You are on page 1of 9

MAKALAH

BIOLOGI PERIKANAN

IKAN LELE

DISUSUN OLEH :

SUGIHASTIRA

NUR ANDINI

FADILLAH ALPIANI

SRI RAHAYU

ZALSI EKA YANTI

NURUL HIKMAH

PUTRI AYU NENGSI

ANNISA ASLIYATUL JANNAH

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Diet Bagi Penderita Maag” dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Makassar, 10 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Ikan lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang,
yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya . Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies.

Macam-macam varietas ikan lele yang dapat di budidaya di indonesia

1. Dumbo

Lele Dumbo atau Clarias Gariepenus, berasal dari Taiwan kemudian didatangkan ke


Indonesia pada tahun 1985-1986.
Lele Dumbo adalah hasil persilangan antara lele lokal Afrika (Clarias Mosambicus) dengan
lele lokal Taiwan (Clarias Fuscus).
Ukuran lele dumbo jauh lebih besar mencapai 2 kali lipat dari lele lokal. Ukuran lele dumbo
lebih pendek dan tumpul, sedangkan sungutnya relatif lebih panjang dibandingkan lele lokal.
Lele dumbo juga punya warna hitam kehijauan dan saat dia terkejut atau stres, kulitnya akan
berubah menjadi bercak hitam atau putih.
Lele dumbo punya patil tetapi tidak terlalu beracun. Banyak peternak lele lebih memilih lele
dumbo dikarenakan tumbuhnya lebih cepat dan besar dengan jumlah telur yang banyak,
lebih tahan penyakit, mudah beradaptasi dan lebih mudah pembudidayaannya dibandingkan
dengan lele lokal.
Meskipun begitu, benih yang dihasilkan lele dumbo ukurannya tidak sama, akibatnya
pertumbuhannya juga berbeda–beda, sehingga membuat waktu panen mundur dan
kebutuhan pakan lebih banyak.
Lele dumbo juga cocok untuk dipelihara dikolam tanah karena tidak punya kebiasaan
membuat lubang.
Tapi dari segi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek sehingga orang lebih menyukai
daging ikan lele lokal yang dirasa lebih enak.
2. Ikan lele lokal

Ikan lele lokal atau lele kampung memiliki nama latin Clarias Batrachus, adalah jenis lele
yang dikenal luas oleh masyarakat.
Sebelum ada lele dumbo, para peternak biasanya membudidayakan ikan lele ini yang
disebut juga ikan jawa.
Tetapi sekarang ini sangat jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal yang
dipandang kurang menguntungkan karena pertumbuhannya yang terbilang sangat lambat.
Ada tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih
dan lele merah.
Lele hitam adalah yang paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi, sedangkan lele putih
dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias.
Lele lokal juga punya patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele mudanya. Apabila
menyengat, racunnya bisa membunuh mangsa dan bagi manusia bisa membuat bengkak
dan demam.
Lele ini juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai walking catfish, karena memang mampu
‘berjalan’ didaratan, terutama untuk berpindah mencari tempat yang lebih banyak airnya.
Lele ini menyukai perairan yang tenang dan berlumpur, seperti dirawa, kolam, saluran-
saluran air atau disekitar anak-anak sungai.
3. Phyton

Ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak lele di Kabupaten Pandeglang, Banten pada
tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari persilangan induk betina lele eks Thailand
F2 dengan induk jantan lele lokal atau lele dumbo F6.
Ikan lele phyton tahan cuaca dingin dan tingkat kelangsungan hidupnya lebih dari 90%.
Pada awalnya proyek ikan lele phyton dilakukan untuk menjawab keluhan para peternak lele
di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang yang sering mengalami kerugian karena
benih lele dumbo tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumundu yang beriklim dingin,
dimana malam harinya suhu berkisar 170 C.
Selama lebih dari 2 tahun percobaan akhirnya ditemukanlah lele phyton. Kualitas lele phyton
ini juga diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.
Ciri lainnya adalah punuk dibelakang kepala, ekor bulat dan sungut yang lebih panjang
dibanding lele dumbo.
Selain tahan dingin, pertumbuhannya juga cepat dan seragam serta tahan penyakit. Lele
phyton punya gerakan lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih juga tidak
lembek, lebih mendekati rasa daging lele lokal.
Bisa dikatakan lele phyton punya semua keunggulan yang dimiliki lele dumbo dan lele
sangkuriang, tetapi kelemahannya adalah bobotnya yang lebih ringan dikarenakan bentuk
tubuhnya yang ramping dan memanjang.
4. Sangkuriang
Ikan lele sangkuriang adalah hasil persilangan dari lele dumbo jantan F6 dengan induknya
sendiri lele betina dumbo F2.
Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur yang
tinggi hingga 40–60 ribu butir per sekali pemijahan.
Lele Sangkuriang juga lebih tahan penyakit, dapat dipelihara dalam kondisi air yang minim dan
kualitas daging yang lebih baik.
Secara fisik, lele sangkuriang hampir sama dengan lele Dumbo, tetapi mulutnya lebih lonjong,
matanya lebih kecil, bentuk badannya lebih bulat, dan warnanya abu-abu.
Selain jumlah telurnya yang banyak, daya tetas telurnya pun tinggi, dan ukuran benih yang
dihasilkan cukup merata. Ukuran tubuhnya lebih besar dibanding lele dumbo dan lele phyton.
Tetapi kelemahannya, tidak bisa membenihkan dari indukannya karena kualitasnya bisa
menurun.
Jadi pembenihan harus dilakukan dengan persilangan balik. Jenis ini bisa dibudidayakan optimal
pada udara sejuk tapi benihnya kurang bisa bertahan di daerah panas.
Untuk menyiasatinya, usahakan kolam tidak terlalu panas atau diberi pelindung, baik atap atau
tanaman air sekitar 50% dari permukaan kolam.

5. Masamo

Lele masamo merupakan hasil pengumpulan sifat dari berbagai plasma nutfah lele antara lain
lele dumbo dan Clarias Macrocephalus atau Bighead Catfish. 
Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan ikan lele masamo yang memiliki sejumlah
keunggulan yaitu: bertubuh besar, rakus makan tapi tetap efisien, tingkat keseragaman tinggi,
tidak mudah stres, tahan penyakit, sifat kanibal rendah dan produktivitas telur yang tinggi.
Kepala ikan ini lebih lonjong agak runcing, sirip atau patilnya lebih tajam, badan lebih panjang
dan warnanya kehitaman.
Tetapi saat stres, muncul warna keputihan atau keabu-abuan. Lele masamo juga punya bintik
seperti tahi lalat di sekujur tubuhnya dan ada tonjolan di tengkuk kepala.
Pada induk, tonjolan di tengkuk kepala lebih terlihat jelas. Mengingat ciri lele masamo sangat
berbeda dengan jenis lele lain, sehingga jenis ini tidak mungkin dipalsukan.
Tetapi saat masih benih, sulit membedakannya dengan benih lele jenis lainnya, tetapi biasanya
benih lele masamo lebih agresif dan nafsu makannya lebih kuat, sehingga jika manajemen
pakan kurang bisa mengakibatkan kanibalisme.
6. Mutiara
Ikan lele mutiara adalah hasil dari persilangan ikan lele dumbo, lele mesir, lele phyton dan lele
sangkuriang.
Percobaan ini sudah dilakukan sejak tahun 2010 diBalai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI)
Subang, Jawa Barat dan diresmikan pada 27 Oktober 2014.
Ikan lele mutiara punya banyak keunggulan seperti laju pertumbuhannya yang tinggi sekitar 40%
sehingga waktu pemeliharaannya pun lebih singkat.
Bibit yang berukuran 5-7 cm dapat dipanen dalam waktu 2 bulan bahkan kurang, dengan ukuran
panen 6-9 ekor per kg dan keseragaman ukurannya yang mencapai 80%.
Keunggulan lainnya adalah irit dalam penggunaan pakan dan lebih tahan terhadap serangan
penyakit, ini dibuktikan dengan merendamnya didalam bakteri aeromonas sp selama 60 jam dan
hanya 30% ikan saja yang mati.

7. Limbat

lele-limbat
Ikan lele Limbat memiliki nama latin Clarias Nieuhofii ikan lele liar yang penyebarannya luas
di Asia Tenggara.
Berhabitat di rawa dan sungai kecil, biasanya jarang dibudidaya tapi sering juga di konsumsi
dengan dilakukan penangkapan secara tradisional di alam.
Ciri fisiknya, punya tubuh yang panjang dan berwarna kekuningan atau abu-abu. Bagian tubuh
atasnya gelap kehitaman dan keputihan di sebelah bawah kepala dan tubuhnya.
Terdapat deret vertikal bintik-bintik keputihan atau kekuningan di bagian punggung.
Ikan lele limbat juga punya banyak jenis diantaranya adalah limbat hitam dan limbat sentarum.
Ikan limbat biasa dikonsumsi dengan cara di asap dan di sebut ikan salai atau ikan asap limbat
dengan rasa yang gurih dan nikmat.

8. Broadhead
ikan-lele-
broadhead
Ikan lele Broadhead atau Clarias Macrocephalus adalah lele asli Asia Tenggara dan sering di
konsumsi di Thailand.
Di Thailand ikan lele ini dan walking catfish atau Clarias batrachus sering dijadikan makanan
yang dikenal sebagai Pla Duk, sejenis makanan murah yang ditawarkan dipinggir jalan dengan
cara dipanggang atau digoreng.
Lele Broadhead punya sirip punggung yang besar dan tubuh yang pendek dan agak bulat
hampir mirip dengan lele lokal atau lele kampung di Indonesia.
Lele Broadhead berwarna hitam dan punya bintik-bintik putih di sisi tubuhnya. Sebagai jenis ikan
iklim tropis, maka banyak ditemukan di China, Filipina, Guam, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Ikan ini lebih suka tinggal di rawa-rawa, kanal, sawah, genangan dan sungai. Ikan ini juga hampir
punah karena sering dikawinsilangkan, sehingga jenis aslinya sulit ditemukan.
Sebagai jenis ikan yang bersifat karnivora, lele broadfish memakan serangga air, udang muda
dan ikan kecil. 
Tetapi, ikan itu bisa juga makan bekatul, tepung ikan dan pelet. Ikan ini dibudidayakan dalam
skala kecil saja, dikarenakan pertumbuhannya yang lambat.
Tapi di Thailand ikan ini lebih di sukai dari segi rasa dan gizinya yang lebih baik di banding
dengan walking catfish atau lele jawa (Clarias Batrachus).
9. Lele gua emas

lele gua emas


Lele ini merupakan lele yang cukup langka dan cenderung bisa jadi akan punah karena
populasinya yang tahun demi tahun selalu berkurang.
Kenapa disebut dengan lele gua? Karena lele ini benar sering ditemukan di Gua, Gua ini dikenal
sebagai gua Aigamas wilayah Otjozondjupa, Namibia. Panjang standar hingga 16,1 cm
(Mereka mungkin tertutup kulit dan bisa dipastikan mereka buta.
Banyak orang bilang bahwa populasi mereka hanya sekitar 200 – 400 ekor, banyak ilmuan
masih tidak mengerti bagaimana cara membantu pengembangbiakan mereka.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DAUR HIDUP IKAN LELE

You might also like