You are on page 1of 12

LAPORAN PARASITOLOGI

PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN


HAPUSAN TEBAL DAN HAPUSAN TEPI

Oleh :
Luh Putu Hartadi 211310841

Anak Agung Ayu Eka Cahyani, S.Si., M.Kes

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2022
LAPORAN PEMBUATAN PREPARAT MALARIA
Judul : Pembuatan preparat malaria
Mahasiswa dapat membuat sediaan darah tipis dan darah tebal- Mahasiswa dapat melakukan
pewarnaan terhadap sediaan darah tipis dantebal dengan menggunakan cat giemsa 10 %.
Metode : Pembuatan Preparat Malaria
Sediaan darah tipis
Sediaan darah tebal
Prinsip :
a) Pembuatan sediaan tetes tebalDarah kapiler diambil secara aseptis lalu diteteskan 12
mikron pada kaca objek. Kemudian darah dibuat melingkar dari luar ke dalam1x1 cm.
Dibiarkan sampai mengering.
b) Pembuatan sediaan tetes tipisDarah kapiler diambil secara aseptis lalu diteteskan 6
mikron padakaca objek. Kemudian darah dihapuskan dengan kaca objek lain
hinggamembentuk seperti lidah kucing. Lalu dibiarkan hingga mengering.c)
Pewarnaan sediaan darah tetes tebal dan tipis dengan Giemsa 10 %Sediaan tetes tebal
dihemolisa dengan aquades selama 3 menit.Sediaan tetes tipis difiksasi dengan metanol p.a
selama 3 menit. Lalumasing-masing ditambahkan giemsa 10 % dan dibiarkan 30
menit.Kemudian dibilas dengan aquades. Sel eritrosit yang terinfeksi parasitmalaria dapat
terlihat kelainan morfologinya.
Alat Dan Bahan:
A. Alat
Objek glass
Buffer phosfat pH 6,85.
Alkohol 70%6.
Lancet
Kapas kering
Alkohol swab
Tissue
Label
Preparat malaria
Oil imersi
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH MALARIA

a. Jenis Sediaan Darah

Untuk membuat SD malaria dibuat 2 jenis SD, yaitu sediaan darah tebal

dan sediaan darah tipis.

Sediaan darah tebal

Terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang terhemolisis. Parasit

yang ada terkonsentrasi pada area yang lebih kecil sehingga akan lebih

cepat terlihat di bawah mikroskop.

Sediaan darah tipis

Terdiri dari satu lapisan sel darah merah yang tersebar dan digunakan

untuk membantu identifikasi parasit malaria setelah ditemukan dalam SD

tebal.

b. Pembuatan Sediaan Darah

1. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan menghadap

ke atas.

2. Pilih jari tengah atau jari manis (pada bayi usia 6-12 bulan darah

diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi <6 bulan darah diambil dari

tumit)

3. Bersihkan jari dengan kapas alkohol untuk menghilangkan kotoran

dan minyak yang menempel pada jari tersebut.

4. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul di ujung jari
Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku) secara cepat

dengan menggunakan lancet.

6. Tetes darah pertama yang keluar dibersihkan dengan kapas kering,

untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa alkohol.

7. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil object glass

bersih (pegang object glass di bagian tepinya). Posisi object glass

berada di bawah jari tersebut.

8. Teteskan 1 tetes kecil darah (+ 2μl) di bagian tengah object glass

untuk SD tipis. Selanjutnya 2-3 tetes kecil darah (+ 6μl) di bagian

ujung untuk SD tebal.

Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas.

10.Letakkan object glass yang berisi tetesan darah diatas meja atau

permukaan yang rata.

11. Untuk membuat SD tipis, ambil object glass baru (object glass kedua)

tetapi bukan cover glass. Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil
sampai darah tersebut menyebar sepanjang object glass.

1212.Dengan sudut 450 geser object glass tersebut dengan cepat ke arah

yang berlawanan dengan tetes darah tebal, sehingga didapatkan

sediaan hapus (seperti bentuk lidah).

13.Untuk SD tebal, ujung object glass kedua ditempelkan pada ke tiga

tetes darah tebal. Darah dibuat homogen dengan cara memutar ujung

object glass searah jarum jam, sehingga terbentuk bulatan dengan

diameter 1 cm.

14.Pemberian label/etiket pada bagian ujung object glass dekat sediaan

darah tebal, bisa menggunakan kertas label atau object glass frosted.

Pada label dituliskan KODE KABUPATEN/KOTA/KODE FASYANKES/

NOMER REGISTER/BULAN/TAHUN
15.Proses pengeringan SD harus dilakukan secara perlahan-lahan di

tempat yang datar. Tidak dianjurkan menggunakan lampu (termasuk

lampu mikroskop), hair dryer. Hal ini dapat menyebabkan SD menjadi

retak-retak sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Kipas angin

dapat digunakan untuk mengeringkan SD.

16.Selama proses pengeringan, SD harus dihindarkan dari gangguan

serangga (semut, lalat, kecoa dll), debu, panas, kelembaban yang

tinggi dan getaran.

17.Setelah kering, darah tersebut harus segera diwarnai. Pada keadaan

tidak memungkinkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam SD

harus sudah diwarnai.

A. Pembuatan Sediaan Tetes


Tetesan darah dilebarkan dari luar ke dalam dengan diameter + 1 cm menggunakan salahsatu
ujung kaca objek lain yang bersih
Dibiarkan sampai mengering.
B. Pembuatan Sediaan Tetes Tipis1.
Pada tepi tetesan darah, diletakkan tepi kaca objek lain yang bersih dengan membentuksudut
30 o – 40o
sehingga darah akan menyebar ditepi kaca objek lain tersebut.2.
Bila darah telah menyebar rata, maka kaca objek yang digunakan untuk membuat
apusandidorong perlahan membentuk apusan darah yang tipis dan rata dengan ujung
berbentuklidah.
Apusan darah dikeringkan
Kesalahan pada pembuatan sediaan darah

Kesalahan-kesalahan yang sering dijumpai pada pembuatan SD :

1. Jumlah darah yang digunakan terlalu banyak, sehingga warna SD

tebal menjadi gelap/terlalu biru. Parasit malaria pada SD tebal sulit


dilihat karena banyaknya sel darah putih. Demikian juga pada SD tipis,

bertumpuknya sel darah merah menyebabkan parasit sulit dilihat.

Jumlah darah yang digunakan terlalu sedikit, tidak memenuhi syarat

yang diperlukan untuk menyatakan bahwa SD tersebut negatif.

SD yang berlemak atau kotor dapat menyulitkan pemeriksaan. Selain

itu pada proses pewarnaan, sebagian SD tebal dapat terlepas.

Ujung object glass kedua yang bergerigi atau terlalu tajam akan

menyebabkan penyebaran SD tipis tidak rata dan ujungnya tidak

berbentuk lidah.
SD tebal yang terletak di ujung object glass, dapat menyulitkan

pemeriksaan karena posisi meja sediaan sudah maksimal (tidak dapat

digeser)

C. Pewarnaan Tetes Tebal dengan Giemsa 10%


1. Sediaan darah diletakkan di rak pewarnaan dan diatur jaraknya
2. Sediaan darah tebal diteteskan dengan aquades secara merata, dibiarkan sampai lisis ( +
3menit )
3. Aquades ditiriskan
4. Sediaan diteteskan dengan larutan Giemsa 10% secara merata, lalu dibiarkan 30 menit
5. Setelah 30 menit, warna Giemsa ditiriskan dan sediaan dibilas dengan aquades
6. Sediaan dibiarkan kering dalam suhu ruang
D. Pewarnaan Tetes Tipis dengan Menggunakan Giemsa 10%
Sediaan darah diletakkan di rak pewarnaan dan diatur jaraknya
Sediaan darah tipis diteteskan dengan methanol p.a secara merata, dibiarkan + 5 menit
Setelah 5 menit metanol ditiriskan
Sediaan diteteskan dengan larutan Giemsa 10% secara merata, lalu dibiarkan 30 menit
Setelah 30 menit, warna Giemsa ditiriskan dan sediaan dibilas dengan aquades
Sediaan dibiarkan kering dalam suhu ruang
Hasil Praktikum :
Sebelum pemeriksaan, dilakukan terlebih dahulu pengambilan sampel darah
tepi.Pengambilan sampel darah tepi dilakukan pada jari tengan dan jari manis tangan
kirikarena tangan kiri lebih sedikit bekerja dibandingkan tangan kanan.
Sebelum pengambilan darah, jari yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70% a
taudengan alkohol swab agar terbebas dari bakteri. Desinfeksi dilakukan
denganmengusap/memutar alkohol swab dari dalam ke luar secara searah. Hal ini bertujuan
agarkotoran yang sudah dibersihkan tidak kembali lagi kebagian yang sudah dibersihkan.Saat
pengambilan darah, jari ditekan agar terbendung pada bagian yang akanditusuk. Jari ditusuk
dengan lanset dengan bantuan autoclick dimana kedalaman penusukan disesuaikan dengan
jari pasien. Darah yang keluar pertama dihapuskan dengantissue. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir kontaminasi oleh alkohol. Darah berikutnyaditeteskan secara terpisah pada
kaca objek. Untuk sediaan darah tebal diteteskan 12mikron darah ( 3 tetes) sedangkan untuk
sediaan darah tipis diteteskan 6 mikron darah( 2 tetes).
Dalam Praktikum ini, pengambilan sampel darah tepi diambil dar pasien
CoratryShovariah (19 thn). Tetesan darah yang diambil kemudian dihapuskan menjadi
sediaanapus tebal dan apus tipis.Perbedaan sediaan apus tebal dan tipis :
Sediaan apus tebalLebih banyak membutuhkan darah. Jumlah selnya lebih banyak dalam
satu lapang pandang. Dalam sediaan ini, lebih mudah menginfeksi yang ringan.
Sediaan apus tipisLebih sedikit membutuhkan darah. Sediaan apus tipis yang baik
bentuknya sepertilidah. Dalam sediaan ini, morfologi parasit lebih jelas dan perubahan pada
eritrositdapat terlihat jelas.Kriteria Preparat yang baik:
Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih adatempat untuk
pemberian label
Penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke ekor
Ujung atau ekornya tidak membentuk kepala robek
Tidak berlubang-lubang karena bekas lemak masih ada diatas kaca objek
Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu
Tidak terlalu tebal atau tidak terlalu tipisSetelah itu apusan darah dikeringkan dalam kamar
bebas debu. Setelah keringsediaan segera diwarnai dengan Giemsa 10%. Prinsip pewarnaan
giemsa
adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang
dilarutkan didalam metanol.Pengecatan Giemsa dilakukan dengan menggunakan Giemsa
10% . Larutan inidapat dibuat dengan melarutkan 1 ml Giemsa dengan 9 ml Buffer Phosphat
pH 6,8.Sebaoknya larutan Buffer Phosphat yang digunakan dengan pH 7,2 agar
memperolehhasil pewarnaan yang baik.Sediaan darah tipis difiksasi dengan metanol p.a.
dengan cara diteteskan dandibiarkan 3 menit. Sedangkan sediaan darah tebal dihemolisis
dengan aquadest sampaiseluruh hemoglobin hilang ( 3 menit). Setelah itu sediaan ditetesi
dengan larutanGiemsa 10% sampai menutupi seluruh permukaan dan dibiarkan selama 30
menit.Sediaan darah dibilas dengan aquades yang mengalir sehingga larutan Giemsa
turutmengalir dengan air. Dengan demikian tidak ada sisa cat yang mengendap pada
sediaandarah. Sediaan darah tpis yang difiksasi dengan metanol p.a. bertujuan untuk
melekatkansel-sel darah dan mikroorganisme pada kaca objek, menon-aktifkan
mikroorganisme danmengawetkan mikroorganisme pada slide.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pewarnaan Giemsa adalah
Cover glass
Rak pewarnaan
Auto click
Beaker glass 50 mL
Pipet tetes
Pipet ukur 1 mL dan 10 mL
Ball pipet
Botol semprot
B. Bahan
Larutan warna Giemsa 10%
Aquadest
Metanol p.a
Dalam pengeringan sediaan darah tebal tidak boleh dipanasi karena tindakan inimenyebabkan
eritrosit susah dihemolisis pada proses pewarnaan.
Pewarnaan tidak boleh >24 jam setelah kering, karena jika terlalu lama didiamkaneritrosit
sukar dihemolisis saat pewarnaan.
Metanol tidak boleh menegnai sediaan tetes tebal karena akan membuat bagiantersebut
terfiksasi dan hasil pewarnaan tidak sesuai keinginan.
Hati-hati membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut tidak terfiksasi dantidak
menempel pada objek gelas
Sediaan darah tipis tidak boleh terkena aquades agar sel-sel darah tidak lisis.
4) Tuang larutan Giemsa 3% dari tepi hingga menutupi seluruh permukaan object glass.
Biarkan selama 45-60 menit.
5) Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan dari tepi object glass sampai larutan Giemsa
yang terbuang menjadi jernih. Angkat dan keringkan sediaan darah . Setelah kering, sediaan
darah siap diperiksa.

HASIL PRAKTIKUM
Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.
JakartaSinha. K . A. 2005. Malaria. A P H Publishing Corporation.Buku Panduan Blok 3.03.
2017. Gangguan Hematologi. Fakultas Kedokteran Universitas KristenDuta Wacana

You might also like