You are on page 1of 22

PT.

MRG INDUSTRY

Executive summary
PT MRG Industry akan mendirikan pabrik Precipitated Calcium Carbonate (PCC) yang terletak di
daerah Padang, Sumatra Barat dengan kapasitas produksi …. . Pabrik PCC akan didirikan berdekatan
dengan bahan baku utama yaitu batu kapur yang … .
Proses pembuatan PCC menggunakan metode karbonisasi dengan bahan baku batu kapur, kapur
tohor, air, karbon dioksida, dan magnesium oksida. … .

Project Background
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya
alam di setiap daerahnya. Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya
saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan galian logam
maupun non logam. Salah satu bahan galian non logam terbesar hampir di seluruh Indonesia ialah
batu kapur.

Batu kapur berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang terakumulasi dan mengendap di dasar laut dan
kemudian muncul ke permukaan lalu terkena berbagai macam sumber panas seperti semburan
magma dari gunung Meletus.

Batu kapur di Indonesia salah satunya di Sumatera Barat saat ini hanya terbatas sebagai kapur tohor
yang digunakan untuk perekat dalam adukan semen dan pemutih pada tembok yang membuat batu
kapur masih bernilai ekonomis rendah.

Dalam meningkatkan nilai tambah pada batu kapur untuk meningkatkan ekonomis yang tinggi maka
dengan melakukan pembuatan Precipitated Calcium Carbonat (PCC). PCC merupakan batu kapur
yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga membentuk partikel kecil yang homogen dan sifatnya
mudah diatur. Dengan keistimewaan karakteristik yang dimilikinya tersebut, pemakaian PCC dalam
industri menjadi semakin luas. Saat ini PCC telah digunakan dalam industri cat, karet, plastik, pasta
gigi, aditif pada pembuatan kertas dan sebagainya.

Kebutuhan pasar terhadap PCC mengalami peningkatan, namun PCC yang terbatas mengakibatkan
Indonesia mengimpor PCC (Terdapat data pada Tabel 1.1). Maka dilakukan perancangann pabrik PCC
untuk dapat memenuhi kebutuhan PCC khususnya di Indonesia.
Tabel 1.1
Tahun Impor (Kg) Ekspor (Kg)
2017 81.255.227 6.408.506
2018 93.654.880 7.011.832
2019 89.438.048 10.525.360
2020 87.751.193 12.546.569
2021 92.584.302 8.872.036

Kapasitas Rancangan
Kapasitas produksi tahunan ditentukan dengan melakukan analisis kebutuhan dan survey pasar
terlebih dahulu.BPS menyediakan data ekspor impor untuk produk kalsium karbonat dengan basis
non food dan food. Untuk penentuan kapasitas pabrik PCC digunakan data ekspor dan impor kalsium
karbonat dengan basis non food
Data ekspor impor kalsium karbonat non food yang ada di tabel 1.1 di buat grafik

96,000,000
94,000,000
92,000,000
Impor Kalsium Karbonat (Kg)

f(x) = 1675446.3 x − 3293789349.7


90,000,000 R² = 0.291715458843951
88,000,000
86,000,000
84,000,000
82,000,000
80,000,000
78,000,000
76,000,000
74,000,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun
Gambar 1. Grafik impor kalsium karbonat pada tahun 2017 - 2021

14,000,000

12,000,000
Ekspor kalsium karbonat (Kg)

f(x) = 1046179.7 x − 2103163953.7


10,000,000 R² = 0.428148721604517

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun
Gambar 1. Grafik ekspor kalsium karbonat pada tahun 2017 - 2021

Berdasarkan grafik di atas dapat di perhatikan bahwa kebutuhan ekspor dan impor mengalami pen
ingkatan tiap tahunnya. Namun berdasarkan prediksi pada tahun………

Site Selections
Pemilihan lokasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam suatu pembuatan pabrik industry
dimana lokasi tersebut dapat mendukung dalam pembutan pabrik tersebut .Dalam pemilihan nya
ada bebera factor yang harus di perhatikan :

1. Penyediaan bahan baku


2. Area Pemasaran
3. Sarana Transportasi
4. Utilitas
5. Keadaan lahan
6. Pertimbangan masyarakat
7. Tenaga kerja
8. Dampak lingkungan
9. Iklim
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, pemilahan lokasi pembutan calcium carbonate dari PT.
MRG INDUSTRY dapat di pilih dari beberapa lokasi di indonesia.
Tabel 1. Pilihan lokasi pendirian pabrik PT. MRG INDUSTRY
Variabel Tuban, Jawa Timur Padang, Sumatra Barat Kapuran, Jawa Timur

Penyedian bahan baku batu kapur dekat Penyedian bahan baku batu kapur dan CO 2 Penyedian bahan baku batu kapur dekat
dengan tambang batu kapur dan bahan buku dari PT Semen Padang dengan kapasitas dengan tambang batu kapur dan bahan
Bahan Baku CO2 dari PT Petrokimia Gresik dengan produksi CO2 920.000 ton/tahun buku CO2 dari PT Petrokimia Gresik dengan
kapasitas produksi 172.180 ton/tahun kapasitas produksi 172.180 ton/tahun

Untuk jarak pabrik dengan lokasi pemasaran Untuk jarak pabrik dengan lokasi Untuk jarak pabrik dengan lokasi pemasaran
Pemasaran industri keramik, industri plastic,dan industri pemasaran industri keramik, industri industri keramik, industri plastic,dan industri
Produk kertas sangat jauh plastic,dan industri kertas tidak terlalu kertas sangat jauh
jauh

Untuk kebutuhan air dekat dengan laut dan Untuk kebutuhan air dekat dengan sungai Untuk kebutuhan air dekat dengan laut dan
untuk kebutuhan listrik di suplai dari PLTN dan untuk kebutuhan listrik di suplai dari untuk kebutuhan listrik di suplai dari PLTN
Utilitas
yang ada di Jawa Timur PLTN yang ada di Sumatra barat yang ada di Jawa Timur

Untuk tranportasi pemasaran bisa di lakukan Untuk tranportasi pemasaran bisa di Untuk tranportasi pemasaran bisa di lakukan
Transportas
lewat jalur darat,laut dan udara lakukan lewat jalur darat,laut dan udara lewat jalur darat,laut dan udara
i

Tenaga Tenaga kerja bisa di dapatkan melaui Tenaga kerja bisa di dapatkan melaui Tenaga kerja bisa di dapatkan melaui
kerja penduduk sekitar atau dari fresh graduate penduduk sekitar atau dari fresh graduate penduduk sekitar atau dari fresh graduate

Tersedianya lahan yang luas dan iklim di Tempat untuk membangun pabrik luas dan Tersedianya lahan yang luas dan iklim di
Kondisi sekitar yang tidak terlalu ekstrim jauh dari perkotaan dan terdapat tempat sekitar yang tidak terlalu ekstrim
Geografis wisata
Luas area = 1,71 hectares Luas Area : 6,88 hectares Luas Area : 6,31 hectares

Gambar
Lokasi
Berdasarkan data lokasi yang terdapat pada tabel…… lokasi yang akan di gunakan sebagai
pembangunan PT. MRG INDUSTRY adalah lokasi Padang, Sumatra Barat dengan alasan

1. Lokasi Pabrik
Provinsi Sumatra Barat memiliki tambang batu kapur yang melimpah. Pada kabupaten
padang mempunyai letak yang strategis dalam menyuplai bahan baku serta pemasaran di
daerah sekitar Sumatra barat dan dekat sekali dengan Pelabuhan dan bandara sehingga
pemasaran bisa di lakukan keluar pulau jawa
2. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku yang di gunakan adalah Batu Kapur dan CO 2. Dimana produksi batu kapur di
Sumatra Barat sangat besar dan produksi CO 2 di suplai oleh PT. Semen Padang. Penempatan
lokasi dari PT. MRG INDUSTRIES pun dekat dengan kedua sumber bahan baku
3. Pemasaran Produk
Pemasaran produk di fokuskan kepada industry gula dan industry plastic yang berada di
pulau Sumatra Barat dan untuk trasnportasi pemasaran ke luar pulau Sumatra sangat dekat
sehingga ada peluang untuk di pasarkan di luar pulau Sumatra
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja bersumber dari masyarakat daerah Padang atau sekitar pabrik sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran, dan juga memperluas lapangan pekerjaan. Untuk tenaga
kerja professional dapat menyerap lulusan perguruan tinggi di Pulau Jawa.
5. Penyedia Utilitas
Penyedian utilitas sendiri berupa penyediaan air dan listrik. Di daerah kabupaten padang
terletak dengan sungai dan laut sehingga kebutuhan air bisa di suplai oleh laut dan sungai.
Untuk kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN di sekitar wilayah padang
6. Lahan
Lahan yang di gunakan merupakan lahan kosong yang sangat luas sehingga pengembangan
pabrik kedepannya bisa di lakukan

Raw Materials

a. Batu Kapur (CaCO3)


Bahan baku utama dalam pembuatan precipitated calcium carbonat (PCC) adalah batu
kapur. Batu kapur ialah jenis bantuan sedimen yang mengundang senyawa karbonat. Pada
umumnya batu kapur yang banyak terdapat adalah batu kapur yang mengandung kalsit.
Batu kapur memiliki warna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga hitam. Pembentukan
warna ini tergantung dari campuran yang ada dalam batu kapur tersebut, misalnya :
lampung, kwarts, oksida besi, mangan dan unsur organik. Batu kapur terbentuk dari sia-sia
kerang di laut maupun dari proses presipitasi kimia. Berat jenis batu kapur berkisar 2,6 – 2,8
gr/cm3, dalam keadaan murni dengan bentuk kristal klasit (CaCO3), sedangkan berat
volumenya berkisar 1,7-2,6 gr/cm3. Jenis bantuan karbonat dapat dibagi menjadi 2 bagian
utama yaitu batu kapur (limestone) dan dolomit (dolostone). Komposisi batu kapur pada
dapat dilihat pada tabel 1. (Boggs, 1987)
Tabel 1. Komposisi Batu Kapur

Komposisi Penyusun % Berat

Ca 92,1
Fe 2,38

Mg 0,9

Si 3,0

In 1,4

Ti 0,14

Mn 0,03

Lu 0,14

Tabel 1. Sifat fisis kalsium karbonat

Spesifikasi Nilai

Rumus molekul CaCO3

Berat molekul 100,09 g/mol

Wujud Padat

Ukuran 150 mm

Densitas (25°C) 2,71g/ml

Boiling point -

Melting point 825°C

Kapasitas panas 0,21 kkal/kg°C

Solubility, cold water 0,0014 kg/100 kg H2O (H2O=25°C)

Solubility, hot water 0,002 kg/100 kg H2O (H2O=100°C)

Kemurnian 98,14%

(sumber : https://modi.esdm.go.id/portal/detailPerusahaan/6831 )

Sifat-sifat kimia kalsium karbonat :


 Kalsium karbonat dalam suhu tinggi terdekomposisi menjadi CaO dan melepaskan
CO2
 Kalsium karbonat yang terdekomposisi (CaO) bereaksi dengan air membentuk
Ca(OH)2.
 Kalsium karbonat dapat terbentuk kembali dari reaksi Ca(OH)2 dengan CO2 yang
ditandai dengan mengeringnya Ca(OH)2.
 Kalsium karbonat dapat bereaksi dengan asam klorida membentuk kalsium klorida.

(sumber : Kirk and Orthmer, 1991)

b. Karbon Dioksida (CO2)


Karbon dioksida adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atm oksigen yang terikat
secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperature
dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi
tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting
karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida juga dihasilkan
dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan
dari gunung berapi dan proses geothermal lainnya seperti pada mata air panas.

Sifat fisik karbon dioksida :


1. Tidak berwarna.
2. Pada keadaan konsentrasi rendah, gas tidak berbau, namun pada konsentrasi yang cuku[
tinggi akan memiliki bau asam yang tajam.
3. Pada suhu dan tekanan standar, massa jenis CO2 sekitar 1,98 kg/m3, atau sekitar 1,6 kali
lipat lebih berat dari udara.
4. Rata-rata memiliki konsentrasi di atmosfer bumi sejumlah 387 ppm berlandaskan
volume, dan bervariasi tergantung pada lokasi dan waktunya.
5. Senyawa ini tidak berwujud cair pada tekanan di bawah 5,1 atm (520 kPa) namun pada
tekanan 1 atmosfer (tekanan permukaan laut mendekati rata-rata), menjadi padat pada
temperatur di bawah -78,5oC, dan padatan tersebut akan menyublim menjadi gas pada
suhu diatas -78,5oC.
6. Dalam wujud padat, senyawa ini biasa kita kenal dengan sebutan es kering. Bentuk lain
dari senyawa ini dapat diamati pada tekanan tinggi seperti kaca amorf. Bentuk kaca ini
disebut karbonia. Karbonia yang dihasilkan oleh pendinginan super CO2 yang dipanaskan
pada tekanan ekstrim (40-48 GPa atau sekitar 400.000 atmosfer) di landasan berlian.
7. Titik kritisnya adalah 7,38 MPa pada suhu 31,1oC, Ketika suhu dan tekanan diatas titik
kritis, karbon dioksida akan bersifat sebagai fluida superkritis dikenal sebagai karbon
dioksida superkritis. Dalam keadaan ini mulai (pada 2018) akan digunakan untuk
pembangkit listrik.
8. Kepadatan berbagai bentuk karbon bergantung pada asal unsur-unsur ini. Kita akan
menemukan beberapa bentuk karbon yang murni dan beberapa bentuk yang tidak
murni seperti batubara yang merupakan campuran dari karbon dan hidrogen.
9. Karbon adalah elemen unik. Itu terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa contoh bentuk
karbon murni adalah batubara dan jelaga.
10. Salah satu senyawa karbon yang paling penting adalah arang, yang terbentuk ketika
karbon dipanaskan tanpa adanya udara.
11. Karbon dioksida termasuk dalam senyawa berbentuk alotropik. Alotrop adalah bentuk
suatu unsur dengan sifat fisik dan kimia yang bervariasi.
12. Tidak mudah terbakar.
(sumber: https://lindungihutan.com/blog/karbon-dioksida/Copyright LindungiHutan.com)

Sifat kimia karbon dioksida :


1. Bersifat asam (oksida asam), mengubah lakmus biru menjadi merah.
2. Senyawa karbon umumnya menunjukkan 4 reaksi, yaitu: 1) reaksi pembakaran, 2) reaksi
oksidasi, 3) reaksi penambahan, dan 4) reaksi substitusi.
3. Seperti kita ketahui bersama bahwa karbon dalam segala bentuk membutuhkan oksigen,
panas, dan cahaya serta membentuk karbon dioksida. Ketika dibakar di udara untuk
menghasilkan karbon dioksida disebut combustion (pembakaran).
4. Molekul karbon dioksida linier dan sentrosimetrik pada kesetimbangan. Panjang ikatan
karbon-oksigen adalah 116,3 pm, terlihat lebih pendek dari panjang ikatan ikatan
tunggal C-O dan bahkan lebih pendek dari kebanyakan gugus fungsi ikatan rangkap C-O
lainnya. Karena bersifat sentrosimetris, molekul tersebut tidak memiliki dipol listrik.
5. Sebagai molekul triatomik linier, CO2 mempunyai 4 mode getaran. Namun, mode
peregangan simetris tidak membuat dipol sehingga tidak teramati pada spektrum IR.
(sumber: https://lindungihutan.com/blog/karbon-dioksida/Copyright LindungiHutan.com)

c. Kalsium Hidroksida/Kapur Tohor (CaO)


Kalsium oksida (CaO) merupakan hasil olahan dari batu kapur (limestone) yang telah di
kalsinasi dan biasa disebut sebagai kapur tohor. Berikut merupakan sifat fisik dan kimia
kapur tohor menurut MSDS yang dapat dilihat pada Tabel ..
Tabel Data MSDS kalsium hidroksida (kapur tohor)

Variabel Nilai

Rumus kimia CaO

Berat molekul 56,08 g/mol

Fasa Padat (bubuk)

Bau Tidak berbau

pH 12,5°C

Titik lebur 2572°C

Titik didih 2850°C

Kelarutan Bereaksi dengan air

Warna Putih

Entalphy (delta H) -635 kJ/mol

Entrophy (delta S) 40 J/mol.K

(sumber : )

d. Magnesium Oksida (MgO)


Magnesium Oksida merupakan salah satu senyawa yang terdapat pada batu kapur dengan
jumlah yang sedikit. Jika kandungan Magnesium pada batuan karbonat tinggi maka batuan
yang terbentuk adalah dolomit. Berikut merupakan sifat fisik dan kimia dari magnesium
oksida menurut MSDS yang dapat dilihat pada Tabel ..

Tabel .. Data MSDS Magnesium Oksida


Variabel Nilai
Rumus kimia MgO
Berat molekul 40,30 g/mol
Fasa Padat (bubuk)
Bau Tidak berbau
pH 10,5 (50 g/L, T = 20 °C)
Titik lebur 2803°C
Titik didih 3600°C
Kelarutan Tidak larut dalam air
Warna Putih
Entalphy (delta H) -601,8 kJ/mol
Entrophy (delta S) 26,9 J/mol.K
(sumber : )

Spesifikasi Produk

spesifikasi produk yang ada di pasaran :

Spesifikasi Nilai
Kemurnian 98%
Aplikasi Pelapisan, plester, karet
Residu 325 mesh ≤0,3%
Volume sedimentasi 2,6-3,2
Whiteness 93%
Ukuran partikel ≤0,3µ
Loss of drying ≤0,5%
Kemasan 25kg, 500kg, 600 kg
(sumber : Alibaba.com)

Spesifikasi Nilai
Kemurnian 94,5%
Aplikasi Katalis, light filtering
Burn down 45%
Residu -
Berat jenis 2,7 g/cm3
Whiteness 96,1 Degree
Ukuran partikel 1,8µ
CaCO3 ≥98%
MgO 0,18%
Kemasan 25 kgs/bag, 1000 kgs/bag
(sumber : Alibaba.com)

Spesifikasi Nilai
Kemurnian 98%
Gate standard Agriculture, food, industrial
pH 8-9
Oil absorption 25g/100g
Whiteness 98%
Ukuran partikel 15-40nm
MgO 0,2%
Kemasan 25 kgs/bag, 1000 kgs/bag
(sumber : Alibaba.com)

Spesifikasi Nilai
Kemurnian 99%
Gate standard Agriculture, medicine, industrial
Aplikasi Be the filler of any products
pH 8-10
Whiteness 99%
1-1,5 um 15-40nm
Kemasan 25 kgs/bag, 1000 kgs/bag
(sumber : Alibaba.com)

Dari 4 tabel spesifikasi produk di atas PT. MRG INDUSTRY mengambil spesifikasi produk dengan
kemurnian 98%

Production Method

Precipitated Calsium Carbonate (PCC) terbuat dari batu kapur (CaCO3), karbon dioksida (CO2),
kalsium hidroksida/kapur tohor (CaO), air (H2O), dan magnesium oksida (MgO). PCC adalah produk
turunan dari kapur yang telah mengalami proses rekarbonisasi dengan rumus kimia CaCO 3. PCC ini
biasanya di gunakan dalam berbagai industry industry gula, industry keramik, industry gelas, dll.
Terdapat beberapa macam Metode pada Proses Pembuatan PCC (Menjadi pertimbangan dalam
memilih proses):

1. Metode karbonisasi : dengan mengalirkan uap CO2 pada kalsium oksida yang dihasilkan dari
pemanasan batu kapur. Metode yang paling populer digunakan di industri karena metode ini
dapat menghasilkan PCC secara cepat dan efisien. Menggunakan kalsinasi dan bahan baku
yang murah.
2. Metode soda kaustik : dengan penambahan Na2CO3 pada kalsium hidroksida. Menggunakan
kalsinasi. Kualitas PCC yang dihasilkan dari proses ini kurang baik karena distribusi ukuran
partikel PCC sangat beragam serta kandungan residu Ca(OH)2 yang berlebih.
3. Metode solvy : menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan seperti debu dan asap
pabrik, limbah padat yang menyebabkan endapan lumpur dan panas yang dihasiilakn dari
proses solvy yang eksoterm

Di bawah ini merupakan blok diagram dari 3 metode di atas


Gambar 1. Diagram blok metode karbonasi

Gambar 1. Diagram blok metode lime soda

Gambar 1. Diagram blok mtode solvy


Dari ketiga tahap di atas di buat perbandingan tiap proses nya dalam bentuk tabel. Dapat di lihat
perbandingan tiap proses dari tabel di bawah ini

Parameter Solvy Proses Kaustik Soda Karbonasi

Bahan Baku Batu Kapur Batu Kapur Batu Kapur

Suhu Kalsinasi Di bawah 900oC Di bawah 900oC Di bawah 900oC

Suhu Karbonasi 65oC 65oC 25oC

Sumber Ion Karbonat CaCl2 Na2CO3 CO2

Sederhana (Pada Sederhana (Pada Kompleks (Di atas


Kontrol dan Peralatan
tekanan atmosferik ) tekanan atmosferik ) tekanan atmosferik )

Konversi PCC 80 % < 90 % > 90 %

Dari uraian diatas, maka dipilih pembuatan kalsium karbonat dari bahan baku batu kapur dengan
dengan metode karbonasi menggunakan CO 2, dengan beberapa pertimbangan :

1. Bahan baku batu kapur yang berlimpah di daerah Jawa Timur,Sumatra Barat,Kalimantan
Barat
2. Yield yang di peroleh di atas 90 %
3. Produk yang di hasilkan memenuhi kebutuhan pasar
4. Metode proses karbonisasi yang dipilih karena metode yang paling populer digunakan di
industri karena metode ini dapat menghasilkan PCC secara cepat dan efisien. Menggunakan
kalsinasi dan bahan baku yang murah.

Secara umum, PCC diproduksi melalui empat tahapan utama yang sederhana. Pertama adalah
pembakaran batu kapur, kemudian mengontakkan hasil pembakaran batu kapur dengan air, setelah
itu hasil kontak dengan air diendapkan dengan kehadiran karbon dioksida dan filtrasi serta
pengeringan.

1. Tahap Kalsinasi
Tahap kalsinasi atau tahap penohoran adalah proses penguraian batu kapur dengan cara
pembakaran pada temperature rendah (600-900 C) untuk menghasilkan batu kapur tohor
(CaO) dimana pada temperature 898 C akan terjadi ikatan antara atom C dan O pada CO3 2-
tidak stabil. Atom C dan dua dari tiga atom O membentuk CO2. Atom O yang satunya lagi
akan berkaitan lagi dengan atom Ca membentuk ikatan ionik dan memiliki tingkat energi
yang tinggi. Pada proses pembentukan tersebut akan terjadi :
- penguapan air
- penguapan dan pembakaran zat orgaanik
- pernguraian batu kapur

Reaksi yang terjadi pada proses penguraian ini adalah reaksi disosiasi dan berjalan secara
bolak-balik (reversible) sebagai berikut :

CaCO3 + panas <-> CaO + CO2


CaCO3.MgCO3 + panas <-> CaO.MgO + 2CO2

Dolomite limestone Dolomite quicklime

MgCO3 + panas <-> MgO + CO2

Dolomite stone

Kalsit : CaCO3 + panas <-> CaO + CO2

Tekanan disosiasi dari CO2 berbanding lurus dengan temperatur, misalnya sebagai berikut :
Tabel Hubungan Temperatur dan Tekanan Disosiasi CO2

Temperatu 550 600 700 800 894,4 1000 1200


r (oC)

Tekanan 0,41 1,84 22,2 167 760 2942 21797


(mmHg)

Sumber : krik othmer, lime and limestone

Untuk CaCO3 dalam batu kapur kisaran temperature pengurainya adalah antara 830-905 C
disosiasi CaCO3 ini dipermudah jika CO2 yang terbentuk dihilangkan. Terbebasnya CO2
selama proses kalsinasi menyebabkan terbentuknya CaO yang poros dan reaktif serta
menyebabkan kehilangan batu kapur sebanyak lebih dari 40%. Pada pembakaran kapur yang
diperlukan ada 2 macam yaitu :
- panas untuk menaikkan suhu sampai suhu pengurainya
- panas untuk penguraian (panas disosiasi)

untuk keperluan pemanasan akan lebih besar karena ada yang hilang, misalnya gas panas
yang keluar membawa sejumlah panas. Panas yang hilang ini tergantung dari cara
pembakarannya. Pembakaran pada temperature tidak optimal berakibat proses kalsinasi
tidak sempurna sebab Sebagian dalam bentuk butiran batu kapur tidak mengalami
penguraian, sehingga kapur yang dihasilkan tidak bersifat mengikat.

Bila temperature terlalu tinggi dengan penahanan temperature terlalu lama, menyebabkan
batu kapyr mengalami overburn (terbakar lebih) atau mencapai titik lelehnya sehingga
oksida yang terbentuk memadat dan terjadi volume strinkage (penyusun volume) antara 25-
50% dari volume semula. Keadaan ini menyebabkan batu kapur tidak reaktif, sukar bereaksi
ataupun sukar dipadamkan.

2. Tahap Hidratasi
Tahap hidratasi adalah tahap dimana terjadinya reaksi antara kapur tohor (CaO) dengan air
(H2O) membentuk Ca(OH)2 dengan Ksp(25 C)=5,02x10-6 dengan persamaan reaksi :

CaO + H2O -> Ca(OH)2

Reaksi hidratasi merupakan reaksi eksotermis dengan kalor reaksi sebesar 15300 kkal/mol
Ca(OH)2. Secara teoritis, setiap 1 kg CaO akan melepaskan panas sebesar 284 kkal. Kelarutan
tertinggi dari Ca(OH)2 terjadi pada temperature 0 C dan terendah pada 100 C.
Kesempurnaan reaksi sangat penting karena diharapkan adanya suatu kondisi dimana
konsentrasi CaO yang tersisa cukup rendah. Ca(OH)2 yang telah sempurna tereaksi
dipersiapkan untuk proses karbonatasi.
Semakin tinggi CaO dalam air makan semakin tinggi nilai pH larutan Ca(OH)2. Mutu dari
kapur hidrat (Ca(OH)2) yang dihasilkan dari suatu proses hidratasi kapur tohor oleh air
sangat dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu :
 Kemurnian CaO, makin murni kapur tohor maka proses hidratasi makin cepat
 Kandungan MgO akan memperlambat laju hidratasi, semakin tinggi kandungan MgO
laju hidratasi makin lambat
 Ukuran partikel yang lebih kecil akan mempercepat laju hidratasi (ukuran partikel lebih
kecil dari 30 mesh)
 Laju hidratasi lebih cepat pada temperature tinggi tetapi kelarutan Ca(OH)2 akan
berkurang
 Jumlah air, secara umum jumlah air yang lebih banyak akan meningkatkan laju hidratasi
 Pengadukan akan mempercepat laju hidratasi
 Mutu air, air yang akan digunakan untuk proses hidratasi dan karbonatasi sedapat
mungkin bebas mineral

3. Tahap Karbonatasi
Tahap karbonatasi adalah suatu tahapan dimana terjadi reaksi yang melibatkan dua macam
fasa yaitu CO2 dan Ca(OH)2 dalam bentuk larutan. Metode pembuatan PCC bergantung dari
gabungan Ca2+ dan CO- yang diikuti tahap pemisahan dan pengeringan. Ada proses Ca(OH)2
yang dikarbonatasi dengan gas CO2. Reaksi : Ca(OH)2 + CO2 -> CaCO3 + H2O. Pada
pembuatan PCC ini digunakan cara karbonatasi karena prosesnya lebih sederhana dan
kemurnian produk yang dihasilkan tinggi.

4. Tahap Pengendapan dan Pengeringan


Pengendapan dimaksudkan untuk memisahkan CaCO3 yang terbentuk dengan air.
Sedangkan pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan air yang masih terkandung
dalam butiran PCC. Pengeringan dilakukan dengan alat pengeringan akan berupa gumpalan
oleh karena itu perlu dihaluskan atau dihancurkan dengan menggunakan alat penggiling.

Kemasan Produk

Untuk kemasan produk dari Calcium Carbonate yang ada di pasaran merupakan karung dengan
berat Calcium Carbonate di setiap karung nya yaitu 25 Kg atau 40 Kg maka dari itu PT.MRG
INDUSTRY akan memasarkan produk calcium carbonate dengan kemasan yang sama
Blok Diagram Alir

30oC
Air Proses Cyclone
CO2

30oC

Fe2O3 CaO Al2O3 H2O


900oC
H2O MgO SiO2
Co2
Gudang 30oC
Rotary Kiln Rotary Intermediate 30oC Hydrotor suhu 30oC
Ball Mill
batu CaCO3 CaCO3 suhu 900OC Fe2O3
900oC Cooler
Fe2O3
Silo
Fe2O3
MgCO3 MgCO3 Al2O3 Al2O3 Al2O3 CaCO3
kapur Fe2O3 SiO2 SiO2 Fe2O3
Fe2O3 SiO2
H2O H2O CaO CaO CaO H2O
Al2O3 Al2O3 MgO MgO MgO Al2O3
SiO2 SiO2 SiO2
CaO
MgO
27oC Rotary Dryer 27oC 30oC Ca(OH)2
Carbonator suhu Mg(OH)2
CaCO3 Vacuum Filter CaCO3 Al2O3 MgO 70O C dan
Fe2O3 Fe2O3 SiO2 Ca(OH)2 tekanan 2 – 3 bar
H2O H2O CaO Mg(OH)2
Al2O3 27oC
SiO2
CaO
MgO CaCO3 Al2O3 MgO
Ca(OH)2 Fe2O3 SiO2 Ca(OH)2
Mg(OH)2 H2O CaO Mg(OH)2 CaCO3
Rotary Dryer Ball Mill Silo Product
o
30 C

WWTP
1. Persiapan Bahan Baku

Bongkahan batu kapur dengan kompisisi kalsium tinggi yang digunakan sebagai bahan baku dengan
ukuran 1,5 - 2 cm dihancurkan dengan ball mill hingga berukuran 100 mesh. Kemudian dari unit
penghancurkan umpan yang sudah diayak menuju unit kalsinasi (rotary kiln) untuk menghasilkan
CaO dan CO2 pada suhu kalsinasi 900 oC. Kiln yang digunakan pada tahap kalsinasi ini adalah jenis
rotary kiln. Rotary kiln merupakan kiln yang paling umum, berbentuk silinder panjang, dimana di
dalamnya limestone dan gas pembakar bertemu secara counter current.

CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)

Kemudian produk hasil kalsinasi didinginkan menggunakan rotary cooler. Selain untuk
mendekomposisi batu kapur menjadi CaO dan CO2, kalsinasi juga berfungsi untuk menghilangkan
bahan organik yang terdapat dalam batu kapur.

2. Proses Reaksi

Dari rotary kiln kemudian kalsium oksida diumpanan menuju hydrator untuk mengubah CaO menjadi
Ca(OH)2 pada temperatur 30 oC dengan reaksi sebagai berikut.

CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2

Dari hydrator, umpan menuju unit karbonasi untuk direaksikan dengan CO2 dan membentuk
padatan CaCO3 dan H2O pada suhu 70oC. Sumber gas CO2 untuk tahap karbonasi biasanya berasal
dari pembangkit energi, recovery kiln, atau lime kiln. Gas tersebut didinginkan dan di-scrub sebelum
dikompres ke dalam reaktor karbonasi. Selama penggelembungan melewati slurry, gas CO2 terlarut
dalam air. Di dalam reaktor, mula-mula slurry memiliki pH 12 atau lebih, tetapi kemudian menurun
selama reaksi berlangsung, terus menurun sehingga berada pada kesetimbangan pH 8 ±1. Dengan
menggunakan reaktor bertekanan, laju reaksi keseluruhan lebih besar bila dibandingkan dengan
reaktor atmosferis karena kelarutan karbon dioksida lebih tinggi bila tekanan dinaikkan. Tekanan
yang disarankan untuk reaktor karbonasi adalah 2-3 bar. Reaktor bekerja secara semibatch dengan
waktu tinggal 90 menit.

3. Pemurnian

Sisa air yang masih terkandung didalam produk padatan PCC kemudian dipisahkan dengan dua tahap
pemurnian, pertama rmenggunakan rotary drum vacuum filter sehingga didapat kemurnian padatan
PCC 87% kemudian tahapan pemurnian kedua berupa tahapan pengeringan dengan rotary dryer
agar didapat produk PCC dengan komposisi kandungan air sebesar 0,55%. Padatan PCC kemudian
dialirkan menuju silo produk.

Other proposals and recommendation


Produk samping yang dihasilkan dari PT. MRG INDUSTRY yaitu berupa air yang bercampur zat kimia
lain, MgO dan SiO2. Dimana produk samping berupa padatan yang dapat di jual kembali ke industry
lain serta untuk air bisa di olah kembali dan di gunakan Kembali pada proses Hydrator
Badan Pusat Statistik, 2017. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2017.
Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2017. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2017. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2018. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2018.
Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2018. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2018. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2019. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2019.
Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2019. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2019. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2020. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2020.
Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2020. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2020. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2021. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Desember 2021.
Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, 2021. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2021. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik
Mulyono, 2022. Pabrik Presipitat Kalsium Karbonat dengan Proses Karbonasi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Kumpulan Data Cuaca.
https://www.bmkg.go.id/cuaca/cuaca-indonesia.bmkg. Diakses pada tanggal 21 September
2022.
DRAFT DARI IBU

 Data dari BPS ditampilkan, dibuat kurva seperti yg dicontohkan di laporan2 perpab (page 2)
 kurva BPS yg menjadi dasar info bhw kita masih impor atau tdk, jg kita akan membuat pabrik
pada kapasitas berapa (Belum di buat)
 skema proses harus jelas dan diberi deskripsi. (page 17 dan 18 )
 dari flowsheet itu nampak jelas apa sj raw material, utilitasnya, alat2 utamanya, limbahnya
(page 17)
 kemasan yang ada di pasaran dalam ukuran apa saja (page 15)
 Spesifikasi produk yang di inginkan (page 11 dan 12)
 beri keterangan mengapa dipilih proses itu atau mengapa spesifikasi produknya spt yg
disebutkan sebelumnya (page 12 dan 13)

You might also like