You are on page 1of 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

GEOGRAFI BUDAYA & PARIWISATA

Dosen Pengampu :

Dr. Sugiharto, M. Si.

Disusun Oleh :

Reiza Mariati Nababan

3203331006

KELAS A-2020

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
Soal :

1. Jelaskan konsep pokok geografi budaya dan pariwisata?


2. Uraikan pentingnya kajian tentang kebudayaan dalam geografi!
3. Buatlah analisis anda tentang perbedaan dan pertemuan prinsip sustainable tourism
dan ecotourism!
4. Konsepsi pribadi anda sendiri untuk pengambangan pariwisata berbasis budaya lokal
di Sumatera Utara!

Jawaban :

1. Konsep pokok geografi budaya dan pariwisata ialah :


a. Konsep lokasi = konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak
awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan
geografi. Secara pokok lokasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut
dan lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak yang tetap terhadap sistem
koordinat. Penentuan lokasi absolut dimuka bumi memakai system koordinat garis
lintang dan garis bujur. Sedangkan lokasi adalah lokasi suatu objek yang nilainya
ditentukan berdasarkan obyek atau obyek lain diluarnya.
b. Konsep jarak = jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi, karena nilai suatu obyek
dapat ditentukan oleh jaraknya terhaadap suatu obyek lain. Jarak merupakan suatu
pembatas yang bersifat alami. Seperti halnya lokasi, jarak juga dibagi menjadi
dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak dua tempat
yang diukur berdasarkan garis lurus diudara dengan memperhatikan skala peta.
Sedangkan jarak relatif disebut juga dengan jarak tempuh, baik yang berkaitan
dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan maupun satuan biaya angkut yang
diperlukan. Disebut relatif karena tidak tetap. Kemajuan teknologi dapat
mempengaruhi jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat.
c. Konsep keterjangkauan = konsep keterjangkauan selain dikaitkan dengan konsep
jarak juga dikaitkan dengan kondisi medan. Yakni ada tidaknya sarana angkutan
dan akomodasi yang dipakai. Keterjangkauan yang rendah akan berpengaruh
terhadap sulitnya pencapaian kemajuan dan mengembangkan pariwisata.
d. Konsep pola = konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran
fenomena dalam ruang muka bumi baik fenomena yang bersifat alami (aliran
sungai, persebaran, vegetasi, jenis tanah, curah hujan) atau fenomena sosial
budaya yaitu permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian,
tempat tinggal, dan sebagainya.
e. Konsep morfologi = morfologi menggambarkan perwujudan antara daratan muka
bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologis) yang
lainnya disertai erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau
daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah
dan dataran aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang berkaitan
dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air
serta jenis vegetasi yang dominan.
f. Konsep aglomerasi = aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang
bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan
baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang
menguntungkan. Pola aglomerasi penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola
mengelompok, pola tersebar secara acak atau tidak teratur, dan pola tersebar
teratur. Tempat tinggal penduduk yang berada disekitar Rawa Jombor cenderung
teratur di bagian sisi Rawa Jombor karena pengaruh dari kondisi fisik daerah
tersebut.
g. Konsep nilai kegunaan = konsep nilai kegunaan atau fenomena-fenomena atau
sumbersumber di muka bumi bersifat relatif tidak sama bagi semua orang atau
golongan penduduk tertentu. Keberadaan Rawa Jombor ini mempunyai nilai
kegunaan yang cukup besar bagi penduduk setempat dan penduduk lain.
h. Konsep interaksi (interdependensi) = interaksi atau interdependensi merupakan
peristiwa saling mempengaruhi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.
Hal ini terjadi karena setiap tempat mampu mengembangkan potensi sumber-
sumber serta kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat
lain. Oleh karena itu terjadi interkasi atau interdependensi antara tempat satu
dengan tempat yang lain. Konsep interakasi atau interdependensi dimaksudkan
untuk mengetahui interaksi wilayah Rawa Jombor dengan daerah disekitarnya.
i. Konsep differensi area = differensi area merupakan perwujudan unsur-unsur atau
fenomena lingkungan baik yang bersifat alami atau kehidupan. Integrasi setiap
fenomena menjadikan satu tempat atau wilayah mempunyai corak tersendiri
sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.
j. Konsep keterkaitan keruangan = konsep ini menunjukan derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau
ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan, maupun kehidupan
sosial. Ruang dalam penelitian ini adalah wilayah di kawasan wisata Rawa jombor
dengan segala keterkaitan fenomena yang ada.

2. Pentingnya kajian tentang kebudayaan dalam geografi itu ialah aspek budaya tersebut
termasuk dalam kajian geografi, karena budaya mempunyai hubungan secara
langsung dengan fenomena geosfer, pada aspek budaya akan mengkaji tentang
perilaku menusia yang akan berpengaruh ke alam dan lingkungan.
Sehingga kebudayaan menjadi bagian penting dalam kajian geografi.

3. Perbedaan dan pertemuan prinsip sustainable tourism dan ecotourism ialah pariwisata
berkelanjutan (sustainable tourism) mengacu pada jenis pariwisata di mana dampak
lingkungan, sosial dan ekonomi dari pariwisata diperhitungkan, dan dimana
penyesuaian yang relevan dibuat untuk meminimalkan konsekuensi negatif ini.
Kemudian ecotourism ini didefinisikan sebagai "perjalanan yang bertanggung jawab
ke wilayah alam yang disertai upaya melestarikan lingkungan dan memperbaiki
kesejahteraan penduduk setempat".

4. Pengambangan pariwisata berbasis budaya lokal di Sumatera Utara harus memiliki


budaya lokal yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam
masyarakat lokal terdahulu yang hingga saat ini masih dipraktekan. Budaya lokal
secara umum memiliki potensi unik dan sentra produk kerajinan yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan pariwisata budaya lokal. Strategi peningkatan
wisata budaya lokal yang dirumuskan berdasarkan strength, weakness, opportunity
dan threats budaya lokal meliputi : (1) meningkatkan potensi budaya lokal melalui
kerjasama dengan Pemerintah maupun pihak swasta, (2) meningkatkan potensi
budaya lokal yang didukung dengan sentra kerajinan budaya dan peranan masyarakat
lokal dan kelompok sadar wisata, (3) memperbaiki pemasaran destinasi wisata budaya
melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait, pemerintah dan dukungan masyarakat
lokal, (4) memperbaiki infrastruktur pendukung pada lokasi pariwisata budaya, (5)
meningkatkan kerjasama kepariwisaatan budaya antar daerah/kabupaten khususnya
daerah yang berlokasi di wilayah pesisir pantai utara, (6) memperbaiki tata kelola
pada manajemen wisata budaya, (7) perbaikan kualitas SDM sektor pariwisata
khususnya pariwisata budaya dengan pelatihan dan pendampingan, (8)
mempertahankan keunikan pariwisata budaya sesuai dengan kearifan lokal yang
didukung oleh produk kerajinan lokal, dan (9) mitigasi wisata budaya yang berlokasi
di pesisir pantai. Sedangkan strategi pengemasan budaya lokal dilakukan dalam
bentuk parade festival budaya.

You might also like