Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
PANCASILA
PROSES PERUMUSAN PANCASILA
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Rahmawati Putri : 2214050065
2. Zahwa Islami Dofta : 2214050040
Dengan menyebut nama Allah swt., yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Puji syukur ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul proses perumusan Pancasila makalah ini disusun sebagai pengantar untuk
mempelajari dasar-dasar hukum Islam , sehingga dengan demikian mahasiswa
mempunyai landasan pengetahuan yang memadai sebelum mereka mempelajari
proses perumusan Pancasila lanjutan baik yang normatif maupun yang positif.
makalah ini telah kami susun dengan sebaik baik nya,
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.makalah ini diharap dapat
dimanfaatkan oleh para mahasiswa, serta para kolega pengampu mata kuliah
Pancasila Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi pengolahan bahasa maupun subtansinya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan Pancasila sebagai dasar negara tidak luput dari sejarah
perumusannya. Pancasila menjadi ideologi negara untuk dijadikan pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia.
Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945 merupakan salah satu sejarah
penting yang patut diingat oleh masyarakat Indonesia. Pancasila sendiri terdiri
dari dua kata yang diambil dari Bahasa Sanskerta, "Panca" yang berarti lima
dan "Sila" yang berarti prinsip atau asas.
Latar belakang terbentuknya Pancasila bermula dari diskusi panjang
yang dilakukan BPUPKI untuk merumuskan dasar negara. Diskusi yang
dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945 itu dihadiri oleh Muhammad Yamin,
Prof. Dr Soepomo, dan Ir. Soekarno.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk rumusan Pancasila?
2. Bagaimana kronologis perumusan Pancasila dasi sidang BPUPKI
sampai dengan sidang PPKI?
3. Bagaimana keadaan Indonesia pada masa pendudukan bala tentara
Jepang?
4. Bagaimana proses pembentukan BPUPKI?
5. Bagaimana proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara?
6. Bagaimana proses pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui bentuk dari rumusan Pancasila.
2. Untuk mengetahui kronologis perumusan Pancasila dari sidang
BPUPKI sampai dengan sidang PPKI.
3. Untuk mengetahui keadaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
4. Untuk mengetaui proses pembentukan BPUPKI.
1
2
A. Rumusan Pancasila
3
4
1. Permusyawaratan
2. Perwakilan
3. Kebijaksanaan
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Lima sila tersebut diambil secara acak dari pidato Soepomo selama
Orde Baru, untuk menunjukkan (seolah-olah), Soepomo juga
mengusulkan Pancasila.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
D. Pembentukan BPUPKI
kedudukan semakin terancam oleh sekutu. Tujuan lain karena Jepang ingin
memikat hati rakyat Indonesia untuk mempertahankan kekuasaan. Mengutip
dari kemdikbud.go.id, upacara peresmian BPUPKI dilakukan pada 28 mei
1945, di gedung gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (Sekarang gedung
Departemen Luar Negeri), Jakarta. Sidang BPUPKI berlangsung selama dua
kali. Dalam sidang tersebut, membahas tentang rumusan dasar negara,
pembentukan PPKI, sampai membahas mengenai rancangan UUD.
dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Hal
ini direalisasikan oleh Kaiso pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 62
orang. Diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat, anggota BPUPKI terdiri dari
dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso, tokoh-
tokoh bangsa Indonesia dan tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang.
Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun rencana
mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Maklumat yang sama
memaparkan tugas BPUPKI: mempelajari semua hal penting terkait politik,
ekonomi, tata usaha pemerintahan, kehakiman, pembelaan negara, lalu lintas,
dan bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara
Indonesia (Asia Raya, 29 April 1945).
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali
sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara. Pada sidang tidak
resmi, BPUPKI membahas perancangan Undang-Undang Dasar 1945 yang
dipimpin Soekarno dan dihadiri oleh hanya 38 orang. Peran BPUPKI untuk
Indonesia George S. Kanahele dalam The Japanese Ocupation of Indonesia
(1967:184) mengungkapkan, pada 1 Maret 1945 Kumaikichi Harada, Jenderal
Dai Nippon yang membawahi wilayah Jawa, mengumumkan akan dibentuk
suatu badan baru dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai. Dokuritsu Junbi
Cosakai inilah yang disebut sebagai BPUPKI. Meski sudah ada sejak 1 Maret
1945, BPUPKI baru diresmikan tanggal 29 April 1945. Pada 29 Mei 1945,
sidang pertama BPUPKI pertama kali diadakan dan dibuka oleh Dr. Radjiman
Wediodiningrat sebagai ketuanya. Sidang pertama ini berlanjut hingga 1 Juni
1945.
Di sidang pertama ini, ada tiga pembicara yang mengemukakan pendapat
terkait perumusan dasar negara, atau yang nantinya dikenal sebagai Pancasila.
Pembicara pertama adalah Mohammad Yamin. Dalam sidang BPUPKI
tanggal 29 Mei 1945, Yamin menerangkan tentang “Azas dan Dasar Negara
Indonesia Merdeka”. Yang menjadi pembicara kedua adalah R. Soepomo. Ia
memaparkan “Dasar-dasarnya Negara Indonesia Merdeka” dalam sidang
BPUPKI tanggal 31 Mei 1945.
10
pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai.
Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI
dibuka.
keputusan:
1) Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
2) Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah
darurat.
5. Fungsi pokok pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai dasar Negara, pancasila berkedudukan sebagai norma
dasar atau norma fundamental (fundamental norm) Negara dengan
demikian Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam Negara
ideologi Indonesia. Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum
tertulis dan tidak tertulis ( konvensi ).
Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupaka n
kaidah Negara yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh
karena itu Pancasila juga sebagai landasan ideal penyususnan arturan –
aturan di Indonesia. Oleh karena itu semua peraturan perundangan baik
12
yang dipusat maupun daerah tidak menyimpang dari nilai Pancasila atau
harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/pancasila-and-citizenship-pancasila-dan-
kewarganegaraan/sejarah-perumusan-pancasila/18061504
https://bobo.grid.id/read/083397267/urutan-kronologis-perumusan-dan-
pengesahan-pancasila-sebagai-dasar-negara?page=all
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84750
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61bc2dff0ebde/sejarah-susunan-organisasi-
dan-hasil-sidang-bpupki
https://tirto.id/urutan-proses-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-dari-
bpupki-gaCX
https://mahasiswa.ung.ac.id/613413023/home/2014/3/26/proses-perumusan-dan-
pengesahan-pancasila-sebagai-dasar-negara.html
13