You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HHD DI RUANG BAJI

ATEKA RSUD LABUANG BAJI

Disusun Dalam rangka Memenuhi Tugas

Stase Keperawatan Dasar

OLEH

DAHLIA SEKNUN
(14420221058)

CI LAHAN (CI INSTITUSI)

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 202
A. Konsep Medis

1. Defenisi HHD ( Hypertensi heart disease )

Hypertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang


diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan,
mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,
penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang
disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

2. Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar


yaitu :

 Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak


diketahui penyebabnya.

 Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyaki tlain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita


hipertensi sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder

3. Patofisiologi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi


ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang
menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal
yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensinaldosteron
(RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa
ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan
terjadinya aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal
ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi
mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit jantung
koroner.

Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh


koroner juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang.
Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi
berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama
penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu :

a. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos
pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh
badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan
berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan
tahanan perifer;

b. Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler


per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak
difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama
pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini. Jadi, faktor koroner
pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun tampak
sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik
ventrikel kiri.
4. Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan penunjang untuk pasien Hipertensi Heart Disease (HHD), yaitu :

 Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

 Pemeriksaan retina.

 Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti


ginjal dan jantung.

 EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.

 Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.

 Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,


pemeriksaan fungsi.

 Ginjal terpisah dan penentuan kadar urin. 8. Foto dada dan CT scan.

5. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90
pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit
jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
1) Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
a. Rendah garam
beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium
yang dianjurkan 50 – 100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
b. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding
vascular.
c. Diet kaya buah dan sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
e. Tidak mengkomsumsi Alkohol.
2) Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4
kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
a. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu)
sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan
perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang
terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan
darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO
yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertensi.
b. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan
kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada
semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai
tekanan darah yang diinginkan
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data ini
dari berbagai sumber data untuk engevaluasi dan untuk mengindenfiklasi
status kesehatan klien.
Wawancara, memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien dan
orang terdekat lainnya melalui percakapan dan pengamatan :
2. Identitas klien :
Meliputi nama, umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, pekerjaan, status
marital, suku bangsa, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
no.rekam medis, ruang dan alamat.
Identitas penanggung jawab :

Meliputi nama, umur, pendidikan, hubungan dengan klien dan alamat.

3. Riwayat kesehatan :
1) Identitas klien : Meliputi nama, umur, pendidikan, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, status marital, suku bangsa, diagnosa medis,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, no.rekam medis, ruang dan
alamat. Identitas penanggung jawab : Meliputi nama, umur,
pendidikan, hubungan dengan klien dan alamat.
2) Riwayat kesehatan :
a) Keluhan utama : apa yang paling dirasakan saat ini ditanyakan
meliputi paliative/propokativ, quality, region/radian, skala dan
time (PQRST).
b) Riwayat kesehatan sekarang : dikaji tentang proses penjalaran
penyakit sampai dengan timbulnyakeluhan 1 faktor yang
memperberat dan yang memperingan kualitas dari keluhan dan
bagaimana klien menggambarkan yang dirasakan.
c) Riwayat kesehatan dahulu : dikaji penyakit yang pernah dialami
klienyang berhubungan dengan penyakit sekarang/penyakit lain
seperti riwayat penyakit kandung kemih (gagal jantung), penyakit
sistemik (DM), dan hipertensi.
d) Riwayat kesehatan keluarga : dikaji kemungkinan pada keluarga
ada riwayat penyakit gangguan perkemihan, riwayat kesehatan
yang menular/keturunan.
Pemeriksaan fisik

1. Dikaji keadaan umum dan tanda-tanda vital


2. Sistem penglihatan : dikaji bentuk simetris, reflek pupil terhadap cahaya
positif, bisa membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm.
3. Sistem pernafasan : dikaji bentuk hidung simetris, mukosa hidung
lembab, septum letar ditengah, tidak terdapat pernafasan cupig hidung,
pada palpasi sinus frontalis dan sinus maksilaris tidak terdapat nyeri
tekan, trakea ditengah, tidak terdapat retraksi dinding dada, frekuensi
nafas 24 x/menit, paru-paru resonan.
4. Sistem pencernaan : dikaji bentuk bibir simetris, mukosa merah muda
lembab, jumlah gigi, tidak terdapat caries uvula ditengah, tidak ada
pembesaran, tonsil refleks menelan, bentuk abdomen, turgor, bising usus
10 x/menit.
5. Sistem kardiovaskuler : dikaji konjungtiva, oedema, sianosis,
peningkatan JVC, bunyi jantung 5152 tekanan darah.
6. Sistem perkemihan : dikaji vesika urinaria, pembesaran ginjal, ada nyeri
tekan.
7. Sistem persyarafan dikaji :
 sistem syaraf cranial, dikaji GCS dan 12 nervus saraf otak.
 Sistem motorik, dikaji gerakan tubuh dari ujung kepala sampai
kaki.
 Sistem sensorik, dikaji respon klien dengan menggunakan
rangsangan.
 Sistem endokrin : dikaji pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
lemfe, dan menanyakan riwayat penyakit DM.
 Sistem integumen : dikaji suhu tubuh, turgor, lesi dan luka, warna
kulit, kepala. - Sistem genetalia, dikaji genetalia jika klien mau.
 Data sosial, dikaji tingkat pendidikan, hubungan sosial, gaya
hidup, dan pola interaksi melalui wawancara / menanyakan
kepada orang terdekat (keluarga).
 Data psikologis, dikaji status emosi, gaya komunikasi, konsep
diri, immage, harga diri, ideal diri, peran diri, identitas diri.
 Data spiritual, dikaji ibadah yang dilakukan klien jika berada di
rumah sakit.
Pemeriksaan diagnostik

 Jadwal rutin pemantauan tekanan darah


 Rontgen foto c. Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan urinalisa e. Elektrokardiografi (EJG)
 Pemeriksaan kimia darah
Analisa data

Analisa data merupakan kemampuankognitif dalam pengembangan daya


berfikir yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman dan
pengertiankeperawatan. Dasar analisa data didapatkan dari :

 Anatomi dan Fisiologi


 Patofisiologo penyakit
 Mikrobiologi dan parasitologi
 Farmakologi
 Ilmu perilaku
 Konsep-konsep manusia, sehat, sakit, stres adaptasi, etika keperawatan.
 Tindakan dan prosedur keperawatan
 Teori keperawatan dari berbagai sistem dan teori lain, yang berkaitan.
No ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH
Ds : Iskemik jaringan Nyeri akut
– Nyeri dada yang
menyebar / menjalar
kelengan (umumnya kekiri)
bahu, leher, rahang sesak.
Do :
– Wajah meringis
– Gelisah
– Nadi > normal (N:80-100
x/menit)
– Respirasi > normal (N:16-
20 x/menit)
– TD > normal (
Ds :
– Pasien mengatakan sesak
nafas
Do :
Tidak adekuatnya ventilasi
Kerusakan
pertukaran gas
– Dispnoe saat beraktivitas
– Takipnoe
– Ortopnea
− Adanya bunyi nafas
tambahan
− Terjadi sianosis
Ds :
– Pasien merasa dingin
Do :
– Nadi perifer tidak teraba
– Perubahan warna kulit
− Perubahan suhu kulit
− Ekstremitas dingin
Ds :
– Nyeri pada dada
Do :
– Takikardi
− Distritmia
− Perubahan tekanan darah
− Bunyi jantung ekstra
(S3,S4)
− Nadi perifer tidak teraba
Ds :
– Adanya ungkapan verbal
tentang kelemahan
− Adanya perasaan tidak
nyaman saat beraktivitas
Do :
– Respon tensi terhadap
aktivitas abnormal
− Dispnoe
− Adanya tanda-tanda
iskemik yang dapat dilihat
dari hasil pemeriksaan
EKG.
Ds : Kurangnya
− Pasien banyak bertanya informasi, tidak
tentang informasi mengenal sumber
penyakitnya informasi
Do :
− Tidak tepat dalam
menjalani intruksi/therapy.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan hipertensi heart
desease adalah;

1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya keluhan
nyeri pada dada, wajah meringis, gelisah sampai adanya perubahan tingkat
kesadaran, perubahan nadi,tensi.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi
ditandai dengan dispnoe saat beraktivitas, takipnoe, ortopnea, adanya bunyi nafas
tambahan dan terjadi sianosis
3. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan
supali darah keperifer.
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokard, perubahan irama dan frekuensi jantung, peubahan struktur ventrikel kiri
ditandai dengan takikardi, disritmia, perubahan tekanan darah, bunyi jantung
ekstra (S3, S4), nyeri dada, nadi perifer tak teraba, ekstremitas dingin.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum ditandai dengan adanya
ungkapan verbal tentang kelemahan, respon tensi terhadap aktivitas abnormal,
adanya perasaan tidak nyaman saat beraktivitas, dispnoe, adanya tanda-tanda
iskemik yang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan EKG.

Intervensi

N0 N TUJUAN DAN INETRVENSI RASIONAL


O KITERIA
D HASIL
X
1 Dx Setelah 1. Pertahankan tirah baring 1. Meminimalkan
1 dilakukan pada fase akut 2. Lakukan stimulasi dan
tindakan tindakan distraksi dan meningkatkan
perawatan relaksasi, ciptakan relaksasi. 2. Tindakan
diharapkan lingkungan yang tenang 3. yang menurunkan
pasien mampu Minimalkan aktivitas tekanan vascular dan
melaporkan vasokonstriksi yang dapat memblok respon
adanya meningkatkan nyeri seperti simpatis efektif
pengurangan batuk panjang, mengurangi rasa sakit
rasa nyeri/nyeri membungkuk dll. 4. dan komplikasinya. 3.
terkontrol, Kolaborasi pemberian Aktivitas
pasien mampu analgesic vasokonstriksi akan
mengungkapka meningkatkan tekanan
n metode vascular jantung. 4.
pengurangan Untuk
nyeri, pasien menurunkan/mengontr
mengikuti ol nyeri dengan
theraphy mengontrol
farmakologi rangsangan system
yang diberikan saraf simpatis.
untuk
mengurangi
nyeri.
D Setelah 1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Frekuensi nafas
x dilakukan pernafasan dan ekspansi biasanya
2 tindakan dada. meningkat,dispnea
perawatan 2. Tinggikan posisi kepala dan terjadi
diharapkan dan Bantu dalam peningkatan kerja
pasien mengubah posisi. nafas. Ekspansi
menunjukan 3. Bantu pasien mengatasi dadayang terbatas
ventilasi yang ketakutan dalam bernafas menandakan
adekuat/ 4. Kolaborasi adanya nyeri dada
oksigenasi pemberian oksigen 2. posisi kepala
dengan GDA tambahan lebih tinggi
memungkinkan
espansi paru dan
memudahkan
pernafasan.
Pengubahan
posisi
meningkatkan
pengisian segmen
paru yang berbeda
sehingga
memperbaikidifusi
gas.
3. Perasaan takut
bernafas
meningkatkan
terjadinya
hipoksemia
4. Memaksimalkan
bernafas
danmenurunkan
kerjanafas.

D Setelah 1. Awasi perubahan 1. Perfusi


x dilakukan mental continue serebral langsung
3 tindakan seperti cemas, berkaitan dengan
perawata bingung, letargi, curah jantung2.
n pingsan Latihan aktif
diharapka 2. Dorong latihan /pasif
n perfusi aktif/pasif menurunkan
jaringan 3. Pantau pernafasan] statis vena,
adekuat 4. kaji fungsi meningkatkan
sepertiakral gastrointestinal dan aliran balik vena,
hangat, 5. Perkemihan menurunkan
nadi Kolaborasi resiko
perifer pemeriksaan lab BUN, tromboflebitis.
kuat, tanda Creatinin, elektrolit, 3. Pompa jantung
vital GDA yang gagal dapat
normal, mencetuskan
orientasi distress
pasien pernafasan.
bagus, Dispnea yang
rasanyeri terjadi tiba-tiba
berkurang. menunjukan
adanya
tromboemboli
paru.
4. Untuk
mengetahui
dampak negative
pada
perfusi dan
fungsi organ
tersebut.
5. Digunakan
sebagaiindicator
perfusi/fungsi
organ
D Setelah 1. Kaji frekuensi 1. Biasanya terjadi
X4 dilakukan dan irama jantung takikardi sebagai
tindakan 2. Catat bunyi kompensasi
perawatan jantung penurunan
diharapkan 3. Kaji kulit kontraktilitas
pasien terhadap ventrikel.
menunjukan pucat dan sianosis 2. Irama gallop
tanda vital 4. Kaji perubahan pada umum dihasilkan
dalam batas sensori seperti letargi, dari ventrikel yang
yang dapat bingung,cems, distensi 3. Pucat
diterima, depresi. menunjukan
bebas dari 4. Berikan penurunan perfusi
gejala gagal istirahat dengan akibat penurunan
jantung, lingkungan yang curah jantung
tenang, Bantu 4. Untuk mengetahui
pasien menghindari adekuatnya perfusi
stress serebral terhadap
5. Kolaborasi penurunan curah

pemberian oksigen jantung.

dengan kanul/masker 5. stress menghasilkan


sesuai indikasi. vaso konstriksi

6. Kolaborasi yang meningkatkan

pemberian vasodilator tekanan darah dan


meningkatkan
frekuensi kerja
jantung 6.Untuk
meningkatkan
kesediaan oksigen
untuk kebutuhan
miokard dan jaringan
serta melawan efek
hipoksia.
7. vasodilator
digunakan untuk
meningkatkan curah
jantung

1. Kaji respon 1. Dengan


pasien terhadap mengetahui
aktivitas, parameter
2. perhatikan adanya tersebut,akan
perubahan tanda vital, membantu
dipsnoe, nyeri dada, mengkaji respon
kelelahan yang fisiologis
berlebihan. terhadap stress
3. Intruksikan pasien aktivitas dan
tentang cara . bila muncul berarti
penghematan energi terjadi kelebihan
dan lakukan aktivitas tingkat aktivitas
secara perlahan
4. Dorong pasien untuk
melakukan aktivitas
secara bertahap jika
dapat ditolerir, beri
bantuan sesuai dengan
kebutuhan
Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat
dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

Tujuan pemulangan pasien dengan anemia adalah :

 Mempertahankan / meningkatkan fungsi CU


 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi tentang proses / pragnosis dan program pengobatan.
 Pendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.
DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C. Smeltzer. Brenda. E. bare. 2022 Buku Ajar


Keperawatan Medikal BedahBrunner dan Suddarth. Jakarta : EGC.
Doegoes, L.M. (2022). Perencanaan Keperawatan dan
Dokumentasian keperawatan. Jakarta : EGC Nanda NIC- NOC 2015

. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Edisi Revisi Jilid II. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Rencana Asuhan keperawatan dan
Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed.2. EGC, Jakarta.

You might also like