You are on page 1of 8

PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI

PROJEK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN


ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE
PRODUK BARANG DAN JASA
Disusun Oleh INDIRA SRI SHIMA
SMK PELAYARAN AKPELNI SEMARANG

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep dan pengertian tentang prototipe dan kemasan produk
2. Mengembangkan cara pembuatan desain dan kemasan produk
3. Menerapkan perencanaan desain dan kemasan produk

ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE BARANG DAN JASA

Setiap kegiatan produksi menghasilkan produk berupa barang atau jasa. Kegiatan produksi
menunjukkan cara atau teknik Adapun menciptakan produk merupakan atau menambah segala
sesuatu nilai guna yang barang/jasa dapat ditawarkan dengan menggunakan produsen untuk sumber-
sumber diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar guna memenuhi
kebutuhan.
Sebelum sebuah produk dipasarkan, ada tahapan yang harus dilalui secara benar dalam
kegiatan produksi. seorang wirausaha terlebih dahulu membuat perencanaan sebelum sebuah produk
diproduksi. Tentunya, setelah perencanaan, saatnya seorang wirausaha menentukan alur produksi,
mulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan, penyelesaian, pengawasan mutu, hingga
distribusi produknya. Dengan demikian, sebelum suatu proses produksi dijalankan, terlebih dahulu
harus dibuat diagram alur proses produksi. Mengapa? Berikut ini penjelasannya.

1. Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)


Sebelum proses produksi berjalan, harus dibuat terlebih dahulu diagram alur. Diagram
alur proses produksi ini harus dibuat secarajelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi
dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi pengetesan dan monitoring atas barang

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 1


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI
dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai
dengan rencana.
Monitoring selama proses produksi ini sangat bermanfaat agar dapat diketahui
kekurangan-kekurangan yang ada, seperti ada komponen yang kurang, ataupun barang yang
cacat. Dengan demikian, apabila ada barang yang cacat dapat segera diketahui untuk segera
ditindak lanjuti.
Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang
berbeda satu sama Iain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan, untuk produk
yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-
masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.

Diagram 1 Alur pada produksi konveksi.

Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi konveksi sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-
obatan (farmasi). Nanłun, meskipun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat pula berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet,
sedangkan yang lain berbentuk cair.

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 2


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI

Diagram 2 Alur perusahaan farmasi

2. Prosedur Pengawasan Mutu Produk


Hal yang sangat penting dalam proses kerja pembuatan prototipe, yaitu pengawasan
terhadap mutu produk barang dan jasa. Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik
produk atau jasa dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan, dan
keinginan konsumen. Seorang wirausaha tidak menghendaki produk barang yang nanti akan
dijualnya memiliki cacat atau kualitas yang rendah. Untuk itu, perlu dilakukan prosedur
pengawasan kualitas produk barang dan jasa.
Segala aspek termasuk pengertian dan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan mutu sangat penting dimiliki oleh perusahaan, baik untuk kepentingan internal maupun
eksternal. Dengan persepsi yang sama mengenai mutu, maka tujuan dan cita-cita mutu
perusahaan dapat dicapai dengan lebih cepat dan efisien.
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang
terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan
mutil adalah mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses dengan
tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan
baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 3


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI
dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai
dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004).
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, selayaknya meliputi pengetahuan hal-
hal berikut.
a. Kerusakan dan kualitas produk
Suatu barang dan jasa dibuat melalui sebuah proses. Proses pembuatan tersebut
disesuaikan dengan bentuk dan kualitas barang yang ingin dihasilkan, Untuk itu perlu dilakukan
pengawasan pada proses penibuatannya. Melalui proses prototyping, akan didapatkan hasil Yang
bisa dijadikan acuan untuk illbuatan produksi Yang sebenarnya. Jika masih ada cacat atau
kerusakan sehingga kualitas produk barang Yang dihasilkan rendah, maka produsen dapat segera
melakukan perbaikan-perbaikan,
b. Mencegah atau menghindarkan terjadinya kerusakan barang (produk)
Mencegah terjadinya kerusakan produk akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan
membuat produk bar-u. Untuk itu, harus diupayakan berbagai cara yang efektif agar kerusakan
dapat dicegah. Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana
saja, yaitu kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
c. Kendali mutu terpadu
Mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan
suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau
controlling atas mutu tentunya har-us dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk
bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan
pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutU. Hal ini memberi gambaran bahwa
manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation)
dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus
dikendalikan.

3. Jenis-Jenis Pengawasan Mutu Produk


Berkaitan denganjenis-jenis pengawasan mutu, menurut Prawirosentono (2004), terdapat
empatjenis pengawasan mutu produk, sebagai berikut.
a. Pengawasan Mutu Bahan Baku
Pengawasan mutu pada bahan baku berarti melakukan pengawasan terhadap bahan baku
yang digunakan apakah sudah sesuai dengan mutu yang direncanakan. Hal ini perlu diamati sejak

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 4


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI
rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, penyimpanan bahan baku di
gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
Pengawasan terhadap bahan baku sangat penting, karena mutu bahan baku sangat
memengaruhi hasil akhir dari produk yang dibuat. Bahan baku dengan mutu yang baik akan
menghasilkan produk baik. Dan, sebaliknya jika mutu bahan baku buruk akan menghasilkan
produk buruk. Untuk itu, pengawasan mutu bahan harus dilakukan sejak penerimaan bahan baku
di gudang, selama penyimpan, dan pada saat bahan baku akan dimasukkan dalam proses
produksi.
b. Pengawasan Proses Produksi
Pengawasan pada proses produksi dilakukan setelah bahan baku yang telah diterima
gudang, selanjutnya diproses untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja
peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut
dipantau dengan cara statistik agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. Sesuai
dengan diagram alir produksi dapat dibuat tahap-tahap pengendalian mutu sebelum proses
produksi berlangsung.
Pengendalian mutu selama proses produksi dilakukan dengan cara mengambil contoh
(sampel) selang waktu yang sama. Sampel tersebut dianalisis, bila tidak sesuai berarti proses
produksinya salah dan harus diperbaiki.
c. Pengawasan Produk Jadi
Pengawasan produk jadi harus direncanakan untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan mutu yang direncanakan atau tidak, Bila produk setengah jadi sesuai bentuk, ukuran dan
standar mutu yang direncanakan, maka produk-produk tersebut dapat digudangkan dan
dipasarkan (didistribusikan). Bila terdapat barang yang cacat, maka barang tersebut harus
dibuang atau da mesin perlu dikalibrasi kembali agar beroperasi secara akurat.
d. Pengawasan Pengepakan atau Kemasan
Hal yang juga penting dilakukan pengawasan, yaitu pada saat pengepakan atau
pengemasan. Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai
dengan mutu. Namun, ada pula produk yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus dalam hal
kemasan, misalnya sayuran, kelapa singkong, dan sebagainya. Akan tetapi, tetap harus memilih
alat angkut yang tepat agar produk sarnpai tujuan dengan mutu tetap prima.
Secara umum tujuan pengawasan mutu menurut Baedhowie dan Pranggonowati (2005),
sebagai berikut:

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 5


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI
1) Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan.
2) Biaya desain produk, biaya inspeksi dan biaya proses produksi berjalan secara efisien.
Dengan demikian, pelaksanaan pengendalian mutu dan kegiatan produksi harus
dilaksanakan secara terus-menerus untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan
dari rencana standar agar dapat segera diperbaiki.

4. Pemecahan Masalah Mutu dengan Statistik


Sudah sejak lama metode statistik digunakan untuk membantu perusahaan dalam masalah
tertentu yang kompleks. Meskipun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan
tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui bahwa dalam industri ternyata
statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan
kerusakan barang (defect prevention).
Adapun alasan perusahaan menggunakan metode statistik dalam pengawasan mutu,
sebagai berikut.
a) Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
b) Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan
(variasi atall deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran
tentang penyimpanganpenyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan
(deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Namun, mengingat proses
produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang, maka bisa terjadi kekeliruan
sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir
inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula
mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel
yang dianalisis. tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama
dalam hal data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat
memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk,
apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 6


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI

5. Alat Kendali Mutu


Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
a) Diagram pengendati mutu (quality control chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, kita dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar
produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini kita membuat
suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memeroleh gambar atau
diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect
Diagram (CED).
b) Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dikumpulkan secara statistik pada berbagai
tahap atau jenjang kegiatan, kita kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat
penyimpangan, kita akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang
menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan.
c) Peranan Komputer
Analisa prototipe pada suatu produk yang rumit biasanya akan lebih mudah dilakukan
oleh komputer. Apalagi bila perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang besar, maka
pengawasan dengan sistem komputer akan mempermudah pengendalian mutu. Namun, patut
kita ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang
penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.

Tugas Individu
Carilah informasi mengenai ketentuan-ketentuan tertentu metode statistik dalam
pemecahan masalah mutu! Kamu bisa mencarinya dari berbagai sumber termasuk media online.
Tulis dalam kertas folio.

Tugas Kelompok
Buatlah kelompok, masing-masing terdiri atas 4 siswa. Carilah artikel mengenai diagram
alur proses pembuatan prototipe di perusahaan jasa pelayaran. Buatlah perbandingan apakah ada

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 7


PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTIPE XI
perbedaan. Tugas ditulis dalam kertas folio. Diskusikan hasil yang kalian temukan. Presentasikan
di depan kelas.

Latihan Soal
1) Apa yang dimaksud dcngan diagram alur? Jelaskan!
2) Mengapa pcngawasan yang dilakukan pada saat proses produksi penting? Jelaskan!
3) Sebutkan hal-hal apa saja yang harus diketahui produsen dalam pengawasan bahan baku
produk!
4) Sebutkan jenis-jenis pengawasan produk!
5) Sebutkan alasan perusahaan menggunakan metode statistik dalam pengawasan mutu!

Rangkuman
1. Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada saat proses kegiatan desain produk, antara
lain memformulasikan hasil riset pasar, mempertimbangkan kemampuan fasilitas
perusahaan, membuat sketsa bentuk produk, dan membuat gambar kerja.
2. Gambar kerja terdiri dari gambar semua komponen produk lengkap dengan bentuk, dimensi
material, gambar susunan, spesifikasi yang memuat keterangan-keterangan yang tidak dapat
dibuat pada gambar, serta rincian biaya.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi prototyping, antara lain fungsi produk, standar dan
spesifikasi desain, tanggung jawab produk, harga dan volume, dan evaluasi prototipe.
4. Prototipe merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototipe ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi, maka prototipe diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
5. Jenis-jenis pengawasan mutu, menurut Prawirosentono (2004), yaitu pengawasan mutu
bahan baku pengawasan proses produksi, pengawasan produk jadi, pengawasan pengepakan
atau kemasan.
6. Secara umum tujuan pengawasan mutu menurut Baedhowie dan Pranggonowati (2005)
adalah sebagai berikut.
a. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
b. Biaya desain produk, biaya inspeksi dan biaya proses produksi berjalan secara efisien.
7. Adapun alasan perusahaan menggunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah
sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi
b. Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan
(variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran
tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.

SMK PELAYARAN “AKPELNI” | Indira Sri Shima | 8

You might also like