Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Ma 1 Topan
Laporan Praktikum Ma 1 Topan
TOPAN
09320190151
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Penambangan
dengan metoda
tambang terbuka
adalah suatu kegiatan
penggalian
1.3bahan galian
seperti batubara, ore
(bijih), batu dan
sebagainya di mana
para
1.4pekerja berhubungan
langsung dengan udara
IRA RIZKY AMELIA TOPAN
09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
luar.dan iklim.
Tambang terbuka
1.5(open pit mining)
juga disebut dengan
open cut mining;
adalah metoda
1.6penambangan yang
dipakai untuk
menggali mineral
deposit yang ada pada
suatu
1.7batuan yang berada
atau dekat dengan
permukaan
IRA RIZKY AMELIA TOPAN
09320180139 09320190151
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
1.2.1 Maksud
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS A4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor ini bisa jadi penentu terpenting dalam pemilihan metode tambang
karena sangat mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah yang akan ditambang
dengan cara tambang terbuka atau tambang bawah tanah, laju produksi, pemilihan
metode penanganan material dan lay-out tambang seperti:
1. Ukuran (dimensi: tebal dan penyebaran)
2. Bentuk (tabular, lentikular, massiv atau irregular)
3. Attidute (inklinasi dan dip)
4. Kedalaman (nilai: rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan SR)
2.1.2 Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi
pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode selektif
atau tidak. Hidrologi mempengaruhi sisten drainase dan pompa yang diperlukan
sedangkan mineralogi mempengaruhi cara pengolahan mineral. Berikut adalah hal-
hal yang harus diperhatikan untuk kondisi geologi dan hidrogeologi:
1. Mineralogi dan petrogafi (sulfida dan oksida)
2. Komposisi kimia dan kwalitas (bahan tambang primer dan produk samping,
by product, untuk batu bara: CV, TM, Ash, S) Struktur geologi (lipatan,
patahan, diskontiniu, itrusi)
3. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih atau cleats
dalam batu bara)
4. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)
5. Air tanah dan hidrologi
2.1.3 Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi kondisi ekonomi
pertambangan:
1. Cadangan (tonase dan kadar / kwalitas)
2. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
3. Umur tambang
4. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal ton/karyawan-
shift)
5. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap production
adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope
(lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan. Dengan semua pekerjaan yang
dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan yang mencapai ribuan meter,
maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan.
Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah
oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil
pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa
segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan,
digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.
Klasifikasi metode menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi metode penambangan (Hartman, 1987)
Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan
penambangan. Pengotoran sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan,
sehingga perolehan tambang rendah. Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem
penambangan yang lain dan produksi tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena
dapat menyebabkan macetnya proses penurunan. Ukuran broken ore tidak dapat
dikontrol.
Stoping adalah salah satu metode tambang bawah tanah yang kegiatan
penggaliannya dilakukan secara over hand.
Development yang diperlukan untuk shrinkage stoping yaitu dengan membuat
drift pada setiap level, dari drift ini kemudian dibuat raise yang dipergunakan untuk
Ore chute dan Munway . Ore diledakkan dan broken ore yang diperoleh dibiarkan
menimbun.
1. Vein atau urat batuan: adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan induk. Intusi
terjadi melalui rekahan-rekahan batuan induk, dan lebih keras daripada batuan
induk. Endapan bijih dalam sebuah cebakan relatif berbeda kadarnya pada
masing-masing bagiannya.
2. Drift: adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara vertical.
3. Dillution: adalah batuan yang tidak bisa tidak-ikut tertambang bersama bijih dan
mengurangi kadar bijih.
4. Raise: adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan keluar
masuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan bijih.
5. Level: adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.
6. Waste: adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak
bermanfaat yang diperoleh pada saat underground development (persiapan
penambangan bawah tanah).
7. Barren rock: adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari bijih
yang mempunyai kadar bijih sangat kecil.
8. Mining recovery: adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan
bijih yang ada didalam perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen.
9. Losses: adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena
keterbatasan atau kendala inheren pada metode yang diterapkan
10. Permissible explosive: adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak
beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
11. Smoke: adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan
peledak yang meledak, terdiri dari gas-gas H2O, CO2 dan N2 bebas
12. Fumes: adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak
yang meledak, terdiri dari gas-gas CO dan NOX.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
3. Wire Mesh
4.2 Pembahasan
a. Mempunyai kuat tarik rendah.
b. Dapat hancur tiba-tiba tanpa ada tanda atau gejala.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
e.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA