membuka wisata edukasi, seperti 3. Pembuatan papan petunjuk
4. Promosi yang tersampaikan pengenalan tanaman Pinus dan (tourism sign) untuk
dengan baik menggunakan satwa Merbabu maupun proses memudahkan wisatawan
media sosial penanaman pohon. menemukan lokasi obyek
3. Pembibitan pohon dan wisata
penangkaran satwa endemik
merbabu.
Threats Strategi S-T Strategi W-T
1. Persaingan dengan Top 1. Keamanan dan mitigasi lebih 1. Mengadakan pelatihan
Selfie ditingkatkan kepariwisataan dan bahasa
2. Membuat spot selfie yang asing
instragamable terbuat dari pinus 2. Mengajukan anggaran
dan menjadi ciri khas dari obyek pembiayaan fasilitas ke
wisata Hutan Pinus Grenden pihak-pihak terkait, seperti
Pemerintah Daerah
(Khususnya Dinas
Pariwisata) setempat.

182
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

SIMPULAN DAN SARAN 2. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan


Simpulan sebagai referensi bagi penelitian
Dari hasil penelitian yang selanjutnya yang relevan dengan
dilakukan penulis di obyek wisata Hutan penelitian ini.
Pinus Grenden, dapat diambil kesimpulan
bahwa obyek wisata Hutan Pinus Grenden
dikelola oleh masyarakat sekitar Grenden
yang bekerjasama dengan Taman DAFTAR PUSTAKA
Nasional Gunung Merbabu. Bentuk
kerjasama dengan Taman Nasional adalah Muljadi.A.J. 2010. Kepariwisataan dan
pemantauan dan penitipan tiket PNBP
Perjalanan. Jakarta: Rajawali Pers
(Penerimaan Negara Bukan Pajak) serta
saling bertukar informasi untuk Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT
menjadikan obyek wisata Hutan Pinus Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Grenden sebagai obyek wisata unggulan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
di Gunung Merbabu. Upaya yang sudah Sarwono, Jonathan. 2006. Metode
dilakukan oleh masyarakat secara fisik
adalah perbaikan jalan menuju lokasi, Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.
pembangunan spot foto, pembuatan Yogyakarta: Graha Ilmu
wahana, pembangunan gazebo, Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
pembangunan toilet, pembangunan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
mushola, dan pembuatan warung.
Bandung: CV Alfabeta
Kedepannya fasilitas-fasilitas yang ada
akan ditambah dan diperbaiki sehingga Sugiyono. 2015. Statistik Nonparametris
dapat memberi kenyamanan pada Untuk Penelitian. Bandung: CV
wisatawan yang berkunjung. Untuk Alfabeta
pengembangan berbasis lingkungan Suwantoro,Gamal. 2004. Dasar-Dasar
kedepannya akan dilakukan pembibitan
pohon endemik merbabu dan penagkaran Pariwisata. Yogyakarta: Andi
satwa endemik. Undang - undang No 10 Tahun 2009
Pasal 1 ayat 3 tentang
Saran Kepariwisataan
1. Bagi pihak pengelola, dapat melakukan
Widodo. 2017. Metodologi Penelitian
atau merealisasikan strategi-strategi
yang telah disusun di atas untuk Populer & Praktis. Jakarta: PT
menarik minat wisatawan berkunjung Rajagrafindo Persada
ke Hutan Pinus Grenden.

183

You might also like