Professional Documents
Culture Documents
Pengorganisasian Linen Edit
Pengorganisasian Linen Edit
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
LINEN/Laundry
Rs bhayangkara
hasta brata batu
JANUARI 2022
BAB I
PENDAHULUAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
2
Linen di rumah sakit dilengkapi peralatan yang memadai dan juga didukung
rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarajat. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan peorangan secara paripurna.
Menurut American Hospital Association Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
melalui tenaga medis yang profesional terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Rumah sakit Hasta Brata Batu adalah rumah sakit swasta yang berada di Kota Wisata
Batu. Dalam perkembangan industri perumahsakitan yang kompetitif ini, RS Hastabrata
Batu juga harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Fasilitas yang tersedia di
RS Hasta Brata Batu antara lain Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Kamar Operasi.
Unit laundry adlah bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan
penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan oleh SDM yang memiliki pelatian yang
khusus dibidangnya serta memenuhi persyaratan dan standart di rumah sakit, nasional,
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Rumah sakit sebagai institusi penyedia
pelayanan kesehatan wajib berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagin
pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu in dikator keberhasilan dalam pelayanan
rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk
mencapai keberhasilan itu maka perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
di rumah sakit.salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
adalah melalui pelayanan penunjang medik, yang profesional, bermutu dan aman,
khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Mengingat bahwa linen digunakan
disetiap ruangan di rumah sakit, maka diperlukan pengelolaan linen secara
komprehensif. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis,
jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup pnajang membutuhkan
pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacam-
macam klasifikasi.
/BAB II.....
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
3
1. Secara histori rumah sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu pada mulanya
merupakan sebuah panti asuhan berdiri pada masa colonial belanda. Panti
asuhan tersebut pada tanggal 5 februari 1958 berubah fungsi menjdi rumah sakit
wisma hasta brata dibawah pengawasan Komdak Jawa Timur dan dikelola oleh
Yayasan Wisma Hasta Brata
2. Pada tahun 1980 berdasarkan ssurat keputusan Menhankam Pangab Nomor :
Skep/369/IV/1980 tanggal 15 April 1980. RS Wisma Hasta Brata sebagai RS
Tingkat IV ABRI yang melayani kesehatan anggota PNS ABRI dan keluarga dan
mendapat dukungan biaya pelayanan/perawatan dari Dinas polri/ABRI.
3. Pada tahun 2008 sesuai surat perintah Ketua Pembina Yayasan Brata Bhakti
Daerah Jawa Timur No.Pol : Sprin/10/V/2008/YBBD tanggal 14 Mei 2008 agar
ketua pengurus yayasan Brata Bhakti Daerah Jawa Timur menyerahkan aset
RS. Hasta Brata Batu kepada Polda Jatim yang diwakili keepala Biro Logistik
Polda Jatim yang selanjutnya tata kelola diserahkan kepada Biddokes Polda
Jatim.
4. Sejak 24 Juli 2008, RS Hasta Brata Batu tidak memperpanjang ijin operasional
dikarenakan perubahan kepemilikan dan menunggu surat keputusan kepala
kepolisisan negara republik indonesia. Tentang penetapan Rumah Sakit
Bhayangkara.Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol : Kep/15/1/2011 tanggal 11
Januari tentang penetapan Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu Polda
Jatim menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV yang berkedudukan
dibawah Biddokes Polda Jawa Timur.
5. Pada tanggal 10 Maret 2011, berdasarkan Surat Gubernur Jawa Timur Nomor :
P2T/1/03.45/III/2011, telah mendapatkan ijin operasional tetap rumah sakit
pemerintah selama 5 tahun. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
HK.02.03/I/1469/2013 tanggal 21 Agustus 2013, RS Bhayangkara Hastab Brata
Batu Provinsi Jawa Timur ditetapkan menjadi Rumah Sakit Tipe D.
/6.Berdasarkan……
/BAB III…..
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. HASTA BRATA BATU
3.1 VISI
Menjadi Rumah Sakit pilihan Pertama dan Utama khususnya untuk anggota
POLRI, PNS POLRI dan Keluarganya serta Masyarakat Umum di Wilayah Batu
dan sekitarnya
3.2 MISI
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima bagi pegawai
negeri pada POLRI, Keluarganya serta Masyarakat Umum;
b. Menyelenggarakan kegiatan kedokteran kepolisian secara profesional untuk
mendukung tugas operasional POLRI;
c. Menyiapkan dan Memelihara personel dan satuan POLRI sehingga sehat
samapta serta produktif;
d. Pusat pelayanan penanganan trauma;
e. Terakreditasi paripurna secara Nasional
f. Menerapkan budaya kerja berorientasi pada kebutuhan peningkatan
pelayanan;dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM, serta
memotivasi karyawan untuk bekerja dalam tim dengan dedikasi dan inovasi
tinggi.
g. Mengembangkan fasilitas RS lebih modern dan sesuai kebutuhan standart
pelayanan;
h. Membangun dan memelihara serta mengembangkan lingkungan RS yang
Representatif dan sesuai standart Perumahsakitan;
i. Membangun jejaring kerjasama yang bersifat strategis dengan para Pihak
terkait;
j. Melaksana analisa profit untuk menunjang kesejahteraan karyawan serta
mengembangkan usaha Rumah Sakit
3.3 TUJUAN
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani.
/3.4 MOTTO…..
3.4 MOTTO
Rumah sakit hasta brata batu memiliki motto :
Bersama kita berubah menjadi lebih baik, menuju rumah sakit yang profesional,
lebih komitmen, lebih modern, lebih sejahtera.
/BAB IV…..
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Rumah sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu merupakan Rumah sakit polri dengan tipe
C yang aturan pkok operasional mengacu pada Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun
2011 dengan rincian tugas pokok sebagai berikut :
1. Karumkit
a. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, perencanaan administrasi
sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara.
b. Melaksanakan pembinaan fungsi.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima.
d. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran dan kepolisisan yang didukung
penunjang medik dan penunjang umum mewujudkan pelayanan rumah sakit
bhayangkara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kasubidjangmedum
Subbidjangmedum merupakan unsur pelaksana utama Rumah Sakit yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Karumkit Bhayangkara dengan tugas
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang umum untuk
mewujudkan pelayanan prima dan paripurna.
b. Menyelenggarakn fungsi pelayanan penunjang medik, penunjang umum, dan
pelayanan instalasi.
c. Dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh :
1). Urjangmed, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang
medik
2). Urjangum, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang
umum.
3. IPCO, IPCN, IPCLN Unit laundry sebagai unsure pembantu di bidang PPI.
A. Tugas dan tanggungjawab IPCO (Infection Prevention and Control Officier)
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
8
/4. Bekerjasama…..
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi.
dan mendeteksi serta meyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengerjakan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedure terapi.
B. Tugas dan tanggung jawab IPCN :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi dilingkungan kerjanya, baik RS maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI ,penerapan SOP, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.
4. Bersama komite PPI melakukan elatian petgas kessehatan tentang PPI
di RS dan fasilitas kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien.
7. Bersama komite PPI menganjurkan isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di RS memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaaan kepatuhan pencegahan pengendalian infeksi pada setiap
personel ruangan di unit rawatnya masing-masing.
8. Audit PPI tentang limbah, laundry, gizi dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Membuat laporan surveilance dan melaporkan ke komite PPI.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
C. Tugas IPCLN adalah :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pasien.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA LAUNDRY
KARUMKIT
KOMPOL drg. WAHYU ARI. P, MARS
KASUBBID JANGMEDUM
KOMPOL ARIF DIAN APRIANTO, S.H.
KAUR JANGUM
PENDA I SITI SUDARYANTI
KARU LAUNDRY
PENGDA I SUKARI
PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA
CHOIRUL LUKMAN
SUPARDI
PELAKSANA
HADI HERMANTO
/BAB VI…..
BAB VI
URAIAN JABATAN
/Syarat…..
Syarat jabatan :
1. Pendidikan minimal D3 atau sekurang-kurangnya Pegawai dengan masa
kerja di atas 5 tahun pada bidang laundry
2. Mempunyai kemampuan manajemen
3. Mempunyai penguasaan pengetahuan dibidangnya
4. Mempunyai sertifikat manajemen linen/laundry
B. Nama jabatan : Petugas pelaksana
Hasil kerja : Terselenggaranya proses pencucian linen sesuai standart
RS.
Uraian tugas :
1. Bertanggungjawab terhadap kepala ruangan.
2. Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan.
3. Dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dengan perintah langsung
maupun tidak langsung.
4. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin.
5. Dapat menerima tekanan kerja lembur.
6. Memakai APD.
7. Memelihara peralatan di laundry.
Tanggungjawab :
1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pencucian linen dan
pengelolaan administrasi
2. Bertanggungjawab terhadap kinerja staf
3. Beratnggungjawab terhadap peralataan laundry
Wewenang :
1. Mengusulkan kepada kepala instalasi untuk penambahan peralatan di
laundry
2. Mengusulkan untuk pengembangan staf
Syarat jabatan :
1. Pendidikan minimum SMA
2. Dapat belajar dengan cepat
3. Mempunyai ketrampilan yang baik
4. Personal hygine baik
/BAB VIII…..
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
JML
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
KEBUTUHAN
Pelatihan manajemen
Karu Laundry SMA/D3 1
linen
Tenaga SMA Pelatihan intern 4
/BAB IX…..
BAB IX
BATASAN OPERASIONAL
/Linen…..
Linen infeksius sebelum dimasukkan di kantong kuning sebelumnya disetiap
ruangan dibersihkan dahulu menggunakan larutan alkali agar saat pencucian
mudah hilang,darah, feces.
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda(bersih), awet (tidak
cepat rapuh), namun memenuhi persyratan sehat bebas dari mikroorganisme
pathogen.
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan sampai
dengan desinfeksi untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin tumbuh di
mesin cuci.Untuk dapat mencapai tujuan pencucian harus mengikuti persyaratan
tehnis pencucian:
a. Waktu
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperature
dan bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih, dan sehat.Jika
waktu tidak tercapai sesuai dengan yang di persyaratkan maka kerja bahan
kimia tidak berhasil dan yang terpenting mikroorganisme dan jenis pets
seperti kutu dan tungau dapat mati.
b. Suhu
Suhu air panas untuk pencucian 70 derajat celcius dalam waktu 25
menit atau 95 derajat celcius dalam waktu 20 menit
c. Bahan kimia.
Bahan kimia yang di gunakan terdiri dari;
1. Detergen
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara
global
2. Disinfektan
Bahan ini dirancang khusus untuk desinfektan dan deodorizing yang
berbentuk liquid yang mengandung fenolik , kathionik dan chlorin
sehingga sangat efektif untuk menghilangkan bau amis atau bau tidak
sedap dan efektif untuk membunuh virus HIV,Hepatitis,antrak.
3. Bleach
Mengangkat noda/kotoran mencemerlangkan linen dan bertindak
sebagai desinfektan, baik pada linen yang berwarna dan yang putih.
/4.Emulsifer…
4. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan
lemak
5. Alkali
6. Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergen dan
emulsifier serta membuka pori dari linen
7. Sour / penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH nya menjadi 7
atau netral
8. Softener
Digunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen menjadi
kaku, juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak
sampai ke serat.
Standart air laundry
Gas : CO2,O2 : karat pada pipa besi
Garam : Ca,Mg : mengurangi kadar aktif sabun
Logam : Fe : kain putih, kekuningan
Kain warna ,tidak cemerlang
Syarat : Kesadahan : Rendah ,maksimal 40ppm
Konsentrasi Mn ; maks 0,05
Konsentrasi Cn : maks 1000ppm
Alkalinitas : maks 40ppm
Tidak bau
d. Mechanical action. (Proses pemutaran)
Adalah putaran mesin pada saat proses pencucian. Factor yang
mempengaruhi :
a. Loading atau muatan tidak sesuai dengan kapasitasmesin. Mesin harus
di kosongkan 25% dari kapasitas mesin.
b. Level air yang tidak tepat. Motor penggerak yang tidak stabil yang di
sebabkan oleh poros tidak simetris lagi dan automatic reverse yang tidak
bekerja.
c. Takaran detergent yang berlebihan dapat mengakibatkan melicinkan
linen dan busa yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
17
/BAB X…..
BAB X
PENUTUP
2022