Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir Praktikum PLTK-A09 Modul Massa, Berat, Dan Densitas Benda - M.Rizwan Prayoga - 23112010245
Laporan Akhir Praktikum PLTK-A09 Modul Massa, Berat, Dan Densitas Benda - M.Rizwan Prayoga - 23112010245
JUDUL PRAKTIKUM :
Kelompok : PLTK-1-A09
Dosen Pembibing : Bambang Hari Prabowo, ST., MT.
Nama Asisten : Nadia Friscilla H 2311171084
Nama Praktikan : 1. M. Rizwan Prayoga 2311201025
2. Mutiara Nur Fadillah 2311201026
3. Esya Martia Alfiardy 2311201024
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kimia
1.1 Pendahuluan
Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan memerlukan
ruang. Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat
padat, zat cair dan gas. Setiap zat padat mempunyai massa jenis tertentu. Demikian
juga dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu suatu zat dapat diketahui jenisnya
berdasarkan massa jenisnya.
Massa jenis (𝜌) didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat dan
volumenya. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa
maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang
sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m3
atau g/cm3, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya.
Massa jenis suatu zat sangat penting pengaruhnya, terlebih pada sektor
industri. Pada sektor industri otomotif, bahan kendaraan bermotor tidak lagi
menggunakan logam seperti zaman dahulu. Untuk saat ini, bahan kendaraan
bermotor menggunakan fiberglass. Salah satu penerapannya adalah pada mobil
formula 1 yang menggunakan fiberglass, agar lebih ringan dan lentur. Begitu juga
motor sekarang menggunakan fiberglass dalam bagian tertentu.
Pengukuran massa benda dilakukan dengan alat yang disebut neraca dan
tiap – tiap alat mempunyai ketelitian. Pada umumnya pengukuran massa dilakukan
secara perbandingan.
Dengan demikian ,latar belakang percobaan ini di laksanakan karena
penggetahuan mengenai massa, berat ,dan densitas benda sangatlah penting dalam
kehidupan kita, baik kehidupan sehari - hari maupun skala industri.
Dimana :
𝜌 = massa jenis (kg/m³)
M = massa (kg)
V = volume (m³)
Massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran dan bentuk benda
diubah massa jenis benda tidak berubah. misalnya ukurannya diperbesar sehingga
baik massa benda maupun volume benda makin besar. Walaupun kedua besaran
yang menunjukan ukuran benda tersebut makin besar tetapi massa jenisnya tetap,
hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau sebaliknya kenaikan volume
benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa benda
(Kanginan, 2002).
Massa jenis benda padat beraturan adalah Setiap pengukuran besaran fisis
umumnya selalu menemui batas ketelitian dan kesalahan pengukuran (salah baca,
parallax, dsb). Setiap alat ukur mempunyai batas ketelitian dan batas maksimum
kemampuan mengukur (batas ukur). Sebagai contoh alat-alat ukur untuk besaran
fisis (panjang, lebar, tebal, jarak, dalam dan sebagainya) adalah
a. Mistar biasa, mempunyai ketelitian 1 mm atau kurang.
b. Jangka sorong mempunyai ketelitian 0.1 mm atau kurang.
c. Mikrometer sekrup, mempunyai ketelitian 0.0lmm atau kurang.
• Mistar/ Penggaris
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat
ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. Pada saat
melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan
dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan
menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil
dari ukuran aslinya.
• Jangka Sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan
untuk mengukur diameter suatu benda.
• Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang
tipis, seperti tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua
bagian, yaitu selubung dalam (poros tetap) dan selubung luar (poros ulir).
Perhatikan gambar.
• Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda.
Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada.Satuan SI untuk
massa adalah kilogram (kg).Alat untuk mengukurmassa disebut neraca. Ada
beberapa jenis neraca, antara lain, neracaohauss, neraca lengan, neraca langkan,
neraca pasar, neraca tekan,neraca badan, dan neraca elektronik. Setian neraca
memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda.
W=mxg
Dimana :
W = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s²)
Berat juga sangat bergantung pada percepatan gravitasi. Oleh karena,
percepatan gravitasi disetiap titik di alam semesta berbeda, maka suatu benda dapat
memiliki berat berbeda-beda tergantung dimana benda tersebut diukur beratnya.
Sepotong besi di bumi akan berbeda beratnya jika potongan besi tersebut diukur di
bulan (percepatan gravitasi bulan = 1/6 x percepatan gravitas bumi).
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama (Searss, 1985).
Massa adalah jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat. Massa
merupakan salah satu ciri dari suatu zat. Dalam Satuan internasional (SI) adalah
kilogram dan dalam cgs adalah gram. Massa jenis adalah kerapatan suatu zat
Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan volume. Massa jenis adalah massa
benda per satuan volume, lambang massa jenis adalah rho (ρ). Massa jenis
merupakan hasil bagi antara massa dengan volume. Nilai massa jenis suatu zat
adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat, tetapi tergantung
pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang sejenis selalu mempunyai masssa jenis
yang sama (Kondo, 1982).
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui
kerapatan zat. Pada volume yang sama,semakin rapat zatnya, semakin besar
massanya. Sebaliknya makin renggang, makin kecil massa suatu benda. Pada
massa yang sama, semakin rapat zatnya, semakin kecil volumenya. Sebaliknya,
semakin renggang kerapatannya semakin besar volumenya (Bredthauer, 1993).
Konsep massa jenis sering digunakan untuk dapat menentukan dengan tepat
jenis suatu zat (benda) apa yang sesuai dengan kebutuhannya, misalnya dalam
industri pesawat terbang, dibutuhkan suatu zat (bahan) yang kuat tetapi ringan,
maka digunakan aluminium sebagai badan pesawat, karena aluminium lebih ringan
massanya daripada besi (Hidayat, 1979).
Sebagai contoh massa 1 liter air pada suhu 4oC adalah 1 kg. Jika volume
air tersebut 2 liter , massanya pasti 2 kg, demikian seterusnya. Nilai suatu
benda atau suatu zat adalah tetap, tidak bergantung pada massa dan volume
zat. Karena menurut SI satuan massa zat adalah kg dan satuan volume adalah m3,
satuan massa jenis zat (ρ) adalah kg/m3. Selain itu, massa jenis zat juga sering
dinyatakan dengan satuan gram/cm3 (Hidayat, 1979).
Secara umum, desnsitas bahan tergantung pada faktor lingkungan seperti
suhu dan tekanan. Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per meter kubik (1
kg/m³). Dalam satuan gcs adalah gram per centimeter kubik (1 g/cm³) yang juga
sering digunakan. Faktor konversi
Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya berbeda
dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki
kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya
atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari permukaan bumi,
kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin dalam
kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias kerapatan dari suatu fluida homogen
dapat bergantung pada factor lingkungan seperti temperature (suhu) dan
tekanan.(Young, hough D. 2002)
.Selain massa jenis, dikenal pula berat jenis. Berat jenis adalah berat benda
(w) tiap satuan volume (V). Berattermasuk besaran Vektor (memiliki nilai dan
arah). berat merupakan ukuran besarnya gaya tarik bumi terhadap suatu benda.
Besarnya tergantung dari besarnya percepatan gravitasi dimana benda itu berada..
Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah N/m³.
𝑊
Bj = 𝑉
Dimana :
Bj = Berat jenis ((N/m³)
W = Berat benda (N)
V = Volume (cm³)
berat benda dengan nilai w=massa x percepatan gravitasi berat jenis dapat
dilambangkan dengan S. (Daniel dan alberty, 1980)
Archimedes(287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani kuno menemukan cara
dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Penmuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena
adanya gaya apung(bouyant force) dari zat cair dan setelah diukur ternyata
sebanding dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada
tiap-tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida. Tekanan
tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam(Halliday, 1978).
Ketika kita menimbang batu dalam air berat batu yang terukur pada
timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan ketika menımbang batu di
udara(tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada tımbangan kecil karena ada
gaya apung yang menekan batu ke atasS Efek yang sama akan terasa lebih ringan
1ika diangkat dalam air Hal 1ni bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang
diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil tetapi karena adanya gaya
apung Arah gaya apung ke atas, dengan kata lain searah dengan gaya angkat yang
kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di
dalam air terasa lebih ringan(Tipler.P2001)
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman
yang berbeda Tekanan fuida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam
fluida(zat cair)semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda
dimasukkan dalam fuida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada
bagian atas benda dan tekanan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak
pada bagian bawah benda memilıki tekanan yanglebih besar daripada fluida yang
berada dibagian atas benda( Giancollı,1989).
Gambar
Yang artinya :
3.1 Alat
Nama Alat Gambar Alat
Penggaris
Jangka Sorong
Mikrometer
Skrup
Gelas Ukur
Piknometer
Neraca Digital
Botol Semprot
Gelas Kimia
Tongkat
Pengaduk
Spatula
3.2 Bahan
1. Macam-macam benda beraturan ( Balok, Tabung)
2. Macam-macam benda tak beraturan (segitiga)
3. Aquadest
4. Natrium bikarbonat
5. Tipol
6. Variasi (Nutrisari)
3.3 Diagram Alir Cara Kerja
Ditutup semua kaca dan baca skala yang tertera pada display layar
2. Penggunaan penggaris
Dimasukkan benda yang akan diukur kedalam gelas ukur yang berisi
aquadest
b. Sample Nutrisari
Dibersihkan ruang ukur tetapnya dan ruang ukur gerak menggunakan tisu
Diputar bahan timbal secara perlahan sampai ruang ukur tetap dan saling
berentuhan
Diputar gigi putar 2-3kali sampai bunyi klik
Dipastikan titik nol pada skala nonius sejajar dengan garis lurus di skala
utama
b. Tahap penggunaan micrometer sekrup
Digeser rahang gerak ke kiri sampai benda tersebut benar benar terjepit
d. Tabung
Benda Diameter Tinggi Massa Volume Densitas
(cm) (cm) (gr) (cm³) (gr/cm³)
Logam 1 1,9 3,9 34,925 22,104 1,580
Logam 2 2 3,9 98,430 24,492 4,0188
Logam 3 1 3,9 7,658 6,123 1,2506
Kayu 1 2 3,9 11,987 24,492 0,4894
Kayu 2 2 3,9 12,981 24,492 0,530
• Jangka Sorong
a. Balok
Benda Panjang Lebar Tinggi Massa Volume Densitas
(cm) (cm) (cm) (gr) (cm³) (gr/cm³)
Kayu 1 3,81 1,615 2,8 18,369 17,228 1,0662
Kayu 2 3,81 1,745 2,875 10,749 19,114 0,5623
Logam 1 3,765 1,81 2,605 64,394 17,752 3,6274
b. Tabung
Benda Diameter Tinggi Massa Volume Densitas
(cm) (cm) (gr) (cm³) (gr/cm³)
Logam 1 1,805 3,6 34,925 20,403 1,7117
Logam 2 1,9 3,81 98,430 22,730 4,3304
Logam 3 0,74 3,74 7,65 8,690 0,8812
Kayu 1 1,85 3,825 11,987 22,219 0,5394
Kayu 2 2,05 3,93 12,981 25,297 0,5131
• Mikrometer Skrup
a. Balok
Benda Panjang Lebar Tinggi Massa Volume Densitas
(mm) (mm) (mm) (gr) (cm³) (gr/cm³)
Kayu 1 39,36 17,23 29,19 18,369 19,794 0,9279
Kayu 2 39,23 18,28 30,203 10,749 21,7217 0,4948
Logam 1 39,85 19,49 29,18 64,394 22,322 2,8847
b. Tabung
Benda Diameter Tinggi Massa Volume Densitas
(mm) (mm) (gr) (cm³) (gr/cm³)
Logam 1 19,02 39,20 34,925 23,4113 1,4918
Logam 2 19,45 39,18 98,430 23,9284 4,1135
Logam 3 9,25 4,04 7,628 1,1734 6,5263
Kayu 1 19,28 40,07 11,987 24,2580 0,4941
Kayu 2 20,21 41,44 12,981 26,2976 0,4936
• Segitiga takberaturan
Benda Volume Volume Volume Massa (kg) Densitas
Awal (ml) Akhir ( ml) Benda (ml) (gr/cm³)
Kayu 1 200 203 3 3,982 1,327
Logam 1 200 205 5 9,640 1,928
Logam 2 200 207 7 20,598 2,945
• Piknometer
Zat cair Massa Massa Massa Volume Densitas
Larutan(gr) Kosong(gr) Akhir(grr) (ml)
Nutrisari 49,104 20,704 29,600 30 0,986
NaHCO3 51,827 20,704 31,123 30 1,037
Tipol 47,00 20,704 26,296 30 0,8765
Aquadest 46,140 20,704 25,476 30 0,8479
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan dua cara pengukuran yaitu pengukuran secara
langsung (benda padat beraturan) dan pengukuran secara tak langsung (benda padat
tak beraturan) Pengukuran langsung pada praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan alat ukur panjang dan massa. Untuk alat ukur panjang digunakan alat
ukur seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Sedangkan untuk alat
ukur massa digunakan alat ukur neraca digital.
Pada pengukuran panjang digunakan balok dan tabung sebagai objek yang
akan diukur.Pada pengukuran tersebut terjadi perbedaan hasil ukur antara alat ukur
satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya
:
1. Faktor alat ukur
2. Faktor benda yang diukur
3. Faktor pengamat
4. Faktor lingkungan
d. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan di sebelah kiri angka bukan
nol tidaktermasuk angka penting. Contoh: 0,00045 mempunyai 2 angka
penting.
e. Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan
nol adalah angka penting. Contoh: 28,00 mempunyai 4 angka penting;
0,004200 mempunyai 4 angka penting.
f. Semua angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka penting.
Selain dikarenakan perbedaan ketelitiaan suatu alat ukur satu dengan yang
lainnya, terdapat faktor lain dari alat ukur yang dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran, yaitu tidak dilakukannya kalibrasi. Kalibrasi ini sangat diperlukan,
disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-
sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan,
pengambangan dan sebagainya.
Kemudian hal yang penting namun sering dilupakan adalah memastikan
agar alat ukur yang digunakan sudah bersih, karena bisa saja alat ukur yang kotor
mempengaruhi nilai ukur yang dihasilkan, khususnya untuk mikrometer sekrup
yang memiliki ketelitian tertinggi, yang mana benda sekecil apa pun yang
menempel pasti akan sangat mempengaruhi hasil dari nilai ukur suatu pengukuran
3. Faktor pengamat
Faktor pengamat merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi
dalam suatu pengukuran, karena bagaimanapun presisinya alat ukur dan
kestabilannya benda yang diukur tetap masih ada penyimpangan dalam
pengukuran. Seorang yang melakukan pengukuran diperlukan keterampilan
mengenai penggunaan alat ukur tersebut, selain itu manusia memiliki sifat-sifat dan
keterbatasan tersendiri. Sulit diperoleh hasil yang sama dari dua orang yang
melakukan pengukuran walaupun kondisi alat ukur, benda ukur dan situasi
pengukurannya dianggap sama. Kesalahan pengukuran dari faktor manusia ini
dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :
Pada percobaan massa jenis kali ini digunakan zat padat beraturan berupa
balok yang terbuat dari logam dan kayu serta tabung yang terbuat dari logam dan
kayu. Pada tabel hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa balok ataupun
tabung yang terbuat dari logam lebih besar massa jenisnya daripada balok atau
tabung yang terbuat dari kayu. Hal ini disebabkan karena massa jenis itu adalah
kerapatan massa (density). Massa pada logam itu lebih rapat daripada massa pada
kayu yang lebih renggang, sehingga dengan volume yang sama namun berbeda
nilai massanya akan sangat mempengaruhi nilai massa jenis suatu zat. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa jenis setiap
volumenya. Namun apabila volume logam ditambah maka bisa jadi massa jenis
logam lebih rendah daripada kayu. Hal ini dikarenakan massa jenis suatu benda
merupakan pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Pada percobaan massa jenis zat cair yang menggunakan bahan dari
aquadest, larutan Natrium bikarbonat, larutan nutrisari dan tipol didapatkan hasil
bahwa larutan Natrium bikarbonat yang paling besar nilai massa jenisnya dan
larutan nutrisari yang paling kecil nilai masaa jenisnya. Hal ini disebabkan oleh
kerapatan suatu larutan yang berbeda-beda. Kerapatan air adalah 1,00 g/ml pada
4°C. Sistem perhitungan untuk kerapatan larutan didasari pada nilai ini. Untuk
menghitung nilai kerapatan suatu larutan, umumnya larutan itu dibandingkan
dengan air. Hal ini memudahkan untuk melihat apakah suatu larutan akan
bercampur atau tidak, karena dua larutan dengan kerapatan yang sangat berbeda
biasanya tidak dapat bercampur. Pada faktanya setelah melakukan percobaan ini,
natrium bikarbonat atau soda kue memiliki kerapatan yang lebih rapat
dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain sehingga memiliki massa yang lebih
berat juga dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain. Hal ini sesuai dengan
definisi massa jenis yang menyatakan bahwa semakin besar massa suatu zat maka
nilai massa jenisnya pun semakin besar pula. Massa jenis larutan pada nutrisari
menunjukkan nilai paling kecil diantara larutan bahan-bahan yang lain, hal ini
disebabkan kerapatan massa larutan nutrisari paling renggang diantara kerapatan
massa bahan-bahan yang lainnya, sehingga walaupun dengan volume yang sama,
namun nutrisari memiliki massa yang lebih ringan yang mengakibatkan nilai massa
jenisnya paling rendah dibanding nilai massa jenis bahan-bahan yang lainnya.
dapat dilihat adanya perbedaan kerapatan antara hasil yang diperoleh
melalui praktek dan secara teori. Pada pengukuran densitas aquadest ,Natrium
Bikarbonat,Tipol,dan Nutrisari hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh dengan
teori,.Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pengukuran, piknometer yang
digunakan tidak dalam keadaan yang benar-benar kering sehingga yang terukur
bukan hanya bobot cairan yang akan dicari kerapatannya melainkan cairan lain
yang melengket di dalam dan luar piknometer. Selain itu, factor eksternal juga
berpengaruh besar, dalam hal ini yang menjadi factor eksternalnya adalah suhu.
Ada banyak Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis suatu zat
seperti temperatur,dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat
jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian
pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku
sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu
dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25 C (suhu kamar).Adapun massa
jenis jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga
menjadi lebih besar. Dan Volume zat juga berpengaruh.jika volume zat besar maka
berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana
ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat
mempengaruhi berat jenisnya.
Pada percobaan ini untuk menentukan massa suatu zat digunakan alat ukur
massa yang disebut neraca, jenis neraca yang digunakan adalah neraca analitik,
pada percobaan pengukuran massa menggunakan neraca analitik ini sangat
diperlukan kehati-hatian dalam proses pengukurannya, karena neraca analitik ini
sangatlah rentan dengan penyimpangan hasil nilai suatu pengukuran. Semakin
sering digunakan , neraca dapat menghasilkan hasil yang mulai tidak stabil. Selain
itu, seringkali seorang praktikan mengabaikan kebersihan neraca yang digunakan
yang menyebabkan neraca menjadi kotor dan secara tidak langsung dapat
mempengaruhi hasil penimbangan. Dalam penggunaan neraca analitik ini kita harus
memastikan bahwa angka yang muncul sudah benar-benar tidak ada lagi perubahan
di monitor neraca tersebut, karena seringkali kesalahan pada pengukuran
menggunakan neraca analitik ini adalah tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran
sehingga nilai yang muncul mengalami penyimpangan.
Breudthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physic Jilid I. Stuttgard: Erns Klett
Schubuchvelag
Hidayat, Bambang. 1979. Bumi dan Antariksa Jilid I dan II. Jakarta: Departement
Pendidikan dan Kebudayaan
Kondo. 1982. The New Book of Populer Science. New York: Broiler Int. Inc
Sears, F. W, dkk. 1985. Fisika untuk Universitas Jilid I. Bandung: Bina Cipta
Trippler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Erlangga
Lampiran A Contoh Perhitungan
1. Balok Kayu 2
a. Mistar/penggaris
Diketahui : ditanyakan: volume dan densitas?
panjang = 3,9 cm
lebar = 1,8 cm
tinggi = 3 cm
massa = 10,749 gram
b. Jangka sorong
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
panjang = 3,81 cm
lebar = 1,745 cm
tinggi = 2,875 cm
massa = 10,749 gram
c. Mikrometer sekrup
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
panjang = 39,36 mm = 3,936 cm
lebar = 18,28 mm = 1,828 cm
tinggi = 30,203 mm = 3,0203 cm
massa = 10,749 gram
2. Balok Logam 1
a. Mistar/Penggaris
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
panjang = 3,9 cm
lebar = 1,9 cm
tinggi = 2,9 cm
massa = 64,394 gram
64,394
𝜌= = 3,6274 gr/cm3
17,752
c. Mikrometer Sekrup
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
panjang = 3,985 cm
lebar = 1,949 cm
tinggi = 2,918 cm
massa = 64,394 gram
64,394
𝜌= = 2,8847 gr/cm3
22,322
3. Tabung Logam 2
a. Mistar/Penggaris
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
Diameter = 2 cm
Tinggi = 3,9 cm
Massa = 98,430 gram
1
Volume Tabung = 2 𝜋 𝑑 2 𝑡
Volume tabung = ½ x 3,14 x 22 x 3.9 = 24,492 cm3
𝑚
𝜌=
𝑣
98,430
𝜌= = 4,0188 gr/cm3
24,492
b. Jangka sorong
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
Diameter = 1,9 cm
Tinggi = 3,81 cm
Massa = 98,430 gram
4. Tabung Kayu 2
a. Mistar/Penggaris
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
Diameter = 2 cm
Tinggi = 3,9 cm
Massa = 12,981 gram
1
Volume Tabung = 2 𝜋 𝑑 2 𝑡
Volume tabung = ½ x 3,14 x 22 x 3.9 = 24,492 cm3
𝑚
𝜌=
𝑣
12,981
𝜌 = 24,492 = 0,530 gr/cm3
b. Jangka sorong
Diketahui : Ditanyakan: volume dan densitas?
Diameter = 2,05 cm
Tinggi = 3,93 cm
Massa = 12,981 gram