You are on page 1of 20

1

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
LINEN/Laundry
Rs bhayangkara
hasta brata batu

JANUARI 2022
BAB I
PENDAHULUAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
2

Linen di rumah sakit dilengkapi peralatan yang memadai dan juga didukung
rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarajat. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan peorangan secara paripurna.
Menurut American Hospital Association Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
melalui tenaga medis yang profesional terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Rumah sakit Hasta Brata Batu adalah rumah sakit swasta yang berada di Kota Wisata
Batu. Dalam perkembangan industri perumahsakitan yang kompetitif ini, RS Hastabrata
Batu juga harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Fasilitas yang tersedia di
RS Hasta Brata Batu antara lain Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Kamar Operasi.
Unit laundry adlah bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan
penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan oleh SDM yang memiliki pelatian yang
khusus dibidangnya serta memenuhi persyaratan dan standart di rumah sakit, nasional,
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Rumah sakit sebagai institusi penyedia
pelayanan kesehatan wajib berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagin
pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu in dikator keberhasilan dalam pelayanan
rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk
mencapai keberhasilan itu maka perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
di rumah sakit.salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
adalah melalui pelayanan penunjang medik, yang profesional, bermutu dan aman,
khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Mengingat bahwa linen digunakan
disetiap ruangan di rumah sakit, maka diperlukan pengelolaan linen secara
komprehensif. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis,
jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup pnajang membutuhkan
pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacam-
macam klasifikasi.

/BAB II.....
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
3

2.1 Sejarah singkat Rumah Sakit Hasta Brata Batu

1. Secara histori rumah sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu pada mulanya
merupakan sebuah panti asuhan berdiri pada masa colonial belanda. Panti
asuhan tersebut pada tanggal 5 februari 1958 berubah fungsi menjdi rumah sakit
wisma hasta brata dibawah pengawasan Komdak Jawa Timur dan dikelola oleh
Yayasan Wisma Hasta Brata
2. Pada tahun 1980 berdasarkan ssurat keputusan Menhankam Pangab Nomor :
Skep/369/IV/1980 tanggal 15 April 1980. RS Wisma Hasta Brata sebagai RS
Tingkat IV ABRI yang melayani kesehatan anggota PNS ABRI dan keluarga dan
mendapat dukungan biaya pelayanan/perawatan dari Dinas polri/ABRI.
3. Pada tahun 2008 sesuai surat perintah Ketua Pembina Yayasan Brata Bhakti
Daerah Jawa Timur No.Pol : Sprin/10/V/2008/YBBD tanggal 14 Mei 2008 agar
ketua pengurus yayasan Brata Bhakti Daerah Jawa Timur menyerahkan aset
RS. Hasta Brata Batu kepada Polda Jatim yang diwakili keepala Biro Logistik
Polda Jatim yang selanjutnya tata kelola diserahkan kepada Biddokes Polda
Jatim.
4. Sejak 24 Juli 2008, RS Hasta Brata Batu tidak memperpanjang ijin operasional
dikarenakan perubahan kepemilikan dan menunggu surat keputusan kepala
kepolisisan negara republik indonesia. Tentang penetapan Rumah Sakit
Bhayangkara.Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol : Kep/15/1/2011 tanggal 11
Januari tentang penetapan Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu Polda
Jatim menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV yang berkedudukan
dibawah Biddokes Polda Jawa Timur.
5. Pada tanggal 10 Maret 2011, berdasarkan Surat Gubernur Jawa Timur Nomor :
P2T/1/03.45/III/2011, telah mendapatkan ijin operasional tetap rumah sakit
pemerintah selama 5 tahun. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
HK.02.03/I/1469/2013 tanggal 21 Agustus 2013, RS Bhayangkara Hastab Brata
Batu Provinsi Jawa Timur ditetapkan menjadi Rumah Sakit Tipe D.

/6.Berdasarkan……

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


4

6. Berdasarkan keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, nomor :


kep/747/XI/2018 tanggal 13 november 2018 tentang peningkatan Rumah Sakit
Kepolisian Negara Republik Indonesia,Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata
Batu tingkat IV menjadi Rumah Sakit Bhayangkara tingkat III
Hasta Brata Batu;
7. Berdasarkan keputusan komisi akreditasi rumah sakit nomor :
kars-sert/917/VIII/2019 dinyatakan lulus akreditasi tingkat utama versi snars edisi
1;
8. Berdasarkan keputusan walikota batu nomor : 188.45/121/kep/422.012/2020
tanggal 30 maret 2020
tentang penunjukan rumah sakit di kota batu dalam penanganan corona disease
2019;
9. Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu ditetapkan menjadi tipe c
berdasarkan surat izin
operasioanal rumah sakit yang ditetapkan oleh kepala dinas penanaman modal
pelayanan terpadu satu pintu dan tenaga kerja dengan nomor :
445/001/422.105/RS.ops/2020 tanggal 09 desember 2020;
10. Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu ditetapkan sebagai salah satu
rujukan penanganan penyakit corona virus disease 2019 (covid-19) berdasarkan
keputusan gubernur jawa timur
nomor : 188/640/kpts/013/2020 tanggal 21 desember 2020 tentang perubahan
keenam atas keputusan
gubernur jawa timur nomor : 188/125/kpts/013/2020 tentang penetapan rumah
sakit rujukan penyakit corona virus disease 2019 (covid-19) di jawa timur

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


5

/BAB III…..
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. HASTA BRATA BATU

3.1 VISI
Menjadi Rumah Sakit pilihan Pertama dan Utama khususnya untuk anggota
POLRI, PNS POLRI dan Keluarganya serta Masyarakat Umum di Wilayah Batu
dan sekitarnya

3.2 MISI
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima bagi pegawai
negeri pada POLRI, Keluarganya serta Masyarakat Umum;
b. Menyelenggarakan kegiatan kedokteran kepolisian secara profesional untuk
mendukung tugas operasional POLRI;
c. Menyiapkan dan Memelihara personel dan satuan POLRI sehingga sehat
samapta serta produktif;
d. Pusat pelayanan penanganan trauma;
e. Terakreditasi paripurna secara Nasional
f. Menerapkan budaya kerja berorientasi pada kebutuhan peningkatan
pelayanan;dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM, serta
memotivasi karyawan untuk bekerja dalam tim dengan dedikasi dan inovasi
tinggi.
g. Mengembangkan fasilitas RS lebih modern dan sesuai kebutuhan standart
pelayanan;
h. Membangun dan memelihara serta mengembangkan lingkungan RS yang
Representatif dan sesuai standart Perumahsakitan;
i. Membangun jejaring kerjasama yang bersifat strategis dengan para Pihak
terkait;
j. Melaksana analisa profit untuk menunjang kesejahteraan karyawan serta
mengembangkan usaha Rumah Sakit

3.3 TUJUAN
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


6

/3.4 MOTTO…..
3.4 MOTTO
Rumah sakit hasta brata batu memiliki motto :
Bersama kita berubah menjadi lebih baik, menuju rumah sakit yang profesional,
lebih komitmen, lebih modern, lebih sejahtera.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


7

/BAB IV…..

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Rumah sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu merupakan Rumah sakit polri dengan tipe
C yang aturan pkok operasional mengacu pada Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun
2011 dengan rincian tugas pokok sebagai berikut :
1. Karumkit
a. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, perencanaan administrasi
sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara.
b. Melaksanakan pembinaan fungsi.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima.
d. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran dan kepolisisan yang didukung
penunjang medik dan penunjang umum mewujudkan pelayanan rumah sakit
bhayangkara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kasubidjangmedum
Subbidjangmedum merupakan unsur pelaksana utama Rumah Sakit yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Karumkit Bhayangkara dengan tugas
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang umum untuk
mewujudkan pelayanan prima dan paripurna.
b. Menyelenggarakn fungsi pelayanan penunjang medik, penunjang umum, dan
pelayanan instalasi.
c. Dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh :
1). Urjangmed, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang
medik
2). Urjangum, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang
umum.
3. IPCO, IPCN, IPCLN Unit laundry sebagai unsure pembantu di bidang PPI.
A. Tugas dan tanggungjawab IPCO (Infection Prevention and Control Officier)
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
8

/4. Bekerjasama…..
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi.
dan mendeteksi serta meyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengerjakan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedure terapi.
B. Tugas dan tanggung jawab IPCN :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi dilingkungan kerjanya, baik RS maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI ,penerapan SOP, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.
4. Bersama komite PPI melakukan elatian petgas kessehatan tentang PPI
di RS dan fasilitas kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien.
7. Bersama komite PPI menganjurkan isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di RS memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaaan kepatuhan pencegahan pengendalian infeksi pada setiap
personel ruangan di unit rawatnya masing-masing.
8. Audit PPI tentang limbah, laundry, gizi dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Membuat laporan surveilance dan melaporkan ke komite PPI.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
C. Tugas IPCLN adalah :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pasien.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


9

4. Memonitor kepatuahn petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan


standart isolasi.

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA LAUNDRY

KARUMKIT
KOMPOL drg. WAHYU ARI. P, MARS

KASUBBID JANGMEDUM
KOMPOL ARIF DIAN APRIANTO, S.H.

KAUR JANGUM
PENDA I SITI SUDARYANTI

KARU LAUNDRY
PENGDA I SUKARI

PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA
CHOIRUL LUKMAN
SUPARDI

PELAKSANA
HADI HERMANTO

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


10

/BAB VI…..
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1 Unit Laundry


A. Nama jabatan : Kepala unit Laundry.
Hasil kerja : terselenggaranya proses pencucian linen sesuaI standart
RS.
Uraian tugas :
1. Mengarahkan semua aktifitas staf yang berkaitan dengan supplay linen
di rumah sakit
2. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan
pencucian linen
3. Bertanggungjawab agar staf mengerti akan prosedure dan penggunaan
mesin cuci secara benar
4. Memastikan bahwa teknik aseptik diterapkan pada saat pencucian
5. Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi
yang bersifat intern/ekstern
6. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan
7. Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
8. Membuat perencanaan program kerja
9. Membuat jadwal dinas
Tanggungjawab :
1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaaan pencucian di laundry dan
pengelolaan administrasi
2. Bertanggungjawab terhadap kinerja staf
3. Bertanggungjawab terhadap peralatan di laundry
Wewenang :
1. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di laundry
2. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf
3. Menilai kminerja staf
4. Membuat dan menandatangani format permintaan barang yang
dibutuhkan pusat sterilisasi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


11

/Syarat…..
Syarat jabatan :
1. Pendidikan minimal D3 atau sekurang-kurangnya Pegawai dengan masa
kerja di atas 5 tahun pada bidang laundry
2. Mempunyai kemampuan manajemen
3. Mempunyai penguasaan pengetahuan dibidangnya
4. Mempunyai sertifikat manajemen linen/laundry
B. Nama jabatan : Petugas pelaksana
Hasil kerja : Terselenggaranya proses pencucian linen sesuai standart
RS.
Uraian tugas :
1. Bertanggungjawab terhadap kepala ruangan.
2. Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan.
3. Dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dengan perintah langsung
maupun tidak langsung.
4. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin.
5. Dapat menerima tekanan kerja lembur.
6. Memakai APD.
7. Memelihara peralatan di laundry.
Tanggungjawab :
1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pencucian linen dan
pengelolaan administrasi
2. Bertanggungjawab terhadap kinerja staf
3. Beratnggungjawab terhadap peralataan laundry
Wewenang :
1. Mengusulkan kepada kepala instalasi untuk penambahan peralatan di
laundry
2. Mengusulkan untuk pengembangan staf
Syarat jabatan :
1. Pendidikan minimum SMA
2. Dapat belajar dengan cepat
3. Mempunyai ketrampilan yang baik
4. Personal hygine baik

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


12

5. Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian.


/BAB VII…..
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

7.2.1 Hubungan kerja dengan Wakil Karumkit.


Berkoordinasi bersama-sama mencari solusi berkaitan dengan masalah yang
terjadi di laundry.

7.2.2 Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Jalan.


Berkoordinasi dalam hal kebutuhan linen, alur, dan pendokumentasian.

7.2.3 Hubungan kerja dengan instalasi rawat inap.


berkoordinasi dalam hal kebutuhan pencucian linen kotor dan kebutuhan linen
bersih.

7.2.4 Hubungan kerja dengan maintanace.


1. Berkoordinasi berkaitan dengan perbaikan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana laundry.
2. Petugas instalasi menulis dilembar permintaan perbaikan sesuai dengan
kebutuhan dan ditandatangani oleh kepala laundry.
3. Petugas laundry mengantar alat yang akan diperbaiki.
4. Petugas menerima permintaan dan mengerjakan.
5. Jika ada alat yang rusak dan butuh pergantian onderdil maka petugas
menghubngi jangmedum untuk meminta pergantian onderdil.

7.2.5 Hubungan kerja dengan pengadaan.


1. Berkoordinasi berkaitan dengan permintaan barang laundry.
2. Petugas membuat permintaan nodin ke bagian pengadaan yang
ditandatangani oleh kepala laundry.

7.2.6 Hubungan kerja dengan SDM.


1. Berkoordinasi berkaitan dengan administrasi kepegawaian.
2. Berkoordinasi berkaitan kegiatan pendidikan dan latihan pegawai.
3. Berkoordinasi dalam penilaian karyawan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
13

/BAB VIII…..
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

JML
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
KEBUTUHAN
Pelatihan manajemen
Karu Laundry SMA/D3 1
linen
Tenaga SMA Pelatihan intern 4

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


14

/BAB IX…..

BAB IX
BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional yang diterapkan pada pengelolaan linen/laundry sesuai


dengan prinsip PPI
1. Pengambilan Linen
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan
organisme, jika linen kotor tidak tertutup dan troli tidak dibersihkan.Persyaratan
alat transportasi linen:
1. Dipisahkan antara troli linen infeksius dan linen non infeksius,
2. Bahan troll iterbuat dari stainless stell dan tidak mudah berkarat ;
3. Wadah mampu menampung beban linen ;
4. Wadah mudah dilepas dan setiap saat habis difungsikan selalu dicuci
demikian juga dengan troli harus dicuci ;
5. Wadah harus tertutup ;
6. Linen infeksius terbungkus kantong kuning dan linen non infeksius
terbungkus kantong hitam ; 2/3 penuh diikat dan disimpan dibak
penampungan linen kotor.
7. Petugas memakai APD
2. Penimbangan Linen
Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan di catat berat timbangan.Tidak
dilakukan pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran organisme.
Pemilahan dan penimbangan linen kotor dilakukan berdasarkan linen infeksius
dan non infeksius.Upayakan tidak melakukan pensortiran.
Penggunaan kantong dari ruangan adalah salah satu upaya menghindari
sortir.Penimbangan sesuai dengan kapasitas mesin cuci yang digunakan.
3. Pencucian linen
Pencucian linen dibagi menjadi 2 yaitu linen infeksius dan non infeksius. Linen
non infeksius dilakukan dengan memasukkan langsung kemesin cuci non
infeksiussetelahpenimbangandengankapasitas 7 kg dengan menggunakan
detergen alkali, sedangkan linen infeksius setelah dilakukan penimbangan
dimasukkan kedalam mesin cuci infeksius yang berkapasitas 7kg dengan
kandungan air panas 70’C.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
15

/Linen…..
Linen infeksius sebelum dimasukkan di kantong kuning sebelumnya disetiap
ruangan dibersihkan dahulu menggunakan larutan alkali agar saat pencucian
mudah hilang,darah, feces.
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda(bersih), awet (tidak
cepat rapuh), namun memenuhi persyratan sehat bebas dari mikroorganisme
pathogen.
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan sampai
dengan desinfeksi untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin tumbuh di
mesin cuci.Untuk dapat mencapai tujuan pencucian harus mengikuti persyaratan
tehnis pencucian:
a. Waktu
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperature
dan bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih, dan sehat.Jika
waktu tidak tercapai sesuai dengan yang di persyaratkan maka kerja bahan
kimia tidak berhasil dan yang terpenting mikroorganisme dan jenis pets
seperti kutu dan tungau dapat mati.
b. Suhu
Suhu air panas untuk pencucian 70 derajat celcius dalam waktu 25
menit atau 95 derajat celcius dalam waktu 20 menit
c. Bahan kimia.
Bahan kimia yang di gunakan terdiri dari;
1. Detergen
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara
global
2. Disinfektan
Bahan ini dirancang khusus untuk desinfektan dan deodorizing yang
berbentuk liquid yang mengandung fenolik , kathionik dan chlorin
sehingga sangat efektif untuk menghilangkan bau amis atau bau tidak
sedap dan efektif untuk membunuh virus HIV,Hepatitis,antrak.
3. Bleach
Mengangkat noda/kotoran mencemerlangkan linen dan bertindak
sebagai desinfektan, baik pada linen yang berwarna dan yang putih.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


16

/4.Emulsifer…
4. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan
lemak
5. Alkali
6. Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergen dan
emulsifier serta membuka pori dari linen
7. Sour / penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH nya menjadi 7
atau netral
8. Softener
Digunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen menjadi
kaku, juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak
sampai ke serat.
Standart air laundry
Gas : CO2,O2 : karat pada pipa besi
Garam : Ca,Mg : mengurangi kadar aktif sabun
Logam : Fe : kain putih, kekuningan
Kain warna ,tidak cemerlang
Syarat : Kesadahan : Rendah ,maksimal 40ppm
Konsentrasi Mn ; maks 0,05
Konsentrasi Cn : maks 1000ppm
Alkalinitas : maks 40ppm
Tidak bau
d. Mechanical action. (Proses pemutaran)
Adalah putaran mesin pada saat proses pencucian. Factor yang
mempengaruhi :
a. Loading atau muatan tidak sesuai dengan kapasitasmesin. Mesin harus
di kosongkan 25% dari kapasitas mesin.
b. Level air yang tidak tepat. Motor penggerak yang tidak stabil yang di
sebabkan oleh poros tidak simetris lagi dan automatic reverse yang tidak
bekerja.
c. Takaran detergent yang berlebihan dapat mengakibatkan melicinkan
linen dan busa yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN
17

d. Menggunakan bahan kimia yang sesuainatau tidak berlebihan.


4. Pengeringan
Pengeringan di lakukan dengan mesin pengering yang mempunyai suhu
sampai 70 ºC selama 10 menit.pada proses ini , jika mikroorganisme yang belum
mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.
5. Penyeterikaan dan pelipatan
Linen yang telah dikeringkan di bawa ke ruang pelipatan kemudian dilipat
dan di setrika .Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika suhu 120
derajat celcius, namun harus diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan
terhadap suhu antara 70-80 derajat celcius.
6. Pengepakan
Linen yang sudah disetrika, dikumpulkan sesuai jenis ruangan setelah itu
dilakukan pengepakan dan penyimpanan oleh petugas laundry.
7. Distribusi
Petugas laundry mengantar linen bersih ke ruangan dengan memakai trolli
tertutup dengan membawa buku pengambilan linen. Linen dihitung dan di
cocokkan dengan jumlah linen pagi oleh petugas laundry dan ruangan kemudian
linen dimasukkan dalam lemari penyimpanan linen di masing – masing
ruangan .Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya
harus dikeluarkan atau dipakai terlebih dahulu.
Untuk distribusi linen bersih dilakukan 2 waktu siang dan sore mulai jam 09.00-
12.00 dan pada sore hari jam 16.30-17.00
8. Perbaikan Linen
Ruangan mengirim linen yang rusak ke laundry dan petugas laundry
bertugas memperbaiki linen yang rusak.

9. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan yang dilakukan di laundry antara lain: pencatatan linen yang di
setorkan ke laundry, pencatatan linen yang di distribusikan, dan linen rusak.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


18

/BAB X…..
BAB X
PENUTUP

Demikian pedoman pengorganisasian unit laundry Rumah Sakit Bhayangkara


Hasta Brata Batu ini dibuat. Semoga pedoman ini dapat memberikan petunjuk dan
arahan bagi seluruh karyawan di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu.
Sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.

Batu, Januari 2022


KARUMKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

drg. WAHYU ARI PRANANTO, MARS


KOMISARIS POLISI NRP 76030927

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


19

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RS. BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LAUNDRY


RS. BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

2022

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN


20

PEDOMAN PENGORGANISASIAN LINEN

You might also like