Professional Documents
Culture Documents
Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama
dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk suatu
kesatuan yang dikenal dengan PPOK adalah: Bronkhitis kronis, Emfisema
paru-paru dan asthma bronchialen (Smeltzer, 2011).
PPOK merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia saat ini, tidak hanya bagi
negara maju namun juga bagi negara berkembang seperti Indonesia. Hal
tersebut disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin
tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga
berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok
khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam
ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja. (Departemen
Kesehatan [Depkes], 2008). Sehingga PPOK tidak hanya menimbulkan
masalah dibidang pelayanan kesehatan, namun juga dapat memiliki dampak
yang cukup besar di bidang perekonomian.
1
2
Menurut data RSUD Dr. H. Moch. Ansari saleh Banjarmasin tahun 2013
kunjungan pasien PPOK ke poliklinik paru berjumlah 255 pasien, tahun
2014 berjumlah 533 pasien, kemudian pada tahun 2015 jumlah kunjungan
pasien PPOK meningkat tajam menjadi 1355 pasien, dan pada tahun 2016
kembali meningkat menjadi 1599 pasien. Peningkatan ini kemungkinan
dipengaruhi oleh banyak faktor yang menjadi pendukung pasien menderita
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Faktor paparan lingkungan dan faktor host merupakan faktor resiko utama
berkembangnya penyakit ini, faktor yang berhubungan dengan paparan
lingkungan misalnya merokok, pekerjaan, polusi udara dan infeksi.
Sedangkan faktor yang berasal dari host/pasien yaitu usia, jenis kelamin,
adanya gangguan fungsi paru yang sudah terjadi, dan predisposisi genetik
(Ikawati, 2016).
Adapun tanda dan gejala yang sering dialami oleh penderita PPOK yaitu
batuk berdahak, mengi, sesak napas pada aktivitas yang mengeluarkan
tenaga terlalu berat. Untuk dapat menghindari kekambuhan PPOK, maka
pemahaman tentang penyakit dan cara mencegah kekambuhan PPOK
menjadi dasar yang sangat penting bagi seseorang khususnya penderita
PPOK. Kekambuhan dapat terukur dengan meliputi skala sesak berdasarkan
skala MMRC (Modified Medical Research Counci). Untuk mengeluarkan
dahak dan memperlancar jalan pernapasan pada penderita PPOK dapat
dilakukan dengan cara batuk efektif.
Batuk efektif yang baik dan benar akan dapat mempercepat pengeluaran
dahak pada pasien dengan gangguan saluran pernapasan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) (Nugroho, 2011). Batuk efektif penting untuk
menghilangkan gangguan pernapasan dan menjaga paru-paru agar tetap
bersih. Batuk efektif dapat diberikan pada pasien dengan cara memberikan
posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat lancar.