You are on page 1of 34

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

TOPAN
09320190151

LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2Penambangan
dengan metoda
tambang terbuka
adalah suatu kegiatan
penggalian
1.3bahan galian
seperti batubara, ore
(bijih), batu dan
sebagainya di mana
para
1.4pekerja berhubungan
langsung dengan udara
IRA RIZKY AMELIA TOPAN
09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

luar.dan iklim.
Tambang terbuka
1.5(open pit mining)
juga disebut dengan
open cut mining;
adalah metoda
1.6penambangan yang
dipakai untuk
menggali mineral
deposit yang ada pada
suatu
1.7batuan yang berada
atau dekat dengan
permukaan
IRA RIZKY AMELIA TOPAN
09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang merupakan


kegiatan usaha pertambangan di luar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air
tanah mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata
kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara kelanjutan
(UU No 4/2009). Tambang bawah tanah merupakan kegiatan yang kompleks
terutama terkait dengan kekuatan batuan yang dibongkar untuk pembuatan
terowongan. Sangat diperlukan adanya analisis geoteknik yang baik untuk dapat
memeberikan perlakuan yang tepat terhadap batuan yang dibongkar.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada sistem penambangan
bawah tanah adalah kestabilan lubang bukaan. Potensi ketidak stabilan yang terjadi
pada lubang bukaan bawah tanah akan selalu membutuhkan penanganan khusus
terutama untuk menjaga keselamatan pekerja, dan mencegah terganggunya produksi
(Koesnaryo, 1999).
Kestabilan lubang bukaan dan peranan ketebalan pilar yang ditinggalkan
berkaitan erat dengan penggunaan sistem penyangga. Peranan pilar penting untuk
aktifitas penambangan, semakin tipis pilar yang ditinggalkan, semakin besar
perolehan bijih, akan tetapi potensi terjadi keruntuhan akan semakin besar, mineral
dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan,
teknologi dan ekonomi menunjukan bahwa pilar harus kuat dan mampu menahan
beban dalam jangka waktu tertentu agar proses penambangan dapat berlangsung
dengan baik. Maka dari itu, diperlukan analisis kestabilan dan dimensi pilar agar
resiko akibat ketidakstabilan dapat teratasi. Pengklassifikasian batuan dilakukan
dengan RMR system dan nilai FK diperoleh menggunakan kriteria keruntuhan Mohr-
Coulomb. Adapun pemodelan lubang bukaan dilakukan dengan menggunakan
metode elemen hingga. Parameter yang digunakan dalam analisis geoteknik ini
adalah Faktor Keamanan, strength factor, dan total displacement.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Praktikan mencari informasi dan mengidentifikasi mengenai berbagai metode


penambangan infrastruktur dan jenis-jenis supporting (Penyangga) pada tambang
bawah tanah.
1.2.2 Tujuan
Mengetahui berbagai metode penambangan, infrastruktur dan jenis-jenis
supporting (Penyangga) pada tambang bawah tanah.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS A4.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

2.1 Pengertian Tambang Bawah Tanah

Tambang tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode


penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan
udara luar.

Gambar 2.1 Sistem penambangan bawah tanah (Britannica Inc, 2007)

Pemilihan metode penambangan pada awalnya didasarkan pada letak


endapan relatif terhadap permukaan dangkal atau dalam dan setelahnya mengacu
pada keuntungan terbesar yang akan diperoleh serta mempunyai perolehan tambang
yang terbaik dengan memperhatikan karakteristik unik di daerah yang akan
ditambang (meliputi alam, geologi, lingkungan, dll). Syarat-syarat penerapan
tambang bawah tanah, prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah
memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat
alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang,
dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan
keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh
keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate
of return) serta lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
tambang adalah sebagai berikut:
2.1.1 Karakteristik spasial dari endapan

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Faktor ini bisa jadi penentu terpenting dalam pemilihan metode tambang
karena sangat mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah yang akan ditambang
dengan cara tambang terbuka atau tambang bawah tanah, laju produksi, pemilihan
metode penanganan material dan lay-out tambang seperti:
1. Ukuran (dimensi: tebal dan penyebaran)
2. Bentuk (tabular, lentikular, massiv atau irregular)
3. Attidute (inklinasi dan dip)
4. Kedalaman (nilai: rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan SR)
2.1.2 Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi
pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode selektif
atau tidak. Hidrologi mempengaruhi sisten drainase dan pompa yang diperlukan
sedangkan mineralogi mempengaruhi cara pengolahan mineral. Berikut adalah hal-
hal yang harus diperhatikan untuk kondisi geologi dan hidrogeologi:
1. Mineralogi dan petrogafi (sulfida dan oksida)
2. Komposisi kimia dan kwalitas (bahan tambang primer dan produk samping,
by product, untuk batu bara: CV, TM, Ash, S) Struktur geologi (lipatan,
patahan, diskontiniu, itrusi)
3. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih atau cleats
dalam batu bara)
4. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)
5. Air tanah dan hidrologi
2.1.3 Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi kondisi ekonomi
pertambangan:
1. Cadangan (tonase dan kadar / kwalitas)
2. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
3. Umur tambang
4. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal ton/karyawan-
shift)
5. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

2.1.4 Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan)


Sifat mekanis dari material endapan dan batuan sekitarnya merupakan faktor
kunci dalam pemilihan peralatan pada tambang terbuka sedangkan pada tambang
bawah tana hal ini berpengaruh pada kelas metode yang dipilih seperti unsupported,
supported, atau caving. Berikut adalah hal-hal yang jadi pertimbangan dari sifat
geoteknik untuk pertambangan:
1. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, kekakuan, dll)
2. Perilaku elastik atau viskoelastik (flow, creep)
3. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
4. Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi
5. Sifat-sifat fisik lainnya (berat isi, specific gravity, angka pori, porositas,
permeabilitas, kadar air)
2.1.5 Faktor teknologi
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknologi dalam
pemilihan metode penambangan:
1. Perolehan tambang (mine recovery)
2. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih / batubara)
3. Kefleksibelan metode dengan perubahan kondisi
4. Selektivitas metode untuk batubara dan waste
5. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan
6. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi
2.1.6 Faktor lingkungan
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor lingkungan dalam
pemilihan metode penambangan:
1. Kontrol bawah tanah
2. Penurunan permukaan tanah (subsidence)
3. Kontrol atmosfir (kontrol kwalitas, kontrol panas dan kelembaban, serta
untuk tambang bawah tanah: ventilasi)
4. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan dan keselamatan
kerja, kehidupan dan pemukiman)
2.2 Tahap Utama dalam Metode Tambang Bawah Tanah

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap production
adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope
(lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan. Dengan semua pekerjaan yang
dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan yang mencapai ribuan meter,
maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan.
Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah
oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil
pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa
segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan,
digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.

2.3 Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah

Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:


1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development
dan tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll).

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah Secara Umum

Keunggulan tambang bawah tanah


1. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
2. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

3. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah


lingkungan (misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
4. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
5. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
Kelemahan tambang bawah tanah
1. Perlu penerangan
2. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
3. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
4. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu,
gas-gas beracun.
5. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
6. Mining recovery umumnya lebih kecil
7. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

2.5 Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral


yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng,
nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah,
jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat
dibedakan menjadi beberapa:
2.5.1 Ramp
Jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan
atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
2.5.2 Shaft
Jalan masuk yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
2.5.3 Adit
Jalan masuk yang berupa terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya
dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
2.6 Metode Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Klasifikasi metode menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi metode penambangan (Hartman, 1987)

2.6.1 Cut and fill


Cut and fill adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil
bagian demi bagian (slice by) dimana bagian yang sudah ditambang dikeluarkan
orenya lalu dimasukan material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan.
Material pengisi disini berfungsi sebagai berikut:
1. tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
2. Sebagai penyangga batuan sekelilingnya.
3. Untuk mencegah terjadinya penurunan permukaan. Sistem ini cocok untuk
endapan sebagai berikut :
a. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450
b. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
c. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
d. Orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang
tinggi guna menutupi ongkos.
e. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur
dan banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam
bijih). Diantara endapan bijih yang sedang ditambang.
Keuntungan menggunakan metode Cut and fill:

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

1. Cukup fleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan


dapat mengadakan selektif mining.
2. Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran
bijih selanjutnya.
3. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
4. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan
kebakaran jarang terjadi.
5. Bisa mendapatkan mining recovery yang tinggi.
6. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
7. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugian menggunakan metode Cut and fill:
1. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
2. harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan
material pengisi agar tidak terjadi pengotoran
3. Ongkos penambangan relatif tinggi

Gambar 2.2 Metode Cut and fill


2.6.2 Room and pillar
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Metode ini paling-paling hanya
mengambil 30-40% dari total batubara yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama


dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat
mining). Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah
atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian
sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang
cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter. Contoh
bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan metode room and pillar seperti
tembaga gipsum, kapur, batubara dan bahan-bahan galian lainnya yang
memungkinkan dan memenuhi syarat untuk ditambang menggunakan metode room
and pillar. Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain :
1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi
swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil
Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pillar
1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas
dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan
(kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara,
keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong
panjang, misalnya karena adanya patahan.
4. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok
yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal
di bawah dasar laut.
 Kelemahan metode penambangan batubara sistem room dan pillar:

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh


sampai tujuh puluh persen).
2. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem
lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.
3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain
disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus meter
di bawah permukaan bumi).
4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari
segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami
terbakar.

Gambar 2.3 Metode Room and pillar


2.6.3 Longwall
Metode penambangan Longwall adalah yang digunakan secara luas pada
penambangan bawah tanah. Ciri-ciri penambangan batubara long wall adalah sebagai
berikut :
1. Recoverynya tinggi karena menambang sebagian besar batubara
2. Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
3. Apabila kemiringannya landai mekanisasi penambangan, transportasi dan
penyanggaan menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penambangan.

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

4. Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang


dikerja terhadap produksi batubara menjadi pendek.
5. Mengguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swa
bakar/self combustion yang timbul juga sedikit.
6. Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi
mudah.
7. Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin maka
penggunakan produksi batubaranya besar.

Gambar 2.4 Metode Longwall


2.6.4 Sublevel open Stoping
Metode sublevel stoping disebut juga Vertical Crater Retreat (VCR)
adalah cara pelombongan vertikal ke atas menggunakan peledakan. Penambangan
sublevel stoping dilakukan dengan membuat sublevel diantara dua level yang
berurutan. Pada umumnya, jarak antara level: 30-70 m, jarak antara sublevel: 8-15 m.
Penambangan dapat dilakukan dengan overhand atau underhand, tetapi yang
paling sering diterapkan adalah overhand stoping. Syarat Penerapan Cocok
diterapkan untuk endapan yang karakterisitiknya sbb. :
a. Kekuatan batuan: kuat, kompak, dan tak mudah runtuh/dilution
b. Kekuatan bijih: cukup kuat – kuat dan kurang kompetent
c. Bentuk endapan: tabular dengan batas dan kemiringan teratur

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

d. Kemiringan endapan: > 30o dan angle of repose> 60o


e. Ukuran endapan: 1 – 20 m, bila lunak < 3 m
f. Kadar bijih: merata, tidak mungkin selective mining dengan kadar yang
cukup
tinggi.
g. Kedalaman: 1200 – 1400 m

Gambar 2.5 Metode Sublevel open Stoping


2.6.5 Block Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai dengan
membuat suatu undercat terhadap suatu blok endapan bijih. Sebelum undercat
diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar kemudian pillar ini di buang,
maka blok akan runtuh secara perlahan–lahan. Keuntungan blok caving: Pekerjaan
persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja, setelah ambrukan
berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah berakhir. Keamanan karyawan
lebih terjamin, kecuali perawatan pada draw point. Dapat berproduksi besar, dan
hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta penyanggah, jadi dapat
menekan ongkos penambangan. Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahan–rekahan di
antara bijihnya yang pecah itu tidak tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa
terjadi ventilasi alam. Produksi terpusat pada draw point dan draw point terkumpul
pada grizzly level, sehingga produksi mudah terkontrol. Kerugian blok caving:

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan
penambangan. Pengotoran sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan,
sehingga perolehan tambang rendah. Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem
penambangan yang lain dan produksi tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena
dapat menyebabkan macetnya proses penurunan. Ukuran broken ore tidak dapat
dikontrol.

Gambar 2.6 Metode Block Caving


2.6.6 Shrinkage Stoping

Gambar 2.7 Metode Shrinkage Stoping

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Stoping  adalah salah satu metode tambang bawah tanah yang kegiatan
penggaliannya dilakukan secara over hand.
Development yang diperlukan untuk shrinkage stoping yaitu dengan membuat
drift pada setiap level, dari drift ini kemudian dibuat raise yang dipergunakan untuk
Ore chute dan Munway . Ore diledakkan dan broken ore yang diperoleh dibiarkan
menimbun.

2.7 Istilah-Istilah Dalam Tambang Bawah Tanah

1. Vein atau urat batuan: adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan induk. Intusi
terjadi melalui rekahan-rekahan batuan induk, dan lebih keras daripada batuan
induk. Endapan bijih dalam sebuah cebakan relatif berbeda kadarnya pada
masing-masing bagiannya.
2. Drift: adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara vertical.
3. Dillution: adalah batuan yang tidak bisa tidak-ikut tertambang bersama bijih dan
mengurangi kadar bijih.
4. Raise: adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan keluar
masuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan bijih.
5. Level: adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.
6. Waste: adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak
bermanfaat yang diperoleh pada saat underground development (persiapan
penambangan bawah tanah).
7. Barren rock: adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari bijih
yang mempunyai kadar bijih sangat kecil.
8. Mining recovery: adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan
bijih yang ada didalam perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen.
9. Losses: adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena
keterbatasan atau kendala inheren pada metode yang diterapkan
10. Permissible explosive: adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak
beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
11. Smoke: adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan
peledak yang meledak, terdiri dari gas-gas H2O, CO2 dan N2 bebas
12. Fumes: adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak
yang meledak, terdiri dari gas-gas CO dan NOX.

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Menjelaskan dan menggambarkan sketsa metode penambangan pada tambang


bawah tanah (cut and fill, room and pillar, block caving, longwall, sublevel open
stoping, shrinkage stoping). Menjelaskan dan menggambarkan sketsa infrastruktur
tambang bawah tanah. Menjelaskan dan menggambarkan jenis-jenis supporting
(penyangga kayu, besi baja, beton, shortcrete, rockbolt dan wire mesh).

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Metode Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah


1. Cut and Fill

Gambar 4.1 Cut and Fill


2. Room and Pillar

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Gambar 4.2 Room and Pillar


3. Block Caving

Gambar 4.3 Block Caving


4. Longwall

Gambar 4.4 Longwall

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

5. Sublevel Open Stoping

Gambar 4.5 Sublevel Open Stoping


6. Shrinkage Stoping

Gambar 4.6 Shrinkage Stoping

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

4.1.2 Jenis-Jenis Supporting Pada Tambang Bawah Tanah


1. Shortcrete

Gambar 4.7 Shortcrete


2. Rockbolt

Gambar 4.8 Rockbolt

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

3. Wire Mesh

Gambar 4.9 Wire Mesh


4. Penyangga Kayu (Timber)

Gambar 4.10 Penyangga Kayu (Timber)

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

5. Penyangga Besi Baja

Gambar 4.11 Penyangga Besi baja


6. Penyangga Beton

Gambar 4.12 Penyangga Beton

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

4.2 Pembahasan

4.2.1 Metode Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah


1. Cut and Fill
Cut and fill Adalah suatu metode penambangan dengan jalan
mengambil bagian demi bagian (slice by) dimana bagian yang sudah
ditambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan material pengisi sebelum
penambangan berikutnya dilakukan. Material pengisi disini berfungsi sebagai
berikut:
a. Tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
b. Sebagai penyangga batuan sekelilingnya.
c. Untuk mencegah terjadinya penurunan permukaan.
Sistem ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
a. Untuk endapan yang berbentuk paint dengan dip 450
b. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
c. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
d. Orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang
tinggi guna menutupi ongkos.
e. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan
banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih).
Diantara endapan bijih yang sedang ditambang.
Keuntungan menggunakan metode Cut and fill:
a. Cukup fleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan
dapat mengadakan selektif mining.
b. Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran
bijih selanjutnya.
c. Barrent rock/Waste dapat dipakai material pengisi.
d. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan
kebakaran jarang terjadi.
e. Bisa mendapatkan mining recovery yang tinggi.
f. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat
sehingga produksinya besar.
g. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Kerugian menggunakan metode Cut and fill:


a. Selain menambang juga harus mencari material pengisi.
b. Harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan
material pengisi agar tidak terjadi pengotoran.
c. Ongkos penambangan relatif tinggi.
2. Room and Pillar
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah
untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Metode ini paling-
paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara yang ada. Oleh karena
itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang,
ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan
di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak
ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan
oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan
galian sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan
lapisan yang cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai
dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan
metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara dan bahan-
bahan galian lainnya yang memungkinkan dan memenuhi syarat untuk
ditambang menggunakan metode room and pillar. Ciri-ciri dari metode room
and pillar ini, antara lain:
a. Produktivitas rendah.
b. Investasi alat kecil.
c. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %.
d. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan.
e. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi
terjadi swabakar.
f. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m.
g. Potensi subsidence kecil.
Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pilar

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

a. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas


dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
b. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi
kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan
batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
c. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong
panjang, misalnya karena adanya patahan.
d. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan
perlindungan permukaan (seperti perlindungan  bangunan terhadap 
penurunan permukaan tanah).
e. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok
yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian
dangkal di bawah dasar laut.
Kelemahan metode penambangan batubara sistem room and pilar:
a. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk (sekitar 60-70%)
b. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem
lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.
c. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara
laindisebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar 500 m di
bawah permukaan bumi).
d. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari
segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah
mengalami terbakar.
3. Block Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai
dengan membuat suatu undercat terhadap suatu blok endapan bijih. Sebelum
undercat diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar kemudian pillar
ini di buang, maka blok akan runtuh secara perlahan-lahan. Keuntungan blok
caving: Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja,
setelah ambrukan berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah
berakhir. Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada “draw
point”. Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran,
peledakan serta penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahan–rekahan di antara bijihnya yang


pecah itu tidak tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi
alam. Produksi terpusat pada “draw point” dan draw point terkumpul pada
“grizzly level”, sehingga produksi mudah terkontrol. Kerugian block caving:
Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama
persiapan penambangan, Perawatan “draw point” dan saluran–saluran yang
dilalui bijih (ore passes) umumnya sulit dan mahal. Pengotoran sering terjadi
terutama menjelang akhir penambangan, sehingga perolehan tambang rendah.
Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan
produksi tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan
macetnya proses penurunan. Ukuran “broken ore” tidak dapat dikontrol.
4. Longwall
Metode penambangan Longwall adalah yang digunakan secara luas
pada penambangan bawah tanah. Ciri-ciri penambangan batubara long wall
adalah sebagai berikut:
a. Recovery-nya tinggi karena menambang sebagian besar batubara
b. Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
c. Apabila kemiringannya landai mekanisasi penambangan, transportasi dan
penyanggaan menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penambangan.
d. Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang
dikerja terhadap produksi batubara menjadi pendek.
e. Mengguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swa
bakar/self combustion yang timbul juga sedikit.
f. Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi
mudah.
g. Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin maka
penggunakan produksi batubaranya besar.
5. Sublevel Open Stoping
Metode sublevel stoping disebut juga Vertical Crater Retreat (VCR)
adalah cara pelombongan vertikal ke atas menggunakan peledakan.
Penambangan sublevel stoping dilakukan dengan membuat sublevel diantara
dua level yang berurutan. Pada umumnya, jarak antara level: 30-70 m; jarak

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

antara sublevel: 8-15 m. Penambangan dapat dilakukan dengan overhand atau


underhand, tetapi yang sering diterapkan adalah overhand stoping.
Syarat Penerapan yaitu cocok diterapkan untuk endapan yang
karakteristiknya yaitu:
a. Kekuatan batuan: kuat, kompak, dan tak mudah runtuh/dilution
b. Kekuatan bijih: cukup kuat – kuat dan kurang kompeten
c. Bentuk endapan: tabular dengan batas dan kemiringan teratur
d. Kemiringan endapan: > 30° dan angle of repose> 60°
e. Ukuran endapan: 1 – 20 m, bila lunak < 3 m
f. Kadar bijih: merata, tidak mungkin selective mining dengan kadar yang
cukup tinggi.
g. Kedalaman: 1200 – 1400 m
6. Shrinkage Stoping
Stoping  adalah salah satu metode tambang bawah tanah yang
kegiatan penggaliannya dilakukan secara over hand. Development yang
diperlukan untuk shrinkage stoping yaitu dengan membuat drift pada setiap
level, dari drift ini kemudian dibuat raise yang dipergunakan untuk Ore chute
dan Munway. Ore diledakkan dan broken ore yang diperoleh dibiarkan
menimbun.
4.2.2 Jenis-Jenis Supporting Pada Tambang Bawah Tanah
1. Shortcrete
Beton tembak atau sering disebut ”shotcrete”, sering dipakai di
pekerjaan konstruksi dan pertambangan. Untuk di tambang, shotcrete
dilakukan di terowongan dan muka kerja “face” untuk menahan sementara
batuan dibagian atap & dinding terowongan setelah selesai peledakan (in-
cycle shotcrete), sebelum dilakukan pekerjaan penyangga permanen.
2. Rockbolt
Baut batuan ini sering disebut dengan “friction anchor rock bolt”
dikembangkan oleh Atlas Copco, dimana “tube” atau selubung rock bolt
mengalami pembesaran (expansion), yang mengakibatkan tube akan
melakukan saling ikat (interlock) dengan batuan, agar tidak terjadi “sliding”
atau pergeseran. Keunggulan alat ini cepat dan sederhana pemasangannya,

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

memberikan penyanggaan langsung setelah pemasangannya dan dapat


dipasang pada kondisi batuan yang berbeda. Kelemahan alat ini dapat terjadi
korosi (karat) jika sudah lama pemasangannya.
Diperlukan pompa untuk pemasangannya dan diperlukan “sleeve”
atau lengan dibagian collar untuk mencegah “spalling” pada kondisi batuan
terentu. Baut batuan ini digunakan pada sistem penyanggaan jangka
menengah (medium term support) dan digunakan juga pada pekerjaan
terowongan sipil.
3. Wire Mesh
Mesh atau jaring kawat yang terbuat dari besi kawat, bisa di las (weld
mesh) atau dirangkai (chain link) adalah bagian dari passive support
dimana jaring ini dipasang dan diikat dengan split set atau rock bolt ke
dinding batuan. Jarak pemasangan split set ini bervariasi tergantung dari
struktur batuan disekitarnya. Jarak atau spasi umumnya antara 1 meter sampai
1.5 meter
4. Penyangga Kayu (Timber)
Kayu adalah bahan yang paling penting untuk mendukung dalam
operasi pertambangan sampai akhir perang dunia kedua. Sejak itu baja telah
menjadi bahan utama yang digunakan untuk mendukung batuan. Alasan
untuk mempertimbangkan kayu sebagai bahan pendukung adalah bahwa hal
itu masih digunakan di tambang batubara dan logam kecil.
Kayu merupakan bahan ringan, mudah diangkut dan mudah
dimanipulasi dalam sistem pendukung. Kayu oak memiliki kerapatan 0,73
g/cm dan kekuatan lentur 1200 kg/cm. Ini adalah 11 kali lebih ringan namun
2 kali lebih lemah dari baja. Hal ini membuat kayu menjadi bahan ekonomis
bila digunakan dalam mendukungdalam waktu singkat. Kayu memiliki
kelebihan dan kekurangan bila digunakan dipertambangan.
Keuntungan menggunakan penyangga kayu adalah sebagai berikut:
a. Kayu ringan, mudah dibawa, dipotong, dimanipulasi dan dimasukkan ke
dalam bentuk penyangga.
b. Rusak pada struktur yang berserat, memberi tanda-tanda visual sebelum
hancur sepenuhnya.

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

c. Potongan kayu yang patah dapat digunakan kembali untuk wedges,


tambalan dan sebagainya.
Kerugiannya adalah sebagai berikut:
a. Keunggulan mekanik tergantung pada struktur berserat dan cacat alam
yang terjadi di dalam kayu.
b. Kelembaban memiliki efek yang sangat jelas pada kekuatan.
c. Banyak jamur hidup dalam kondisi lembab yang mempengaruhi kayu
sehingga kekuatannya jauh berkurang.
5. Penyangga Besi Baja
Penyangga ini umumnya dibentuk seperti busur (steel arch set), dan
pada umumnya digunakan didaerah portal atau lubang utama masuk kedalam
tambang, karenaumumya portal yang ada dibagian tebing bukit, terdapat
batuan-batuan yang sudah mengalamai pelapukan dan mudah lepas, sehingga
diperlukan penyanggaan yang kuat untuk menghindari terjadinya longsor.
Keuntungan penyangga besi atau baja:
a. Homogen dan memiliki sifat elastisitas yang tinggi
b. Tidak dipengaruhi oleh kelembaban
c. Lebih tahan lama
Kerugian penyangga besi atau baja yaitu harganya yang mahal dan
sulit pemasangannya, karena lebih berat.
6. Penyangga Beton
Penyangga ini dibuat dari bahan-bahan semen, semen, pasir, aggregat
dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calcium clorida) yang
berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time). Dinding atau atap
terowongan yang akan disangga dengan semen cor/beton, biasanya terlebih
dahulu dipasang besi-besi rebar (mat-rebar), untuk memperkuat struktur
semen cor/betonnya.
Keuntungan penyangga semen atau beton antara lain:
a. Mempunyai kuat tekan yang tinggi.
b. Tahan terhadap pengaruh cuaca.
c. Bahan-bahan mudah didapat.
Kerugian penyangga semen atau beton

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

a. Mempunyai kuat tarik rendah.
b. Dapat hancur tiba-tiba tanpa ada tanda atau gejala.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tambang tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode


penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan
udara luar. Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum ini adalah kita
dapat mengetahui metode penambangan yang digunakan dan jenis supporting
(penyangga) pada tambang bawah tanah.

e.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium


Sebaiknya laboratorium di rapikan lagi dan dan agar kedepannya proses
praktikum dilakukan di dalam laboratorium tambang bawah tanah.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Semoga kedepanya dapat lebih baik lagi dalam mengajarkan tentang materi
praktikum.

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Fujiawati M, 2015. Metode Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah. Universitas


Islam Bandung. Bandung
Koesnaryo, 1999. Potensi ketidak stabilan yang terjadi pada lubang bukaan bawah
tanah. Bandung
Pratama A, 2017. Makalah Metode Tambang Bawah Tanah. Politeknik Akamigas
Palembang. Palembang
Rochsyid A, 2014. Metode Penambangan: Metode Tambang Bawah Tanah
Shrinkage Stoping. Program Studi Teknik Pertambangan. Universitas
Hasanuddin. Gowa
Rochsyid A, 2017. Sistem Penambangan Edisi II. No. 007/32.02/BDT/2017. Balai
Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah

IRA RIZKY AMELIA TOPAN


09320180139 09320190151

You might also like