Professional Documents
Culture Documents
Makalah Adsorpsi
Makalah Adsorpsi
Disusun Oleh :
Muhammad Rio 121120127
Muhammad Erwin Cahyo Nugroho 121120134
Disusun Oleh :
Muhammad Rio 121120127
Muhammad Erwin Cahyo Nugroho 121120134
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Penelitian yang berjudul “Adsorpsi
Cu Menggunakan Cangkang Kerang dan Bekicot”.
Makalah seminar ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akademik di Program
Studi-S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Dengan selesainya makalah ini, tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Siswanti, ST, MT, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan saran hingga Penelitian ini selesai.
2. Ir. I Ketut Subawa, MT, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan saran hingga Penelitian ini selesai.
3. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
mahasiswa Teknik Kimia. Serta penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna perbaikan laporan penelitian ini selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Tinjauan Pustaka 2
1.3.1 Biodiesel2
1.3.2 Kemiri Sunan 5
1.3.3 Alkohol 8
1.3.4 Katalis. 8
1.3.5 Esterifikasi 9
1.3.6 Transesterifikasi10
1.4 Landasan Teori 11
1.5 Batasan Masalah 13
1.6 Hipotesis 13
BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN 14
2.1 Alat dan Bahan 14
2.2 Cara Kerja 15
2.2.1 Esterifikasi 15
2.2.2 Transesterifikasi15
2.2.3 Analisa Bahan Baku 16
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 17
3.1 Hasil Analisa Bahan Baku 17
3.2 Hasil Esterifikasi........................................................................................................... 17
3.3 Hasil Transesterifikasi...................................................................................................18
BAB 4 Kesimpulan..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerang merupakan salah satu hasil laut yang melimpah di Indonesia. Kerang
memiliki beberapa kegunaan, salah satunya adalah diolah sebagai makanan, sehingga
cangkang kerang yang merupakan bahan sisa produksi makanan dapat menimbulkan
limbah yang cukup banyak. Pemanfaatan cangkang kerang masih sedikit seperti
Kerang adalah salah satu hewan lunak (Mollusca) kelas Bivalvia atau
Pelecypoda. Secara umum bagian tubuh kerang dibagi menjadi lima, yaitu (1) kaki
(foot byssus),(2) kepala (head), (3) bagian alat pencernaan dan reproduksi (visceral
mass), (4)selaput (mantle) dan cangkang (shell). Pada bagian kepala terdapat organ-
organ syaraf sensorik dan mulut. Warna dan bentuk cangkang sangat bervariasi
tergantung pada jenis, habitat dan makanannya. Kerang biasanya simetri bilateral,
mempunyai sebuah mantel yang berupadaun telinga atau cuping dan cangkang
bekas melengkung yang disebut garis mantel. Fungsi dari permukaan luar mantel
adalah mensekresi zat organik cangkang dan menimbun kristal-kristal kalsit atau
makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena mengandung protein dan
lemak. Jenis kerang yang sering menjadi konsumsi masyarakat, yaitu kerang hijau
placenta).
vi
Bekicot termasuk dalam golongan mollusca, mempunyai tubuh lunak yang
dilindungi oleh cangkang yang keras. Bekicot berkembang biak dengan cepat, sumber
Karakteristik cangkang bekicot dengan kulit kerang baik secara fisik maupun
kimia relatif sama. Cangkang ini tersusun atas senyawa yang sama berupa kalsium
telah dilakukan Wiyarsi dan Erfan (2012) menggunakan serbuk kulit kerang sebagai
adsorben logam berat. Hasil yang diperoleh menunjukan penyerapan yang relatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Shinta Marito siregar
(2009) terhadap serbuk cangkang kerang yang hasilnya cukup baik menjerap logam
berat, pada penelitian ini ingin melihat potensi cangkang kerang dalam bentuk lain,
yaitu abu cangkang kerang sebagai adsorben alternatif yang ramah lingkungan, karena
abu cangkang kerang terdiri atas senyawa yaitu 7,88% SiO2, 1,25% Al2O3, 0,03%
Fe2O3, 66,70% CaO, dan 22,28% MgO (Shinta Marito Siregar, 2009).
cukup tinggi sehingga abu cangkang berpotensi sebagai adsorben. Kalsium oksida
merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan untuk dehydrator, pengering gas
dan pengikat CO2 pada cerobong asap. Kalsium oksida merupakan senyawa turunan
dari senyawa kalsium karbonat. Senyawa ini mampu mengikat air pada etanol karena
vii
bersifat sebagai dehydrator sehingga cocok digunakan sebagai adsorben
65,37. Tembaga dalam keadaan murni merupakan logam lunak dan lentur serta
berwarna kemereh-merahan. Logam ini memiliki titik leleh 1358 K dan titik didih
2840 K (Housecroft and Sharpe, 2005). Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar
kulit 3d yang terisi. Hal ini kurang umum dengan golongan alkali kecuali stoikiometri
formal dalam tingkat oksidasi +1 (Cotton and Wilkinson, 2009). Tembaga merupakan
unsur paling kurang reaktif pada deret pertama blok d. Tembaga merupakan satu-
satunya unsur dalam deret pertama blok d yang stabil dalam keadaan oksidasi +1
terkandung dalam bebatuan. Polusi yang disebabkan oleh logam tembaga berasal dari
zat yang esensial bagi metabolisme hewan, tetapi kandungan yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan dan penyakit pada otak, kulit, hati, pankreas, miokardium
(Vijayaraghavan et al., 2006), gangguan pada usus, kerusakan ginjal, dan anemia (Al-
Rub et al., 2006). Selain itu, dapat menyebabkan keracunan, seperti muntah, kejang,
merupakan senyawa yang tidak berbau, memiliki titik lebur 150°C, memiliki
kelarutan dalam air sebesar 22,37% pada temperatur 0°C dan 117,95% pada
temperatur 100°C, larut dalam metanol, gliserol, dan sedikit larut dalam etanol.
viii
Senyawa CuSO4.5H2O dengan segiempat planar [Cu(H2O)4]2+ dengan dua sulfat atom
keadaan kristal, struktur ini mengandung satu kumpulan ikatan hidrogen yang
bergabung dengan molekul H2O yang tak terkoordinasi. Pentahidrat kehilangan air
(Housecroft and Sharpe, 2005). Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang
tidak berbahaya dalam proses penyerapannya melalui kulit yang luka, tetapi jika
senyawa ini masuk ke dalam tubuh melalui oral dapat mengakibatkan keracunan
jenis abu cangkang. (kerang darah, kerang simping, kerang hijau, dan
bekicot)
Cangkang kerang darah memiliki belahan yang sama melekat satu sama lain
pada batas cangkang. Rusuk pada kedua belahan cangkangnya sangat menonjol.
ix
Cangkang berukuran sedikit lebih panjang dibanding tingginya tonjolan (umbone).
Setiap belahan Cangkang memiliki 19-23 rusuk. Dibanding kerang hijau, laju
pertumbuhan kerang darah relatif lebih lambat. Laju pertumbuhan 0,098 mm/hari.
Untuk tumbuh sepanjang 4-5 mm, kerang darah memerlukan waktu sekitar 6 bulan.
Presentase daging terbesar dimiliki oleh A.granola, yaitu sebesar 24,3 %. Kerang
darah memijah sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus /
September. Hewan ini termasuk hewan berumah dua (diocis). Kematangan gonad
terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran panjang 18-20 mm dan berumur
kurang dari satu tahun. Adapun pemijahan mulai terjadi pada ukuran 20 mm. Kerang
berlumpur. Jenis kekerangan ini menghendaki kadar garam antara 13-28 g/kg,
Kerang hijau hidup di laut tropis seperti Indonesia, terutama di perairan pantai
danmelekatkan diri secara tetap pada benda-benda keras yang ada disekelilingnya.
Kerang ini tidak mati walaupun tidak terendam selama air laut surut. Kerang hijau
termasuk binatang lunak, mempunyai dua cangkang yang simetris, kakinya berbentuk
Habitat kerang hijau belum diketahui secara merata di perairan Indonesia, namun
dapat dicatat karakteristik perairan yang sesuai bagi budidaya kerang hijau antara lain
suhu perairan berkisar antara 27-37oC, pH air antara 3-4, arus air dan angin tidak
x
1.3.3 Kerang Simping (Placuna Placenta)
pane oyster termasuk dalam filum mollusca. Kerang simping memiliki 2 cangkang
yang bundar, halus, tipis, pipih, serta sedikit transparan. Diameter cangkang dari
spesies ini dapat mencapai 150 mm. Kerang simping mendiami zona litoral, hidup
diatas lumpus atau lumpur berpasir di teluk perairan dangkal (Allan, 1962). Kerang
ini dapat tumbuh secara optimal pada suhu 24,5-30 oC dengan pH 6,4-7,7 dan oksigen
Bekicot atau Achatina fulica adalah siput darat yang tergolong dalam suku
yang dilindungi oleh cangkang yang keras. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya
berkembang biak dengan cepat, sumber makanannya melimpah dan resisten terhadap
penyakit. Cangkang bekicot ini tersusun atas senyawa berupa kalsium karbonat yang
1.3.5 Adsorpsi
menjadi terserap dalam suatu permukaan bahan penyerap atau adsorben. Adsorpsi
diserap.
xi
c. Jumlah zat yang diserap tergantung temperatur, semakin jauh jarak anatara
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara
larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan
ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperature yang tinggi
akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin
besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada
yang disisihkan.
xii
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah sebagai berikut:
a. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang teradsorpsi.
Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan jumlah dari adsorben.
b. Jenis adsorbat
kemampuan tarik menarik terhadap molekul lain dibandingkan molekul yang tidak
d. Konsentrasi Adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak jumlah
e. Temperatur
xiii
f. pH
g. Kecepatan pengadukan
terlalulambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat pula, tetapi bila pengadukan
terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak, sehingga proses adsorpsi
kurang optimal.
h. Waktu Kontak
(Atkins, 1990).
Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada
oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skooget al., 2000). Metode ini sangat tepat
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan
xiv
dengan metode serapan atom, unsur-unsur dengan energi eksitasi rendah dapat juga
dianalisis dengan fotometri nyala, akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk
unsur-unsur dengan energi eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur
optimum pada panjang gelombang 400-800 nm, sedangkan SSA memiliki range ukur
proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa
metode fotometri nyala dan SSA merupakan komplementer satu sama lainnya.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel
tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan
banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel. Hubungan antara absorbansi
It = Io.e-(εbc), atau
Dimana:
xv
Io = intensitas sumber sinar
ε = absortivitas molar
b = panjang medium
A = absorbansi
a. Pengambilan Sampel
kerang dan bekicot yang diambil secara acak di Pasar Ikan Juwana.
pemisahan daging yang melekat pada cangkang lalu dicuci dan dikeringkan,
kemudian cangkang dipotong-potong atau dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil.
Cangkang yang sudah bersih dan kering, ditimbang kemudian dipanaskan pada
furnace dengan suhu 800 0C sampai berat konstan. Abu didinginkan dalam desikator
selama 30 menit kemudian ditimbang dan diayak yang lolos pada ayakan 200 mesh
c. Penentuan Daya Serap Abu cangkang Kerang dan Bekicot terhadap Cu.
xvi
Abu cangkang kerang dan bekicot masing-masing dimasukan kedalam
gelas beker sebanyak 0,5 g, kemudian ditambahkan larutan Cu 100 ppm sebanyak 20
ml. Campuran diaduk dan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring dengan kertas
saring whattman 42. Filtratnya dianalisis dengan Spektroskopis Serapan Atom untuk
mengetahui penjerapan logam Cu terbaik dari berbagai abu cangkang kerang dan
1.5 Hipotesis
penjerapan logam Cu, karena daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya.
2. Semakin rendah suhu operasi maka semakin lama waktu proses penjerapan
menurun.
9 g; dan 10 g.
4. Variasi larutan Cu 100 ppm sebanyak 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml, dan 30
ml.
xvii
BAB 2
PELAKSANAAN PENELITIAN
2.1.1 Bahan
2. CuSO4.5H2O padat
3. Air (H2O)
2.1.2 Alat
2. Furnace
4. Sendok
5. Gelas Beker
6. Stopwatch/Timer
7. Timbangan Analitik
8. pH meter
xviii
2.1.3 Rangkaian Alat
Bahan baku yang di gunakan dalam penelitian ini adalah limbah cangkang
kerang dan bekicot. Proses pembuatan abu cangkang di awali pencucian dan
xix
2.2.2 Pembuatan abu cangkang kerang dan bekicot
Cangkang kerang dan bekicot yang sudah bersih dan hancur ditimbang
kemudian dipanaskan pada furnace dengan suhu 800 oC selama 9 jam. Abu di
dinginkan dalam desikator selama 30 menit dan diayak yang lolos pada ayakan 200
mesh dan disimpan dalam desikator. Hasil ayakan di timbang. Menganalisis kadar
CaO yang terkandung dalam abu cangkang kerang dan bekicot. (G. Afranita, 2014).
Membuat larutan Cu dengan konsentrasi 100 ppm dari 0,25 gram padatan
2.2.4 Penentuan daya serap abu cangkang kerang dan bekicot terhadap
logam Cu
beker sebanyak 0,5 g, kemudian ditambahkan larutan Cu 100 ppm sebanyak 20 ml.
Campuran diaduk dan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring dengan kertas
(AAS).
xx
2.3 Bagan Cara Kerja
Bahan Baku
(Cangkang Kerang dan Bekicot)
Menganalisis filtrat
Filtrat dengan Spektroskopis
Serapan Atom
xxi
2.4 Analisis Hasil
Spectrophotometry (AAS).
Analisis filtrat yang terserap oleh abu cangkang kerang dan bekicot
BM Cu
CAO ¿ x 10 mg/l
BM CuSO 4 .5H 2O
kurva kalibrasi
C A -C A0
%= x 100 %
C A0
xxii
DAFTAR PUSTAKA
Kumiyati, Puspita A. L., dan Kunthi P. 2012. Pemanfaatan Karbon Aktif Arang Batubara
(KAAB) untuk Menurunkan Kadar Ion Logam Berat Cu2+ DAN Ag+ pada Limbah
Cair Industri. Jurnal Reaktor, Vol. 14 No. 1, April 2012, Hal. 51-60. Teknik
Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Maryam, S. 2006. Pengaruh Serbuk Cangkang Kerang Sebagai Filter Terhadap Sifat-Sifat
dari Mortar. Skripsi. FMIPA. USU
No, H.K. Lee, S.H, Park, N.Y dan Meyers, S.P. 2003. Comparison Of Phsycochemical
xxiii
JADWAL KEGIATAN
xxiv
No Penulis Adsorben Adsorbat Hasil
1. G.Afranita (2014) Abu cangkang Ion timah putih
Penyerapan yang optimal terjadi
kerang darah pada konsentrasi 30 mg/L dan
waktu 15 jam sebesar 66,53%.
2. Akhmad Anugerah Abu Cangkang Logam Luas permukaan adsorben yang
S,Iriany (2015) kerang bulu Kadmiun(II) Dan diaktivasi pada suhu 110 Co,500
Timbal (II) Co,dan 800 Co sebesar 725,543;
807,94; dan 803,822 m2/kg.Berat
jenis berbanding terbalik dengan
suhu aktivasi,nilai kadar air dan
abu sesuai dengan nilai SNI yang
di tetapkan.Adsorben yang
diaktivasi pada suhu 500 Co sesuai
dengan persamaan Isoterm
Freundlich.
3. Anggraini Cangkang Zat warna Kitosan sulfat dengan kadar abu
Puspitasari (2007) Bekicot Remazol Yellow 93,51% dapat menyerap larutan
FG6 Remazol Yellow FG 6 pada
kondisi optimum pH 4,
konsentrasi 20 ppm dan waktu
kontak 15 menit dengan daya
serap 0,64 mg/g. Adsorpsi kitosan
sulfat terhadap limbah zat warna
menunjukkan 84,5% zat warna
terserap dengan daya serap 0,41
mg/g dan desorpsi sebesar 73,2%.
4. Muqthadin Aqbar Karbon aktif Ion logam Nilai kapasitasadsorpsi adalah
(2013) Sekam Padi 5,26 mg/g dan mengikuti
persamaan orde dua semu dengan
nilai ketetapan laju (k2) 6,405 x
10-3 g.mg-1.menit-1. Energi
adsorpsi ion logam Cu2+ oleh
karbon aktif sekam padi yang
diiradiasi gelombang ultrasonik
yang diperoleh pada tahap I dan II
masing-masing adalah 13,478
kJ/mol dan 6,504 kJ/molsehingga
dikategorikan jenis adsorpsi
fisika.
xxv
JURNAL PENELITIAN
II. PENJERAPAN
1. Mencari penjerapan abu cangkang terbaik pada 2 gram dengan volume larutan
CuSO4 20 ml
xxvi
2. Mencari penjerapan terbaik dari variasi berat abu cangkang berdasar data yang
diperoleh sebelumnya dengan volume larutan CuSO4 20 ml
3. Mencari penjerapan terbaik dari variasi volume larutan CuSO4 dengan berat abu
cangkang berdasar data sebelumnya
xxvii
xxviii