You are on page 1of 6

MAKALAH : PRINSIP HIDUP DENGAN ODHA

MATA KULIAH : KEPERAWATAN HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :

LISA ASTRADA (S.0020.P.005)

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

S1 KEPERAWATAN

T/A 2022
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

AIDS (The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir penyakitinfeksi
yang disebabkan oleh HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang dapatmenimbulkan infeksi pada
system organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkanrusaknya system kekebalan tubuh.

Memburuknya status gizi merupakan resiko tertinggi penyakit ini gangguan gizi pada pasien
AIDS umumnya terlihat pada penurunan berat badan Ada dua tipe penurunan berat badan pada AIDS
yaitu penurunan berat badan yang lambat dan yang cepat menurunan berat badan yang cepat sering
dihubungkan dengan infeksi oportunistik Penurunan berat badanlebih dari 20 persen sulit diperbaiki dan
sering mempunyai prognosa yang buruk

Memburuknya status gii bersifat multifaktor terutama disebabkan oleh kurangnya


asupanmakanan gangguan absorpsi dan metabolisme atau gizi infeksi oportunistik serta
kurangnyaaktifitas fisik kurangnya asupan makanan disebabkan oleh anoreksia depresi rasa lelah mual
muntah sesak nafas diare infeksi dan penyakit saraf yang menyertai penyakitHIV+AIDS.karena
gangguan gizi memegang peranan penting dalam pathogenesis penyakit HIV+AIDS terapi diet dan
konsultasi gizi memegang peranan penting dalam upaya penyembuhan

B.Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan HIV+AIDS

2.Apa tujuan diet pada penyakit HIV+AIDS

3.Bagaimana syarat diet pada penyakit HIV+AIDS

4.Apa saja jenis diet dan indikasi pemberian pada penderita penyakit HIV+AIDS

C..Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit HIV+AIDS

2.Untuk mengetahui tujuan diet pada penyakit HIV/AIDS


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Penyakit HIV-AIDS

Penyakit HIV+AIDS merupakan penyakit yang berbahaya yang disebabkan oleh virus dan Infeksi
HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) merupakan infeksi salah satu virus dari dua jenis virus yang
secara progresif merupakan sel-sel darah putih.kerusakan seldarah putih atau limfosit menyebabkan AIDS
( Aquired Immunodeficiency Syndrome )dan penyakit lainnya sebagai dari gangguan kekebalan tubuh.

B.Tujuan Diet pada penyakit HIV-AIDS

Tujuan umum Diet penyakit HIV+AIDS adalah:

1.Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan
gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.

2.Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan, terutama
jaringan otot (Lean Body Mass)

3.Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi

4.Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet,olahraga dan relaksasi.

Tujuan khusus Diet Penyakit HIV+AIDS adalah:

1.Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa,mual dan muntah.

2.Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada pasien dapat
membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahanindra pengecap dan kesulitan
menelan.

3.Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.

4.Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama Jaringan otot).

5.Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan
kemampuan makan dan Jenis terapi yang diberikan.

C. Syarat Diet Penyakit HIV-AIDS

1.Energi tinggi.Pada perhitungan kebutuhan energi,diperhatikan faktor stres, aktib akitas fisik dan
kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13 persen untuk setiap kenaikanSuhu 1 C

2.Protein tinggi, yaitu 1,5 Kg BBuntuk memelihara dan mengganti Jaringan seltubuh yang rusak.
Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
3.Lemak cukup yaitu 10-25 Persen dari kebutuhan energy total.jenis lemak disesuaikandengan
toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak, digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang
(medium chain Triglyceride/MCT).Minyak ikan (asam lemak omega 3} diberikan bersama
minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.

4.Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu , ½ kali{150 persen ) Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
(AKG), terutama Vitamin A,B12,C,E,Folat Kalsium,magnesium,Seng danSelenium.bila perlu
dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harusdihindari karena dapat
menekan kekebalan tubuh.

5.Serat cukup: gunakan serat yang mudah cerna.

6.Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. pada pasien dengan gangguan fungsi
menelan,pemberian cairan harus hati4hati dan diberikan bertahap dengan konsistensiyang sesuai.
Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental (thick fluid),semi kental (semithick fluid) dan cair
(thin fluid).

7.Elektrolit Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti (natrium,kaliumdan
klorida).

8.Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya
dilakukandengan cara pendekatan perorangan,dengan melihat kondisi dan toleransi
pasien.Apabila terjadi penurunan berat badan yang cepat, maka di anjurkan pemberian makanan
melalui pipa atau sonde sebagai makanan utama atau makanan selingan.

9.Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

10.Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik,termik,maupunkimia.

D.Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian

Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV,yaitu kepada pasien dengan:

1.Infeksi HIV positif tanpa gejala.

2.Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk,diare,kesulitan menelan,sariawan dan
pembesaran kelenjar getah bening).

3.Infeksi HIV dengan gangguan saraf.

4.Infeksi HIV dengan TBC.

5.Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome.

Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara,yaitu secara oral,enteral(sonde)
dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi secararutin.bila tidak
mencukupi,dianjurkan pemberian makanan enteral atau parenteral sebagai tambahan utama.ada tiga
macam diet AIDS I,II dan III

1.Diet AIDS

Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas tinggi,sariawan
kesulitan menelan,sesak nafas berat,diare akut,kesadaran menurun,atau segera setelah pasien dapat diberi
makan.Makanan berupa cairan dan bubur susu,diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan
pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam,bila ada kesulitan menelan,makanan diberikan dalam bentuk sonde
atau dalam bentuk kombinasi makanan cair danmakanan sonde.akanan sonde dapat dibuat sendiri atau
menggunakan makanan enteralkomersial energi dan protein tinggi.makanan ini cukup energi,zat
besi,vtiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan glukosa polimer
{misalnya polyjoule}.

2.Diet AIDS II

Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akutteratasi.Makanan diberikan
dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 Jam.Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan.
untuk memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya ,diberikan makanan enteral atau sonde sebagai
tambahan atau sebagai makananutama.

3.Diet AIDS III

Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien dengan infeksi HIV
tanpa gejala.Bentuk makanan lunak atau biasa,diberikan dalam porsikecil dan sering. Diet ini tinggi
energy,protein.vitamin dan mineral. Apabila kemampuanmakan melalui mulut terbatas dan masih terjadi
penurunan berat badan,maka dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau
makanan utama.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan.
AIDS (The Acquired BBMImmuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir penyakitinfeksi yang

disebabkan oleh HIV (Human Deficiency Virus) yang dapat menimbulkaninfeksi pada sistem organ tubuh

termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistemkekebalan tubuh.

B.Saran.

Anda harus peduli terhadap ancaman penyakit HIV+AIDS dengan mulai mejalankangaya hidup sehat karena

penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkankematian.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/adityaagustinus/diet-penyakit-hiv-aidshttp://

ugiuntukgiziindonesia.blogspot.co.id/2012/diet-penyakit-hivaids.html.

You might also like