Professional Documents
Culture Documents
REFERAT Tetanus (Anjani Berliana Alitu 11120212031)
REFERAT Tetanus (Anjani Berliana Alitu 11120212031)
TETANUS
OLEH :
Anjani Berliana Alitu
11120212031
PEMBIMBING :
bahwa :
Judul : Tetanus
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
2.1 Definisi............................................................................................6
2.2 Epidemiologi...................................................................................6
2.5 Diagnosis......................................................................................12
2.7 Tatalaksana..................................................................................14
2.8 Komplikasi.....................................................................................21
2.9 Prognosis......................................................................................22
Kesimpulan.............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang.(1)
pada luka, lecet yang ringan, dan pada tetanus neonatorum di tali
menyebabkan penyakit.(2)
usia; namun, prevalensi tertinggi terlihat pada bayi baru lahir dan
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
rahang dan leher. Penyakit ini paling sering terjadi pada mereka
yang tidak divaksinasi atau pada orang tua dengan kekebalan yang
tetani.(3)
2.2 Epidemiologi
7
Serikat 2001-2008 adalah 0,01 per 100.000 penduduk per WHO.
Kelompok usia pada risiko tertinggi adalah anak-anak dan orang tua
dunia. (4)
seperti Amerika Serikat, kasus tetanus terjadi pada orang yang tidak
8
juga berisiko karena jarum atau obat yang terkontaminasi. Tetanus
dan di antara laki-laki. Hal ini juga lebih sering terlihat pada neonatus
imunisasi.(3)
darah merah.(5)
9
aksonal retrograde, berjalan ke neuron di sistem saraf pusat, di
otot yang begitu kuat sehingga patah tulang dan robekan otot dapat
tergantung pada jarak dari sistem saraf pusat, dengan gejala yang
lebih parah terkait dengan masa inkubasi yang lebih pendek. Setelah
otot umum yang berhubungan dengan nyeri yang berat, air liur,
buang air kecil dan buang air besar yang tidak terkontrol, dan kejang
10
pertama, dengan perkembangan kejang di seluruh tubuh. Spasme
refleks terjadi pada sebagian besar pasien dan dapat dipicu oleh
cahaya. (3)
dada serta betis yang kaku. Kejang ini dapat terjadi hingga 4
pada bayi baru lahir dari ibu yang tidak diimunisasi atau dari
11
yang terinfeksi, menunjukkan iritabilitas, makan yang buruk,
hari. Tetanus sefalik atau serebral terbatas pada otot dan saraf
mata, prosedur gigi), otitis media, atau dari tempat cedera lain.
12
aspirasi, kelumpuhan otot pernapasan dan laring, dan gagal
(3,6)
2.5 Diagnosis
Tetanus memiliki gambaran klinis dengan ciri khas trias rigiditas otot,
kekakuan otot yang lebih dahulu terjadi pada kelompok otot dengan
jalur neuronal pendek. Oleh karena itu, gejala yang tampak pada
lebih dari 90% kasus saat masuk rumah sakit adalah trismus, kaku
imunisasi. (7)
13
kekakuan otot tulang belakang.
(kematian 32%).
(kematian 60%).
sardonicus
14
2) Sardonic smile
dengan ujung yang lembut dan steril. Hasil tes positif jika terjadi
Kultur C. tetani dari luka sangat sulit (hanya 30% positif), dan
2.7 Tatalaksana(7)
15
1) Membuang Sumber Tetanospasmin.
16
belum berikatan. Setelah evaluasi awal, human tetanus
3) Pengobatan suportif.
17
efek toksin yang telah terikat habis. Semua pasien yang dicurigai
penuntun terapi.
18
klinis, dosis yang direkomendasikan untuk usia <2 tahun adalah
rektal untuk berat badan <10 kg dan 10 mg per rektal untuk anak
dengan berat badan ≥10 kg, atau diazepam intravena untuk anak
diikuti infus tetesan tetap 15-40 mg/ kgBB/hari. Setelah 5-7 hari
gangguan
gangguan
19
dewasa. Morfin bisa memiliki efek sama dan biasanya digunakan
jantung.
20
sirkulasi sering menyebabkan kematian. Tanda overaktivitas
21
100mg/jam, telah dianjurkan pada keadaan bradikardia. Tidak
instabilitas otonom.
prognosis.
22
pertimbangkan. Gerakan pasif harus terus diberikan jika
2.8 Komplikasi(6)
a) Saluran pernapasan.
b) Kardiovaskuler.
rangsangan miokardium.
berbaring dalam satu posisi saja, panas yang tinggi karena infeksi
2.9 Prognosis(4)
23
inkubasi. Secara umum, masa inkubasi yang singkat biasanya
tetanus umum, demam tinggi (lebih dari 104F), tertular tetanus dari
septik. Baik tetanus cephalic dan neonatal memiliki hasil yang buruk.
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pasien tetanus adalah trismus (100%), rigiditas (92.6%), dan spasme otot
25
DAFTAR PUSTAKA
2019;12:1289–93.
2. Yen LM, Thwaites CL. Tetanus. Vol. 393, The Lancet. Lancet
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/
Seto; 2017.
26