Professional Documents
Culture Documents
Panduan Rujukan Pasien
Panduan Rujukan Pasien
RUJUKAN
PASIEN
1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AN NI’MAH
NOMOR : 100/SK/RSAN/759/Xl/2021
TENTANG
PANDUAN RUJUKAN PADA PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM AN NI’MAH
ii
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Memberlakukan Rujukkan pada pasien di Rumah Sakit Umum
AN NI’MAH sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Pasal 2
Keputusan ini segera disosialisasikan kepada unit kerja yang terkait untuk diketahui dan
dilaksanakan secara konsisten;
Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Wangon
Pada tanggal 30 Sept 2021
Direktur,
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iv
BAB I...........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................................2
A. Ruang Lingkup.................................................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................................................3
BAB IV........................................................................................................................................................3
A. Pengaturan Transfer..........................................................................................................................4
BAB IV......................................................................................................................................................13
Lampiran 1.................................................................................................................................................14
Lampiran 2.................................................................................................................................................18
iv
v
BAB I
PANDUAN RUJUKAN PADA PASIEN
A. Latar Belakang
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk di transfer. Prinsip
dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan keamanan pasien
saat menjalani transfer. Pelaksanaan transfer pasien dapat dilakukan intra rumah sakit
atau antar rumah sakit.
Transfer pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra transportasi
pasien, menentukan SDM yang akan mendampingi pasien, menyiapkan peralatan yang
disertakan saat transfer dan monitoring pasien selama transfer. Transfer pasien hanya
boleh dilakukan oleh staf medis dan staf keperawatan yang kompeten serta petugas
profesional lainnya yang sudah terlatih.
B. Tujuan
Agar proses transfer atau pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta
pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
1. Transfer pasien dari Rumah Sakit Umum AN NI’MAH ke Rumah Sakit lain atau
sebaliknya
2. Transfer pasien dari Rumah Sakit Umum AN NI’MAH ke rumah pasien atau
sebaliknya
2
BAB III
KEBIJAKAN
BAB IV
3
TATA LAKSANA
A. Pengaturan Transfer
1. Rumah Sakit Umum AN NI’MAH memiliki suatu tim transfer yang terdiri dari
dokter dr IGD atau dr ruangan, PPJP, perawat yang kompeten dalam merawat
pasien, petugas medis, dan petugas ambulans. Tim ini yang berwenang untuk
memutuskan metode transfer mana yang akan dipilih.
2. Berikut adalah metode transfer yang ada di Rumah Sakit Umum AN NI’MAH.
4
transfer dan faslitas transfer di Rumah Sakit Umum AN NI’MAH sedang
tidak siap, maka transfer dilakukan dengan menggunakan jasa tim transfer
dari ambulan gawat darurat Rumah Sakit lain.
3. Rumah Sakit Umum AN NI’MAH mempunyai sistem resusitasi, stabilisasi, dan
transfer untuk pasien-pasien dengan sakit berat atau kritis tanpa terkecuali.
4. Dokter senior atau spesialis (DPJP) yang bertanggung jawab dalam tim transfer
pasien harus siap sedia 24 jam untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan
transfer pasien sakit berat atau kritis antar-rumah sakit.
2
a. Ini merupakan situasi emergensi di mana sangat diperlukan transfer
yang efisien untuk tatalaksana pasien lebih lanjut, yang tidak dapat
disediakan Rumah Sakit Umum AN NI’MAH
b. Pasien harus stabil dan teresusitasi dengan baik sebelum ditransfer.
ruangan penuh, fasilitas kurang mendukung, jumlah petugas rumah sakit tidak
adekuat)
a. Idealnya, pasien sebaiknya tidak ditransfer jika bukan untuk
kepentingan mereka.
b. Terdapat beberapa kondisi di mana permintaan atau kebutuhan
akan tempat tidur atau ruang rawat inap melebihi suplai sehingga
diputuskanlah tindakan untuk mentransfer pasien ke unit atau
rumah sakit lain.
c. Pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan aspek etika,
apakah akan mentransfer pasien stabil yang telah berada atau
dirawat di unit intensif rumah sakit atau mentransfer pasien baru
yang membutuhkan perawatan intensif tetapi kondisinya tidak
stabil.
d. Saat menghubungi jasa ambulan, pasien ini dapat dikategorikan
sebagaitipe transfer ‘gawat’.
11. Repatriasi atau Pemulangan Kembali
4
ruang rawat. Hal ini juga membantu menjaga hubungan baik antar-
rumah sakit.
d. Saat menghubungi jasa ambulan, pasien ini biasanya dikategorikan
sebagai tipe transfer ‘elektif’.
12. Saat keputusan transfer telah diambil, dokter yang bertanggung jawab atau
dokter ruangan akan menghubungi unit atau rumah sakit yang dituju
13. Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit, tim transfer Rumah Sakit Umum
AN NI’MAH (DPJP/ PPJP/ dr ruangan) akan menghubungi rumah sakit yang
dituju dan melakukan negosiasi dengan unit yang dituju. Jika unit tersebut
setuju untuk menerima pasien rujukan, tim transfer RSRP harus memastikan
tersedianya peralatan medis yang memadai di rumah sakit yang dituju.
14. Keputusan final untuk melakukan transfer ke luar Rumah Sakit Umum AN
NI’MAH dipegang oleh dokter senior / DPJP/ konsultan rumah sakit yang
dituju.
15. Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga
mengenai perlunya dilakukan transfer antar rumah sakit, dan mintalah
persetujuan tindakan transfer.
16. Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam status rekam medis pasien
yang meliputi: nama, jabatan, dan detail kontak personel yang membuat
kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit penerima;
tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar-rumah sakit; serta saran-
saran atau hasil negosiasi kedua belah pihak.
17. Personel tim transfer harus mengikuti pelatihan transfer; memiliki
kompetensi yang sesuai; berpengalaman; mempunyai peralatan yang
memadai; dapat bekerjasama dengan jasa pelayanan ambulan, protokol dan
panduan rumah sakit, serta pihak- pihak lainnya yang terkait; dan juga
memastikan proses transfer berlangsung dengan aman dan lancar tanpa
mengganggu pekerjaan lain di rumah sakit yang merujuk
18. Pusat layanan ambulan harus diberitahu sesegera mungkin jika keputusan
untuk melakukan transfer telah dibuat, bahkan bila waktu pastinya belum
diputuskan. Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk merencanakan
pengerahan petugas dengan lebih efisien
4
C. Stabilisasi sebelum transfer
10. Gunakanlah daftar persiapan transfer pasien (lampiran 1) untuk memastikan bahwa
semua persiapan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada yang terlewat
1. Pasien dengan sakit berat atau kritis harus didampingi oleh minimal 2 orang tenaga
medis.
2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis atau petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi atau situasi klinis dari tiap kasus (tingkat / derajat
beratnya penyakit / kondisi pasien).
3. Dokter ruangan (DPJP), bertugas untuk membuat keputusan dalam menentukan
siapa saja yang harus mendampingi pasien selama transfer berlangsung.
4. Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus paham dan
mengerti akan kondisi pasien dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses transfer.
5. Berikut ini adalah pasien-pasien yang tidak memerlukan dampingan dr Ruangan
atau DPJP selama proses transfer antar-rumah sakit berlangsung.
a. Pasien yang dapat mempertahankan patensi jalan napasnya dengan baik dan
tidak membutuhkan bantuan ventilator atau oksigenasi
b. Pasien dengan perintah ‘Do Not Resuscitate’ (DNR)
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di unit
atau rumah sakit yang dituju; biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter,
perawat, atau paramedis (selama transfer).
7
b. Derajat 1:
8
tim perawatan kritis; dapat didampingi oleh perawat, petugas ambulan, dan
atau dokter (selama transfer).
c. Derajat 2:
7
E. Kompetensi SDM untuk transfer antar rumah sakit
(HDS)/ Ambulan
Derajat 0,5 petugas ambulan Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS/
(orang tua/ dan paramedic Ambulan
delirium)
Derajat 1 Petugas ambulan 1. Bantuan hidup dasar 1. Kendaraan HDS/
dan perawat Ambulan
2. Pemberian oksigen
2. Oksigen
3. Pemberian obat-obatan
3. Suction
4. Kenal akan
4. Tiang infus portabel
tanda deteriorasi
5. Keterampilan 5. Infus pump dengan
perawatan baterai
trakeostomi 6. Oksimetri
dan suction
Derajat 2 Dokter, perawat,dan 1. Semua ketrampilan di 1. Ambulans EMS
mask) diperlukan
5. Penggunaan
8
defibrillator
6. Penggunaan monitor
intensif
Derajat 3 Dokter, perawat, 1. Dokter: 1. Ambulans lengkap/
9
ambulan pengalaman 2. Monitor ICU portabel
pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit berat /
kritis
2. Perawat:
a. Minimal 2 tahun
bekerja di ICU
b. Keterampilan
bantuan hidup
dasar dan lanjut
c. Harus mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit berat
/ kritis (lengkapnya
lihat Lampiran 1)
9
F. Pemilihan Metode Transfer antar Rumah Sakit untuk Pasien Kritis
b. Kondisi pasien
c. Faktor geografik
d. Kondisi cuaca
h. Jarak tempuh
b. Perjalanan darat
1. Suplai oksigen
2. Ventilator
3. Jarum suntik
11
4. Suction
5. Baterai cadangan
13
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Lakukan pencatatan yang jelas dan lengkap dalam semua tahapan transfer, dan
harus mencakup:
a. detail kondisi pasien
e. detail tanda vital, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan selama
transfer berlangsung
2. Pencatatan harus terstandarisasi antar-rumah sakit jejaring dan diterapkan untuk
transfer intra- dan antar-rumah sakit.
3. Rekam medis harus berisi: resume singkat mengenai kondisi klinis pasien sebelum,
selama, dan setelah transfer; termasuk kondisi medis yang terkait, faktor
lingkungan, dan terapi yang diberikan.
4. Data untuk proses audit. Tim transfer harus mempunyai salinan datanya.
5. Harus ada prosedur untuk menyelidiki masalah- masalah yang terjadi selama proses
transfer, termasuk penundaan transportasi.
14
6. Tim transfer harus memperoleh informasi yang jelas mengenai lokasi rumah sakit
yang dituju sebelum mentransfer pasien.
7. Saat tiba di rumah sakit tujuan, harus ada proses serah-terima pasien antara tim
transfer dengan pihak rumah sakit yang menerima (paramedis dan perawat) yang
akan bertanggung jawab terhadap perawatan pasien selanjutnya.
8. Proses serah-terima pasien harus mencakup pemberian informasi (baik secara
verbal maupun tertulis) mengenai riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil
pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi), terapi, dan kondisi klinis selama
transfer berlangsung.
9. Hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan yang lainnya harus dideskripsikan
dan diserahkan kepada petugas rumah sakit tujuan.
10. Setelah menyerahkan pasien, tim transfer dibebas tugaskan dari kewajiban merawat
pasien.
11. Perlu penyediaan pakaian, sejumlah peralatan yang dapat dibawa, dan sejumlah
uang untuk memfasilitasi mekanisme perjalanan kembali tim transfer.
2. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan data dasar dan sarana audit
15
Lampiran 1
Semua pasien sakit berat atau kritis derajat 3 didampingi oleh 2 orang selama transfer. Satu
orang adalah dokter, biasanya spesialis anestesi yang sudah terlatih dalam penanganan jalan
napas. Satu orang lagi adalah perawat atau dokter umum. Terdapat standar keterampilan
minimal untuk melakukan transfer pasien. Berikut adalah kompetensi yang diperlukan.
A. Dokter
Harus memiliki:
1. Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU
B. Perawat
Harus memiliki:
3. Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat atau kritis
C. Peralatan
1. Ventilator
1. Dokter harus:
3. Mampu mengatur kecepatan infus dan memberikan bolus cairan atau obat
E. Monitor
3. Mengoperasikan EKG
4. Mengoperasikan kapnografi
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai isi
kantong peralatan medis.
G. Troli transfer
Dokter dan perawat harus mengetahui cara mengoperasikan troli dan mengamankan
pasien serta peralatan di dalamnya.
H. Sistem bidai untuk transfer via udara
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai cara
mengoperasikan sistem ini.
I. Pengangkutan Pasien
Dokter dan perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup akan risiko yang dapat
terjadi selama melakukan transfer pada pasien dengan sakit berat atau kritis via
menggunakan kendaraan yang bergerak (baik pada transportasi darat maupun udara), dan
waspada akan bahaya yang mungkin terjadi kepada petugas dan atau pasien.
L. Penyerahan Pasien
Dokter dan perawat harus mengetahui prosedur serah atau terima pasien di rumah sakit
tujuan.
M. Orientasi
Dokter dan perawat telah mengetahui kondisi di dalam kendaraan transportasi yang akan
digunakan (ambulans atau pesawat) sebelum melakukan transfer.
N. Panduan Pemantauan Minimal
5. Laringoskop Miller
B. Lem perekat
C. Nebulizer
D. Kapas alkohol
F. Jarum untuk bone marrow (sum-sum tulang belakang) untuk infus pada anak
I. Telepon genggam
M. Elektroda EKG
P. Selang infus
Q. Three-way
R. Kateter intravena
T. Spuit
U. Klem Kelley
V. Oksimetri denyut
Y. Stetoskop
Z. Suction
AA.Kassa
BB. Tourniquet
CC. Gunting
DD.Tambahan:
2. Ventilator portable